BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth

BAB I PENDAHULUAN. Bakpia Pathok 25 ingin menjadikan produknya sebagai market leader. bertahan dan memenangkan persaingan pasar yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia hiburan pada kehidupan sekarang sudah semakin maju, maka

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya persaingan kompetitif antar pengusaha dalam segala sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN. semakin ketat yang membuat berbagai rumah sakit berlomba-lomba dalam

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi pasar, salah satunya dalam jasa, untuk meningkatkan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Rahmi, 2012:1 ) (Rahman, 2005:1)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI LABORATORIUM DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA TESIS. Diajukan oleh:

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

BAB I PENDAHULUAN. korporasi, merupakan aset yang sangat berharga bagi pelaku industri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa. Bidang jasa ini melahirkan usaha-usaha baru yang terus maju dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler, 2000) Kotler et al (2002)

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

BAB II LANDASAN TEORI. melalui jasa atau produk yang dikonsumsi (Nasution, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya era globalisasi serta tersedianya arus informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Banyak negara-negara didunia menjadikan pariwisata sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan Customer Relationship Management atau manajemen hubungan

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kotller (2003;20)

BAB I PENDAHULUAN. Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi Indonesia. Seiring dengan perkembangan bisnis toko ritel,

BAB I PENDAHULUAN. dibuka tetapi dapat dilihat dari munculnya produk-produk baru dengan segala

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu bersaing dan harus memperhatikan kepuasaan konsumen. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan perubahan life style dalam kehidupan menjadi sesuatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tingkat kualitas pelayanan yang baik agar pelanggan merasa puas dengan

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. paling luas dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Selain memiliki keanekaragaman

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sumber : http//. Gambar 1.1Perbandingan Market Share Jasa Kurir Indonesia pada tahun 2010 dan 2011

BAB I PENDAHULUAN. waktu belakang ini, menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Produk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu unggul dalam persaingan tersebut. perguruan Tinggi khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sulit untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan penting umat manusia, karena kesehatan merupakan investasi yang tak ternilai harganya. Pelayanan kesehatan terbagi menjadi dua bagian besar yaitu pelayanan medik dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang ditetapkan (Azwar, 1996). Dua unsur penting dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan adalah tingkat kepuasan pelanggan sebagai pengguna jasa dan pemenuhan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Persaingan dalam industry jasa pelayanan kesehatan di Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Bandung semakin meningkat (Atmajaya,2010). Dengan semakin banyaknya pelayanan kesehatan yang muncul menyebabkan konsumen menjadi lebih banyak pilihan dengan tuntunan mutu yang semakin beragam dan dinamis, oleh karena itu setiap pelayanan kesehatan dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan dari seluruh sumber daya yang ada, alat, sarana, prasarana, teknologi, metode, hasil analisa, dan yang paling penting adalah sumber daya manusianya. Perkembangan sektor teknologi yang pesat seiring meningkatnya harapan pelanggan telah banyak membawa dampak perubahan besar dalam dunia kesehatan, khususnya pada pelayanan yang dihasilkan dari peralatan-peralatan yang modern dan canggih serta kualitas pelayanan yang semakin meningkat, dengan demikian perkembangan sektor teknologi dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan merupakan faktor penting dalam hal meningkatkan kualitas suatu pelayanan kesehatan.

Berdasarkan fenomena diatas untuk menanggapi kebutuhan masyarakat akan pentingnya sarana dan prasarana kesehatan maka kualitas pelayanan dibidang kesehatan harus terus ditingkatkan oleh perusahaan yang menyediakan layanan jasa berupa laboratorium seperti halnya Laboratorium Klinik Prodia. Laboratorium Klinik Prodia adalah perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan (laboratorium) yang menyediakan layanan diagnosa yang terbaik, diwujudkan dalam mutu hasil pemeriksaan yang akurat, terpercaya, dan tepat guna. Pada saat ini persaingan akan bisnis laboraturium kesehatan sangat tinggi, terlihat tidak hanya laboraturium klinik prodia saja yang ada di kota Bandung namun juga banyak laboraturium lain serta rumah sakit yang juga menyediakan fasilitas laboratorim. Untuk menghadapi persaingan tersebut maka Laboratorium Prodia harus terus meningkatkan kualitas pelayanan untuk mencapai kepuasan konsumen. Untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan demi mencapai kepuasan konsumen dibutuhkan 3 hal yaitu: Service Excellence, Branded Service dan Care.Service Excellence mengedepankan kepuasan untuk memepertahankan pelanggan supaya tidak berpindah, tapi sayangnya dalam realita loyalitas berdasarkan kepuasan saja tidak terlalu kuat. Brand Service mengedepankan hubungan erat dengan pelanggan (strong customer relationship). Customer Relationship Management atau CRM banyak digunakan perusahaan di bidang service untuk bisa menangkap trend dan data kebutuhan pelanggan guna memberikan pelayanan yang lebih costomized. Care merupakan tahapan paling tinggi yang diberikan perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan, pada tahapan inilah customer akan bisa berubah dari sekedar repeat buyer menjadi brand advocate, ini tidak hanya loyal membeli atau menggunakan service dari perusahaan tersebut namun juga menyebarkan word-of-mouth kepada pelanggan lainnya. (Sokarno, Marketeers Januari 2012). Pada acara Marketeer Dinner Seminar tanggal 27 Oktober 2011, Laboratorium Klinik Prodia memenangkan Bandung service excellence Award 2011 yang juga dimuat di Majalah Marketeer Edisi 12, dan pada tahun 2012 kembali penghargaan tersebut di raih oleh Prodia. Target Laboratorium Klinik

Prodia untuk kualitas pelayanan pada konsumen pada saat itu adalah sebasar 75%, namun berdasarkan hasil observasi kualitas pelayanan seperti tempat parkir masih kurang, terbukti masih banyak pasien yang parkir dipinggir jalan pada saat berkunjung ke Laboratorium Klinik Prodia, padahal tempat parkir merupakan bentuk nyata dari kualitas pelayanan yang secara langsung bisa dinilai oleh konsumen dengan kasat mata. Untuk itu penulis melakukan survey awal berupa uji coba kepada 35 responden yang berkunjung ke laboratorium, dari hasil yang telah diolah didapatkan data sebagai berikut : Tabel 1.1 Perolehan data kualitas pelayanan di Laboratorium Klinik Prodia No Pernyataan Skor 1 Hasil yang diberikan akurat 84,57 2 Hasil pemeriksaan yang diberikan tepat waktu 80,00 3 Jenis pemeriksaan yang disediakan lengkap 80,00 Jumlah Keandalan (Reliability) 81,52 4 Proses pelayanan cepat 80,00 5 Hasil pemeriksaan Laboratorium yang cepat 80,00 6 Cepat tanggap terhadap keluhan 78,86 Jumlah Daya Tanggap (Responsiveness) 79,62 7 Peralatan canggih 82,29 8 Petugas terampil dalam pengambilan darah 78,29 9 Petugas mampu menjelaskan informasi dengan baik 79,43 Jumlah Jaminan (Assurance) 80,00 10 Petugas mampu memahami kebutuhan pelanggan 77,14 11 Petugas ramah 76,57 12 Petugas proaktif dalam melayani 72,00 Jumlah Empati (Empathy) 75,24 13 Fasilitas Tempat Parkir yang disediakan luas 72,57 14 Ruangan yang disediakan nyaman 80,00 15 Lokasi strategis dan mudah di jangkau 80,00 Jumlah Berwujud (Tengibles) 77,52 Sumber : Data yang telah diolah

Berdasarkan data diatas bila mengikuti Target Kualitas Pelayanan yang ditetapkan di tahun 2012 yaitu 75%, terbukti bahwa tempat parkir dan keproaktifan petugas masih berada dibawah target yang diharapkan oleh Laboratorium Klinik Prodia. Pada tahun 2013 ini Laboratorium Klinik Prodia akan meningkatkan kualitas layanan untuk memberikan yang lebih baik lagi terhadap pelanggannya, untuk itu target kualitas pelayanan dinaikkan menjadi 80%, jika dilihat dari data diatas maka terjadi peningkatan kualitas pelayanan yang masih dibawah target, yaitu selain tempat parkir dan keproaktifan petugas juga pada cepat tanggap terhadap keluhan,terampil dalam pengambilan darah, kemampuan menjelaskan informasi dengan baik, mampu memahami kebutuhan pelanggan, serta keramahan petugas. Hal tersebut menujukan masih ada dari beberapa konsumen yang merasa kurang puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan Laboratorium Klinik Prodia, padahal kepuasan konsumen merupakan tujuan dari perusahaan. Dengan meningkatnya kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, memaksimalkan dampak pelayanan terhadap peningkatan pasar. Penelitian ini mengamati kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen di Laboratorium Klinik Prodia Bandung. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian konsumen tentang kualitas pelayanan serta kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Oleh karena itu Laboratorium Klinik Prodia dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan dan kepuasan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan (dapat dilihat teori dari Kotler, menurut Kotler (2005:49) mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang bersifat tersirat.) agar kepuasan pelanggan meningkat (dapat dilihat teori dari Kotler, menurut Kotler (1994) yang dikutip oleh Tjiptono (2005:147) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat konerja atau hasil yang dia rasakan dibendingkan dengan harapannya).

Untuk memenuhi hal tersebut perlu diketahui dimensi kualitas apa saja yang mempengaruhi kepuasan konsumen di Laboratorium Klinik Prodia Bandung. Menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman dimensi kualitas yang dimaksud adalah reliability (keterandalan), responsiveness (cepat tanggap), assurance (jaminan), empathy (empati) dan tengible (nyata). Untuk dapat menentukan kebijakan pelayanan mana yang tepat maka diperlukan kajian tentang dimensi kualitas pelayanan kepada pasien di Laboratorium Klinik Prodia. Permasalahannya adalah apakah ada hubungan variabel reliability (keterandalan), responsiveness (cepat tanggap), assurance (jaminan), empathy (empati) dan tengible (nyata) terhadap kepuasan pasien. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang hasilnya dituangkan dalam bentuk Skripsi yang berjudul : HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI LABORATORIUMKLINIK PRODIA BANDUNG. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas, yaitu: 1. Bagaimana Kualitas Pelayanan Menurut Konsumen Laboratorium Klinik Prodia Bandung? 2. Bagaimana Kepuasan Konsumen di Laboratorium Klinik Prodia Bandung? 3. Apakah terdapat Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Konsumen di Laboratorium Klinik Prodia Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk menganalisis kualitas pelayanan menurut persepsi konsumen Laboratorium Klinik Prodia Bandung.

2. Untuk menganalisis kepuasan konsumen di Laboratorium Klinik Prodia Bandung. 3. Untuk menganalisis hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen di Laboratorium Klinik Prodia Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat atau kegunaan sebagai berikut : 1. Bagi penulis, menambah dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan mengenai hubungan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada perusahaan yang diteliti. 2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat dalam mengembangkan dan memajukan perusahaan. 3. Bagi pihak lain sebagai sumber informasi dan titik tolak bagi penelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka Pemikiran Kualitas pelayanan adalah faktor terpenting dalam perusahaan karena kualitas yang baik akan membuat konsumen merasa puas yang pada akhirnya akan menjadi loyal terhadap perusahaan. Menurut informasi yang diperoleh dari Tjiptono (2001), kualitas pelayanan adalah sebagai berikut: Upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen. Sedangkan menurut Kotler (2005:49) mengungkapkan bahwa : Kualitas pelayanan adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang bersifat tersirat.

Lima penentu mutu jasa menurut Parasuraman, Zeithaml, Berry yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2007:123), kelimanya disajikan secara berturutturut berdasarkan tingkat kepentingannya: a. Keandalan (Reliabilitty) yaitu kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan secara meyakinkan dan akurat. b. Daya tanggap (Responsiveness) yaitu kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. c. Jaminan (Assurance) yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan. d. Empati (Empathy) yaitu ketersediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus pada masing-masing pelanggan. e. Berwujud (Tengibles) yaitu penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan dan bahan komunikasi. Kepuasan pelanggan merupakan suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dipenuhi. Menurut Kotler (1997:360) yang dikutip Tjiptono (2004:147) kepuasan konsumen adalah sebagai berikut : Tingkat keadaan perasaan seseorang yang merupakan hasil perbandingan antara penilaian kinerja atau hasil akhir produk dalam hubungannya dengan harapan pelanggan. Menurut Tse dan Wilton (1988) yang dikutip oleh Tjiptono (2004:146), pengertian dari kepuasan konsumen adalah sebagai berikut : Respon pelanggan terhadap evaluasi ketidak sesuaian yang dirasakan setelah pemakaiannya. Menurut Engle (1995) yang dikutip oleh Tjiptono (2005:146), pengertian kepuasan konsumen adalah sebagai berikut : Evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurangkurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan pelanggan.

Dalam definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan konsumen dapat diartikan sebagai perbedaan antara harapan sebelum pembelian dengan hasil yang dirasakan setelah pembelian. Tabel 1.2 Bagan kerangka pemikiran Perusahaan Kepuasan pelanggan Kualitas jasa Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima atau peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Kinerja di persepsi oleh konsumen, menurut Mowen dan Minor (2002:98) menemukan bahwa : Bukti yang kuat bahwa kinerja kualitas pelayanan aktual mepengaruhi kepuasan konsumen secara independen dari harapan, kelayakan, dan atribusi. Studi juga telah menemukan bahwa kinerja atau kualitas pelayanan yang dilihat secara langsung mepengaruhi customer satisfation or dissastifation (cs/ d) khususnya bila pelayanan itu ada dimana-mana dan sudah dievaluasi. Berdasarkan Mowen dan Minor (2002:98) maka, kepuasan pelanggan adalah evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan

konsumen, jika kualitas pelayanan baik, maka konsumen juga akan merasa puas, begitupun sebaliknya. Hal ini juga diperkuat oleh Salazar dalam Relationsihip Between Service Quality, Customer Satisfaction and Behavioural Intentions: Stody of The Hospitality Sector persepsi kualitas pelayanan berkontribusi lebih banyak untuk kepuasan konsumen daripada sebaliknya. Hasil ini menegaskan penelitian lain. tetapi perlu dicatat bahwa kepuasan juga memiliki pengaruh pada kualitas pelayanan. Hipotesis: Terdapat hubungan positif antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen. 1.6 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian analisis deskriptif, dimana metode penelitianan alisis deskriptif merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan, menyajikan, menganalisis data pada perusahaan yang diteliti sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Mohammad Nazir (2003:54), mendifinisikan metode deskriptif sebagai berikut: Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu penelitian ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perusahaan khususnya mengenai aspek-aspek yang sedang diteliti dan hubungan antar variable yang diteliti. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di Laboratorium Klinik Prodia Jalan Wastukencana Bandung Penelitian ini dilaksanakan terhitung pada Bulan September 2012 sampai dengan April 2013.