PEMERIKSAAN PERKARA DALAM PERSIDANGAN Hukum Acara Perdata Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Andrie Irawan, SH., MH
TAHAP ADMINISTRATIF (PERKARA PERDATA) PENGGUGAT Mendaftarkan Gugatan & membayar uang panjar PENGGUGAT Menerima surat panggilan dan menandatangani berita acaranya. Tergugat Menerima salinan gugatan, surat panggilan & menandatangani berita acaranya. KEPALA PANITERA PERKARA PERDATA - Menerima pendaftaran gugatan dan mencatatkannya dalam buku register perkara perdata. - Meneruskan perkara kepada Ketua PN. PANITERA/JURUSITA Membuat dan mengirimkan surat panggilan sidang I kepada para pihak beserta berita acaranya. KETUA PENGADILAN NEGERI menetapkan Majelis Hakim yang akan memeriksa dan mengadili perkara. MAJELIS HAKIM (KETUA) - Menetapkan hari sidang I. - Memerintahkan Panitera perkara membuat dan mengirimkan surat panggilan.
TAHAP YUDISIAL (PERKARA PERDATA) Berhasil Akta Vaan Daading Sidang hari I Mediasi Pembacaan Gugatan Jawaban Replik Upaya Hukum Putusan Hakim Kesimpulan Pembuktian Duplik
PERSIDANGAN PERTAMA 1. Penggugat tidak hadir, tergugat hadir. Pasal 124 HIR/148 RBg: majelis dapat memanggil sekali pihak yang tidak hadir agar hadir pada sidang berikutnya ( Ps.126 HIR/. Akibatnya : gugatan dinyatakan gugur 2. Penggugat hadir, tergugat tidak hadir. Berlaku Pasal 125 HIR/150 RBG Akibatnya : verstek 3. Mediasi Ps 130 HIR/154 RBg jo Perma 1/2008 ttg Mediasi
Perubahan surat gugatan dapat dilakukan dengan syarat : 1. Tidak boleh mengubah kejadian materil yang menjadi dasar gugatan. 2. Bersifat mengurangi atau tidak menambah tuntutan. Kesempatan atau waktu melakukan perubahan gugatan dapat dibagi menjadi 2 tahap : 1. Sebelum tergugat mengajukan jawaban dapat dilakukan tanpa perlu izin tergugat. 2. Sesudah tergugat mengajukan jawaban harus dengan izin tergugat jika tidak disetujui perubahan tetap dapat dilakukan dengan ketentuan : a. Tidak menyebabkan kepentingan kedua belah pihak dirugikan terutama tergugat. b. Tidak menyimpang dari kejadian materil sebagai penyebab timbulnya perkara. c. Tidak boleh menimbulkan keadaan baru dalam positanya.
PENCABUTAN GUGATAN Pencabutan gugatan dapat terjadi: 1. Sebelum pemeriksaan perkara oleh hakim 2. Dilakukan dalam proses pemeriksaan perkara dengan syarat disetujui oleh pihak tergugat.
PASAL 125 AYAT (1) HIR MEMUAT SYARAT- SYARAT UTK MENJATUHKAN PUT.VERSTEK : 1) Tergugat tdk datang pada hari sidang yg ditentukan, 2) Tdk mengirimkan Kuasanya yg sah utk datang, 3) Tergugat telah dipanggil secara Patut namun juga tidak datang, 4) Petitum tidak melawan hukum, 5) Petitum Beralasan.,
KE 5 SYARAT TERSEBUT ADALAH BERSIFAT KOMULATIF & BERKAITAN DGN ISI DR AMAR/DIKTUM YG AKAN DIJATUHKAN HAKIM YAKNI 1) Menyatakan Gugatan Penggugat ditolak, 2) Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke Verklaard / N.O ), 3) Mengabulkan Gugatan Penggugat
KAPAN HAKIM DPT MENJATUHKAN PUTUSAN VERSTEK? 1) Pada Sidang Pertama ( Ps 125 ayat (1) HIR, Ps 149 ayat (1) RBg ), 2) Pada Sidang Kedua ( Ps 126 HIR, Ps.150 RBg). 3) Setelah Acara Sidang Pembuktian
APAKAH DIPERLUKAN PEMBUKTIAN DLM HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN VERSTEK 1) Perlu Pembuktian argumentasinya Ps 163 HIR/Ps 283 RBG : Brg siapa yg mengaku mempunyai hak atau yg mendasarkan pd suatu peristiwa utk menguatkan haknya atau menyangkal hak org lain, hrs membuktikan adanya hak atau peristiwa itu Ketentuan ini dihubungkan dgn ketentuan Ps 125 ayat 1 /Ps 149 ayat 1 RBg maka Gugatan hrs dibuktikan kebenarannya oleh P dipersidangan meskipun T tdk Hadlir -
Tujuannya utk mengetahui melawan hk atau tidak, beralasan atau tidak gugatan P adalah dari hasil pembuktian dari Penggugat dgn mengajukan alat-alat bukti menurut Hukum. 2) Tidak Perlu pembuktian, argumentasi dsrnya ad Lembaga Verstek mrpk acara istimewa dlm pemeriksaanperkara perdata krn mengesampingkan acara biasa /Contradictoir dan Asas Audi at alteram partem, mk sifat istimewanya ini tetap perlu diperhatikan dgn mengingat kepentingan P & T scr Seimbang & Proporsional
EKSEPSI MENURUT DOKTRIN DIBEDAKAN MENJADI 2 : Eksepsi Prosessuil yg diajukan Tergugat atau Kuasanya yg hanya menyangkut dr segi acara macamnya ada 7 yaitu : 1. Eksepsi Deklinatoir: sifatnya mengelak mendasarkan pada ketentuan hukum formal/acara: Perihal Kompetensi Peradilan 2. Eksepsi Litis dependensi: Perkara masih dalam proses. 3. Eksepsi Inkracht Van Gewijde zaak: Eksepsi Nebis in Idem 4. Eksepsi Plurium Litis Consortium: Kurang Lengkapnya para pihak/gugatan dikarenakan error in subjectico ataupun error in objektico 5. Eksepsi Diskualifikatoir: Penggugat tidak mempunyai kualifikasi utk mengajukan Gugatan 6. Eksepsi Koneksitas: ada hubungan dg perkara lain yg masih berjalan 7. Eksekusi Vaan Berad: belum waktunya mengajukan gugatan Eksekusi Obscuur Libel: gugatan kabur dan tidak jelas 8. Eksepsi Error in Persona: kekeliran para pihak baik tergugat maupun penggugat
EKSPESI MATERIIL ADA 2 MACAM 1) Eksepsi Dilatoir: Sifatnya menunda agar perkara jangan diteruskan, belum jatuh tempo, penundaan pembayaran 2) Eksepsi Peremptoir: untuk menggagalkan gugatan terhadap pokok perkara: baik karena daluwarsa, adanya paksaan yg tdk dibenarkan, penipuan dlm perjanjian
REKONVENSI Dasar hukum Pasal 132a dan Pasal 132b HIR disisip dgn Stb 1927-300, Pasal 157-158 RBg. Pengertian : gugatan yang diajukan oleh tergugat terhadap penggugat karena dianggap juga melakukan wanprestasi kepada tergugat. Dapat berupa jawaban tergugat tapi dapt juga dilakukan dalam duplik. Batas waktunya sebelum proses pembuktian. Rekonvensi dapat diajukan baik yang ada koneksitas maupun tidak. Jika ada koneksitas dapat diperiksa sekaligus/bersamasama. Jika tidak ada koneksitas dapat diperiksa satusatu/dipisah. Rekonvensi tidak dapat diajukan dalam hal : 1. Jika kedudukkan penggugat tidak dalam kualitas yang sama antara gugatan konvensi dengan rekonvensi. 2. Rekonvensi tidak dalam kompentensi yang sama. 3. Rekonvensi tentang pelaksanaan putusan hakim
INTERVENSI Dasar hukum Pasal 279-282 Rv Pengertian :masuknya pihak ketiga dalam suatu perkara perdata yang sedang berlangsung bila dia juga mempunyai kepentingan (interest). Bentuknya : 1. Voeging (menyertai) dengan cara menggabungkan diri kepada salah satu pihak. 2. Tussenkomst (menengahi) berdiri sendiri (tidak memihak salah satu pihak.
3. Vrijwaring (penanggungan) : mirip tapi tidak sama dengan intervensi karena insiatifnya tidak dari pihak ketiga yang bersangkutan. Ikut sertanya karena diminta sebagai penjamin/pembebas oleh salah satu pihak yang berperkara. 4. Exceptio Plurium Litis Consortium: masuknya pihak ketiga karena ditarik oleh salah satu pihak yang berperkara. dilakukan karena pihak tersebut tidak lengkap, contoh dalam perkara warisan.
BENTUK-BENTUK PENGIKUTSERTAAN PIHAK KETIGA Vrijwaring Ps. 70-76 RV - Seseorang/suatu badan hukum ditarik masuk ke dalam perkara oleh salah satu pihak, ia ditarik sebagai penjamin bagi pihak itu. - Bersifat pasif. Voeging Ps. 297 282 RV - Seseorang/suatu badan hukum masuk kedalam suatu perkara atas inisiatifnya sendiri dan bergabung dengan salah satu pihak guna membela kepentingan pihak tersebut. - Bersifat aktif. Tussenkomst Ps. 297 282 RV - seseorang masuk kedalam suatu perkara untuk membela kepentingan dirinya sendiri, tanpa bergabung dengan salah satu pihak yang berperkara. - Bersifat aktif