BAB III METODE PENELITIAN 3.1 POPULASI DAN SAMPEL 3.1.1 Populasi Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orangorang, benda-benda dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian (Suharyadi dan Purwanto, 2013: 12). Populasi dalam penelitian ini adalah staf auditor dari Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Yogyakarta, Semarang dan Solo yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. 3.1.2 Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian (Suharyadi dan Purwanto, 2013: 12). Jumlah pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan penyesuaian kebutuhan peneliti dengan kesediaan menerima kuesioner dari pihak KAP. 3.2 DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN 3.2.1 Data Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). 24
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yakni data berupa angka atau skor atas jawaban yang diberikan oleh responden berdasarkan kuesioner yang dibagikan oleh peneliti. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa kuesioner, yang diadopsi dari beberapa penelitian terdahulu dan akan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data untuk penelitian in dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner tertutup kepada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Yogyakarta, Solo dan Semarang. Penelitian dengan metode kuesioner ini membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan dengan jarak bulan Desember 2015 sampai Januari 2016. 3.3 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen) dengan dua variabel pemoderasi. Definisi operasional dari variabel-variabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 3.3.1 Variabel Dependen Variabel dependen dari penelitian ini adalah perilaku disfungsional audit. Perilaku disfungsional audit merupakan reaksi auditor terhadap lingkungan (Donelly et al., 2003). Beberapa perilaku yang termasuk dalam perilaku disfungsional audit yaitu penghentian prematur atas prosedur audit (premature sign-off), penyelesaikan pekerjaan tanpa 25
melaporkan waktu sesungguhnya yang digunakan (under reporting time), dan penggantian prosedur audit yang telah ditetapkan (altering or replacement of audit procedure). Variabel ini diukur menggunakan kuesioner atas penerimaan auditor terhadap berbagai bentuk perilaku disfungsional sebanyak 12 pernyataan yang diadopsi dari Donnelly et al., (2003). Skala pengukurannya menggunakan skala interval 5 poin mulai dari Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Netral (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5). Daftar pernyataan variabel perilaku disfungsional audit dapat dilihat pada lampiran 5. 3.3.2 Variabel Independen 1. Time Budget Pressure Time budget pressure menunjukkan keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran dan waktu yang telah disusun. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas audit merupakan komponen penting dalam penilaian kinerja auditor (Suryani, 2015). Variabel ini diteliti menggunakan kuesioner yang berisi 6 pernyataan yang diadopsi dari Dewi dan Wirasedana (2015). Skala pengukurannya menggunakan skala interval 5 poin mulai dari Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Netral (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5). Daftar pernyataan variabel time budget pressure dapat dilihat pada lampiran 5. 2. Komitmen Organisasi 26
Komitmen organisasi merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan berkelanjutan sehingga anggota organisasi dapat mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan (Luthans, 2006: 249). Komitmen organisasi diukur dengan 9 indikator pernyataan yang digunakan oleh Donelly et al (2003). Skala pengukurannya menggunakan skala interval 5 poin mulai dari Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Netral (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5). Daftar pernyataan variabel komitmen organisasi dapat dilihat pada lampiran 5. 3.3.3 Variabel Pemoderasi 1. Sifat Kepribadian Kepribadian merupakan suatu pola watak yang relatif permanen, dan sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus individualitas bagi perilaku seseorang (Feist dan Gregory, 2008: 5). Pengukuran dimensi kepribadian menggunakan 44 pernyataan yang diadaptasi dari penelitian Rustiarini (2013). Skala pengukurannya menggunakan skala interval 5 poin mulai dari Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Netral (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5). Daftar pernyataan variabel sifat kepribadian dapat dilihat pada lampiran 5. 2. Locus of Control 27
Locus of control merupakan karakteristik personalitas yang menggambarkan tingkat keyakinan seseorang tentang sejauh mana mereka dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya (Chairunnisa et al., 2014). Locus of control internal dan eksternal diukur menggunakan 16 pernyataan yang dikembangkan oleh Rustiarini (2013). Skala pengukurannya menggunakan skala interval 5 poin mulai dari Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Netral (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5). Daftar pernyataan variabel locus of control internal dan eksternal dapat dilihat pada lampiran 5. 3.4 TEKNIK ANALISIS DATA 3.4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19). 3.4.2 Uji Validitas Uji validitas digunakan dalam penelitian untuk mengetahui seberapa cermat suatu variabel dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item dikatakn valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor totalnya, hal ini menunjukkan adanya dukungan variabel tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Uji validitas penelitian ini menggunakan metode korelasi Pearson, yaitu dengan cara mengorelasikan 28
skor item dengan skor totalnya. Variabel dikatakan valid jika memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, sebaliknya variabel dikatakan tidak valid jika memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 (Priyatno, 2014: 51). 3.4.3 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur yang biasanya menggunakan kuesioner. Variabel dinyatakan reliabel jika memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,7 (Ghozali, 2013:48). 3.4.4 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Untuk mengetahui normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas yaitu dengan metode uji one sample Kolmogorov-Smirnov maupun dengan analisis grafik. Hasil penelitian menggunakan one sample Kologorov-Smirnov normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05, sedangkan untuk analisis grafik Histogram dan Normal Probability Plot yang memiliki dasar pengambilan keputusan: a. Jika data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola disribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data (titik-titik) menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogam tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi 29
normalitas (Priyatno, 2014: 94). 3.4.5 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah adanya korelasi antar variabel independen atau tidak. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel independennya. Peelitian ini menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) sebagai penilaian model regresi. Multikolinieritas tidak terjadi apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 dan Variance Inflation Factor kurang dari 10 (Priyatno, 2014: 99). 3.4.6 Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastitas. Model regresi yang baik adalah yang memiliki varian residual yang sama. Pengujian heteroskedasitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolute residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolute residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedasitas. Hasil dari uji heteroskedasitas dapat dilihat menggunakan grafik dengan dasar kriteria dalam pengambilan keputusan sebagai berikut: 30
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk sebuah pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedasitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2013:139). 3.4.6 Analisis Regresi Data dianalisis dengan menggunakan metode regresi uji nilai selisih mutlak. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan variabel pemoderasi untuk memperkuat atau memperlemah hubungan variabel bebas dan variabel terikat. Pada pengujian ini, nilai variabel bebas dan pemoderasi merupakan standardized score. Interaksi variabel bebas dan variabel pemoderasi diukur dengan nilai absolut perbedaan antara kedua variabel tersebut atau menggunakan nilai selisih mutlak (Ghozali, 2013: 235). Persamaan regresi adalah sebagai berikut: Y = α + β1ztbp + β2zko + β3abs[tbp-sk] + β4abs[tbp-lci] + β5abs[tbp- Lce] + β6 abs[ko-sk] + β7 abs[ko-lci]+ β8 abs[ko-lce]...(1) Keterangan : Y α : Perilaku Disfungsional Audit : Konstanta β1- β8 : Koefisien Regresi ZTbp : standardize Time Budget Pressure 31
ZKo abs[tbp-sk] : standardize Komitmen Organisasi : ZTbp Sk (nilai absolut perbedaan antara time budget pressure dan sifat kepribadian) abs[tbp-lci] : ZTbp - Lci (nilai absolut perbedaan antara time budget pressure dan locus of control internal) abs[tbp-lce] : ZTbp Lce (nilai absolut perbedaan antara time budget pressure dan locus of control eksternal) abs[ko-sk] : ZKo Sk (nilai absolut perbedaan antara komitmen organisasi dan sifat kepribadian) abs[ko-lci] : ZKo Lci (nilai absolut perbedaan antara komitmen organisasi dan locus of control internal) abs[ko-lce] : ZKo Lce (nilai absolut perbedaan antara komitmen organisasi dan locus of control eksternal) e : error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian 3.4.8 Uji Koefisien Determinasi (R²) Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013: 97). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel - variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel - variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 32
3.4.9 Uji Statistik F Uji F digunakan untuk menilai kelayakan model. Uji F dilakukan dengan melihat dari nilai F dan signifikansi. Nilai tersebut menunjukkan tingkat kesalahan yang ditanggung jika model tersebut dikatakan bagus. Semakin rendah nilai signifikansi menunjukkan bahwa model yang dibangun memiliki kemungkinan kesalahan yang rendah. 3.4.10 Uji Hipotesis (t) Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji statistik t. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi t > 0,05. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi 0,05. Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas signifikansi t < 0,05 (Ghozali, 2013: 99). 33