BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

PEMBUATAN COOKIES BEBAS GLUTEN BERBAHAN TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG BERAS PECAH KULIT DENGAN TAMBAHAN SARI KURMA

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi tepung. terigu cukup tinggi. Berbagai produk pangan yang diolah menggunakan

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

kasein untuk membaca label makanan, mengingat banyaknya makanan kemasan yang menggunakan bahan makanan yang mengandung gluten dan kasein

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

I. PENDAHULUAN. alternatif (Suryana dan Purwoto, 1996). dan serat. Bentuk buah sukun padat dan sering disebut sebagai Bread fruit.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu untuk

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

I. PENDAHULUAN. beras, jagung, singkong, ubi jalar, sagu dan sukun. Tepung tersebut dapat diolah

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia.

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana.

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh kandungan racun yang disebut juga linamarin (senyawa sianoglukosida

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, teksturnya yang lembut sehingga dapat dikonsumsi anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat, arakat, mulai dari buah, daun, batang, pelepah, sampai jantungnya.

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga mempunyai fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh (Khomsan, 2006).

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena Indonesia belum mampu memproduksi gandum di dalam

BAB I PENDAHULUAN. komoditas yang akan diimpor Indonesia adalah gandum. Data statistik USDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah gizi merupakan masalah global yang terjadi di sebagian besar belahan

PENDAHULUAN. aktif dan sehat (Martianto, 2005). Diversifikasi pangan akan memungkinkan

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mulai

BAB I PENDAHULUAN. talas memiliki ukuran granula pati yang sangat kecil yaitu 1-4 µm. ukuran

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar produk makanan jajanan di pasaran yang digemari. anak-anak berbahan dasar tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong. Menurut

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat yang memegang peranan penting kedua setelah beras.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (Eka, 2014). Produk pangan lokal Indonesia sangat melimpah. Biasanya, produk pangan lokal ini berkaitan erat dengan budaya masyarakat setempat. Namun, hingga saat ini produk pangan lokal belum mampu menggeser beras impor dan tepung terigu (gandum impor) yang mendominasi makanan di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya inovasi teknologi terhadap produk pangan lokal. Kalaupun mulai ada kreasi terhadap produk pangan lokal, seperti Cassava Vruitpao (Bakpao yang terbuat dari singkong), steak kampung Mucuna Crspy (steak berbahan baku kara benguk), rasi (nasi dari singkong), brownies dari singkong, dan lain-lain tetapi keberadaannya masih sangat jarang (Hariyadi, 2010). Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah membuat program percepatan diversifikasi konsumsi pangan untuk mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap jenis bahan pangan pokok beras dan terigu. Bentuk kebijakan yang dilakukan yaitu dengan memanfaatkan potensi pangan lokal yaitu dari kelompok umbi-umbian (Sofiani, 2011). Perkembangan produk makanan khususnya makanan ringan atau cemilan kering seperti cookies, biskuit, wafer, food bar semakin banyak variasinya. Perlunya pengembangan produk baru, untuk meningkatkan mutu produk yang sudah ada baik dari segi kandungan gizi maupun penampakannya. Produk baru diharapkan dapat bersaing dengan produk pesaing yang sejenis, sesuai dengan kebutuhan dan prioritas konsumen seperti makanan menyehatkan dan makanan bergizi tinggi (Hanifa, 2013). Salah satu jenis cemilan kering atau makanan ringan yang digemari oleh masyarakat adalah cookies. Konsumsi rata-rata kue kering termasuk cukup di Indonesia, tahun 2011-2015 memiliki perkembangan konsumsi rata-rata sekitar 24,22% lebih tinggi dibandingkan rata-rata konsumsi kue basah 17,78% (Statistik Konsumen Pangan, 2015). Kue kering juga sering menjadi simbol dalam perayaan perayaan khusus, misalnya lebaran, natal, dan 1

2 lain lain. Cookies atau kue kering merupakan kue yang berkadar air rendah, berukuran kecil dan manis (Suarni, 2009). Pengembangan olahan cookies modifikasi tanpa tepung terigu sudah beragam saat ini ialah modifikasi tepung terigu dengan tepung MOCAF (Modified Cassava Flour), tepung ubi, dsb. Dikarenakan bahan tepung terigu masih hampir 100% impor dan kenaikan harga gandum meningkat 56% pada tahun 2010 (World Bank, 2010). Oleh sebab itu pada penelitian ini menggunakan penggantian tepung terigu menjadi tepung MOCAF dan tepung beras pecah kulit. Tepung MOCAF dan tepung beras pecah dipilih karena bebas gluten dan kaya akan kandungan mineral yang nantinya akan menyumbangkan kandungan gizi pada cookies. Kelebihan tepung MOCAF memiliki kandungan serat (3.2-2.5%) dan tepung beras pecah kulit (0.7-1.2%) selain serat yang sudah terbukti lebih tinggi dari pada tepung terigu (0.4%) (Departeman Kesehatan RI, 1996; Koswara, 2009; Kurniati, 2012 ). Memiliki kandungan gluten yang lebih rendah dibanding tepung terigu bisa sebagai alternatif cemilan untuk penderita autis dan yang sedang menjalankan diet bebas gluten. Selain itu, penambahan bahan lain sepeti kurma menjadi salah satu bahan alternatif penggantian pemanis yang digunakan untuk pembuatan cookies. Kurma dapat menjadi salah satu cara modifikasi yang menjadikan cookies dapat memiliki kandungan glukosa dengan indeks glikemik yang lebih rendah. Selain itu dari penambahan kurma dapat menyumbangkan mineral kalium yang terdapat pada kurma ke dalam cookies. Ini yang dapat membedakan cookies hasil penelitian ini dengan cookies di pasaran. Penambahan kurma dapat diaplikasikan dalam bentuk sari kurma. Menggunakan sari kurma bertujuan agar homogen tercampur dalam adonan. Buah Kurma (Phoenix dactylifera L) merupakan buah yang manis dan banyak mengandung glukosa dan fruktosa dan mempunyai nilai indeks glikemik yang relatif rendah (Miller, 2003). Mengonsumsi 3 buah/hari kurma tidak menaikkan kadar glukosa darah pada diabetes (Munadi, 2008). Karena tinggi glukosa dan fruktosa buah ini sudah banyak dijadikan produk baik

3 menjadi bahan dasar maupun bahan tambahan seperti, permen, makanan ringan, permen, produk roti dan makanan kesehatan (Miller, 2003). Modified Cassava Flour (MOCAF) adalah tepung yang dibuat dari ubi kayu (Singkong) yang difermentasi menggunakan mikroba Bakteri Asam Laktat (BAL). Tepung MOCAF dapat digunakan sebagai alternatif pengganti tepung terigu sekaligus mendukung perkembangan produk pangan lokal Indonesia (Hanifa, 2013). Karena hasil fermentasi, bakteri dalam tepung mokaf membantu masalah konstipasi. Tepung mocaf mengandung karbohidrat yang tinggi dan gelasi yang lebih rendah dibandingkan tepung terigu. Mocaf memiliki karakteristik derajat viskositas (daya rekat), kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan larut yang lebih baik dibandingkan tepung terigu (Yuli, 2014). Gluten biasanya dihindari oleh penderita diabetes dan autism. Pada pembuatan cookies gluten yang merupakan protein yang terdapat pada tepung terigu tidak terlalu diperlukan (Suarni, 2012). Beras pecah kulit adalah sejenis beras yang tidak melewati proses pengosongan, kulit ari beras masih menempel. Karena warnanya yang kecoklatan beras pecah kulit juga disebut beras coklat. Karena masih terdapat kulit ari beras kulit becah mengandung Mg, K dan Fosfor yang cukup tinggi (Ramadayanti, 2012). Bebas Gluten merupakan bahan pangan dan produk pangan yang mengandung bebas dari protein jenis gluten. Gluten adalah protein yang terdapat di produk sebagian jenis serealia. Gandung/terigu, havermuth/oat, dan barley memiliki protein yang secara alami yang tidak terdapat dibahan pangan lain disebut gluten (Kusumayanti, 2011). Tidak semua orang dapat mengkonsumsi dan mencerna gluten dengan baik. Individu yang memiliki alergi terhadap gluten, penyandang celiac disease dan penyandang autism spectrum disorder (ASD) harus menghindari gluten agar tidak timbul dampak buruk pada tubuh (Yeni, 2012). Produk yang tertera secara komersial berlabel bebas gluten secara signifikan lebih mahal daripada produk komersil yang tidak spesifik (Stevens, 2008). Dengan menggunakan 3 bahan di atas sebagai pengganti bahan pembuatan cookies yang digunakan dalam penelitian ini dapat menciptakan

4 inovasi produk cookies sehat yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat maupun khususnya yang sedang menjalani diet bebas gluten. Selain sasaran spesifik yaitu penyandang autis dan celiac disease, cookies ini diharapkan dapat menjadi solusi makanan yang digunakan dalam keadaan darurat seperti makanan untuk bencana alam dikonsumsi oleh masyarakat sebagai cookies yang bergizi. 1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana daya terima cookies dengan penambahan sari kurma ke dalam pembuatan cookies? 2. Bagaimana daya terima cookies bebas gluten dengan bahan dasar tepung MOCAF dan tepung beras pecah kulit? 3. Bagaimana kandungan gizi cookies bebas gluten dengan tepung MOCAF dan tepung beras pecah kulit dengan tambahan sari kurma? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Membuat cookies bebas gluten dengan bahan dasar tepung MOCAF dan tepung beras pecah kulit dengan tambahan sari kurma. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Menganalisis daya terima bertujuan utuk mengetahui takaran yang diterima/paling disuka untuk penambahan sari kurma pada cookies. 2. Mengidentifikasi kandungan gizi cookies dengan bahan dasar tepung MOCAF dan tepung beras pecah kulit dengan penambahan sari kurma. 3. Menganalisis daya terima cookies dengan bahan dasar tepung MOCAF dan tepung beras pecah kulit dengan tambahan sari kurma. 4. Membuat inovasi cookies terutama produk makanan bebas gluten.

5 1.4 Hipotesis Penelitian Ha: Ada perbedaan daya terima (parameter uji organoleptik cookies) yang signifikan antar perlakuan tepung cookies. Ho: Tidak ada perbedaan daya terima (parameter uji organoleptick cookies) yang signifikan antar perlakuan tepung cookies. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Masyarakat Memanfaatkan tepung MOCAF dan tepung beras kulit sebagai bahan dasar cookies memberikan pilihan baru produk cookies pada masyarakat. Terutama yang sedang menjalani diet bebas gluten dan cookies dapat dimanfaatkan sebagai makanan tanggap bencana sebagai cemilan yang bergizi. 1.5.2 Bagi Industri Dapat dikembangkan menjadi produk inovatif baru dalam skala industri kuliner yang sehat. Dapat memanfaatkan kurma sabagai pemanis serta tepung MOCAF dan tepung beras pecah kulit sebagai bahan dasar pembuat cookies. 1.5.3 Bagi Peneliti Sebagai media latihan dalam penyususnan skripsi dan sebagai pengalaman dalam pembuatan produk baru dibidang teknologi pangan. Serta menambah pengetahuan dalam bidang teknologi pangan. 1.6 Keterbaruan Penelitian Dalam penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang sudah ada terkait dengan tema yang diteliti. Dalam penelitian ini mengganti tepung terigu dengan tepung MOCAF dan tepung beras pecah kulit dengan penambahan sari kurma. Rekapitulasi beberapa hasil penelitian mengenai cookies dapat dilihat pada table berikut Table 1.1.

6 Table 1.1 Rekapitulasi beberapa hasil penelitian mengenai cookies Peneliti Publikasi Judul Keterangan W.A. Hasil evaluasi sensori Alsenaien menunjukkan bahwa cookies et al. dengan preferensi diterima hingga Journal of (2015) Substitution of Sugar with 50% dengan kurma bubuk dan Food Science Dates Powder and Dates hingga 75% dengan kurma sirup. and Syrup in Cookies Making Kue berbahan dasar kurma Technology menggunakan bubuk atau kurma sirup bisa diproduksi dalam skala komersial. Dede Cookies sukun memiliki Sukandar penerimaan yang rendah et al. dibandingkan cookies tepung lain (2014) Karakteristik cookies berdasarkan rasa dan Berbahan Dasar Tepung penerimaan umum. Cookies Jurnal UIN Sukun (Artocarpus sukun tersukai baik dikonsumsi Jakarta communis) Bagi Anak untuk anak penderita autis Penderita Autis dengan keunggulan kadar kalsium dan fosfor tertinggi dibandingkan dengan tepung sukun dan cookies komersil. Hasyimpr ayogi (2014) Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Universitas Pengaruh Penggunaan Tepung Koro Bengkuk (Mucuna pruriens) dan Tepung MOCAF (MODIFIED Cookies yang dibuat dengan tepung mocaf dan tepung koro benguk sebagai substitusi tepung terigu memiliki kandungan abu, protein, lemak, Sebelas CASSAVA FLOUR) dan serat kasar lebih tinggi Maret Sebagai Subsitusi serta memiliki tekstur yang Tepung Terigu Terhadap Karakteristik lebih keras dibandingkan dengan cookies kontrol. Fisik, Kimia dan Sensori cookies

7 1.7 Tempat Penelitian Analisis kimia (zat gizi : uji proksimat, analisis mineral kalium, kalsium dan serat makanan) dilakukan di Labolatorium BBIA (Balai Besar Industri Argo). Tempat uji organoleptik dan pelatihan seleksi panelis dilakukan di laboratorium kuliner, ruang lab kimia dan ruang kelas. Produksi cookies dilakukan di rumah peneliti. 1.8 Jadwal Penelitian Jadwal penelitian disajikan dalam bentuk matrik, pada matrik ditunjukkan tahap-tahap penelitian, rincian kegiatan pada setiap tahap dan waktu yang diperlukan, akan disajikan pada tabel 1 seperti dibawah ini : Tabel 1.2 Jadwal Penelitian URAIAN Studi Pustaka Pengumpulan Data (Penelitian Pendahuluan) Analisa Data Revisi Proposal Pelatihan Panelis Penelitian Utama Pembuatan Laporan Oktober November Januari April Mei Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4