BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Silalahi dalam Eliyawati (2012) penelitian kuantitatif yaitu

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC),

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk)

PERAMALAN DATA SAHAM S&P 500 INDEX MENGGUNAKAN MODEL TARCH

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN MODEL TERBAIK UNTUK PERAMALAN DATA SAHAM CLOSING PT. CIMB NIAGA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ARCH-GARCH

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian 4.2. Data dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

PEMODELAN RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (TGARCH)

PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH)

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

Data return 7 mata uang asing diuji dengan beberapa pengujian yang meliputi tes stasionaritasitas, tes normal dan tes heteroskedastik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am

PERBANDINGAN AKURASI MODEL ARCH DAN GARCH PADA PERAMALAN HARGA SAHAM BERBANTUAN MATLAB Sunarti, Scolastika Mariani, Sugiman

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB III METODE PENELITIAN

PERAMALAN DATA NILAI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA KE WILAYAH ASEAN MENGGUNAKAN MODEL EGARCH

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

Wenty Yolanda Eliyawati R. Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH.

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III METODE PENELITIAN

MODEL NON LINIER GARCH (NGARCH) UNTUK MENGESTIMASI NILAI VALUE at RISK (VaR) PADA IHSG

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

Perhitungan Value at Risk (VaR) Berdasarkan Model Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK)

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengalami fluktuasi antar waktu. Data tersebut mengindikasikan adanya

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

Transkripsi:

32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian Objek sampel data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham sektor infrastruktur, dalam bentuk nilai penutupan harian ( daily closing price) yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Malaysia. Data periode penelitian adalah Januari 2008 sampai Desember 2015, yang diperoleh dari Bursa Efek Jakarta, Bursa Malaysia, Bloomberg dan yahoo finance. Pemilihan objek sampel data di biat dalam bentuk peringkat berdasarkan capital marketing tertinggi. Data tahun 2008 sampai dengan 2013 merupakan data in-sample (data dalam jangka waktu penelitian) yang digunakan untuk estimasi model. Sedangkan data tahun 2014 sampai dengan 2015 merupakan data out-sample yang digunakan untuk peramalan model. Out-sample maksudnya adalah menggunakan data historis untuk meramalkan, yaitu memperkirakan dalam jangka waktu tanpa data (dari sampel). Jadi biasanya " out-sample " adalah kode untuk "meramalkan di mana kita tidak memiliki data" (perkiraan karena tidak memiliki volatilitas seketika).

33 3.1.2. Tempat Penelitian Tempat penelitian berada dalam lingkup perusahaan infrastruktur lima teratas yang listing dalam Bursa Efek Indonesia dan Malaysia pada kurun waktu tahun 2008-2015. 3.1.3. Waktu Penelitian Waktu penelitian pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 di Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. 3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi Populasi penelitian ini adalah perusahan infrastruktur yang listing dalam Bursa Efek Indonesia dan Malaysia selama tahun 2008-2015. 3.2.2. Sampel Sampel penelitian ini dipilih memakai metode purpose sampling agar mendapatkan sampel representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria tersebut adalah di antaranya: 1. Perusahaan infrastruktur lima teratas yang listing dalam Bursa Efek Indonesia dan Malaysia. 2. Sedangkan untuk return saham diambil dari data harian yaitu harga penutupan saham, dengan periode pengamatan tahun 2009-2015.

34 3.2.3. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Variabel Dependent a. Definisi Konseptual 1. Return saham Untuk membentuk model diperlukan data dalam bentuk return saham infrastruktur Indonesia dan Malaysia. Maka data harian harus dirubah dalam bentuk return harian terhadap nilai saham pada hari sebelumnya. Return saham dapat dihitung melalui : = ln = ln ln Di mana = return saham pada hari ke t. = harga penutupan pada hari ke t = harga penutupan pada hari ke t-1 b. Definisi Operasional Return Saham sebagai variabel dependen (Y), data yang dipakai adalah data Return Saham perusahaan infrastruktur lima teratas dari tahun 2008-2015 dengan sumber dari Bursa Efek Indonesia dan Malaysia. c. Kisi-kisi Instrumen

35 Pada penelitian kali ini memakai data sekunder, sehingga instrumen tidak diperlukan. d. Jenis Instrumen Pada penelitian kali ini memakai data sekunder, sehingga instrumen tidak diperlukan. 3.3 Pengolahan Data Harga penutupan saham infrastruktur diolah dengan menggunakan software Eviews dan Microsoft Excel 2010. Pengolahan data diawali dengan menentukan return saham, kemudian diikuti dengan mean process, variance process, pengujian diagnostic, lalu menentukan model terbaik, kemudian menjelaskan model yang dihasilkan serta diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Mean process merupakan prosedur untuk menentukan persamaan conditional mean yang cocok dengan deret data. Ordinary Least Square (OLS) atau sering disingkat dengan Least Square merupakan metode untuk mengestimasi conditional mean. Model yang layak harus yang signifikan pada level 5%. Untuk memperoleh persamaan variance yang terbaik digunakan Variance process. Proses estimasi yang dipakai untuk variance ini terkait dari sifat volatilitas data; homoskedastic atau heteroskedastic. Bila homoskedastic cukup menggunakan deviasi standar konvensional, proses tidak dilanjutkan lagi. Tapi

36 jika heteroskedastic lebih baik menggunakan motode ARCH, karena variancenya berupa conditional variance. Sifat heteroskedastic diketahui oleh terdeteksinya ARCH error. Jika volatilitas bersifat heteroskedastic dan diperoleh model conditional variance yang signifikan, perlu dilakukan test autokorelasi terhadap residual dan test heteroskedastisitas. Test autokorelasi bisa dilakukan dengan menggunakan Q-statistik sesuai dengan metoda Box-pierce (variannya ini dikenal sebagai metode Ljung-Box). Pengujian ARCH error yang tersedia dilakukan terhadap kuadrat residual yang dihasilkan oleh variance process. Metode lain untuk uji ARCH-LM, yaitu Langrange Multiplier terhadap ARCH. Bila ARCH error tidak ada lagi, maka model tersebut sudah representative sebagai persamaan conditional variance. Tapi jika kuadrat residual tidak sama dengan nol secara signifikan, maka proses kembali ke pemilihan alternatif model ARCH/GARCH yang lain atau bisa melakukan perbaikan terlebih dahulu terhadap model conditional mean yang telah dipilih sebelumnya. Model volatilitas yang akan diteliti untuk return saham infrastruktur, yaitu menggunakan GARCH, EGARCH, IGARCH, PGARCH, dan CGARCH. 3.4 Kualitas Model Dalam menilai kualitas model estimasi volatilitas menggunakan metode Akakike Info Criterion (AIC) dan Schwarz Info Criterion (SIC). a. Akakike Info Criterion (AIC)

37 Akakike Info Criterion (AIC) merupakan metoda untuk memilih model regresi terbaik, metoda ini ditemukan oleh Akaike Grasa tahun 1989. Metoda ini dilandaskan pada metoda maximum likelihood estimation (MLE) dengan rumas sebagai berikut: AIC = + ln Di mana, k = jumlah parameter yang diestimasi dalam model regresi n = jumlah observasi e = 2,718 u = sisa (residual) Widarjono (2007) mengatakan bahwa model regresi terbaik adalah model regresi yang memiliki nilaiaic terkecil. b. Schwarz Info Criterion (SIC) Schwarz Info Criterion (SIC) digunakan untuk menilai kualitas model dengan rumus berikut: SIC = log + log sebagai residual kuadrat; k merupakan jumlah variabel independen; dan n adalah jumlah observasi. Merujuk pada Winarno (2011), Jika angka SIC semakin kecil, maka model semakin cocok dan baik. Tapi nila SIC ini dapat dibandingkan apabila ada model lain yang juga sudah dihitung SIC-nya.

38 3.5 Metode Akurasi Peramalan Akurasi menunjukkan seberapa dekat nilai variabel terikat/endogen yang diestimasi oleh model dengan data aktual. Ukuran akurasi dibedakan dalam dua tipe, yaitu dalam sampel (in sample) dan di luar sampel (out sample). Pembagian ukuran akurasi ini diperlukan karena kualitas prediksi regresi sangat terikat pada struktur dan asumsi yang digunakan ketika mengestimasi model tidak berubah pada periode prediksi. Hasil peramalan akurat merupakan peramalan yang meminimalkan kesalahan meramal. Maka dalam menghitung kesalahan meramal digunakan adalah Root Mean Error (RMSE). RMSE merupakan sampel standar deviasi dari perbedaan antara nilai prediksi dan nilai-nilai yang diamati. Perbedaan-perbedaan individual disebut residual saat perhitungan dilakukan atas sampel data yang digunakan untuk estimasi, dan disebut kesalahan prediksi ketika dihitung out-of-sample. RMSE berfungsi untuk mengumpulkan besaran kesalahan dalam prediksi untuk berbagai ukuran tunggal daya prediksi. Berikut formula RMSE: = 1 3.6 Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif yang dipakai dalam penelitian ini sebagai pendeskripsian variabel. Instrumen analisis data yang dipakai ialah rata-rata (mean), standar deviasi, minimum dan maksimum.

39 3.6.1 Uji Asumsi Klasik Dalam uji asumsi klasik uji yang digunakan yaitu uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji perihal model regresi suatu penelitian variabel residual mempunyai distribusi normal. Terdapat dua kaidah untuk melihat apakah residual berdistribusi normal atau tidak dengan analisa grafik serta uji Jarque-Bera (Winarno, 2009). Pada penelitian ini peneliti memilih uji Jarque-Bera menggunakan program Eviews 8.0. Dalam hal penggunaan software untuk pengolahan data tidak mengharuskan versi tertentu, pada saat ini penulis menggunakan software berdasarkan versi yang dimiliki. Dengan Jarque-Bera, normalitas dari suatu data dapat ditunjukan dengan nilai probabilitas dari Jarque-Bera>0,1 dan sebaliknya data tidak berdistribusi normal bila probabilitas dari Jarque-Bera < 0,1. 3.6.2 Uji Stasioneritas Soejoeti (1987) mengatakan bahwa deret pengamatan disebut stasioner jika proses tidak mengalami perubahan seiring dengan adanya perubahan deret waktu. Jika suatu deret waktu Zt stasioner maka nilai tengah ( mean), varian dan kovarian deret tidak dipengaruhi oleh berubahnya waktu pengamatan, maka proses berada dalam keseimbangan statistik. Senada dengan Makridakis (1999) menyatakan bahwa fluktuasi data berada di sekitar nilai rata-rata yang konstan, tidak terkait pada waktu dan variansi dari fluktuasi tersebut. Wei (2006) membagi stasioneritas menjadi dua, yaitu:

40 1. Stasioner dalam mean Stasioner dalam mean berarti naik turunnya data berada di sekitar nilai rata-rata yang konstan, tidak terkait pada waktu dan variansi dari fluktuasi tersebut. Plot data bisa menujukkan bahwa data tersebut stasioner atau tidak stasioner. Jika data tidak stasioner, lazim dilakukan transformasi untuk membentuk data yang stasioner. 2. Stasioner dalam varian Data time series dikatakan stasioner dalam varian jika struktur data dari periode waktu keperiode waktu berikutnya memiliki pergerakan data yang tidak berubah-ubah. 3.6.3 Uji Autocorrelation Function (ACF) dan Partial Autocorrelation Function (PACF) Menurut Makridakis (1995) fungsi ACF dan PACF merupakan alat dalam mengidentifikasi model dari data time series yang akan diramalkan. Berikut prosedur pengujian Q-satistik dengan metode Ljung-Box: Hipotesis yang digunakan adalah: : tidak ada autokorelasi : ada autokorelasi Tentukan signicance level, misal α = 5% Hitung nilai prob dari Q-statistic dengan Eviews

41 Tarik kesimpulan berdasarkan: Kondisi Hipotesis Keterangan Nilai nilai prob > α Diterima Tidak ada autokorelasi jika: (nilai prob dari Q-stat Nilai ACF dan PACF mendekati 0 pada correlogram) Nilai Q-sat tidak signifikan. Nilai nilai prob α Ditolak Ada autokorelasi jika: (nilai prob dari Q-stat Nilai ACF dan PACF jauh dari 0 pada correlogram) Nilai Q-sat signifikan Metode yang lebih umum dalam uji autokorelasi dari residual yaitu dengan uji Lagrange Multiplier (LM) dari Breusch Godfrey, di mana semua hipotesis dan cara- caranya mirip dengan Q-statistic, hanya nilai yang digunakan berbeda yaitu F statistic. Dengan cara ini H0 diterima jika F- statistic tidak signifikan dan H0 ditolak jika F-statistic signifikan. 3.6.4 Uji Heteroskedastisitas Dengan Correlogram Kuadrat Residual Data dan heteroskedastisity test:arch Untuk memeriksa adanya Efek ARCH atau heteroskedastisitas pada residual dapat menggunakan pengujian correlogram terhadap kuadrat residual dan heteroskedastisity test:arch. Bila Efek ARCH atau heteroskedastisitas tidak ada maka korelasi parsial nilai atau autokorelasi mendekati nol pada semua lag/iterasi, juga nilai Q-stat tidak signifikan. Sedangkan dengan cara heteroskedastisity test:arch, jika p-value lebih kecil dari, maka data dinyatakan mengandung Efek heteroskedastisitas. Perhitungan volatilitas akan

42 lebih presisi dengan model ARCH/GARCH jika data bersifat heteroskedastik. Berikut prosedur pengujian heteroskedastisitas: Hipotesis yang digunakan sebagai berikut: : data tidak heteroskedastic (bersifat homoskedastic) : data heteroskedastic Tentukan significance level (α = 5%) maka confidence level 95%. Hitung nilai prob dari Q-stat dengan Eviews Tarik kesimpulan berdasarkan hal-hal berikut: Kondisi Hipotesis Keterangan Nilai nilai prob > α (nilai Diterima Data Homoskedastic, jika pada semua lag: prob dari Q-stat pada Nilai ACF dan PACF mendekati 0 correlogram) Nilai Q-sat tidak signifikan. Nilai nilai prob α (nilai Ditolak Ada heteroskedastic, jika ada lag yang: prob dari Q-stat pada Nilai ACF dan PACF jauh dari 0 correlogram) Nilai Q-sat signifikan 3.6.5 Uji Dickey-Fuller Uji ini untuk melihat ada tidaknya unit root di dalam model. Uji ini paling sering digunakan dalam pengujian stasioneritas data. Pengujian dilakukan dengan menguji hipotesis Ho: = 0 (ada unit root). Rosadi (2012) menyebutkan hipotesis nol ditolak jika nilai statistik uji ADF mempunyai nilai kurang dari nilai daerah kritis pada tabel Dickey Fuller. Prosedur uji ADF adalah sebagai berikut: Hipotesis:

43 : Terdeteksi adanya unit root data belum stasioner : Tidak terdeteksi adanya unit root data sudah stasioner Tentukan critical value(cv), contoh pada significant level α = 5%. Hitung nilai t-statistic dari hasil uji ADF dengan menggunakan Eviews. Tarik kesimpulan berdasarkan: Kondisi Hipotesis Keterangan Nilai t-stat ADF > CV atau nilai prob > α Nilai t-stat ADF CV atau nilai prob α Diterima Ditolak Data tidak stasioner, terdeteksi adanya unit root, maka perlu dilakukan differencing data. Data stasioner, tidak terdeteksi adanya unit root. Jika nilai t-statistic hasil uji ADF pada tingkat signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa data sudah stasioner pada confidence level 95%. 3.7 Teknik Analisis 1. Menentukan model GARCH. Berikut merupakan langkah analisa GARCH: a. Penyiapan data Tahap pertama adalah penyiapan data yang akan dianalisis. Piranti lunak yang akan digunakan untuk melakukan pemodelan GARCH dan turunannya adalah dengan menggunakan software Eviews. b. Pemeriksaan ragam data

44 Dalam pemeriksaan pola data, dapat dilakukan dengan membuat plot time series. Tujuan pemeriksaan untuk evaluasi awal keragaman data dan penentuan strategi mean model. Berdasarkan plot tersebut akan tampak kecenderungan ragam data dan simpangan data apakah cenderung konstan atau tidak. c. Evaluasi residual dari mean model Tahap selanjutnya adalah memeriksa ketidakhomogenan variance dari residual mean model. d. Analisis GARCH terhadap data. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan mean model yang hanya melibatkan komponen intersep saja. Analisis awal dipilih GARCH dengan ordo p=1 dan q=1. 2. Pengujian diagnostik melalui pemeriksaan terhadap kenormalan data dengan menggunakan uji normalitas data (uji Jarque-Bera) 3. Menentukan autokorelasi dari residual yaitu dengan uji LM dari Breus-godfrey. 4. Melakukan pemeriksaan ARCH pada residual melalui ACF dan PACF dengan menggunakan Correlogram residual dan dengan uji heteroskedastisitas ARCH. 5. Mendeteksi unitroot pada data.

45 6. Menentukan model estimasi terbaik dari model turunan GARCH berdasarkan kriteria AIC dan SIC. 7. Menentukan model peramalan terbaik berdasarkan nilai Root Mean Square Error (RMSE) terkecil. 3.8 Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Akaike Information Criterion (AIC) dan Schwarz Information criterion ( SIC). AIC dan SIC merupakan metode yang digunakan dalam memilih model regresi terbaik. Nilai AIC dan SIC yang semakin kecil menujukkan model yang semakin baik. Sedangkan untuk peramalan volatilitas dilakukan uji error, dalam penelitian ini menggunakan Root Mean Square Error (RMSE) 3.9 Eviews Eviews adalah perangkat lunak ( software ) untuk melakukan analisis statistik dan ekonometrik. Software ini mempunyai kemampuan untuk mengolah berbagai tipe data seperti data runtun waktu, cross section, dan data panel. Software ini dianggap memiliki kemampuan lebih dalam hal processing data runtun waktu karena banyak tipe analisis yang dapat digunakan.

46 3.10 Desain Penelitian Metodologi penelitian yang dilakukan dirangkum pada gambar berikut ini: Mulai Pengumpulan data dan penentuan Periode Penelitian Pemilihan model terbaik ya Data stasioner? ARCH pada residual? tidak Differencing dan transformasi log Data asimetris Identifikasi Model Peramalan model GARCH family Pemilihan model terbaik Pemilihan model terbaik ya ARCH pada residual? Akurasi peramalan tidak Pendugaan parameter GARCH family Output peramalan End