Wantiyah
Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang arteri koroner 2. Menguraikan konsep keteterisasi jantung: pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus diperhatikan 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung
Efisiensi jantung tergantung nutrisi dan oksigenasi yang adekuat pada otot jantung oleh sirkulasi koroner Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa O2 untuk miokardium mell. cabang-cabang intramiokardial. arteri koroner cabang pertama sirkulasi sistemik yang memperdarahi jantung melintang di permukaan jantung dan mengelilingi jantung arteri koroner t.d.: arteri koroner kiri (LCA) dan kanan (RCA)
1. Left main coronary artery (LCA) cabang: left anterior Descendence (LAD) dan Left circumflex (LCx) a. LAD RV, dinding anterior LV, dan 2/3 anterior septum. Cabang LAD juga memperdarahi jar. konduksi: berkas his kiri dan kanan b. LCx: dinding lateral dan posterior LV. Pada sebagian kecil orang LCx memperdarahi SA (45 %) dan AV nodes (10 %) 2. Right main coronary artery (RCA) RA, RV, dan dinding dalam (inferior) LV, SA (55 %) dan AV nodes (90 %)
Faktor yang mempengaruhi aliran darah koroner: a. Tekanan perfusi koroner Tekanan normal: 90 mmhg, aliran turun ketika tekanan < 50 mmhg. Berhenti: < 20 mmhg (critical closing pressure) b. Resistensi vaskular koroner tgt: diameter arteri koroner bersifat autoregulated. d resistensi laju dan vol darah c. Faktor yang dapat menurunkan alirah darah koroner: obstruksi (plak ateroskeloris, spasme, trombus), penurunan tekanan diatolik aorta atau peningkatan tekanan atrium kanan
Diagnostik invasif kardiovaskuler: pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa secara invasif pada kelainan jantung dan pembukug darah dengan memasukkan sebuah alat berupa kateter melalui pembuluh darah (arteri dan vena) menuju jantung kateterisasi jantung dilakukan di "Cath Lab" Intervensi non bedah kardiovaskuler: tindakan utk mengatasi kelainan jantung dan pembuluh darah tanpa menggunakan operasi
1. Mendapat gambaran arteri koroner dan ruang-ruang jantung 2. Mengukur secara tepat tekanan dalam ruang jantung (hemodinamik intrakardiak) 3. Mengetahui keadaan dan fungsi SCV utk mengetahui kelainan p.d aorta, pulmonal, dan perifer 4. Mengidentifikasi struktur kelainan jantung: kelainan arteri koroner, disfungsi miokard, kelainan katup, dan kelainan jantung bawaan
a. Kateterisasi perkutan b. Kateterisasi langsung melalui arteri brachial c. Kateterisasi jantung kanan d. Kateterisasi jantung kiri Pada intinya, ada 2 tindakan pada kateterisasi jantung: a. angiogram/angiography anatomi b. Penyadapan tekanan darah ruang jantung/pd, kandungan O2, kelistrikan jantung
PTCA 2
Indikasi kateterisasi jantung: a. Gangguan pembuluh darah koroner b. Infark miokard c. Kelainan katub jantung d. Kelainan jantung bawaan e. Diseksi aorta f. Konstriksi perikardium atau tamponade g. Kardiomiopati h. Pemeriksaan awal dan lanjutan untuk transplantasi jantung
Absolut: keadaan peralatan dan fasilitas kateterisasi tidak adekuat Relatif: gagal jantung kongestif tidak terkontrol, hipertensi, aritmia, perdarahan otak, infeksi atau demam, ketidakseimbangan elektrolit, perdarahan sal. Cerna atau anemia, kehamilan, perdarahan tak terkontrol, pasien tidak kooperatif, gagl ginjal
Perdarahan Pseudoaneurisma Trombosis/embolus/emboli udara Nyeri Alergi zat kontras Infeksi
Informed consent Persiapan pasien: 1. X-ray dada 2. Pemeriksaan laboratorium (darah dan urin) 3. EKG 12 lead 4. Puasa selama 4-6 jam sebelum prosedur 5. pembersihan/pencukuran area insersi kateter 6. Premedikasi 7. semua perhiasan dilepas dan memakai pakaian khusus. 8. Administrasi Selama prosedur pasien akan tetap sadar.
Pre Intra post Diagnosa Cemas Kurang pengetahuan: prosedur dan perawatan postkat Cemas Resiko injuri Resiko infeksi nyeri resiko Infeksi resiko Kurang volume cairan Intervens i pengurangan kecemasan edukasi pengurangan kecemasan dukungan psikologis Pencegahan trauma pencegahan infeksi prinsip steril Monitoring TTV manajemen nyeri pencegahan infeksi manajemen perdarahan Monitoring TTV Evaluasi cemas terkontrol peningkatan pengetahuan cemas terkontrol pencegahan injuri kontrol infeksi nyeri teratasi tidak terjadi infeksi status hidrasi
Pre: pengkajian dan pendidikan kesehatan (pre, intra, post), persiapan Intra: scrub nurse, circulating nurse post: monitoring TTV, perdarahan
1. mengkaji keluhan 2. monitoring TTV (tiap 15 menit 1 jam pertama, II: 30 menit sampai stabil) 3. Manajemen perdarahan, pembengkakan/hematoma sekitar area penusukan: penekanan dengan bantal pasir selama 6 jam 4. Monitor tanda-tanda efek samping zat kontras/alergi 5. Monitor balance cairan 6. Pencegahan infeksi 7. Monitor gangguan sirkulasi perifer palpasi arteri poplitea, dorsalis pedis ka-ki tiap 15 menit 8. Catat resume medis dan perawatan
Love your heart... Thank you