PENANAMAN ETIKA LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH PERDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia ini. Setiap hari selalu mendapatkan berita-berita tentang kerusakan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wini Oktaviani, 2015

2016 IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBUD AYA LINGKUNGAN D AN PED ULI LINGKUNGAN WARGA SEKOLAH D I SMA NEGERI 9 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hanya dengan menjadikan ini kepedulian dan upaya bersama, sumberdaya. calon pengambil keputusan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikan nilai karakter dalam berjalannya kegiatan.

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN HUKUM PENGARUH PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DISEKTOR PENDIDIKAN DI KOTA SAMARINDA

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sangat bergantung pada lingkungan hidupnya, manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup sebagai sumber kehidupan saat ini mendapat perhatian

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan

Program Adiwiyata: Sekolah Berbasis Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

KELUARGA HARAPAN. Judul Esai PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA (INFORMAL) DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Masyarakat Jawa sudah sejak lama mengenal adanya ungkapan-ungkapan

I. PENDAHULUAN. karakter bangsa (National and Character Building). Konsekuensinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup merupakan semua benda, dan kondisi yang terdapat

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

EVALUASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

2015 PERANAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEMBINA KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMP NEGERI 6 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi seluruh potensi sekolah yang ada. Tujuan suatu organisasi dapat

dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karim (2012:5) menyebutkan bahwa:

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

MAKALAH SEMINAR PENGEMBANGAN SEKOLAH BERWAWASAN ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPATIF 1 OLEH: MUHAMMAD NURS 2 A BAN JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia juga bisa mentransfer ilmu yang mereka miliki.

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

PROGRAM ADIWIYATA DALAM DUNIA PENDIDIKAN ISTI ENDARTATI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang menuju masa depan dengan nilai-nilai, visi, misi dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN

TERWUJUDNYA MASYARAKAT MADANI DAN SEJAHTERA YANG MENERAPKAN NILAI-NILAI DINUL ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MEKANISME PEMBINAAN ADIWIYATA KEPALA BADAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

I. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

Pendidikan Lingkungan Hidup: Membelajarkan Anak pada Kearipan Alam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Tantangan akan semakin besar, dan membutuhkan kelulusan dari

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

UPAYA PENCAPAIAN ADIWIYATA DI SMA NEGERI 8 MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terkait fisik tetapi juga masalah kesehatan jiwa masyarakat. Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Analisis Proses Bisnis ETIKA BISNIS LOGO. STMIK PPKIA PRADNYA PARAMITA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA). Untuk memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), persepsi merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

Transkripsi:

PENANAMAN ETIKA LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH PERDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN Rachmat Mulyana Abstrak Pendidikan merupakan salah satu upaya potensial dalam mengatasi krisis lingkungan yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang. Pendidikan yang disampaikan dilingkungan sekolah akan lebih efektif menyentuh dan melekat pada diri peserta didik. Penanaman kepedulian terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan dilingkungan sekolah dapat dilakukan melalui proses belajar mengajar yang bermuatan pendidikan lingkungan hidup, penyediaan lingkungan sekolah yang asri, dan ditunjang dengan fasilitas sekolah. Pendidikan lingkungan hidup di lingkungan sekolah merupakan modal dasar bagi pembentukan etika lingkungan pada lintas generasi. Kata kunci: etika lingkungan, lingkungan hidup, pendidikan, sekolah A. Pendahuluan Kondisi lingkungan global dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini dipicu oleh ulah manusia yang mengekploitasi sumberdaya alam dan lingkungan tanpa batas. Berkaitan dengan perilaku manusia terhadap kondisi sumberdaya alam dan lingkungan yang cenderung tidak peduli, maka mengubah perilaku menjadi prioritas utama dalam mengatasi krisis lingkungan. Menurut Arne Naess, yang juga seorang ahli ekologi, mengungkapkan bahwa krisis lingkungan dewasa ini hanya bisa diatasi dengan melakukan perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam yang fundamental dan radikal (Sony Keraf, 2002). Salah satu cara dalam upaya mengubah perilaku adalah melalui jalur pendidikan. Sekolah merupakan salah satu komponen utama dalam kehidupan seorang anak selain keluarga dan lingkungan sekitar mereka. Secara umum sekolah merupakan tempat dimana seorang anak distimulasi untuk belajar di bawah pengawasan guru. Sekolah Penanaman Etika (Rahmat Mulyana, 175:180) 175

juga tempat yang signifikan bagi siswa dalam tahap perkembangannya dan merupakan sebuah lingkungan sosial yang berpengaruh bagi kehidupan mereka. Sehubungan dengan hal tersebut, penanaman kepedulian terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan dilingkungan sekolah perlu dilakukan sejak dini agar terbentuk rasa menghargai, memiliki dan memelihara sumberdaya alam pada diri siswa-siswi. Melalui proses belajar mengajar yang bermuatan pendidikan lingkungan hidup, penyediaan lingkungan sekolah yang asri dan ditunjang dengan fasilitas sekolah yang memungkinkan atau menunjang kearah menyadarkan, mengarahkan dan membimbing siswa menuju terbentuknya etika lingkungan. B. Pembahasan 1. Makna Etika Lingkungan Etika merupakan kebiasaan hidup yang baik, yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain. Etika dipahami sebagai ajaran yang berisikan aturan tentang bagaimana manusia harus hidup yang baik sebagai manusia. Etika merupakan ajaran yang berisikan perintah dan larangan tentang baik buruknya perilaku manusia. Kaidah, norma dan aturan tersebut sesungguhnya ingin mengungkapkan, menjaga, dan melestarikan nilai tertentu, yaitu apa yang dianggap baik dan penting. Secara luas, etika dipahami sebagai pedoman bagaimana manusia harus hidup dan bertindak sebagai orang baik. Etika memberi petunjuk, orientasi, dan arah bagaimana harus hidup secara baik sebagai manusia. Sehubungan dengan pemahaman tersebut maka etika lingkungan pada dasarnya membicarakan mengenai norma dan kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam, serta nilai dan prinsip moral yang menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam. Etika lingkungan hidup berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam dan juga relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam, dan antara manusia dengan makhluk hidup yang lain atau dengan alam secara keseluruhan, termasuk di dalamnya kebijakan politik dan ekonomi yang mempunyai dampak langsung atau tidak langsung terhadap alam. Etika lingkungan merupakan dasar moralitas yang memberikan pedoman bagi individu dan masyarakat dalam berperilaku atau memilih tindakan yang baik dalam Penanaman Etika (Rahmat Mulyana, 175:180) 176

menghadapi dan menyikapi segala sesuatu berkaitan dengan lingkungan sebagai kesatuan pendukung kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan umat manusia serta makhluk lainnya (Anies, 2006). 2. Eksistensi Sekolah Perduli dan Berbudaya Lingkungan Sekolah peduli dan berbudaya lingkungan (SPBL) merupakan wujud dari program Adiwiyata. Program ini merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Kesepakatan Bersama Nomor: Kep 07/MENLH/06/2005 dan Nomor: 05/VI/KB/2005. Program ini telah dicanangkan sejak tahun 2006. Program Adiwiyata diberikan dalam bentuk penghargaan Adiwiyata kepada sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penghargaan diberikan pada tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun). Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba. Pengertian ADIWIYATA itu sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua kata yaitu Adi dan Wiyata. Adi bermakna besar, agung, baik, ideal atau sempurna. Wiyata, berarti tempat seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, etika dalam kehidupan sosial. Adiwiyata merupakan tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh ilmu pengetahuan, norma, dan etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju cita cita pembangunan yang berkelanjutan (Anonim, 2007). Tujuan program Adiwiyata ini adalah untuk menciptakan kondisi yang ideal bagi sekolah sebagai tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, siswa dan karyawan) sehingga nantinya sekolah tersebut dapat bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan. Di samping itu, program ini juga mengembangkan norma dasar, antara lain: Kebersamaan, Keterbukaan, Kesetaraan, Kejujuran, Keadilan, dan Kelestarian Lingkungan Hidup. Sehubungan dengan itu prinsip utama dari program Adiwiyata adalah: (1) Partisipatif, artinya setiap kegiatan harus melibatkan seluruh warga sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi sesuai Penanaman Etika (Rahmat Mulyana, 175:180) 177

tugas dan tanggung jawab masing masing; dan (2) Berkelanjutan, artinya seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus. Keberadaan program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan akan dapat memberikan keuntungan bagi sekolah berupa: (1) peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber dana dan daya; (2) peningkatan suasana belajar lebih nyaman dan lebih kondusif; (3) peningkatan kebersamaan semua warga sekolah (siswa, guru dan karyawan), menumbuhsuburkan nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup; (4) terhindarnya dari dampak negatif dari lingkungan; dan (5) mendapatkan penghargaan Adiwiyata dari Menteri Lingkungan Hidup. 3. Sumbangan Sekolah Dalam Pembentukan Etika Lingkungan Penyelesaian masalah dan krisis lingkungan yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang tidak bisa hanya dilakukan melalui pendekatan teknis, tetapi justru yang terpenting adalah melalui pendekatan pendidikan moral. Membangun moral yang baik akan menjadi modal utama bagi manusia untuk berperilaku etis dalam mengatur hubungan antara dirinya dengan alam semesta. Sehubungan dengan itu penyelesaian masalah dan krisis lingkungan tidak dapat dilakukan secara sepihak, namun diperlukan kerjasama multipihak secara serentak dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Pentingnya kelestarian lingkungan hidup untuk masa sekarang hingga masa yang akan datang, secara eksplisit menunjukkan bahwa perjuangan manusia untuk menyelamatkan lingkungan hidup harus dilakukan secara berkesinambungan dengan jaminan estafet antargenerasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu kegiatan yang melibatkan sekolah sebagai media dalam memperkecil dan mengurangi masalah dan krisis lingkungan adalah program Adiwiyata. Perjalanan program Adiwiyata sejak dicanangkan pada tahun 2006 telah berhasil menetapkan Sekolah SPBL yaitu: (1) tahun 2006 sebanyak 10 sekolah di Pulau Jawa; (2) tahun 2007 sebanyak 10 sekolah model dan 30 sekolah calon model dari 17 Provinsi; dan (3) tahun 2008 sebanyak 40 sekolah model dan 30 sekolah calon model dari 26 provinsi. Berdasarkan besaran angka tersebut, menunjukkan kecenderungan terjadi peningkatan jumlah sekolah SPBL setiap tahunnya dan menyebar pada beberapa provinsi. Penanaman Etika (Rahmat Mulyana, 175:180) 178

Kondisi ini akan sangat membantu dalam upaya mengatasi permasalahan kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang. Sekolah SPBL diharapkan mampu mengubah kebiasaan atau perilaku yang tidak menghargai bahkan mengeksploitasi tanpa batas terhadap sumberdaya alam dan lingkungan, menjadi perilaku yang memiliki etika baik dan peduli terhadap SDA dan lingkungan. Sekolah peduli dan berwawasan lingkungan (SPBL) sangat berarti rangka penanaman etika lingkungan pada diri siswa. Etika lingkungan yang diperoleh, dapat dibangun dari pemahaman tentang arti pentingnya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan bagi keberlanjutan hidup manusia. Proses tersebut dapat direalisasikan melalui proses belajar mengajar yang bermuatan pendidikan lingkungan hidup. Disamping itu, SPBL juga sebagai ladang bagi penanaman pondasi pendidikan lingkungan sejak dini pada diri siswa dan sebagai media mengingatkan kembali, meningkatkan kepedulian dan kesadaran bagi guru, orangtua siswa, karyawan dan masyarakat terhadap kelestarian lingkungan. Sumbangsih utama dari Sekolah SPBL adalah memberikan pendidikan lingkungan hidup dilingkungan sekolah. Pendidikan Lingkungan diharapkan mampu menjembatani dan mendidik manusia agar berperilaku bijak. Masa anak-anak merupakan perjalanan yang kritis sebagai generasi bangsa di masa mendatang. Oleh sebab itu diperlukan penanaman pengetahuan yang benar, sehingga akan dapat dijadikan bekal pengetahuan, pembentukan perilaku serta sikap positif yang tertanam dalam dirinya hingga kelak mengijak ke masa remaja dan dewasa. Generasi muda, sebagai aset pelaku pembangunan di masa mendatang, perlu mendapatkan prioritas utama dalam menerima Pendidikan Lingkungan, agar sejak dini mereka paham akan hubungannya dengan lingkungan hidupnya. Pendidikan Lingkungan akan menjamin terjadinya suasana yang harmonis antara manusia dengan alamnya, sehingga di alam tidak akan muncul kekhawatiran terhadap bencana yang akan melanda. Sangatlah strategis pembekalan pengetahuan dasar tentang lingkungan hidup dilakukan sejak dini melalui anak-anak sekolah secara terprogram dan berkelanjutan, hingga pada saatnya akan tercipta insan-insan pribadi bangsa yang utuh, yang memiliki kepribadian menghargai dan melestarikan alam. Penanaman Etika (Rahmat Mulyana, 175:180) 179

Melalui program adiwiyata ini diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku siswa dan masyarakat pada umumnya untuk dapat menghargai lingkungannya. Keberadaan sekolah yang peduli dan berwawasan lingkungan akan dapat membangun pondasi pada diri siswa-siswi sebagai dasar dalam pembentukan etika lingkungan. Menanamkan Pendidikan Lingkungan Hidup sejak dini dilingkungan sekolah akan menjadi bekal yang kuat bagi siswa dalam mewujudkan kesadaran dan kedisiplinan siswa, membuahkan budaya bersih dan sehat, serta munculnya perilaku-perilaku dan upaya-upaya pelestarian lingkungan, penghijauan serta perilaku hemat. C. Penutup Pendidikan lingkungan hidup di lingkungan sekolah merupakan modal dasar bagi pembentukan etika lingkungan pada lintas generasi. Sekolah peduli dan berbudaya lingkungan merupakan pintu gerbang bagi siswa dalam membentuk perilaku yang ber-etika terhadap lingkungan. SPBL memberikan kontribusi yang berarti bagi peningkatan kepedulian terhadap kelestarian alam. Penanaman etika lingkungan di lingkungan sekolah secara berkelanjutan diharapkan akan dapat tertanam kuat pada hati para siswa sehingga akan berbuah perilaku-perilaku yang mencintai alam berserta isinya. DAFTAR BACAAN Anies. 2006. Manajemen Berbasis Lingkungan: Solusi mencegah dan menanggulangi penyakit Menular. Jakarta: Elek Media Komputindo. Anonim. 2007. Penghargaan ADIWIYATA 2007. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Keraf, A.S. 2002. Etika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas Dr. Rachmat Mulyana, M.Si adalah Dosen Jurusan Teknik Bangunan FT Unimed Penanaman Etika (Rahmat Mulyana, 175:180) 180