BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah Palangka Raya, yaitu laboratorium Balai POM (Balai Pengawas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. biji cempedak ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana. kriteria tertentu yang diharapkan dalam penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat meningkat seiring dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan tetapi sebagian besar biasanya diperoleh dari karbohidrat dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, harus memenuhi kebutuhan akan pangan. 1. mengalami penguraian, sehingga nilai gizi dan kelezatannya akan

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Beragam cara pengembangan metode untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Beras adalah salah satu bagian paling penting di dunia untuk konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar Tempe

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. Cempedak Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik. Proses fermentasi tempe dimulai dari fase pertumbuhan cepat (0-30 jam

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia terbiasa

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

I. PENDAHULUAN. Budaya mengkonsumsi daging sudah menyebar di sebagian besar. masyarakat dunia. Kalau tidak ada daging mungkin dirasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan bahan persediaan bahan bakar fosil berkurang. Seiring menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SUSU KEDELAI

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment)

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BAB I PENDAHULUAN. waktu sekitar sehari semalam. Dalam SII Nomor , brem padat. dalam pembuatan brem padat adalah ketan putih.

BAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen di Bidang Teknologi Pangan

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya sudah sangat popular dan digemari sebagai buah segar.

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan Limbah Biji Nangka sebagai Bahan Alternatif dalam Pembuatan Tempe

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB III METODE PENELITIAN

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Kadar gizi tahu biji cempedak diuji di laboratorium yang ada di daerah Palangka Raya, yaitu laboratorium Balai POM (Balai Pengawas Obat dan Makanan) Provinsi Kalimantan Tengah. Pengujian ini dilakukan agar kandungan gizi yang terdapat pada tahu biji cempedak ini dapat dibandingkan dengan kadar gizi tahu yang ada pada tahu kedelai. Parameter yang diukur dalam kadar gizi tahu ini ada lima parameter yaitu kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, dan karbohidrat. Pengujian sampel dilakukan selama 1 bulan di mulai pada tanggal 10 Oktober sampai 10 November 2015. Data hasil perhitungan yang telah didapatkan berdasarkan dari 5 parameter tersebut, yaitu kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, dan karbohidrat untuk kandungan gizi tahu cempedak yang surat hasilnya telah di keluarkan pada tanggal 17 November 2015. Adapun hasilnya dari 5 parameter yang telah diuji berupa kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, dan karbohidrat tadi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Perhitungan Kadar Protein No Bobot Pengenceran Volume titrasi Hasil Sampel (g) (ml) akhir Blanko - - 0 1 0.5212 20.00 0.70 2.63 2 0.5854 20.00 0.80 Tabel di atas merupakan hasil dari perhitungan paremeter kadar gizi kandungan protein yang terdapat pada tahu biji cenpedak (Artocarpus champeden Spreng). Tabel 4.2 Perhitungan Kadar Lemak No Bobot konstan Bobot Bobot konstan Hasil wadah kosong sampel setelah pemanasan akhir (g) wadah + sampel (g) 1 43.0433 5.0402 43.0541 2 45.8491 5.1063 45.8603 0.22 Tabel di atas merupakan hasil dari perhitungan paremeter kadar gizi kandungan lemak yang terdapat pada tahu biji cenpedak (Artocarpus champeden Spreng).

Tabel 4.3 Perhitungan Kadar Abu No Bobot konstan wadah kosong (g) Bobot wadah + sampel (g) Bobot konstan setelah pengabuan sempurna wadah + sampel (g) 1 47.9623 49.6720 48.1311 2 48.9443 50.4869 49.0952 Hasil akhir 9.83 Tabel di atas merupakan hasil dari perhitungan paremeter kadar abu yang terdapat pada tahu biji cempedak (Artocarpus champeden Spreng). Tabel 4.4 Perhitungan Kadar Air No Bobot Bobot Bobot konstan Hasil konstan wadah + setelah akhir wadah sampel pemanasan wadah kosong (g) + sampel 1 48.5734 50.5736 49.6189 2 47.0290 49.2281 48.1721 47.87 Tabel di atas merupakan hasil perhitungan paremeter kadar air yang terdapat pada tahu biji cenpedak (Artocarpus champeden Spreng).

Tabel 4.5 Perhitungan Kadar Karbohidrat No Bobot sampel (mg) Pengenceran Volume titran (m) Blanko - - 0 1 6430.0 15 x 15.20 Hasil Akhir 7.75 2 6990.0 15 x 15.40 Tabel di atas merupakan hasil perhitungan paremeter kandungan karbohidrat yang terdapat pada tahu biji cenpedak (Artocarpus champeden Spreng). Gambar 4.1 Proses penimbangan sampel

Sampel yang di uji berupa tahu dari biji cempedak dengan berat 100 gram. Analisis kadar gizi tahu biji cempedak dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Kandungan Gizi Tahu Biji Cempedak No Parameter kadar gizi Kandungan (mg/100 gr) Cempedak 1 Protein 2.63 2 Lemak 0.22 3 Karbohidrat 7.75 4 Kadar air 47.87 5 Kadar abu 9.83 Hasil pengukuran mengenai kandungan gizi tahu kedalai yang meliputi kadar protein, lemak, kadar air, kadar abu, dan karbohidrat dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Kandungan Gizi Tahu Kedelai 1 No Parameter kadar gizi tahu kedelai Kandungan (mg/100 gr) 1 Protein 7.8 2 Lemak 4.3 3 Karbohidrat 2.3 1 Made Astawan, Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Biji-bijian, Penebar Swadaya, Jakarta,2009, h. 119.

4 Kadar air 84.9 5 Kadar abu 0.7 Berdasarkan data yang telah didapat mengenai parameter yang diukur pada gizi tahu biji cempedak dan kedelai meliputi protein, lemak, air, abu, dan karbohidrat. Perbandingan tiap parameter gizi tahu kedelai dan biji cempedak dapat dilihat pada gambar diagram batang 4.1 berikut ini: Gambar 4.1 Diagram Batang Perbandingan Kadar Gizi Tahu Biji Cempedak Dan Kedelai 90 84.9 80 70 60 50 40 30 20 10 0 47.87 7.8 7.75 9.83 2.63 4.3 0.22 2.3 0.7 Protein Lemak Karbohidrat Air Abu Kedelai 100 g Cempedak 100 g Berdasarkan diagram perbandingan gizi tahu di atas (Gambar 4.1) terlihat bahwa tahu kedelai memiliki kadar protein (7,8 mg/100gr), lemak (4,3 mg/100gr), dan air (84,9 mg/100gr) lebih tinggi dibanding tahu biji cempedak. Sementara pada tahu biji

cempedak memiliki kadar abu (9,83 mg/100gr) dan karbohidrat (7,75 mg/100gr) yang lebih tinggi dibanding tahu kedelai. Tabel 4.8 Perbandingan kandungan gizi tahu kedelai dan tahu biji cempedak No Parameter Tahu kedelai Tahu biji cempedak 1 Protein (mg/100 gr) 7.8 2.63 2 Lemak (mg/100 gr) 4.3 0.22 3 Karbohidrat (mg/100 gr) 2.3 7.75 4 Air (mg/100 gr) 84.9 47.87 5 Abu (mg/100 gr) 0.7 9.83 Berdasarkan table 4.8 diatas mengenai hasil kadar gizi tahu terlihat kadar protein (7.8 mg/100 gr) dan lemak (4.3 mg/100 gr) pada tahu kedelai lebih tinggi dibandingkan dengan kadar protein (2.63 mg/100 gr) dan lemak (0.22 mg/100 gr) pada tahu biji cempedak. Kadar karbohidrat (7.75 mg/100 gr) dan abu (9.83 mg/100 gr) pada tahu biji cempedak lebih tinggi dibandingkan kadar karbohidrat (2.3 mg/100 gr) dan abu (0.7 mg/100 gr) pada tahu kedelai (Tabel 4.8). Kadar air yang terdapat pada kedua tahu ini sangat jelas perbedannya, yaitu lebih tinggi kadar air pada tahu kedelai 84.9 mg/100 gr sedangkan pada hatu biji cempedak 47.87 mg/ 100 gr.

Tabel 4.9 tingkat kesukaan masyarakat terhadap tahu kedelai dan tahu biji cempedak Jumlah panelis Rasa Tahu Kedelai Aro ma Tek stur Rasa Tahu Biji Cempedak Aro ma Tek stu r Total 1 3 3 3 1 2 2 14 2 3 3 3 1 2 2 14 3 3 2 3 1 2 2 13 4 3 2 3 2 1 2 13 5 3 3 3 2 2 2 15 6 3 2 2 2 2 1 12 7 2 3 2 1 2 1 11 8 2 2 3 1 1 2 11 9 2 2 2 2 1 2 11 10 2 3 3 2 2 1 13 11 2 2 2 1 2 2 11 12 2 3 2 1 1 3 12 13 3 2 3 2 2 2 14 14 3 3 2 1 1 2 12 15 3 2 3 1 3 1 13 16 3 2 3 1 1 1 11 17 3 2 2 2 1 1 11 18 2 3 2 1 2 1 11 19 2 2 2 2 2 2 12 20 3 3 2 2 1 1 12 21 3 3 3 1 1 1 12 22 3 2 3 1 1 2 12 23 2 2 3 2 2 2 13 24 2 3 2 1 1 1 10 25 3 2 2 2 1 1 11 Total 65 61 63 36 39 40 304 Rata-rata 2.6 2.44 2.52 1.44 1.56 1.6 10.13 Nilai numerik organoleptik : 1. Tidak suka

2. Suka 3. Sangat suka Dari tabel (4.9) diatas dapat digambarkan rata-rata nilai kesukaan masyarakat terhadap tahu kedelai dan tahu bij cempedk yang meliputi rasa, aroma dan tekstur dalam bentuk grafik batang seperti dibawah ini: Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Kualitas Rasa, Aroma Dan Tekstur Tahu Kedelai Dan Tahu Biji Cempedak 3 2.5 2 1.5 1 Rasa Aroma Tekstur 0.5 0 Tahu Kedelai Tahu Cempedak Berdasarkan diagram nilai kualitas rasa, aroma dan tekstur di atas (Gambar 4.4) terlihat bahwa tahu kedelai memiliki rata-rata penikmat yang menyukai tahu kedelai ini sejumlah 2.6 sedangkan tahu biji cempedak hanya 1.44. Sementara untuk aroma tahu biji cempedak memiliki nilai rata-rata 1.56 sedangkan aroma untuk tahu kedelai rataratanya 2.44, untuk tekstur pada tahu kedelai yang menyukai memiliki

nilai rata-rata 2.52 sedangkan pada tahu biji cempedak memiliki nilai rata-rata 1.6. B. Pembahasan Biji cempedak memiliki kadar gizi yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, biji cempedak juga dapat diolah menjadi tahu. Tahu biji cempedak memiliki tekstur dan rasa yang tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan tahu kedelai yang selama ini sudah dikenal masyarakat indonesia. Tahu biji cempedak memiliki tekstur yang padat dan berwarna krim. Jika dibandingkan dengan tahu kedelai rasa dari tahu biji cempedak ini tidak kalah enak dan gurih. Tahu biji cempedak dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2 Tahu Cempedak

Parameter yang diukur dalam penelitian ini ada 5 parameter yaitu kadar protein, kadar karbohidrat, kadar abu, kadar air dan kadar lemak. Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atas atom-atom C, H, O dan N. Protein merupakan bahan utama pembentuk sel tumbuhan, hewan dan manusia, kurang lebih ¾ zat pada tubuh adalah protein. Tabel 4.8 menunjukkan kadar protein pada tahu biji cempedak lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar protein pada tahu kedelai. Kadar protein pada tahu biji cempedak yaitu 2.63 mg/100 gr dan 7.8 mg/100 gr pada tahu kedelai. Karbohidrat adalah satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati dan serat yang mengandung atom C, H dan O. Karbohidrat merupakan senyawa sumber energi utama bagi tubuh. Kira-kira 80% kalori yang didapat tubuh berasal dari karbohidrat. Tabel 4.8 Menunjukkan kadar karbohidrat pada tahu biji cempedak lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar karbohidrat pada tahu kedelai. Kadar karbohidrat pada tahu biji cempedak yaitu 7.75 mg/100 gr dan 2.3 mg/100 gr pada tahu kedelai. Lemak adalah garam yang terbebentuk dari penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut minyak, sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak.

Tabel 4.8 Menunjukkan kadar lemak pada tahu biji cempedak lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar lemak pada tahu kedelai. Kadar lemak pada tahu biji cempedak yaitu 0.22 mg/100 gr dan 4.3 mg/100 gr pada tahu kedelai. Air merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia. Kurang lebih 60-70% berat badan orang dewasa berupa air sehingga air sanggat diperlukan oleh tubuh, terutama bagi mereka yang melakukan olahraga atau kegiatan berat. Tabel 4.8 Menunjukkan kadar air pada tahu biji cempedak lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar air pada tahu kedelai. Kadar air pada tahu biji cempedak yaitu 48.9 mg/100 gr dan 47.887 mg/100 gr pada tahu kedelai. Kadar abu ialah zat organik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Tabel 4.8 menunjukkan kadar abu pada tahu biji cempedak lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar abu pada tahu kedelai. Kadar abu pada tahu biji cempedak yaitu 9.83 mg/100 gr dan 0.7 mg/100 gr pada tahu kedelai. Berdasarkan hasil dari perhitungan yang terdapat pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa kadar protein, lemak, dan air pada tahu kedelai berbeda nyata dengan tahu biji cempedak. Tahu kedelai memiliki kadar protein (7.8 mg/100gr) dan lemak (4.3 mg/100gr) yang lebih tinggi dibandingkan kadar protein (2.63 mg/100gr) dan lemak (0.22 mg/100gr) pada tahu biji cempedak. Hal tersebut disebabkan protein dan lemak pada

biji kedelai lebih tinggi berturut-turut yaitu 40,4 mg/100gr dan 16,7 dibandingkan biji cempedak yaitu 4,2 mg/100gr dan 0,1 mg/100gr. Tahu biji cempedak memiliki kadar karbohidrat (7.75 mg/100gr) yang lebih tinggi dibandingkan karbohidrat pada tahu kedelai (2.3 mg/100gr). Hal tersebut disebabkan bahwa karbohidrat pada biji cempedak lebih tinggi yaitu 36,7 mg/100gr dibandingkan pada kedelai yaitu 24,9. Kadar karbohidrat tahu biji nangka yang sangat tinggi dibanding tahu kedelai ini kemungkinan bisa menjadikan tahu biji cempedak sebagai pendamping bahan pokok seperti nasi, umbi-umbian dan gandum. Tahu biji cempedak memiliki kadar abu (9.83 mg/100gr) yang tinggi dibanding abu pada tahu kedelai (0,7 mg/100gr). Hal tersebut disebabkan abu sisa pembakaran pada tahu biji cempedak lebih banyak dibanding tahu kedelai. Abu yang terdiri dari bahan tersisa hasil pembakaran merupakan zat-zat anorganik berupa mineral. Air juga dapat mempengaruhi daya tahan pangan terhadap suatu serangan mikroba. Analisis kadar air yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah air yang terkandung dalam tahu biji cempedak. Mutu dari suatu produk ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air pada suatu bahan pangan maka semakin rendah mutu bahan pangan tersebut. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air pada tahu biji cempedak sangat berbeda nyata dengan kadar air pada tahu kedelai, yaitu kadar air pada tahu kedelai 84,9 mg/100gr dan kadar air pada tahu biji cempedak 47.87 mg/100gr. Tingginya kadar air yang

terkandung pada tahu kedelai dan tahu biji cempedak ini dapat disebabkan oleh terjadinya hidrasi terutama pada saat perendaman dan perebusan. Berat kedelai dan biji cempedak akan bertambah meningkat karena air akan mudah berdifusi ke dalam dinding sel. Berdasarkan dari kadar gizi biji cempedak dan setelah menjadi tahu telah mengalami peningkatan dan penurunan kandungan gizi dibanding dengan bahan asal. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kerja enzim yang dihasilkan oleh mikroba sendiri dan enzim tersebut bersifat katabolik atau memecah senyawa-senyawa yang kompleks menjadi sederhana sehingga mudah dicerna. Mikroba menggunakan komponen kimia di dalam substrat sebagai sumber energi untuk berkembang biak dan menghasilkan sel baru. Aktivitas sel tersebut dapat dilakukan oleh berbagai enzim yang diproduksi oleh mikroba. Berlangsungnya reaksi enzimatis dapat dilihat pada produk akhir setelah reaksi atau berkurangnya komponen yang dipecah. 2 Perhitungan ini berdasarkan rumus cara uji makanan dan minuman SNI 01-2891-1992, sedangkan untuk mengetahui syarat mutu tahu dilihat menurut SNI 01-3142-1998, hasil uji dari SNI 01-2891- 1992 umum serta biasa digunakan, dan untuk syarat mutu tahu menggapa menggunakan SNI 01-3142-1998 kemungkinan untuk cara uji perhitungan makanan dan minuman ini dipisahkan agar mempermudah para penguji untuk melihat atau menentukan SNI mana yang akan 2 Ermi Ristina, Perbandingan Kadar Gizi Tempe Biji Nangka Dan Tempe Kedelai. (Online 13 Desember 2014 pukul 19.00 WIB).

mereka gunakan untuk melakukan pengujian pada makanan dan minuman serta untuk syarat mutu pada suatu makanan. Setelah adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bahwa untuk memenuhi gizi yang diperlukan tubuh tidak harus bergantung pada satu sumber pangan saja. Biji cempedak juga mempunyai sumber gizi yang tidak kalah tinggi khususnya protein. Penelitian ini juga bertujuan untuk menambah kreasi hasil olahan tahu tidak hanya berbahan dari kedelai, bahwa dari biji cempedak pun tahu dapat diolah. Proses pembuatan tahu biji cempedak ini memiliki beberapa perbedaan dengan proses pembuatan tahu dari kedelai yaitu: - Kedelai dipilih yang berbiji besar, sedangkan biji cempedak dipilih dari biji yang tua dan bersih. - Kedelai direndam selama kurang lebih enam (6) jam, sedangkan biji cempedak direndam selama delapan (8) jam. - Cuci kedelai sampai bersih begitu pula dengan biji cempedak harus dicuci sampai bersih setelah melakukan proses perendaman, karena pencucian yang tidak bersih akan mengakibatkan tahu cepat menjadi asam. - Tiriskan sampai kering - Tumbuk atau belender kedelai dan biji cempedak, masukkan air hangat sedikit demi sedikit hingga menjadi bubur.

- Pada kedelai pemasakan bubur kedelai sangat berbeda dengan biji cempedak, pada kedelai pemasakan dilakukan sampai munculnya gelembung-gelembung putih, bila gelembung-gelembung ini ada masukkan air sedikit-demi sedikit sampai gelembung-gelembung ini hilang, sedangkan pada biji cempedak pemasakna tidak boleh sampai mengental yang ditandai adanya gelembung-gelembung kecil. - Saring bubur kedelai dan biji cempedak, serta endapkan airnya menggunakan batu tahu atau asam cuka. - Cetak dan pres endapan tersebut, proses ini sama antara pembuatan tahu kedelai maupun tahu biji cempedak. Adapun kekurangan dari tahu biji cempedak ini yaitu: a) Bijinya susah di peroleh atau didapatkan kalau belum musimnya b) Bijinya tidak dapat disimpan terlalu lama, karena akan mengurangi kadar gizi yang terdapat pada biji tersebut c) Bubur pada biji cempedak ini tidak dapat dimasak terlalu lama karna bubur cempedak ini sangat cepat mengental, apabila sudah mengental susah untuk menyaring sari dari biji cempedak tersebut, sehingga sulit untuk protein mengental, bahkan saat sudah diberi batu tahu atau cuka. Berdasrkan hasi penelitian di atas dilakukan uji organoleptik tingkat kesukaan berdasarkan dari 25 panelis yang disuruh mencoba mencicipi tahu yang di buat dari biji cempedak dengan tahu kedelai,

para panelis ini akan diminta mencicipi dan memilih tahu mana yang mereka tidak sukai, suka, dan sangat suka. Berdasarkan hasil yang didapatkan ternyata para panelis ini banyak yang menyukai tahu kedelai yang dilihat dari rasa, aroma dan tekstur dari pada tahu biji cempedak, hal ini dikarenakan tahu biji cempedak masih baru mereka coba sehingga mereka belum terbiasa dengan tahu cempedak ini, lagi pula tahu ini masih tergolong baru di masyarakat sekitar komplek rumah saya. Bahkan di pasar pun masih tidak ada yang menjualnya, sedangkan tahu kedelai ini sudah menjadi bahan pokok makanan bagi masyarak sekitar, yaitu sebagai teman makan atau penambah lauk pauk. Maka dari itu beberapa panelis saja yang menyukai tahu biji cempedak ini, karena menurut mereka rasa, aroma, warna, dan tekstur tahu biji cempedak ini tidak jauh berbeda dengan tahu kedelai yang biasa mereka konsumsi. Tetapi kedepannya saya berharap akan ada orangorang yang ingin membuat tahu biji cempedak walau pun hanya pada musim-musim buah cempedak ini tumbuh subur, sehingga masyarakat akan banyak mengenal manfaat buah cempedak yang biasanya hanya dimanfaatkan daging buah, bijinya yang sering direbus atau digoreng, padahal masih banyak lagi manfaat buah cempedak ini, salah satunya biji cempedakini dapat dikreasikan menjadi tahu biji cempedak. Tapi kendala dari semua ini adalah buah cempedak ini hanya tumbuh pada saat musinya tiba, yaitu pada saat musim hujan tiba, karena pada musim kemarau jarang di temukan buah cempedak ini tumbuh. Hal ini juga

yang menjadi kendala saya saat melakukan penelitian. Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat digunakan dan dikembangkan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran dan praktikum pada sekolah Sekolah Menengah Pertama (SMP dan Sederajad) dan sekolah Menengah Atas SMA dan sederajad) dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Di dalam Islam telah diterangkan bahwa apa yang telah Allah SWT ciptakan di bumi ini semuanya supaya manusia yakin bahwa segala sesuatu yang diciptakan tidaklah sia-sia, seperti yang telah dijelaskan di dalam firmannya pada surah Ali Imron (3): 191. Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. Surah Ali Imron (3): 191. 3 3 Departemen Agama. Al Qur'an Pdf Terjemahan (Versi 2). Semarang. 2012. h.106.

Tujuan Sains dalam Islam adalah agar kita sebagai umat manusia yang beragama harus bisa memanfaatkan sebaik baiknya karunia Allah yang telah menciptakan apa-apa saja dibumi ini dengan indah dan jangan sekalipun kita merusaknya.