Studi Elemen Interior Rumah Adat Sumbawa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PENERAPAN UKIRAN MADURA PADA INTERIOR GALERI BATIK DI BANGKALAN PLAZA MADURA

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

Jawa Timur secara umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

Fasilitas Ecomuseum Suku Dayak Kenyah Desa Pampang di Samarinda

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB 1. Pendahuluan. Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan.

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

ELEMEN ARSITEKTURAL ATAP PADA RUMAH TRADISIONAL MELAYU RIAU ROOF ARCHITECTURAL ELEMENT OF THE RIAU MALAY TRADISIONAL HOUSE

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

DAFTAR ISI. BAB III OBJEK STUDI 3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Tinjauan Umum Tinjauan Lokasi Analisa Tapak...

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAGIAN PENDAHULUAN Latar Belakang Persoalan Perancangan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN KAMPUNG WISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN DI DAERAH PERBATASAN

CATATAN DOSEN PEMBIMBING...

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...5

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

Struktur dan Konstruksi II

POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

: Kampung Sampireun. Atap dilapisi ijuk

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PARWISATA PULAU LOMBOK BERBASIS ANDROID SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

Gambar 1.1 Tampak samping Rumah Tongkonan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993)

BAB IV Konsep dan Tema Perancangan

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

REGOL PAGAR RUMAH TRADISIONAL DI LAWEYAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci : promosi, tradisional, KSWM, dan mendidik.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

EFISIENSI PEMANFAATAN MATERIAL BAMBU PADA PERANCANGAN BANGUNAN DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE WONOREJO DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA

Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Desain Interior Galeri Handicraft Lombok dengan Fasilitas Pelatihan yang Berlanggam Budaya Lombok

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

Upaya Penanganan Kayu Secara Tradisional Studi Kasus: Tradisi Masyarakat Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

Konsep Design Mikro (Bangsal)

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tersebut diperoleh dari alternatif-alternatif terbaik yang sudah sesuai dengan objek

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi untuk meningkatkan harkat hidup sebagaimana bangunan pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

ABSTRAK. Kata Kunci : Ruang publik, Yaroana Masigi, Pelestarian

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup sosio-kultural yang lebih sempit, salah satu manfaat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

Transkripsi:

Studi Elemen Interior Rumah Adat Sumbawa Depri Satriawan 1 dan Chairil Budiarto Amiuza 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Program Sarjana Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Alamat Email penulis: deprisnooke@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan dari kajian studi ini adalah mengenal, memahami dan menelusuri Rancangan ruang dalam (interior) pada Rumah Adat Sumbawa untuk bahan kajian dan perbendaharaan Rancangan Ruang dalam (Interior) Arsitektur Tradisional Nusantara. Keunikan dan kekhasan Arsitektur Tradisional Sumbawa akan menjadi penting dalam rangka menelusuri lokalitas suatu potensi yang menyangkut pelestarian dan pengembangan perancangan lingkungan binaan. Fakta lapangan yang ada, ternyata ada beberapa strata sosial yang ada pada Rumah Adat Sumbawa ini, Rumah Adat Sumbawa memiliki 3 jenis Rumah adat yaitu Rumah yang di diami oleh Sultan, petinggi Sultan dan Prajurid/rakyat biasa, oleh karena itu ke 3 bangunan ini mempunyai arsitektur yang bervariasi dengan detail dan unsur unsur, rancangan yang beragam pula, baik ekterior maupun interiornya. Khususnya, Interior Arstektur Tradisional Sumbawa belum ada kajian khusus aspek aspek interior bangunan tersebut. Guna melengkapi khasanah pengetahuan dan pengembangan rancangan Arsitektur yang bermuatan lokal, diperlukan kajian Interior Arsitektur tradisional Sumbawa, yang dalam tataran pengetahuan rancangan Interior Tradisional Nusantara masih sangat terbatas. Kata Kunci: Arsitektur Tradisional, Rumah Adat Sumbawa, strata sosial ABSTRACT The aim of this study is to know, understand and search for interior design on Rumah Adat Sumbawa for study material and Interior Design treasury for Archipelago Traditional Architecture. Traditional Sumbawa architecture uniqueness and typicality will be important in order to search local potential which connected to conservation and development of designing the built environment. Available facts, Sumbawa has 3 type of traditional houses, which is dwelled by Sultan, High Officials of Sultan, and soldier or typical citizens therefore these 3 houses have variated architecture with different details, elements and design for exterior and interior. For Architecture Interior of Traditional Sumbawa, there are no special study for its interior for this moment. To complete the repertoire of knowledge and development of interior design with local content, study about Traditional Sumbawa Interior Architecture is needed. Which in the level of knowledge of the Interior Traditional Nusantara design is still very limited. Keywords: Traditional Architecture, Rumah Adat Sumbawa, Social status 1. Pendahuluan Sumbawa adalah wilayah perkotaan yang masih dalam taraf pengembangan dan memiliki banyak potensi menarik. Sumbawa merupakan daerah yang kaya dalam bidang seni, budaya maupun keadaan alamnya yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata

tidak hanya bagi wisatawan lokal tetapi juga wisatawan mancanegara. Terdapat banyak potensi yang cukup besar dapat dilihat dari kebudayaannya, kawasan pesisir pantainya, dan keadaan alamnya. Salah satu kepulauan Nusantara yang juga memiliki kebudayaan Tradisional yang masih bertahan adalah Pulau Sumbawa. Pulau ini merupakan bagian dari kepulauan Nusa Tenggara Timur yang memiliki rumpun kebudayaan yang khas, meskipun ada juga pengaruh kebudayaan kepulauan besar Sulawesi dan yang lain. Namun karena alam lingkungannya berbeda maka budaya fisik dan non fisiknya mengalami adaptasi yang menjadikan kebudayaannya menjadi khas. Rumah adat Sumbawa adalah salah satu yang mencolok dari Sumbawa, karena sekarang rumah adat Sumbawa sudah di jadikan museum oleh pemerintah Sumbawa sehingga dapat memfasilitasi masyarakat untuk dapat mempelajari kebudayaan jaman dulu yang memang di lupakan atau tidak di ketahui oleh generasi-generasi muda.oleh karena itu perlunya menstudi kembali apa saja yang ada pada rumah adat Sumbawa khusunya pada interiornya, karena hal ini bisa mengatasi permasalahan yang ada pada daerah Sumbawa. Dalam hal ini kita terlebih dahulu harus mengetahui apa saja macam rumah adat yang ada di Sumbawa, sehingga lebih gampang memperkenalkan kebudayaan Sumbawa kembali kepada masyarakat dan juga untuk menarik wisatawan luar maupun dalam sehingga kebudayaan Sumbawa tetap utuh. Lokasi yang dipilih untuk studi ini adalah 3 macam rumah adat yang ada di Sumbawa yaitu DalamLoka, Bala Pekat dan Bale Panggung. Rumah adat ini memiliki potensi yang baik, karena masyarakat bisa belajar kembali tentang rumah adat dan elemeninteriornya juga selain itu rumahadat Sumbawa dekat dengan pusat kota.lokasi yang ada juga dapat dijangkau oleh masyarakat setempat dengan mudah. 2. Metode Dalam kajian ini digunakan metode deskriptif dan programatik. Metode deskriptif yang dilakukan yaitu berupa paparan mengenai fenomena-fenomena yang sedang berkembang sebagai gagasan awal. Deskripsi awal berupa penjelasan mengenai isu tapak yang ada di wilayah Sumbawa, penjelasan kondisi wilayah Sumbawa secara umum. Dalam pemaparan ini terdapat permasalahan yang terdapat pada kabupaten Sumbawa, dimana salah satu pemecahannya adalah dengan menstudi kembali Elemenelemen interior yang ada di rumah adat Sumbawa. Tema yang diangkat adalah studi elemen interior rumah adat Sumbawa sebagai upaya untuk menjaga kelestariannya dan mempelajari bagaimana/seperti apakah Rancangan Interior Arsitektur tradisional Sumbawa pada setiap jenis/strata sosial arsitekturnya dan persamaan perbedaan rancangan Interiornya, khususnya yang menyangkut unsur-unsur dan prinsip-prinsip Rancangan Interor Tradisional Sumbawa 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Objek Studi Lokasi yang dipilih untuk studi ini adalah 3 macam rumah adat yang ada di Sumbawa yaitu DalamLoka, Bala Pekat dan Bale Panggung. Rumah adat ini memiliki potensi yang baik, karena masyarakat bisa belajar kembali tentang rumah adat dan elemeninteriornya juga selain itu rumahadat Sumbawa dekat dengan pusat kota.lokasi yang ada juga dapat dijangkau oleh masyarakat setempat dengan mudah.

Gambar 1. Peta Lokasi Rumah Adat Sumbawa (Sumber: Google Image) 3.2 Rumah Adat Sumbawa Rumah adat yang dipilih ada 3 macam yaitu : 1. Rumah Adat Dalam Loka Dalam Loka merupakan istana kerajaan peninggalan sejarah yang berlokasi di kota Sumbawa Besar. Dalam Loka ini dibangun dan dikembangkan pada tahun 1885 oleh Sultan Muhammad Jalalludin III (1883-1931), karena pada masa sebelum Sultan Muhammad Jalalludin III menjabat Dalam Loka dulunya telah lapuk dimakan usia dan sempat terbakar juga. Terdapat pengertian dari Dalam Loka sendiri yaitu kata Dalam yang berarti istana atau rumah-rumah di dalam istana dan Loka yang berarti dunia atau tempat. Jadi, Dalam Loka bermakna istana tempat tinggal Sultan / Raja. Dalam Loka memiliki luas 696,98 m2 dengan 2 bangunan kembar yang ditopang oleh 98 tiang kayu jati dan 1 buah tiang pendek (tiang guru) yang terbuat dari pohon cabe. Secara keseluruhan jumlah tiang penopang adalah 99 tiang yang melambangkan 99 sifat Allah (asmaul husna). Gambar 2. Rumah Adat Dalam Loka (Sumber: Google Image) 2. Rumah Adat Bala Pekat Bala (Istana) Dalam Pekat disebut juga Bala Datu Ranga, terletak dikelurahan pekat Sumbawa Besar, sebelah selatan istana Dalam Loka. Berbentuk rumah panggung besar yang terbuat dari kayu yang saat ini masih tegak berdiri dan terawat dengan baik. Dulunya merupakan kediaman Abdul Madjid Daeng Matutu, Perdana Menteri Kesultanan Sumbawa dengan gelar Datu Ranga.

Gambar 3. Rumah Adat Bala Pekat 3. Rumah Adat Bale Panggung Bale panggung adalah tempat tinggalnya masyarakat / prajurid di Sumbawa, Bale Panggung ini memiliki ukuran yang tidak terlalu besar di karenakan tingkat staratanya berbeda dengan Dalam Loka dan Bala Pekat. 3.3 Persamaan dan Perbedaan Gambar 4. Rumah Adat Bale Panggung Tabel 1. Elemen Pembentuk Ruang Lunyuk Agung/Ruang Tamu

Setelah dilakukan tabulasi dan analisis terhadap ruang Lunyuk Agung /Ruang Tamu pada Dalam Loka, Bala Pekat dan Bale Panggung, maka dapat diketahui persamaan dan perbedaannya, yaitu: - Persamaan 1. Pada lantai dan dinding Dalam Loka dan Bala Pekat menggunakan kayu yang berbahan khusus yaitu kau kayu jati, pada jaman dahulu orang-orang sumbawa meyakini bahwa kayu jati merupakan kayu yang kuat, awet, batang yang lurus dan mempunyai sedikit mata oleh karena itu masyarakat Sumbawa dari jaman dahulu sampai sekarang tetap menggunakan kayu jati sebagai bahan untuk Rumah mereka. 2. Lantai pada Dalam Loka dan Bala Pekat mempunyai susunan balok kayu yang memanjang serta mempunyai sambungan pada bagian tengahnya, masing-masing bilah kayunya mempunyai dimensi ukuran yaitu dari panjangnya berukuran 4 m, lebar 25 cm dan mempunyai tebal 2 cm. Gambar 5. Susunan Lantai Selain itu terdapat unsur-unsur garis yang ada pada sambungan lantai lantai yang mempunyai arti sebagai pembatas lantai antara Prajurid/Rakyat Biasa dengan Sultan. Gambar 6. Unsur Garis Lantai 3. Persamaan Unsur-unsur garis pada ke 3 Rumah Adat ini adalah pada susunan lantainya yang memanjang mempunyai arti luas dan lebar, di karenakan pada Rumah Adat Bala Pekat dan Bale Panggung mempunyai ukuran ruang yang tidak terlalu besar seperti Dalam loka sehingga menggunakan susunan kayu yang memanjang ke depat agar ruangan mereka terlihat lebih luas dan lebar.

4. Dinding pada Dalam Loka dan Bala Pekat mempunyai susunan memanjang mengarah ke atas, serta masing-masing bilah kayunya mempunyai dimensi ukuran yaitu dari panjangnya berukuran 3,5 m, lebar 20 cm dan mempunyai tebal 1,5 cm. Gambar 7. Susunan Dinding Unsur-unsur garis yang memanjang mengarah ke di plafon juga dapat membuat ruangan berkesan menjadi terlihat lebih tinggi. Selain itu unsur-unsur garis berada ada dinding yang mempunyai arti yaitu mengandung konsep kekuatan dan keawetan sehingga susunan dindingnya memanjang mengaraha ke atas seolah kayu tersebut tetap hidup Gambar 8. Unsur Garis Dinding 5. Dinding Dalam Loka dan Bala Pekat berbahan kayu jati yang kuat dan tebal hal ini mampu menahan panas dari sinar matahari yang berada di luar ruangan, di karenakan pada wilayah Sumbawa saat siang hari suhunya sangat lah panas. 6. a. Lantai 1 Pada Plafon ke 3 Rumah Adat ini memiliki ke samaan pada plafonnya yaitu mempunyai unsur garis yang mengarah vertikal dan panjang kayu berukuran ganjil yaitu bermakna kebaikan Gambar 9. Plafon b. Lantai 2 - Persamaan dari ke 3 Rumah Adat ini adalah lantai 2 nya di gunakan untuk menyimpan persediaan makanan. - Persamaan dari Dalam Loka dan Bala Pekat yaitu sebagai tempat bermainnya putri dan kerabatnya, tempat melihat pertunjukan yang ada di luar Rumah dari atas dan sebagai tempat menyimpan persediaan makanan.

Gambar 9. Lantai 2 - Perbedaan 1. Untuk dinding dan lantai Bale Panggung tidak menggunakan kayu jati, melainkan menggunakan bahan kayu biasa yang gampang di dapatkan seperti kayu bila, kayu bila atau nama lainnya kayu maja adalah kayu yang banyak tumbuh di wilayah Sumbawa karena tanaman ini tumbuh di kawasan panas dan kering, oleh karena itu masyarakat Sumbawa memanfaatkan kayu ini sebagai bahan membuat Rumah mereka. Faktor lainnya yaitu masyarakat jaman dulu tidak menggunakan kayu jati sebagai bahan bangunannya dikarenakan harganya yang mahal sehingga hanya mampu menggunakan kayu biasa sebagai bahan untuk membuat Rumah mereka. Gambar 10. Kayu Bila/Maja 2. Lantai pada Bale Panggung mempunyai susunan balok kayu yang memanjang tetapi tidak mempunyai sambungan pada bagian tengahnya serta masing-masing bilah kayunya mempunyai dimensi ukuran yaitu dari panjangnya berukuran 4 m, lebar 25 cm dan tebalnya 2 cm. Gambar 11. Susunan Lantai Karena tidak memiliki sambungan pada Rumah Adat ini tidak menerapkan konsep unsur garis yang sama seperti Dalam Loka dan Bala Pekat melainkan setiap orang yang datang bertamu harus berbaur dengan pemilik Rumah dan yang lainnya. Gambar 12. Ilustrasi ruang Tamu

3. Dinding pada Bale Panggung mempunyai susunan yang memanjang mengarah ke atas, serta masing-masing bilah kayunya mempunyai dimensi ukuran yaitu untuk panjangnya berukuran 2,5-3 m, lebar 20 cm dan untuk tebalnya 1,5 cm. 4. Kesimpulan Gambar 13. Susunan Dinding Dalam studi ini kita semua dapat mengetahuin elemen-elemen yang ada pada masing-masing Rumah Adat Sumbawa seperti persamaan dan perbedaannya. Pada Rumah Adat Dalam Loka dan Bala Pekat lebih banyak memiliki kesamaan karena dari bentukan rumahnya saja hampir sama hanya ukurannya saja yang berbeda, dilihat dari pemanfaatan kayu dan warna, pada Dalam Loka dan Bala Pekat menggunakan bahan kayu yang khusus yaitu kayu jati karna pada jaman dahulu orang Sumbawa meyakini bahwa kayu jati adalah kayu yang kuat, awet dan memiliki sedikit mata. Pada Rumah Adat Dalam Loka dan Bala Pekat memiliki warna yang khas yaitu warna coklat tua di gabungkan dengan warna kuning gading sehingga Rumah tersebut terlihat simple dan elegan. Pada lantai Dalam Loka dan Bala Pekat memiliki susunan kayu yang berjejer memanjang dan memiliki sambungan pada tengah-tengah lantainya,hal ini di lakukan untuk memberikan kesan luas pada ruangan dan pada sambungan lantainya memiliki fungsi untuk pembatas antara Sultan, Perdana Menteri dan Prajurid/Rakyat Biasa. Sedangkan jika di bandingkan dengan Rumah Adat Bale Panggung sangat berbeda dengan Rumah Adat Dalam Loka dan Bala Pekat, di lihat dari ukurannya saja sudah berbeda Rumah Adat ini berukuran kecil dan terlihat biasa. Dalam hal ini dapat di simpulkan bahwa Rumah Adat Dalam Loka dan Bala Pekat di lihat dari penggunaan motif, bahan, warna dll memiliki banyak kesamaan sedangkan Rumah Adat Bale Panggung hampir tidak ada kesamaannya karena dari masyarakat tidak memiliki kemampuan baik dari segi keuangan maupun kekuasaan tidak akan bisa sama dengan Dalam Loka dan Bala Pekat. Daftar Pustaka Laksmiwati,Triandi. 2012. Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Dasar Desain Interior H.Hasanuddin,s.pd. 2014 Mengenal Istana-istana kesultanan Sumbawa (1648-1958). Selim, Drs.A.Gani Sejadah (Sejarah Daerah) sejarah daerah Sumbawa untuk SD kelas 6.