dengan konteks komunikasi yang harus dikuasai oleh pemakai bahasa Standar kompetensi berbicara kelas X semester 2 Sekolah Menengah Atas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bagi manusia normal, kegiatan berbicara merupakan suatu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kondisi masing-masing yang berbeda. Pada kondisi nyata

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kata yang sesuai yang terdapat pada KD menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nurul Zahrah Annisa, 2015

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan ukuran kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

MODEL PEMBELAJARAN PROSA DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IXA SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pengajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia menekankan pentingnya penguasaan empat

BAB 1 PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

BAB I. PENDAHULUAN. berlaku, baik secara lisan maupun tulis. (Depdiknas, 2008 : 16) Standar Isi Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2

BAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat tercermin dari hasil prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi yaitu bahasa. Bahasa memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan manusia lain. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Tarigan. bahasa tertentu sebagai alat komunikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Perancis kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan alat komunikasi dengan sesama manusia. Sementara bahasa

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRAMATISASI PADA SISWA KELAS X SMA YPI SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MALAKAH

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

Menulis Paragraf Induktif dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Quantum Writing

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

I. PENDAHULUAN. pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Simpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stella Talitha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS XI SMK PASUNDAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuli Yuliani Disfana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTRUKTIVISME DI SMA WARGA BAKTI

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan ini menjadi faktor pendukung dalam menyampaikan pikiran, gagasan, dan pendapat, baik secara lisan maupun secara tertulis, sesuai dengan konteks komunikasi yang harus dikuasai oleh pemakai bahasa Standar kompetensi berbicara kelas X semester 2 Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah mengungkapkan komentar terhadap informasi dari berbagai sumber. Akan tetapi, dalam kenyataannya setelah penulis melakukan observasi dan wawancara terhadap guru bahasa Indonesia kelas X ternyata kegiatan berkomentar atau mengungkapkan pendapat dirasakan kurang efektif dalam suatu pembelajaran. Mungkin disebabkan siswa kurang menguasai atau terbatasnya kosakata yang mereka miliki sehingga siswa kurang leluasa dalam menyampaikan pendapat ataupun komentar mereka terhadap apa yang telah mereka dengar. Permasalahan tersebut harus diperhatikan karena keterampilan berbicara sangat berperan penting dalam proses pembelajaran, baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

2 Keterampilan berbahasa yang penulis amati adalah keterampilan berbicara. Minat siswa dalam berbicara dirasakan masih kurang. Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan tersebut. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah kurangnya kosakata bahasa indonesia yang dimiliki siswa, kompetensi serta peran guru di sekolah, bahan pembelajaran yang dipilih, strategi atau metode yang digunakan dalam pembelajaran, serta sarana dan prasarana atau media yang digunakan untuk mendekatkan siswa pada materi yang diberikan. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 1981:15). Seperti telah kita ketahui bahwa dalam kegiatan menyimak, aktivitas diawali dengan mendengarkan dan diakhiri dengan memahami atau menanggapi apa yang di simak. Kegiatan berbicara tidak demikian, tetapi kegiatan berbicara diawali dari suatu pesan yang harus dimiliki pembicara yang akan disampaikan kepada penerima pesan agar penerima pesan dapat menerima atau memahami isi pesan itu. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan hubungan dan kerja sama dengan manusia lain. Hubungan dengan manusia lainnya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan persaan, menyampaikan suatu informasi, ide atau gagasan serta pendapat atau pikiran dengan suatu tujuan. Dalam menyampaikan pesan seseorang menggunakan media bahasa, dalam hal ini bahasa lisan. Seorang yang akan menyampaikan pesan tersebut mengharapkan agar penerima pesan dapat memahaminya. Pemberi pesan disebut juga pembicara dan penerima pesan disebut penyimak atau pendengar. Peristiwa

3 proses penyampaian pesan secara lisan seperti itu disebut berbicara Dengan rumusan lain dapat dikemukakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Para guru harus memiliki teknik, metode, media, dan strategi yang tepat untuk menarik ataupun memotivasi siswa agar proses belajar mengajar lebih menarik khususnya dalam keterampilan berbicara. Peneleiti mencoba menerapkan teknik Brainstorming (curah gagasan) untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Peningkatan keterampilan menulis deskripsi dengan Teknik Brainstorming dan revisi teman sebaya (peer editing) pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sentolo pada penelitian Fajriah (2011) hasil penelitian menunjukkan penggunaan teknik Brainstorming dan revisi teman sebaya (peer editing) mampu meningkatkan kualitas pembelajaran menulis deskripsi. Adanya perubahan positif dari siswa menjadikan pembelajaran menulis deskripsi lebih menarik, menyenangkan, meningkatkan semangat, motivasi, serta keaktifan siswa maupun guru dalam pembelajaran. Pembelajaran menulis deskripsi dengan teknik Brainstorming dan revisi teman sebaya (peer editing) dapat meningkatkan hasil keterampilan menulis deskripsi. Penulis menemukan hal yang sama pada penelitian Pratama (2006) tentang penerapan model futsal dalam pembelajaran berbicara pada siswa kelas 1 SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung tahun ajaran 2005/2006. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat bahwa pembelajaran keterampilan berbicara kelas 1 SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung

4 berlangsung lebih efektif dengan menggunakan penerapan model futsal. Hal tersebut dapat dilihat dari ratrata postes kelas kontrol sebesar 46,1 sedangkan kelas eksperimen sebesar 72.5. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penghitungan statistik di peroleh thitung 20,3 dan ttabel 2,00 pada tingkat kepercayaan 95% dengan db sebesar 60, hal ini berarti thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis yang diajukan oleh Rteza Pratama bahwa Pembelajaran berbicara akan lebih berhasil jika menggunakan model futsal sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam berbicara didepan kelas dibandingkan dengan teknik lainnya. Dengan kata lain, penggunaan model futsal efektif untuk pembelajaran kegiatan berbicara siswa pada kelas 1 SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran 2005/2006. Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya serta melalui berbagai pertimbangan, penulis memilih pembelajaran berbicara untuk diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menawarkan sebuah teknik yang diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran berbicara. Teknik yang digunakan adalah teknik Brainstorming (curah gagasan). Teknik Brainstorming merupakan suatu bentuk diskusi dalam menghimpun sebuah gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman. Diskusi merupakan gagasan dari seseorang yang ditanggapi oleh oranglain. Pada metode ini pendapat yang diucapkan tidak perlu untuk ditanggapi. Dalam hal ini, penggunaan teknik Brainstorming dapat menjadi alternatif yang mudah bagi siswa untuk melontarkan atau memberikan pendapat yang ingin mereka sampaikan, tanpa takut adanya kesalahan dalam berbicara.

5 Berdasarkan pernyataan di atas peneliti akan menggunakan metode Brainstorming (curah gagasan) di SMA Kelas X semester 2 yang telah disesuaikan dengan kurikulum SMA. Penelitian berjudul Penerapan Teknik Bainstorming (curah gagasan) pada Pembelajran Berbicara (Studi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Pasundan 3 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012 ). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1) Minat siswa dalam pembelajaran berbicara masih kurang. 2) Strategi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran berbicara masih kurang menarik sehingga membuat siswa kurang termotivasi. 3) Keterampilan berbicara harus dilatih kepada siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang menarik dan tepat. 1.3 Batasan Masalah Penulis membatasi luasnya permasalahan untuk memudahkan ruang lingkup yang akan dijadikan sasaran penelitian, pembatasan masalah adalah sebagai berikut ini. 1) Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik brainstorming (curah gagasan). 2) Objek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA Pasundan 3 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012.

6 3) Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan berikut ini. 1) Bagaimana kemampuan berbicara siswa kelas eksperimen sebelum (pra-tes) dan sesudah (pasca-tes) pembelajaran dengan menggunakan Teknik Brainstorming? 2) Bagaimana kemampuan berbicara siswa kelas pembanding sebelum (pra-tes) dan sesudah (pasca-tes) pembelajaran dengan menggunakan teknik Problem Solving? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan berbicara siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok pembanding? 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan tujuan-tujuan. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) mendeskripsikan kemampuan berbicara siswa kelas eksperimen sebelum (prates) dan sesudah (pasca-tes) pembelajaran menggunakan Teknik Brainstorming;

7 2) mendeskripsikan kemampuan berbicara siswa kelas pembanding sebelum (pra-tes) dan sesudah (pasca-tes) pembelajaran dengan menggunakan Teknik Problem Solving; 3) mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas eksperimen dalam berbicara dengan menggunakan Teknik Brainstorming dengan kemampuan siswa kelas pembanding dalam berbicara dengan menggunakan Teknik Problem Solving. 1.5.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuh hal-hal sebagai berikut ini. a) Bagi peneliti, penelitian ini menjadi sebuah pengalaman yang sangat berguna juga menjadi referensi dikemudian hari agar dapat mengembangkan suatu pembelajaran yang baik di sekolah. b) Bagi guru, tenik ini menjadi salah satu pilihan pembelajaran yang efektif dengan menggunakan teknik Brainstorming (curah gagasan) dalam pembelajaran berbicara. c) Bagi siswa, pembelajaran ini mampu meningkatkan keterampilan berbicara dan mampu menyampaikan suatu gagasan atau pendapatnya. 1.6 Anggapan dasar Berdasarkan Depdiknas (2004:45), asumsi dapat berupa teori, evidensievidensi dan pula pemikiran peneliti sendiri. Adapun asumsi tersebut harus

8 merupakan sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan lagi kebenarannya; sekurangkurangnya bagi masalah yang akan diteliti pada masa itu. Sehingga penulis menggunakan anggapan dasar sebagai berikut: Beberapa anggapan-angggapan dasar adalah sebagai berikut. a) Pembelajaran akan berhasil jika menggunakan metode atau teknik yang tepat. b) Teknik Brainstorming (curah gagasan) merupakan salah satu metode pembelajaran bahasa; c) Keterampilan berbicara memiliki peranan yang sangat penting dalam menyampaikan suatu pendapat atau gagasan. 1.7 Hipotesis Berdasarkan anggapan dasar di atas, peneliti merumuskan hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan Teknik Brainstorming dengan kemampuan siswa berbicara dengan menggunakan Teknik Problem Solving. 1.8 Definisi Operasional Istilah-istilah yang berkaitan dengan penelitian sekitanya perlu dipaparkan secara operasional. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pemahaman sekaligus menjelaskan sudut pandang terutama dalam kebutuhan penelitian. a) Teknik Brainstorming (curah gagasan) Teknik sumbang saran (brainstorming) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari

9 semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan teknik curah pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. b) Keterampilan Berbicara Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 1981:15). Begitu banyak pengertian tentang berbicara, namun dari pengertian yang disebutkan tersebut mengacu pada satu simpulan bahwa berbicara adalah kegiatan menyampaikan suatu pesan/informasi kepada orang lain dalam bentuk bahasa lisan.