BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 15 LAPORAN KONSOLIDASIAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

NERACA SKPD DINPORA PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

LAPORAN KEUANGAN POKOK

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN N E R A C A

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

LAPORAN KEUANGAN 2014

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSOLIDASIAN

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

NERACA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

KABUPATEN CILACAP LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN TAHUN ANGGGARAN 2011

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

NERACA DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PSAP 13 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

LAPORAN KEUANGAN DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG SEBELUM AUDIT

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

NERACA. Per 31 Desember 2016 URAIAN AUDITED DEBET KREDIT ASET 2 ASET LANCAR

SISTEM AKUNTANSI PPKD

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD DINAS/BADAN/RSUD/RSJD... TAHUN ANGGARAN 2016

AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

PROFIL KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Pada awal 2015, PPKD Pemerintah Kota Gemah Ripah mempunyai data posisi keuangan sebagai berikut:

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten), kemudian daerah-daerah tersebut menyampaikan laporannya ke Pemerintah Pusat. Oleh pemerintah pusat dibuatkan menjadi Laporan Konsolidasi yang merupakan Laporan Keuangan Pemerintah RI. Pada perspektif akuntansi keuangan, konsolidasi adalah proses penggabungan antara akun-akun yang diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya, entitas akuntansi dengan entitas akuntansi lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun timbal balik agar dapat disajikan sebagai satu entitas pelaporan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan atau entitas akuntansi sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal. Untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di interpretasikan sebagai sebuah Laporan Keuangan Konsolidasi dari Laporan Keuangan SKPD, Laporan Keuangan PPKD dan Laporan Keuangan Konsolidator. Proses pembuatan Laporan Keuangan Pemda ini pada dasarnya sama dengan proses pembuatan Laporan Keuangan yang telah dijelaskan dalam prosedur sebelumnya. Perbedaan utama adalah adanya jurnal eliminasi untuk menihilkan reciprocal account. Perbedaan utama dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dibandingkan Laporan Keuangan SKPD adalah tidak adanya rekening RK. Rekening tersebut sudah dinihilkan melalui jurnal eliminasi. Dalam makalah ini, kami kelompok 7 akan membahas lebih jelas mengenai akuntansi rumah sakit. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini adalah 1. Bagaimana bentuk laporan keuangan sonsolidasian? 2. Bagaimana prosedur konsolidasian? 3. Bagaimana proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah (konsolidasi)? 4. Bagaimana ilustrasi laporan keuangan konsolidasian? 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

Tujuan dari makalah ini adalah 1. Untuk mengetahui bentuk laporan keuangan sonsolidasian 2. Untuk mengetahui prosedur konsolidasian 3. Untuk mengetahui proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah (konsolidasi) 4. Untuk mengetahui bentuk laporan keuangan di Rumah Sakit

BAB II PEMBAHASAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. ` Laporan Perubahan SAL 3. Neraca 4. Laporan Operasional 5. Laporan Perubahan Ekuiitas 6. Laporan Arus Kas 7. Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan konsolidasian disajikan oleh entitas pelaporan, kecuali: a. Laporan keuangan konsolidasian arus kas hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum. b. Laporan keuangan konsolidasian perubahan saldo anggaran lebih yang hanya disusun dan disajikan oleh Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari semua kementerian lembaga/negara kepda lembaga legislatif. Pemerintah daerah menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari semua entitas akuntansi dibawahnya kepada lembaga legislatif. Proses konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun timbal balik (reciprocal accounts). Contoh akun timbal balik ini antara lain sisa uang persediaan yang belum dipertanggung jawabkan oleh bendahara pengeluaran sampai dengan akhir periode akuntansi. ENTITAS PELAPORAN Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban berupa laporan keuangan. Ciri umum entitas pelaporan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan: Entitas tersebut dibiayai oleh APBN atau dibiayai oleh APBD atau mendapat pemisahan kekayaan dari anggaran. Entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perundang-undangan. Pimpinan entitas tersebut adalah pejabat pemerintah yang diangkat atau pejabat negara yang ditunjuk atau yang dipilih oleh rakyat. Entitas tersebut membuat pertanggung jawaban, baik langsung maupun tidak langsung, kepada wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui anggaran.

ENTITAS AKUNTANSI Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Entitas akuntansi menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan anggaran/barang yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas pelaporan. Setiap unit pemerintahan yang menerima anggaran belanja atau mengelola barang adalah entitas akuntansi yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan secara periodik menyiapkan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan. BADAN LAYANAN UMUM/BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLU/BLUD) Badan Layanan Umum/Badan Layanan Umum Daerah (BLU/BLUD) adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Termasuk dalam BLU antara lain adalah rumah sakit, universitas negeri, dan otorita. Selaku penerima anggaran belanja pemerintah (APBN/APBD), BLU/BLUD adalah entitas akuntansi yang laporan keuangannya dikonsolidasikan pada entitas pelaporan yang secara organisatoris membawahinya. Sedangkan, selaku satuan kerja pelayanan berupa Badan, walaupun bukan berbentuk badan hukum yang mengelola kekayaan negara yang dipisahkan, BLU/BLUD adalah entitas pelaporan. PROSEDUR KONSOLIDASI Konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya atau yang diselenggarakan oleh entitas akuntansi dengan entitas akuntansi lainnya, dengan mengeliminasi akun timbal balik. Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan dengan menggabungkan laporan keuangan seluruh entitas akuntansi yang secara organisatoris berada di bawahnya. PENGUNGKAPAN

Dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) perlu diungkapkan nama-nama entitas yang dikonsolidasikan atau digabungkan beserta status masing-masing, apakah entitas tersebut merupakan entitas pelaporan atau entitas akuntansi. Dalam hal konsolidasi tidak diikuti dengan eliminasi akun timbal balik, maka perlu diungkapkan nama-nama dan besaran saldo akun timbal balik tersebut, dan disebutkan pula alasan belum dilaksanakannya eliminasi. Laporan keuangan pemerintah daerah itu sendiri adalah gambaran mengenai kondisi dan kinerja keuangan entitas tersebut. Salah satu pengguna laporan keuangan pemerintah daerah adalah pemerintah pusat. Pemerintah pusat berkepentingan dengan laporan keuangan pemerintah daerah karena pemerintah pusat telah menyerahkan sumber daya keuangan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Komponen LKPD Komponen dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut: 1. Laporan Realisasi APBD (LRA) 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas (LAK) 4. Catatan Atas Laporan Keuangan (komite standar akuntasi pemerintah pusat dan daerah). 5. Selain empat bentuk unsur laporan keuangan yang dikemukakan di atas, masing-masing daerah diharuskan menyampaikan informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah, yaitu laporan keuangan badan usaha milik daerah dan data yang berkaitan dengan kebutuhan dan potensi ekonomi daerah. Pengguna LKPD 1. Pemerintahan daerah (internal) 2. Pemerintahan daerah (eksternal) seperti: DPRD Badan pengawas keuangan Investor, kreditur, dan donator Analis ekonomi dan pemerhati pemda Pemerintahan provinsi Pemerintah pusat Masyarakat SA-PPKD sebagai pengguna anggaran (entitas akuntansi) yang akan menghasilkan laporan keuangan PPKD yang terdiri dari LRA PPKD, Neraca PPKD, dan CaLK PPKD.

SA-Konsolidator sebagai wakil pemda (entitas pelaporan) yang akan mencatat transaksi resiprokal antara SKPD dan PPKD (selaku BUD) dan melakukan proses konsolidasi lapkeu (lapkeu dari seluruh SKPD dan PPKD menjadi lapkeu pemda yang terdiri dari Laporan Realisai APBD (LRA), Neraca Pemda, LAK, dan CaLK Pemda). Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten), kemudian daerah-daerah tersebut menyampaikan laporannya ke Pemerintah Pusat. Oleh pemerintah pusat dibuatkan menjadi Laporan Konsolidasi yang merupakan Laporan Keuangan Pemerintah RI. Akuntansi keuangan daerah adalah suatu sistem informasi pengidentifikasian, pencatatan, pengklasifikasian, mengikhtisarkan dan mengkomunikasikan kegiatan suatu daerah berupa pelaporan untuk pengambilan keputusan. Akuntansi keuangan daerah terdiri atas Akuntansi keuangan pemerintahan Provinsi, Akuntansi keuangan pemerintahan Kabupaten. Untuk perlakuan akuntansi keuangan daerah penyusunannya harus mengikuti PSAP yang telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tanggal 13 juni 2005, yaitu PSAP Nomor 1 sampai dengan Nomor 11, dimana hasil proses akuntansinya adalah: 1. Neraca 2. Laporan Realisasi Anggaran 3. Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan tiap-tiap daerah merupakan satu entitas-entitas yang akan membuat laporan keuangannya dan akan diserahkan ke Pemerintah Pusat. Pemerintah pusat yang juga sebagai suatu entitas akan menggabungkan laporan keuangan daerah-daerah tersebut kemudian membuat laporan keuangan Negara RI yang telah dikonsolidasikan sesuai dengan PSAP Nomor 11. Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh fungsi akuntansi di SKPKD, yang mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD dalam kapasitas sebagai pemda. Sistem akuntansi PPKD ini meliputi: 1. Akuntansi Pendapatan PPKD Akuntansi pendapatan PPKD adalah langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk pendapatan pada level pemda seperti Dana Perimbangan. Dokumen sumber untuk penjurnalannya adalah Laporan Posisi Kas Harian yang dibuat oleh BUD. Dari Laporan Posisi Kas Harian tersebut, PPKD dapat mengidentifikasi penerimaan kas yang berasal dari dana perimbangan.

2. Akuntansi Belanja PPKD Akuntansi Belanja PPKD adalah langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. 3. Akuntansi Pembiayaan PPKD Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus. Jika APBD mengalami defisit, pemerintah dapat menganggarkan penerimaan- pembiayaan, di antaranya dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekaya-an daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang. 4. Akuntansi Aset PPKD Prosedur akuntansi aset pada PPKD merupakan pencatatan atas pengakuan aset yang muncul dari transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh pemda, misalnya peng- akuan atas Investasi Jangka Panjang dan Dana Cadangan. PPKD akan mencatat transaksi perolehan maupun pelepasan aset ini dalam jurnal umum berdasarkan bukti memorial. Bukti memorial dibuat oleh PPKD sesuai dengan bukti transaksi yang ada 5. Akuntansi Utang PPKD Seperti halnya aset, utang atau kewajiban pemda muncul sebagai akibat dari transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh pemda. Prosedur akuntansi utang PPKD merupakan pencatatan atas pengakuan utang jangka panjang yang muncul dari transaksi penerimaan pembiayaan serta pelunasan/pembayaran utang (pengeluaran pembiayaan). 6. Akuntansi Selain Kas PPKD Prosedur akuntansi selain kas pada PKPD meliputi: a. Koreksi kesalahan pencatatan Merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal dan telah dipindahkan ke buku besar b. Pengakuan aset, utang, dan ekuitas c. Jurnal terkait transaksi yang bersifat accrual dan prepayment Merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi yang sudah dilakukan PPKD namun pengeluaran kas belum dilakukan (accrual) atau terjadi transaksi pengeluaran kas untuk belanja di masa yang akan datang (prepayment). PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (KONSOLIDASI)

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah Laporan Keuangan Konsolidasi dari Laporan Keuangan SKPD, Laporan Keuangan PPKD dan Laporan Keuangan Konsolidator. Proses pembuatan Laporan Keuangan Pemda ini pada dasarnya sama dengan proses pembuatan Laporan Keuangan yang telah dijelaskan dalam prosedur sebelumnya. Perbedaan utama adalah adanya jurnal eliminasi untuk menihilkan reciprocal account. Perbedaan utama dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dibandingkan Laporan Keuangan SKPD adalah tidak adanya rekening RK. Rekening tersebut sudah dinihilkan melalui jurnal eliminasi. Langkah 1 (Kertas Kerja) a. `Fungsi Akuntansi di SKPKD menyiapkan kertas kerja (worksheet) sebagai alat untuk menyusun Laporan Keuangan. Kertas kerja adalah alat bantu yang bantu yang digunakan dalam proses pembuatan Laporan Keuangan. Kertas kerja berguna untuk mempermudah proses pembuatan laporan keuangan yang dihasilkan secara manual. b. `Fungsi Akuntansi di SKPKD melakukan rekapitulasi saldo-saldo Neraca Setelah Penyesuaian dari Neraca Saldo Satuan Kerja menjadi Neraca Saldo Pemda dan diletakkan di kolom Neraca Saldo Pemda yang terdapat pada Kertas Kerja. c. `Akuntansi di SKPKD membuat jurnal eliminasi. Jurnal ini dibuat dengan tujuan melakukan eliminasi atas saldo pada akun-akun yang bersifat reciprocals. Akun Reciprocal adalah akun-akun Rekening Koran (RK). Contoh jurnal eliminasi adalah: Eliminasi RK 1 RK Pemda RK Dinas.. RK Kantor RK Badan. Dalam contoh ini, jurnal eliminasi adalah sebagai berikut: 4.1.01.01 1.1.9.01.01 RK PEMDA RK Dinas Kesehatan 1.342.500.000 1.342.500.000 d. Fungsi Akuntansi di SKPKD melakukan penyesuaian atas neraca saldo berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Nilai yang telah disesuaiakan diletakkan pada kolom Neraca Saldo Pemda Setelah Penyesuaian yang terdapat pada Kertas Kerja. e. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, Fungsi Akuntansi di SKPKD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan Realisasi

Anggaran dan memidahkannya ke kolom Laporan Realisasi Anggaran yang terdapat pada Kertas Kerja. f. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, Fungsi Akuntansi di SKPKD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Neraca dan memindahkannya ke kolom Neraca yang terdapat pada Kertas Kerja. g. Dari kertas kerja yang telah selesai diisi, Fungsi Akuntansi dio SKPKD dapat mnenyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran. Sebagai catatan, neraca yang dihasilkan belum final karena PPK-SKPKD belum membuat Jurnal Penutup. Langkah 2 (Jurnal Penutup) Jurnal penutup adalah jurnal akhir yang dibuat untuk menutup saldo nominal menjadi nol pada akhir periode akuntansi. Perkiraan nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran, yaitu Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan. Pendapatan Penerimaan Pembiayaan Apropriasi Belanja Estimasi Pengeluaran Pembiayaan Belanja Pengeluaran Pembiayaan Estimasi Pendapatan Estimasi Penerimaan Pembiayaan SILPA Jurnal Penutup akan mempengaruhi nilai SILPA di neraca menjadi jumlah yang benar. Contoh Jurnal Penutup untuk Neraca Saldo setelah penutupan adalah sebagai berikut:

4.1.2.01.01 3.1.1.01.01 3.1.1.01.01 5.1.1.01.01 5.1.1.01.02 5.1.1.01.04 5.1.1.01.05 5.2.2.01.01 5.2.2.01.08 5.2.2.02.04 5.2.2.03.01 5.2.2.03.02 5.2.2.03.03 4.1.1.01.01 4.1.1.01.02 3.1.1.01.01 3.1.1.01.01 5.1.2.01.01 5.1.4.01.02 5.1.4.03.01 6.1.4.01.01 6.1.4.03.01 3.1.1.01.01 3.1.1.01.01 6.2.1.01.01 6.2.2.02.01 Pendapatan Retribusi SILPA SILPA Belanja Gaji Pokok Belanja Tunjangan Keluarga Belanja Tunjangan Fungsional Belanja Tunjangan Fungsional Umum Belanja ATK BelanjaBBM/Gas Belanja Obat-obatan Belanja Telepon Belanja Air Belanja Listrik Pendapatan DAU Pendapatan DAK SILPA SILPA Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Penerusan Pinjaman Daerah Penerusan Pinjaman Bank SILPA SILPA Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pemda 50.000.000 50.000.000 1.416.000.000 950.000.000 95.000.000 30.000.000 150.000.000 10.000.000 1.000.000 75.000.000 50.000.000 20.000.000 35.000.000 5.000.000.000 3.000.000.000 8.000.000.000 500.000.000 200.000.000 200.000.000 100.000.000 3.000.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 2.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000 RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Nomor Urut Uraian Jumlah (Rp) Anggaran Realisas setelah i perubahan Bertambah/ Berkurang Rupiah % 1 2 3 4 5 6

1 1.1 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.2 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5 PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusu Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Hibah Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Pendapatan 2 2.1 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8 2.2 2.2.1 2.2.2 2.2.3 BELANJA DAERAH Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Belanja Pegawai

Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Jumlah Belanja Surplus/(Defisit) 3 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5 3.1.6 PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Pembiayaan Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Penerimaan Piutang Daerah Jumlah Penerimaan Pembiayaan 3.2 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4 Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Hutang Pemberian Pinjaman Daerah Jumlah pengeluaran pembiayaan Pembiayaan Neto 3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan

NERACA Uraian Tahun n (Rp) Tahun n-1 (Rp) ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Pengeluaran Investasi Jangka Panjang Piutang Piutang Pajak Piutang Retribusi Piutang Dana Bagi Hasil

Piutang Dana Alokasi Umum Piutang Dana Alokasi Khusus Bagian Lancar Pinjaman Kepada BUMD Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Persediaan INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen Pinjaman Kepada Perusahaan Negara Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya Investasi Dalam Surat Hutang Negara Investasi Dana Bergulir Ìnvestasi Non Permanen Lainnya Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan Penyertaan Modal Perusahaan Patungan Investasi Permanen Lainnya ASET TETAP Tanah Tanah Peralatan dan Mesin Alat-alat Berat Alat-alat Angkutan Alat Bengkel

Alat Pertanian dan Peternakan Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga Alat Studio dan Alat Komunikasi Alat Ukur Alat-alat Kedokteran Alat Laboratorium Alat Keamanan Gedung dan Bangunan Bangunan Gedung Bangunan Monumen Jalan, Irigasi dan Jaringan Jalan dan Jembatan Bangunan Air (Irigasi) Instalasi Jaringan Aset Tetap Lainnya Buku dan Perpustakaan Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan Hewan/Ternak dan Tumbuhan Konstruksi Dalam Pengerjaan Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Akumulasi Penyusutan Aset Tetap DANA CADANGAN Dana Cadangan ASET LAINNYA

Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tak Berwujud Aset Lain-lain JUMLAH ASET KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Hutang Perhitungan Pihak Ketiga Hutang Bunga Hutang Pajak Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang Dalam Negeri Pendapatan Diterima Dimuka Hutang Jangka Pendek Lainnya KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang Dalam Negeri Hutang Luar Negeri Hutang Jangka Panjang Lainnya EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Hutang Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Jangka Pendek Ekuitas Dana Investasi

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Hutang Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Jangka Panjang Ekuitas Dana Cadangan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA LAPORAN ARUS KAS No. Uraian (Dalam Rupiah)

20X1 20X0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Masuk Kas Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Investasi Pendapatan Lain-lain Asli Daerah Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Pendapatan Hibah Pendapatan Dana Darurat Lain-lain Pendapatan Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 15) Arus Keluar Kas Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Non-Investasi Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pinjaman Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Operasi Lain Belanja Tak Tersangka Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten/Kota Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota Jumlah Arus Keluar Kas (18 s/d 30) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (16-31)

49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Masuk Kas Pendapatan Penjualan Aset Tetap Pendapatan Penjualan Aset Lain Pos-pos Luar Biasa Jumlah Arus Masuk Kas (35 s/d 37) Arus Keluar Kas Pembelian Aset Tetap Pembelian Aset Lain Pos-pos Luar Biasa Jumlah Arus Keluar Kas (40 s/d 42) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (38-43) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan Arus Masuk Kas Penggunaan Selisih Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Penerimaan Penjualan asset yang Dipisahkan Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMD Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Pusat Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Otonom Lain Penerimaan Pinjaman dari BUMN Penerimaan Pinjaman dari BUMD Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat Privatisasi BUMD Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Pinjaman dari Bank Pinjaman dari Lembaga Keuangan Lain Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lain Penerimaan Pinjaman Luar Negeri Pos-pos Luar Biasa Jumlah Arus Masuk Kas (47 s/d 62) Arus Keluar Kas Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah Pusat

Pembayaran Pokok Pinjaman BUMN Pembayaran Pokok Pinjaman BUMD Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Daerah Otonom Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Bank Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Lembaga Keuangan Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lain Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri Pemberian Pinjaman Jangka Panjang Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pos-pos Luar Biasa Jumlah Arus Keluar Kas (65 s/d 75) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (63-76) Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran Arus Masuk Kas Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) Pos-pos Luar Biasa Jumlah Arus Masuk Kas (80 s/d 81) Arus Keluar Kas Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) Pos-pos Luar Biasa Jumlah Arus Keluar Kas (84 s/d 85) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran (82-86) Kenaikan/Penurunan Kas (32+44+77+87) Saldo Awal kas Saldo Akhir Kas CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PENDAHULUAN BAB I Pendahuluan

1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan SKPD 1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan SKPD 1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan SKPD BAB II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD SKPD 2.1 Ekonomi makro 2.2 Kebijakan keuangan 2.3 Indicator pencapaian target kinerja APBD BAB III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan SKPD 3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan SKPD 3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan BAB IV Kebijakan akuntansi 4.1 Entitas akuntansi/entitas laporan keuangan daerah SKPD 4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD 4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD 4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam SAP pada SKPD BAB V Penjelasan po-pos Laporan Keuangan SKPD 5.1 Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan SKPD 5.1. 1 5.1. 2 5.1. 3 5.1. 4 5.1. 5 Pendapatan Belanja Aset Kewajiban Ekuitas Dana

5.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas akuntansi/entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual pada SKPD BAB VI BAB VII Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan SKPD Penutup BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Laporan keuangan konsolidasian disajikan oleh entitas pelaporan, sementara peran pemerintah pusat yakni menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari semua kementerian lembaga/negara kepda lembaga legislatif. Pemerintah daerah menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari semua entitas akuntansi dibawahnya kepada lembaga legislatif. Proses konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun timbal balik (reciprocal accounts). Contoh akun timbal balik ini antara lain sisa uang persediaan yang belum dipertanggung jawabkan oleh bendahara pengeluaran sampai dengan akhir periode akuntansi. Adapun komponen pada aporan keuangan konsolidasian terdiri dari laporan realisasi anggaran, laporan perubahan sal, neraca, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan.

Konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya atau yang diselenggarakan oleh entitas akuntansi dengan entitas akuntansi lainnya, dengan mengeliminasi akun timbal balik. Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan dengan menggabungkan laporan keuangan seluruh entitas akuntansi yang secara organisatoris berada di bawahnya. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah Laporan Keuangan Konsolidasi dari Laporan Keuangan SKPD, Laporan Keuangan PPKD dan Laporan Keuangan Konsolidator. Proses pembuatan Laporan Keuangan Pemda ini pada dasarnya sama dengan proses pembuatan Laporan Keuangan yang telah dijelaskan dalam prosedur sebelumnya. Perbedaan utama adalah adanya jurnal eliminasi untuk menihilkan reciprocal account. Perbedaan utama dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dibandingkan Laporan Keuangan SKPD adalah tidak adanya rekening RK. Rekening tersebut sudah dinihilkan melalui jurnal eliminasi.