BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ibadah kepada Allah SWT. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan


PENGARUH ETOS KERJA DAN BUDAYA KERJA ISLAM TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Study pada KJKS/UJKS wilayah Kabupaten Pati)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi kerja pada manusia serta menurunkan Islam untuk membuka mata

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan bidang ekonomi dan industri yang semakin pesat di. Indonesia, telah membawa dampak terhadap berbagai sektor kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di bawa Nabi Muhammad SAW adalah agama yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. bagi perushaan atau instansi, peranan sumberdaya manusia bagi peruahaan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUHAN. menyumbangkan perubahan-perubahan, membangun tatanan dan peradaban

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai akal dan hati nurani yang mempunyai kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2011, Hlm. 13.

Kata Kunci: etos kerja

Modul ke: Etos Kerja. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah khalifah di muka bumi, Islam memandang bumi dan isinya

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank maupun bukan bank mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyumbangkan perubahan-perubahan, membangun tatanan dan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM. maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

AKHLAK DAN KEPEMIMPINAN

BAB IV ANALISAS ETOS KERJA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Press 2002, Khoirun Nisa, Peranan Analisis Jabatan (Job Analysis)

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2013, hlm Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

Pendidikan Agama Islam

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Arus modernisasi telah banyak memberi perubahan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN 88.

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RI AYATUL HIMMAH KARYA KH. AHMAD RIFA I

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

Modul ke: Mengenal Islam. DR. Rais Hidayat. Fakultas: Ilmu komputer. Program studi: Informasitika.

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. hati. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur an 1

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berjudul ANALISIS HUBUNGAN ETOS KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

MENGHAYATI PERAN ISTRI

BAB V KESIMPULAN, SARAN-SARAN DAN PENUTUP. 1. Pendapat Para Mufassir tentang Q.S. Al-Mu minun Ayat 1-9

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis penelitian mengenai konsep tujuan pendidikan Islam

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama (ad-din) yang rahmatan lil alamin, artinya

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Pendidikan Agama Islam Etos Kerja

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam. Agama yang menjamin terwujudnya kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup manusia. kearah kearifan ( wisdom), pengetahuan ( knowledge), dan etika ( conduct).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian, menciptakan suasana sejuk dan harmonis bukan hanya di antara sesama umat manusia tetapi juga bagi seluruh makhluk Allah yang hidup di muka bumi. Karena agama Islam bersifat universal. Implementasi dari kedatangan agama Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam ditunjukkan oleh ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur an dan Al-Hadits. Rasulullah SAW, yang mengajarkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat secara seimbang. Sebagai seorang muslim, kita dituntut agar tidak hanya mementingkan akhirat saja atau duniawi saja, tetapi ditengah-tengah keduanya. 1 Hal ini seperti firman Allah dalam Al-Qur an (Q.S. Al-Qashash: 77) 2 Yang artinya : Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. 1 Prof. Dr. H. Buchari Alma, dan Donni Juni Priansa, S.Pd, manajemen bisnis syari ah, Bamdung: Alfabeta, 2009, h. 158 2 Dept. Agama proyek pengadaan kitab suci Al-Qur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, Jakarta: PT. Bumi Restu, 1974 h. 623.

Demi memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat secara seimbang agama Islam mengajarkan agar umatnya melakukan kerja keras baik dalam bentuk ibadah ataupun amal shaleh. Ibadah adalah merupakan perintah-perintah yang harus dilakukan oleh umat Islam yang berkaitan langsung dengan Allah SWT dan telah ditentukan secara terperinci tentang tata cara pelaksanaannya. Sedangkan amal sholeh adalah perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh umat Islam, dimana perbuatan-perbuatan tersebut berdampak positif bagi diri yang bersangkutan, bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara serta bagi agama Islam itu sendiri. 3 Kerja keras atau dengan kata lain yang dinamakan etos kerja merupakan syarat mutlak untuk dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, sebab dengan etos kerja yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Maka dari itu agama Islam memberikan perhatian yang besar terhadap kerja keras. Karena dengan kerja keras atau etos kerja kebahagiaan dunia dan akhirat dapat kita raih. 4 Dari pemaparan diatas dapat ditarik benang merah bahwa sesungguhnya antara penghayatan agama yang diwujudkan dalam bentuk iman yang sempurna, mempunyai hubungan timbal balik dengan etos kerja seseorang. Seseorang yang memiliki iman yang sempurna dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan memiliki etos kerja yang tinggi yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas yang tinggi. Hubungan timbal balik tersebut dapat dilihat dari tiga teori sebagai berikut 5 : 1. Kedalaman penghayatan agama mendorong tumbuh suburnya etos kerja sehingga kehidupan perekonomian ummat berkembang maju, sebab agama Islam mengajarkan 3 Prof. Dr. H. Buchari Alma, dan Donni Juni Priansa, S.Pd, manajemen bisnis syari ah, Bamdung: Alfabeta, 2009, h. 157 4 Kh toto tasmara, membudayakan etos kerja Islami, Jakarta: gema insani press, 2002 h. 24 5 http://riau.depag.go.id/index.php?a=artikel&id=338

menolong yang lemah dengan cara membayar zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS). ZIS hanya dapat dibayarkan oleh yang memiliki kecukupan harta. Kecukupan harta hanya diperoleh orang yang memiliki etos kerja yang tinggi dan mau bekerja keras. 2. Kehidupan ekonomi yang berkembang maju akan menimbulkan hasrat untuk mendalami ajaran agamanya, sebab dengan ekonomi yang lebih maju memberikan kesempatan beribadah yang lebih lapang, seperti menunaikan ibadah haji, membangun sarana dan prasarana yang lebih baik buat menempatkan diri melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. 3. Penghayatan ajaran agama dengan etos kerja memiliki hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi yang tidak perlu dipersoalkan mana yang paling dominan di antara keduanya. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat yang berkecukupan, umumnya memiliki kehidupan beragama yang lebih baik, sebaliknya masyarakat yang tidak berkecukupan dan apalagi terbelakang akan sulit mengembangkan kehidupan beragamnya secara baik. Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesuatu kelompok. 6 Dalam buku kamus teologi Inggris-Indonesia etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yaitu suatu sifat khusus dari perasaan moral dan kaidah-kaidah etis dalam sekelompok orang. 7 Maka secara lengkapnya etos ialah karakteristik dan sikap, 6 Kh toto tasmara, membudayakan etos kerja Islami, Jakarta: gema insani press, 2002 h. l5. 7 Henk ten Napel, Kamus Teologi Inggris-Indonesia, Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 1994, h. 129.

kebiasaan, serta kepercayaan, yang bersifat khusus tentang seseorang individu atau sekelompok manusia. Perkataan etos terambil pula perkataan etika dan etis yang merujuk kepada makna akhlak atau bersifat akhlaqi yaitu kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok termasuk suatu bangsa. 8 Dalam pengertian lain Akhlak atau etos dalam terminologi Prof. Dr. Ahmad Amin, kesimpulannya etos adalah sikap yang tetap dan mendasar yang melahirkan perbuatanperbuatan dengan mudah dalam pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan diluar dirinya. Permasalahan lain dalam peningkatan produktivitas adalah tentang bagaimana cara menerapkan budaya kerja Islam. Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. 9 Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang. Dalam sebuah jurnal tentang budaya kerja menurut perspektif Islam menyimpulkan bahwa ruang lingkup ibadah di dalam Islam sangat luas sekali, tidak hanya merangkum kegiatan kehidupan manusia dengan Tuhan tetapi dalam bermu amalah juga. Setiap aktivitas yang dilakukan baik yang berkaitan dengan individu maupun dengan masyarakat adalah ibadah menurut Islam selagi memenuhi syarat-syarat tertentu, syarat-syarat tersebut adalah seperti berikut: 10 8 Nurcholis Majid, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta : Yayasan Paramadina, 2000, hlm. 410 9 Triguna, budaya kerja, Jakarta: gunung agung, 1995, h. 3. 10 Ahlami, Budaya Kerja Menurut Perspektif Islam diambil dari: http://haslizaali.blogspot.com/2009/12/budaya-kerja-menurut-perspektif-islam.html.

1. Amalan yang dikerjakan itu hendaklah diakui Islam, bersesuaian dengan hukum-hukum Islam dan tidak bertentangan. Adapun amalan-amalan yang dilarang oleh Islam ada hubungan dengan yang haram dan maksiat, maka tidaklah sekali-kali dianggap sebagai ibadah. 2. Amalan tersebut dilakukan dengan niat yang baik bagi tujuan untuk memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga, memberi manfaat kepada umat seluruhnya dan memakmurkan bumi sebagaimana yang dianjurkan oleh Allah. 3. Amalan tersebut mestilah dibuat dengan sebaik-baiknya demi menepati apa yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW, yaitu Allah SWT amat menyukai seseorang yang membuat sesuatu pekerjaan dengan bersungguh-sungguh dan dalam keadaan yang baik. 4. Ketika membuat amalan tersebut hendaklah sesuai menurut hukum-hukum Islam dan ketentuan batasnya, seperti tidak mezalimi orang lain, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas atau merampas hak orang lain. 5. Tidak meninggalkan ibadah-ibadah khusus seperti sholat, zakat dan sebagainya. Namun di Indonesia bekerja masih dianggap sebagai sesuatu yang rutin. Bahkan pada sebagian karyawan, bisa jadi bekerja dianggap sebagai beban dan paksaan terutama bagi orang yang malas. Pemahaman karyawan tentang budaya kerja produktif masih lemah. Budaya kerja produktif sama halnya dengan budaya kerja yang Islami, karena sesungguhnya budaya kerja Islam adalah budaya kerja yang mengutamakan produktivitas dengan memakai nilai-nilai syari at Islam. Hal ini pulalah juga agaknya yang kurang mendukung terciptanya budaya kerja produktif. 11 Dari pemikiran ini didapatkan bagaimana meningkatkan produktivitas kerja dengan menerapkan budaya kerja Islam. Produktivitas kerja karyawan yang tinggi adalah idaman 11 M. Darwan Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi, Yogyakarta: LSAF, 1999, h. 251

setiap manager, tetapi bukan hal yang mudah untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Menuntut terus menerus karyawan tanpa melihat kondisi mereka bukanlah hal bijaksana, malah dapat membuat karyawan patah semangat atau kondisi fisiknya menurun. Pada penelitian ini saya menerapkan pada lembaga-lembaga keuangan syari ah yang ada di wilayah kabupaten Pati, yang umumnya masih berbentuk koperasi yang memakai sistem syari ah. Pada data yang saya peroleh dari Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten Pati, menunjukkan bahwa terdapat dua puluh satu (21) lembaga keuangan syari ah yang berbentuk KJKS ataupun UJKS, dan ada beberapa diantaranya yang mengalami peningkatan yang signifikan pada tingkat SHU dan tingkat asset yang dapat dilihat pada tabel perkembangan KJKS/UJKS dilampiran. Dapat diketahui pada ratio rentabilitas pada tahun 2008 sebesar 29,13% pada tahun 2009 19, 47%. 12 Data ini menunjukkan identifikasi bahwa adanya masalah yang mengakibatkan produktivitas kerja mengalami menurun dan peningkatan pada masing-masing KJKS/UJKS. Data diperoleh dari (data perkembangan KJKS/UJKS koperasi Kab. Pati. Dari uraian permasalahan diatas, penulis mencoba suatu penelitian tentang pengaruh pemberian etos kerja dan budaya kerja Islam terhadap produktivitas kerja yang berjudul PENGARUH ETOS KERJA DAN BUDAYA KERJA ISLAM TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Studi penelitian ini pada KJKS/UJKS wilayah kabupaten Pati. 1.2 RUMUSAN MASALAH 12 LPJ KJKS AL-FATH, 2009 dan data perkembangan KJKS/UJKS kab. Pati, 2009

Etos kerja dan budaya kerja yang Islami memegang peranan yang sangat penting dalam usaha pencapaian produktivitas kerja pada lembaga keuangan syari ah, bahkan sangat dianjurkan oleh agama Islam dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah; 1. Seberapa besar pengaruh etos kerja dan budaya kerja Islam secara simultan terhadap peningkatan produktivitas kerja. 2. Seberapa besar pengaruh etos kerja dan budaya kerja Islam secara parsial terhadap peningkatan produktivitas kerja. 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah pemberian etos kerja dan budaya kerja Islam berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, sumber masukan untuk mengembangkan konsep tentang hal-hal yang mempengaruhi produktivitas kerja yang sangat penting dalam pencapaian output dalam sebuah organisasi atau tujuan perusahaan. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu: Bab I : Berisi pendahuluan untuk mengantarkan permasalahan skripsi secara keseluruhan. Pendahuluan pada bab pertama ini didasarkan pada bahasan masih secara umum. Bab ini nantinya terdiri dari yaitu: 1. Latar belakang masalah. 2. Rumusan masalah. 3. Tujuan dan manfaat penelitian, dan 4. Sistematika penulisan. Bab II : Akan dipaparkan mengenai 1. KJKS/ UJKS. 2. Kerangka teori. 3. Penelitian terdahulu. 4. Kerangka berpikir, dan 5. Hipotesis. Bab III: Karena penelitian ini berupa penelitian lapangan, maka akan penulis paparkan mengenai metode penelitian yaitu: 1. Sumber dan jenis data. 2. Populasi dan sampel. 3. Metode pengumpulan data. 4. Variabel penelitian dan pengukuran data, dan 5. Metode analisis data.

Bab IV :Setelah pembahasan yang mendalam pada landasan teori dan perolehan data yang dicari, kemudian penyusun memaparkan yaitu: 1. Secara analisis data kuantitatif, sejalan dengan pokok permasalahan yang telah penyusun jelaskan sebelumnya. 2. Pembahasannya dari analisis data kuantitatif, sejalan dengan pokok permasalahan yang telah penyusun jelaskan sebelumnya. Bab V : Pada bab V ini berisikan yaitu: 1. Kesimpulan. 2. Saran-saran, dan 3. Penutup.