Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI FISIOLOGI KERJA

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN KINERJA FISIOLOGI

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

TUGAS AKHIR. ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo)

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

Pengukuran Lingkungan Kerja Fisik dan Operator Untuk Menentukan Waktu Istirahat Kerja

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

L-1. PENGUMPULAN DATA SAMPLING PEKERJAAN Data Mentah Hari ke-1 Objek Penelitian 1 Shift Pagi L-1

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS OPERATOR DI STASIUN PENGGORENGAN PADA INDUSTRI KERUPUK

Program Studi Teknik Industri Universitas Bina Darma Jl.A Yani NO.12 Palembang. Abstrak

Kelelahan Kerja Pada Mutu Emping Mlinjo

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID05

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

. II. TINJAUAN PUSTAKA

SEJARAH & PERKEMBANGAN

EVALUASI BEBAN KERJA MANUAL (STUDI KASUS UD SUMBER MAKMUR MEDAN)

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

BAB I PENDAHULUAN. Kerja fisik (physical work) adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot

III. METODE PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH UMUR, KONSUMSI ROKOK DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP KELELAHAN FISIK

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

BAB I PENDAHULUAN. Denyut jantung normal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada

Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat Kelelahan Dan Pengukuran Beban Kerja Fisik Perawat RSUD Karanganyar

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

E = Konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kcal/menit). (E-5,0) = Habisnya cadangan energi (kcal/menit). Tw = Waktu kerja (menit).

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan aspek fisiologis lingkungan kerja, pekerjaan dan metode

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci. dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan. Cardiovasculair Load

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KARYAWAN STASIUN LOADING RAMP DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT USAHA AJAMU

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).

Penentuan Menu Makanan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kalori Buruh Pabrik Dengan Analisis Detak Jantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 8 orang. Kelompok I

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA

PENENTUAN MAXIMUM ACCEPTABLE WEIHGHT LIMIT (MAWL) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGI

Evaluasi Ergonomis Alat Angkut Cangkang Buah Sawit Berdasarkan Konsep Enase

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CVL DAN NASA-TLX DI PT. ABC

Jurnal Optimasi Sistem Industri. Pengukuran Beban Kerja Psikologis dan Fisiologis Pekerja di Industri Tekstil

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN VO 2Max PADA AMPUTEE MENGGUNAKAN PROSTHETIC TRANSFEMORAL ENERGI STORE MEKANISME 2 BAR DENGAN BUKAN AMPUTEE

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN NIOSH EQUATION

Definisi Energi pada makhluk hidup (manusia) mampu ditimbulkan dengan cara tanpa O2 (cepat) maupun dengan O2 (lama). Di lapangan pelatih sukar menguku

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

ANALISIS PENENTUAN WAKTU ISTIRAHAT PENDEK BERDASARKAN BEBAN KERJA FISIK DAN ASUPAN ENERGI PADA BAGIAN BALLING PRESS DI PT.

TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Toyota Business Practice (TBP)

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

Analisis Penentuan Waktu Istirahat Pendek Berdasarkan Beban Kerja Fisik Dan Asupan Energi

Transkripsi:

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 kcal energi. R = T(B S) B 0,3 Dimana : R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit(recoveery) T : Total waktu kerja dalam menit B : Kapasitas oksigen pada saat kerja (liter/menit) S : Kapasitas oksigen pada saat diam (liter/menit)

Konsumsi energi berdasarkan denyut jantung (heart rate)

Basal metabolisme - seringkali juga disebut sebagai "metabolisme dasar" - besar/kecilnya akan ditentukan oleh berat badan, tinggi dan/ atau jenis seks seseorang. Sebagai acuan dasar, metabolisme untuk : Laki-laki, dewasa, berat 70 Kg = 1,2 Kcal/menit atau sekitar 1.700 Kcal/24 jam. Wanita, dewasa, berat 60 Kg = 1.0 Kcal/menit atau sekitar 1.450 Kcal/24 jam.

Kepastian energi yang mampu dihasilkan oleh seseorang juga akan dipengaruhi oleh faktor usia. Di sini kapasitas maksimum seorang pekerja adalah pada usia antara 20-30 tahun (100 %). Dimana dengan meningkatnya usia, kemampuan tersebut juga akan menurun dengan prosentase sebagai berikut : Usia ( Tahun ) Prosentase Kemampuan ( % ) 20-30 100% 40 96% 50 90% 60 80% 65 75% 11/7/2013 APK & Ergonomi-Taufik Hidayanto 5

Jika denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja dan pemulihan, maka recovery (waktu pemulihan) untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja. Dalam keadaan yang ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup sehingga mengalami kelelahan yang kronis. Murrel membuat metode untuk menentukan waktu istirahat sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik : R T W S W 1,5 Dimana : R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recoveery) T : Total waktu kerja dalam menit W : Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam kkal/menit S : Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan dalam kkal/menit (biasanya 4 atau 5 Kkal/menit)

Contoh soal Dari suatu aktivitas kerja memerlukan energi ratarata sebesar 5.2 Kcall/menit selama periode waktu 1 jam. Standard beban kerja normal = 4 Kcal/menit akan memerlukan waktu istirahat sebesar :

PENYELESAIAN R T( K S) K 1.5 ( menit ) R 60(5.2 4.0) 5.2 1.5 72 3.7 19.45menit

Menentukan Waktu Standar Dengan Metode Fisiologis

Pengukuran fisiologi dapat dipergunakan untuk membandingkan cost energy pada suatu pekerjaan yang memenuhi waktu standar, dengan pekerjaan serupa yang tidak standard, tetapi perbandingan harus dibuat untuk orang yang sama. hasilnya mungkin beberapa orang yang memiliki performansi 150% hingga 160% menggunakan energi expenditure sama dengan orang yang performansinya hanya 110% sampai 115%. Waktu standar ditentukan untuk tugas, pekerjaan yang spesifik dan jelas definisinya. Dr. Lucien Brouha telah membuat tabel klasifikasi beban kerja dalam reaksi fisiologi, untuk menentukan berat ringannya suatu pekerjaan, seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel Jenis Pekerjaan Dengan Konsumsi Oksigen WORK LOAD OXYGEN CONSUMPTIO N (Liter/Minute) ENERGY EXPENDITURE (Calories/minute) HEART RATE DURING WORK (Beats per minute) Light 0.5 1.0 2.5 5.0 60 100 Moderate 1.0 1.5 5.0 7.5 100 125 Heavy 1.5 2.0 7.5 10.0 125 150 Very Heavy 2.0 2.5 10.0 12.5 150-175

Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja

Pengukuran denyut nadi selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan ElectroCardio Graph (ECG). Apabila tidak tersedia, maka dapat dicatat secara manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992).

Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yang didefinisikan oleh Grandjean (1993) : 1. Denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai. 2. Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja. 3. Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja.

Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan cardiac output dari istirahat sampai kerja maksimum. Manuaba & Vanwonterghem (1996) menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskular (cardiovascular load = % CVL ) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Denyut nadi maksimum = 220 umur (Astrand and Rodahl, 1977) Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi sebagai berikut - X 30 % = tidak terjadi kelelahan - 30 < X 60 % = diperlukan perbaikan - 60 < X 80 % = kerja dalam waktu singkat - 80 < X 100 % = diperlukan tindakan segera - X > 100 % = tidak diperbolehkan beraktivitas

Denyut jantung pada berbagai macam kondisi kerja dapat dilihat dengan grafik antara hubungan denyut jantung dengan waktu sebagai berikut : Gambar. Laju Detak Jantung

Contoh soal: Jika diketahui seseorang yang mempunyai detak jantung 60 detak/menit sama dengan membutuhkan energy expenditure 2,5 calories per minute. Maka, berapakah energy expenditure yang dibutuhkan oleh orang yang mempunyai detak jantung 77 detak/menit? Analisislah dengan menggunakan interpolasi!

42.5 = -100 + 40x 142.5 = 40x X = 3.56 Jadi, energy expenditure yang diperlukan adalah 3.56 calories per minute

FATIQUE

Fatique adalah suatu kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia sehingga tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari kerja pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi kecepatan kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi, atau kedua-duanya dari performansi optimum seorang operator.

Ralph M Barnes (1980) menggolongkan kelelahan ke dalam 3 golongan tergantung dari mana hal ini dilihat yaitu: 1. Merasa lelah 2. Kelelahan karena perubahan fisiologi dalam tubuh 3. Menurunkan kemampuan kerja.

Ketiga tersebut pada dasarnya berkesimpulan sama bahwa: kelelahan terjadi jika kemampuan otot telah berkurang dan lebih lanjut lagi mengalami puncaknya bila otot tersebut sudah tidak mampu lagi bergerak (kelelahan sempurna).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fatigue : 1. Besarnya tenaga yang diperlukan 2. Kecepatan 3. Cara dan sikap melakukan aktivitas 4. Jenis Olah Raga 5. Jenis Kelamin 6. Umur

Fatique dapat diukur dengan : Mengukur kecepatan denyut jantung dan pernapasan Mengukur tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang dipakai, jumlah CO2 yang dihasilkan, temperatur badan, komposisis kimia dalam urin dan darah Menggunakan alat uji kelelahan Riken Fatique.

CONTOH SOAL Laki-laki dengan umur 20 tahun mempunyai denyut istirahat sebesar 78 pulse/menit dan denyut kerja sebesar 85 pulse/menit. Berapa besar %CVL dari pekerjaan tersebut dan

PENYELESAIAN

Latihan soal: Seorang karyawan dengan umur 35 tahun mempunyai denyut istirahat sebesar 95 pulse/menit dan denyut kerja sebesar 135 pulse/menit. Berapa besar %CVL dari pekerjaan tersebut dan berikan rekomendasinya

Penyelesaian:

Latihan Soal Seorang karyawan dengan umur 36 tahun mempunyai denyut nadi istirahat sebesar 95 pulse/menit dan denyut nadi kerja sebesar 155 pulse/menit. Berapa besar %CVL dari pekerjaan tersebut dan berikan rekomendasi!

Modifikasi cara kerja pengangkatan beban secara konvensional (a) menuju ke cara kerja yang lebih ergonomis (b)

Faktor Kelelahan Pengukuran, dan Pengaturan Jadwal Waktu Kerja KeleIahan akibat kerja seringkali diartikan sebagai proses menurunnya efisiensi, performans kerja, dan berkurangnya kekuatan/ ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.

Gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah ini dapat dicirikan seperti : Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang/kurang toleran atau a-sosial terhadap orang lain. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan. Depresi yang berat, dan lain-lain.

Problematik kelelahan akhirnya membawa manajemen untuk selalu berupaya mencari jalan keluarnya. Selain memberikan waktu istirahat yang cukup untuk proses pemulihan (recovery) kondisi fisik yang lelah. Beberapa penelitian telah berhasil membuktikan bahwa pengaturan waktu kerja yang diselingi dengan beberapa kali waktu istirahat disamping juga perubahan periode waktu kerja bisa memberikan dampak perubahan terhadap efisiensi operator.

Contoh : Dari suatu hasil penelitian ternyata dengan memperpendek jam kerja di pabrik dari 8 3/4 jam/hari menjadi 4 jam/hari akan bisa menghasilkan peningkatan prestasi 3% sampai 10% Kesimpulan yang bisa ditarik dalam hal ini adalah dengan memperpendck jam kerja harian akan menghasilkan kenaikan output per jam, sebaliknya dengan mernperpanjang jam kerja harian akan menjurus memperlambat kecepatan (tempo) kerja yang akhirnya berakibat pada penurunan prestasi kerja perjamnya. Penurunan total prestasi kerja tersebut cenderung diakibatkan oleh penurunan kecepatan kerja akibat kelelahan yang menjadi faktorfaktor penyebab utamanya.

11/7/2013 APK & Ergonomi-Taufik Hidayanto 40

Thank You