Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

Aplikasi limbah panen padi dan pupuk kalium untuk meningkatkan hara kalium dan pertumbuhan serta produksi kedelai (Glycine max (L.) Merrill.

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

Pengaruh Pupuk Anorganik dan Organik terhadap Sifat Kimia Tanah di Lahan Sawah dengan Sistem Tanam SRI dan Konvensional

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

Rizki Annisa Nasution*, M. M. B. Damanik, Jamilah

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Oleh TIMBUL SIMBOLON ILMU TANAH DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. Universitas Sumatera Utara

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

III. METODE PENELITIAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

Pengaruh Dosis Pupuk Organik dan Anorganik terhadap Hasil Padi (Oriza sativa L.) dan Sifat Kimia Tanah pada Inceptisol Kerambitan Tabanan

APLIKASI BAHAN ORGANIK DAN BIOCHAR UNTUK MENINGKATKAN C-ORGANIK, P DAN Zn TERSEDIA PADA TANAH SAWAH BERKADAR P TINGGI SKRIPSI.

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.

RESPONS BERBAGAI JENIS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP METODE SRI (System of Rice Intensification) DI LAHAN DARAT. Suryaman Birnadi Abstract

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

Contact Author : Keywords : Azolla inoculum, organic potassium, organic matter, fertilizers, soil fertility

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

ABSTRAK. Oleh. Mitra Suri. Penanaman tomat memerlukan teknik budidaya yang tepat. Aplikasi pemberian

PERANAN UREA TABLET DAN VARIETAS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

EFEKTIVITAS KOMPOS SAMPAH PERKOTAAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MENURUNKAN BIAYA PRODUKSI BUDIDAYA PADI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

UJI EFEKTIVITAS KOMPOS JERAMI DAN PUPUK NPK TERHADAP HASIL PADI

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

PENGARUH APLIKASI BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI THE EFFECT OF BIOURINE APLICATION TO RICE GOWTH AND YIELD

SKRIPSI. Oleh MOCHAMAD IQBAL WALUYO H

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

I. PENDAHULUAN. Perubahan dramatis paradigma pemanfaatan sumberdaya alam yang terjadi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KAJIAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN ARANG SEKAM PADA TANAH SAWAH TERCEMAR LIMBAH PABRIK TERHADAP Pb TANAH DAN TANAMAN PADI SKRIPSI OLEH :

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK MAJEMUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TERONG UNGU (Solanum melongena L.)

PERBAIKAN SIFAT KIMIA TANAH FLUVENTIC EUTRUDEPTS PADA PERTANAMAN SEDAP MALAM DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK NPK

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

SKRIPSI OLEH : DESI SIMANJUNTAK

APLIKASI PUPUK KANDANG DALAM MEMINIMALISIR PUPUK ANORGANIK PADA PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.) METODE SRI

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

Keywords : conventional, inorganic fertilizer, organic fertilizer, P uptake and SRI

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

PENDAHULUAN Latar Belakang

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

PENGARUH BEBERAPA KOMBINASI KOMPOS KEMPAAN GAMBIR DAN PUPUK NPK 15:15:15 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb.

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah

EKO ANDREAS SIHITE AGROEKOTEKNOLOGI

SKRIPSI RESPON KACANG TANAH DAN JAGUNG TUMPANGSARI SECARA DERET PENGGANTIAN TERHADAP PUPUK ORGANIK PENGGANTI NPK. Oleh Yuni Restuningsih H

KAJIAN PUPUK MAJEMUK NPK (30-6-8) DAN PUPUK ORGANIK KUJANG PADA PADI SAWAH VARIETAS INPARI 13 DI DAERAH PENGAIRAN SETENGAH TEKNIS DI PURWAKARTA


[ BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN] 2012

Formulir PuPS versi 1.1

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

Transkripsi:

PENGARUH DOSIS PUPUK DAN JERAMI PADI TERHADAP KANDUNGAN UNSUR HARA TANAH SERTA PRODUKSI PADI SAWAH PADA SISTEM TANAM SRI (System of Rice Intensification) Effect of Fertilizer Dosage and Rice Straw to the Contents of Soil Nutrient and Rice Production in the SRI ( System of Rice Intensification) cropping system Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author : E-mail : Hanafiansari@gmail.com ABSTRACT This research purposed to know the influence of the straw ricew treatmeant and the NPK fertilizer dosage to the chemical nature growth and the field rice production (Oriza Sativa L) to the soil field with the SRI (System of Rice Intensification) system. This research do in Air Hitam village, Lima Puluh Sub District and analyzed in chemical and fertilizer laboratory Agriculture Faculty, University North Sumatera. This research using the draft of separate plot with the main slot of the rice straw treatment on the J0 (The rest of the straw left), J1 (straw cleared and embedded), J2 (Leftover straw immersed in tripe + manure) and on the sub plot of F0 (without fertilizer). F1 (dose of fertilizer NPK 50%), F2 (dose of fertilizer NPK 100%). From the research result of the straw treatment influence to the C-organic, total N, P-available, K-exchanged soil, high of plant, number of filler in the grain weight but not influence to the ph soil and grain weight. The fertilizer treatment influence to the plant hight and the grain weight but not in influence to the ph, C-organic, total N, K-exchanged soil, grain weigh. While the interaction between the straw treatment and the fertilizer treatment only influence the P available. Key words :SRI, straw of rice, NPK fertilizer ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan jerami padi dan dosis pupuk N, P dan K terhadap perubahan sifat kimia, pertumbuhan dan produksi tanaman padi (Oriza Sativa L) pada tanah sawah dengan sistem tanam SRI (System of Rice Intensification). Penelitian ini dilaksanakan di desa Air Hitam kecamatan Lima Puluh kabupaten Batu Bara dan dianalisis di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terpisah (RPT) dengan petak utama perlakuan jerami padi yaitu J0 (Sisa jerami dibiarkan), J1 (Sisa jerami dibabat dan dibenamkan), J2 (Sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang) dan anak petak perlakuan pemupukan NPK yaitu dosis F0 (Tanpa pupuk NPK), F1 (Dosis pupuk NPK 50%), F2 (Dosis pupuk NPK 100%).Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan jerami berpengaruh terhadap C-organik, N-total, P-tersedia, K-dd tanah, tinggi tanaman, dan berat gabah tetapi tidak berpengaruh terhadap ph tanah dan jumlah anakan. pemupukan berpengaruh terhadap, tinggi tanaman dan berat gabah tetapi tidak berpengaruh terhadap ph, C-organik, N-total, K-dd tanah dan jumlah anakan. Sedangkan interaksi antara perlakuan jerami padi dan perlakuan pemupukan hanya mempengaruhi P-tersedia. Kata kunci : SRI, Jerami Padi, pupuk NPK 1048

PENDAHULUAN Intensifikasi pertanian perlu dilakukan karena mengingat lahan pertanian yang semakin sempit akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dan akibat pengaruh era globalisasi. Intensifikasi merupakan pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Menurut Adiningsih (2005) adapun sapta usaha tani dalam bidang pertanian meliputi kegiatan sebagai berikut : pengolahan tanah yang tepat, pengairan yang teratur, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman, pengolahan pasca panen dan pemasaran. Jerami padi merupakan sumber hara yang potensial dalam menambah unsur hara dan memperbaiki sifat-sifat tanah. Ketersediaan jerami padi di lahan sawah bervariasi antara 2 8 ton/ha per musim tanam tergantung varietas dan pengolahan yang dilakukan. Pengembalian sisa panen (jerami) atau kompos dan bahan organik lainnya merupakan sumber karbon (C) serta energi yang diperlukan untuk pertumbuhan populasi dan aktivitas jasad renik tanah. Namun sampai saat ini belum banyak petani yang memanfaatkan sisa panen sebagai sumber bahan organik dilahan sawah tetapi memilih membakarnya. Pembakaran bagian tanaman sisa panen ini tidak hanya akan dapat menurunkan kandungan bahan organik tanah, tetapi juga menyebabkan hilangnya unsur CO 2, CO dan NO 2 yang merugikan kesehatan manusia dan ekosistem. Jerami padi mengandung 40% C, 0,6% N, 0,1% S, 1,5% Si. Dengan kandungan karbon (C) pada jerami padi yang tergolong tinggi., maka dapat diperkirakan bahwa pembakaran jerami dapat melepaskaan CO 2 secara langsung ke udara dalam jumlah besar bila dibandingkan dengan mengembalikannya ke lahan sebagai bahan organik (Setyanto, 2008). Salah satu upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan mengembalikan hara yang terkandung di jerami pasca panen karena hara yang terkandug dijerami cukup besar dan kurang dimanfaatkannya jerami setelah panen. Jerami tersebut berupa bahan organik dan kadang diberi juga pupuk kandang. Menurut Arafah (2003) Penggunaan pupuk kandang dan jerami padi merupakan penggabungan dari peternakan dan pertanian yang dapat diterapkan sebagai pertanian organik pada pertumbuhan padi sawah yang sekaligus merupakan dasar untuk konsep pertanian organik. Padi di daerah tropika ditanam dengan berbagai sistem. Salah satu sistem yang digunakan untuk menunjang produksi padi adalah sistem SRI (System of Rice Intensification). Sistem SRI berbeda dari sistem konvensional yang sering digunakan oleh petani. Bedanya dapat dilihat dari sistem penanaman, penggunaan pupuk maupun jarak tanamnya. Pada sistem SRI, bibit ditanam dengan jarak tanam 30x30 cm. Pemberian air pada sistem ini dilakukan dengan ketinggian air maksimal 2 cm (macak-macak). Barkelaar (2002), menyatakan bahwa kelebihan metode SRI adalah tanaman hemat air, hemat biaya, hemat waktu, hemat bibit, ramah lingkungan, dan produksi meningkat. Tanah sawah yang digunakan terusmenerus akan membutuhkan hara yang besar agar menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pupuk anorganik sangat dibutuhkan untuk menghasilkan hara yang besar dalam waktu yang cepat. Sehingga pemerintah menetapkan Acuan Rekomendasi Pemupukan untuk semua daerah. Peneliti tertarik meneliti dosis yang sudah ada karena untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian pupuk terhadap kandungan hara dan produksi. Acuan rekomendasi pemupukan menurut Dinas Pertanian untuk daerah Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Asahan tahun 2007 untuk daerah kecamatan Lima Puluh ialah urea 250 kg/ha, SP-36 75 kg/ha dan KCl 50 kg/ha. (Dinas Pertanian, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan jerami padi dan dosis pupuk N, P dan K terhadap perubahan sifat kimia, pertumbuhan dan produksi tanaman padi (Oriza Sativa L) pada tanah sawah dengan sistem tanam SRI (System of Rice Intensification). 1049

BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara. Secara geografis lokasi ini terletak pada 99 0 24 24 BT dan 03 0 22 50-03 0 22 66 LU. Analisis di Laboratorium Kimia dan Kesuburan tanah, Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan yang dilakukan pada bulan Agustus - Desember 2011. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Tepisah (RPT) dengan dengan petak utama adalah perlakuan jerami padi (J) dan anak petaknya adalah perlakuan pemberian pemupukan (F). Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 3x3x3 = 27 unit percobaan. jerami padi J 0 : jerami dibiarkan (sisa batang padi setinggi 30cm selesai dipanen dibiarkan dan dilakukan pengolahan), J 1 : jerami padi dibabat (sisa batang padi setinggi 30cm dibabat dan dilakukan pengolahan, J 2 : jerami dibabat + pupuk kandang (sisa batang padi setinggi 30cm dibabat kemudian ditambah dengan pupuk kandang sapi dan dilakukan pengolahan). pupuk F 0 : tanpa pupuk N, P dan K, F 1 : di tambah pupuk N, P dan K 50% dosis anjuran (125kg/ha urea, 29,4kg/ha TSP, 25kg/ha MOP), F 2 : di tambah pupuk N, P dan K 100% dosis anjuran (250kg/ha urea, 58kg/ha TSP, 50kg/ha MOP Data-data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisis varian pada setiap peubah amatan yang diukur dan di uji lanjutan bagi perlakuan yang nyata dengan menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). HASIL DAN PEMBAHASAN ph Tanah Dari data diketahui bahwa perlakuan jerami padi dan dosis pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap ketersediaan ph tanah baik itu faktor tunggalnya ataupun interaksi kedua perlakuan tersebut. Tabel 1. ph tanah akhir vegetatif akibat perlakuan jerami padi dan dosis pemupukan ph Tanah J 0 (Sisa jerami dibiarkan) 4.91 J 1 (Sisa jerami dibabat dan dibenamkan) 5.31 J 2 (Sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang) 5.06 F 0 (Tanpa pupuk NPK) 5.04 F 1 (Dosis pupuk NPK 50%) 5.07 F 2 (Dosis pupuk NPK 100%) 5.16 Dari hasil Tabel 1 dilihat bahwa ph tanah tertinggi pada perlakuan J1 (Sisa jerami dibabat dan dibenamkan) yaitu 5.31 dan terendah pada perlakuan J0 (Sisa jerami dibiarkan) yaitu 4.91. Menurut kriteria BPT (2005) ini tergolong masam. Pada perlakuan pemupukan ph tanah tertinggi pada perlakuan F2 (Dosis pupuk NPK 100%) yaitu 5.16 dan yang terendah pada perlakuan F0 (Tanpa pupuk NPK) yaitu 5.04. Menurut kriteria BPT (2005) ini tergolong masam. C-organik Dari data diketahui bahwa perlakuan jerami padi berpengaruh nyata terhadap kandungan C-organik tanah. dosis pemupukaan dan kombinasi perlakuan antara jerami padi dan dosis pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan C-organik tanah. Tabel 2. Kadar C -organik tanah (%) akhir vegetatif akibat perlakuan jerami padi dan dosis pemupukan Kadar C-organik J 0 (Sisa jerami dibiarkan) 1.79 J 1 (Sisa jerami dibabat dan dibenamkan) 1.80 J 2 (Sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang) 1.75 1050

F 0 (Tanpa pupuk NPK) 0,27 b F 1 (Dosis pupuk NPK 50%) 0.24 a F 2 (Dosis pupuk NPK 100%) 0.24 a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan yang sama tidak berbeda nyata pada Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa C-organik tanah tertinggi pada faktor perlakuan jerami padi terdapat pada perlakuan J2 (Sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang) yaitu 1.94 % dan terendah terdapat pada perlakuan (J1) yaitu 1.61 %. Sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang (J2) nyata dengan sisa jerami dibabat (J1) dan sisa jerami dibiarkan (J0), menurut kriteria BPT (2005) ini tergolong rendah. Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa hasil C-organik tertinggi pada F1 yaitu sebesar 1.80 % dan terendah pada perlakuan F2 yaitu 1.75 %. Menurut kriteria BPT (2005) termasuk kriteria rendah. N- Total Dari data N- total diperoleh bahwa perlakuan jerami padi berpengaruh nyata terhadap N-total tanah. Sedangkan dosis pemupukan dan kombinasi antara perlakuan jerami dengan dosis pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap N-total tanah. Tabel 3. Kadar N -total tanah (%) akhir vegetatif akibat perlakuan jerami padi dan dosis pemupukan Kadar N-total J 0 (Sisa jerami dibiarkan) 0,27 b J 1 (Sisa jerami dibabat dan dibenamkan) 0,24 a J 2 (Sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang) 0,24 a F 0 (Tanpa pupuk NPK) 0.25 F 1 (Dosis pupuk NPK 50%) 0.25 F 2 (Dosis pupuk NPK 100%) 0.25 Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa N-total tanah tertinggi terdapat pada perlakuan jerami dibiarkan (J0) yaitu 0.27 % dan terendah terdapat pada J1 dan J2 yaitu 2.4 %. N-total tanah pada perlakuan jerami dibiarkan (J0) berbeda nyata dengan N-total (J1) jerami dibabat dan (J2) jerami dibabat + pupuk kandang. Menurut kriteria BPN (2005) termasuk kriteria sedang. Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil N-total pada tiap perlakuan sama yaitu sebesar 0.25 %. Menurut kriteria BPT (2005) termasuk kriteria sedang. P-tersedia Tanah Dari data analisis P tersedia tanah diperoleh bahwa perlakuan jerami padi, dosis pemupukan dan kombinasinya berpengaruh sangat nyata terhadap P-tersedia tanah. Tabel 4. Kadar P-tersedia tanah (ppm) akhir vegetatif akibat perlakuan jerami padi dan dosis pemupukan Tanpa dosis NPK (F 0 ) Dosis NPK 50 % (F 1 ) Dosis NPK 100 % (F 2 ) J 0 (Sisa jerami dibiarkan) 4.51 a 6.19 b 5.60 ab J 1 (Sisa jerami dibabat, dibenamkan) 6.44 b 5.89 b 8.67 c J 2 (Sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang) 5.15 ab 5.15 ab 5.12 ab 1051

K- dd Tanah Dari pengukuran K- dd tanah diperoleh bahwa perlakuan jerami padi Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan tertinggi terdapat pada perlakuan J1F2 (sisa jerami dibabat + dosis NPK 100%) yaitu 8,67 ppm dan terendah pada perlakuan J0F0 (sisa jerami dibiarkan + tanpa dosis pupuk) yaitu sebesar 4,5 ppm, Menurut kriteria BPT (2005) termasuk kriteria sangat rendah - rendah. berpengaruh nyata meningkatkan K-dd tanah. dosis pemupukan dan kombinasi perlakuan antara jerami padi dan dosis pemupukan tidak nyata terhadap kandungan K-dd tanah. Tabel 5. Kadar K-dd tanah (me/100g) akhir vegetatif akibat perlakuan jerami padi dan dosis pemupukan Kadar K-dd Tanah...(me/100g). J 0 (Sisa jerami dibiarkan) 0.15 a J 1 (Sisa jerami dibabat dan dibenamkan) 0.14 a J 2 (Sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang) 0.21 b F 0 (Tanpa pupuk NPK) 0.14 F 1 (Dosis pupuk NPK 50%) 0.17 F 2 (Dosis pupuk NPK 100%) 0.19 Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan tertinggi terdapat pada perlakuan J2 (sisa jerami dibabat + pupuk kandang) yaitu 1.94 me/100g dan terendah pada perlakuan J1 (sisa jerami dibabat dan dibenamkan) yaitu 1.61 me/100g. J2 berbeda nyata dengan perlakuan J1 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan J0, menurut kriteria BPT (2005) termasuk dalam kriteria rendah. Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil K-dd tanah tertinggi pada perlakuan F2 (Dosis pupuk NPK 100%) yaitu 0.19 me/100g dan yang terendah terdapat pada F0 (sisa jerami dibenamkan) yaitu 0.14 me/100g. Menurut kriteria BPT (2005) termasuk kriteria rendah. Tinggi Tanaman Masa Vegetatif jerami padi dan dosis pemupukan nyata terhadap tinggi tanaman, sedangkan kombinasi jerami padi dan pemupukan tidak nyata. Tabel 6. Tinggi tanaman akhir vegetatif (cm) akibat perlakuan jerami padi dan dosis pemupukan Kadar K-dd Tanah...cm J 0 (Sisa jerami dibiarkan) 83,70 ab J 1 (Sisa jerami dibabat dan dibenamkan) 81,44 a J 2 (Sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang) 88,48 b F 0 (Tanpa pupuk NPK) 81.03 a F 1 (Dosis pupuk NPK 50%) 88.64 b F 2 (Dosis pupuk NPK 100%) 83,96 ab Dari data pada Tabel 6 dilihat bahwa tinggi tanaman masa vegetatif tertinggi terdapat pada perlakuan J2 (sisa jerami dibabat + pupuk kandang) yaitu 88.48 cm dan terendah pada perlakuan J1 (sisa jerami dibabat dan dibenamkan) yaitu 81.44 cm. 1052

J2 (sisa jerami dibabat + pupuk kandang) nyata dengan J0 (sisa jerami dibiarkan) dan J1 (sisa jerami dibabat dan dibenamkan). Pada tabel 6 tinggi tanaman masa vegetatif tertinggi pada perlakuan pupuk terdapat pada F1 (dosis pupuk NPK 50% ) yaitu 88.64 cm dan terendah pada F0 (tanpa pupuk) yaitu 83.93 cm. F0 (tanpa pupuk) nyata dengan F1 (dosis pupuk NPK 50%) dan tidak berbeda nyata dengan F2 (dosis pupuk NPK 100%). Jumlah Anakan Tanaman / Rumpun Dari data diperoleh bahwa perlakuan jerami padi, perlakuan pupuk dan interaksi jerami padi dan pupuk tidak nyata terhadap jumlah anakan tanaman / rumpun. Tabel 7. Jumlah anakan / rumpun akibat perlakuan jerami padi dan dosis pemupukan Kadar K-dd Tanah J 0 (Sisa jerami dibiarkan) 38,33 J 1 (Sisa jerami dibabat dan dibenamkan) 36,33 J 2 (Sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang) 34,33 F 0 (Tanpa pupuk NPK) 37,66 F 1 (Dosis pupuk NPK 50%) 36,33 F 2 (Dosis pupuk NPK 100%) 35,00 Dari hasil pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah anakan tanaman masa vegetatif tertinggi pada perlakuan J0 (jerami dibiarkan) yaitu 38,33 anakan / rumpun dan terendah pada perlakuan J2 (jerami dibabat + pupuk kandang) yaitu 34, 33 anakan / rumpun. dosis pemupukan jumlah anakan tertinggi pada perlakuan F0 (tanpa dosis pupuk) yaitu 37,66 anakan / rumpun dan terendah pada perlakuan F1 ( dosis pupuk 50%) yaitu 36,33 anakan / rumpun. Berat Gabah Dari data diperoleh bahwa perlakuan jerami padi dan pemupukan berpengaruh nyata terhadap berat gabah, sedangkan kombinasi jerami padi dan pemupukan tidak nyata terhadap berat gabah. Tabel 8. Berat gabah (kg/plot) akibat perlakuan jerami padi dan dosis pemupukan Kadar K-dd Tanah.. kg/plot J 0 (Sisa jerami dibiarkan) 2.47 a J 1 (Sisa jerami dibabat dan dibenamkan) 3.0 b J 2 (Sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang) 2.81 b F 0 (Tanpa pupuk NPK) 37,66 a F 1 (Dosis pupuk NPK 50%) 36,33 ab F 2 (Dosis pupuk NPK 100%) 35,00 b Dari hasil Tabel 8 dilihat bahwa gabah tertinggi pada perlakuan jerami padi terdapat pada perlakuan J1 (sisa jerami dibabat dibenamkan) 3 kg / plot dan terendah terdapat pada perlakuan J0 (jerami dibiarkan) yaitu 2,47 kg /plot. jerami dibiarkan (J0) tidak nyata terhadap sisa jerami dibabat dibenamkan (J1) dan nyata terhadap sisa jerami dibabat dibenamkan + pupuk kandang (J2). Berat gabah tertinggi pada faktor perlakuan pupuk terdapat pada perlakuan pupuk 100% (F2) yaitu 2,98 kg / plot dan terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk (F0) yaitu 2,56 kg / plot. tanpa pupuk (F0) tidak berbeda nyata terhadap dosis 1053

pupuk 50% (F1) dan berbeda nyata terhadap dosis pupuk 100% ( F2). jerami dibiarkan (J0) tidak nyata terhadap sisa jerami dibabat dibenamkan (J1) dan nyata terhadap sisa jerami dibabat dibenamkan + pupuk kandang (J2). Berat gabah pada perlakuan J0 berbeda nyata dengan J1 dan J2 tapi perlakuan J1 tidak berbeda nyata dengan J2. sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang (J2) dapat mempercepat proses dekomposisi sehingga cepat tersedia ditanah dan cepat diserap tanaman. Jika dibandingkan dengan J0 (sisa jerami dibiarkan) proses dekomposisi sisa jerami berjalan lebih lambat karena sisa jerami yang habis dipanen hanya dibiarkan ditanah tersebut tanpa perlakuan, sehingga pada saat pengambilan sampel di akhir masa vegetatif N-total yang terdapat pada J1 dan J2 lebih sedikit karena sudah diserap tanaman dibandingkan dengan J0 yang masih tersedia dan belum banyak diserap tanaman dan dapat dilihat juga C-organik dan K-dd tanah pada J2 yang lebih tinggi dibandingkan J1 dan J0. Pada perlakuan J2 (sisa jerami dibabat + pupuk kandang) diberi aktivator berupa pupuk kandang yang membantu mempercepat dekomposisi jerami, Pemberian pupuk kandang juga dapat meningkatkan ketersediaan hara sehingga membuat tinggi tanaman dan berat gabah pada J1 dan J2 menjadi tinggi. dosis pupuk hanya nyata mempengaruhi tinggi tanaman dan berat gabah. Tinggi tanaman masa vegetatif tertinggi pada perlakuan F1 (dosis pupuk NPK 50% ) yaitu 88.64 cm dan terendah pada F0 (tanpa pupuk) yaitu 83.93 cm. F0 (tanpa pupuk) berbeda nyata dengan F1 (dosis pupuk NPK 50%) dan tidak berbeda nyata dengan F2 (dosis pupuk NPK 100%). Berat gabah tertinggi terdapat pada perlakuan F2 (dosis pupuk 100%) yaitu 2,98 kg / plot dan terendah terdapat pada perlakuan F0 (tanpa dosis pupuk) yaitu 2,56 kg / plot. tanpa pupuk (F0) tidak berbeda nyata terhadap dosis pupuk 50% (F1) dan berbeda nyata terhadap dosis pupuk 100% ( F2). Hal ini dikarenakan pada F0 tidak ada suplai hara yang ditambahkan ke tanah sehingga tanaman kekurangan unsur hara dan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman padi, sedangkan pada F2 pemberian pupuk dapat menyumbangkan unsur hara yang tinggi sehingga dapat memproduksi gabah lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan F0 dan F1. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan J2 (Sisa jerami dibabat, dibenamkan + pupuk kandang) lebih baik dibandingkan perlakuan J0 dan J1 dan dosis pemupukan 100% (F2) merupakan dosis yang terbaik dibandingkan F0 dan F1. SIMPULAN jerami dapat mempengaruhi C-organik, N-total, P- tersedia, K-dd tanah, tinggi tanaman dan tidak mempengaruhi ph dan jumlah anakan. dosis pupuk hanya mempengaruhi P-tersedia, tinggi tanaman dan berat gabah, dan tidak mempengaruhi ph tanah, C-organik, N-total, K-dd tanah dan jumlah anakan. Interaksi antara perlakuan jerami padi dan pemupukan mempengaruhi P-tersedia dan tidak mempengaruhi ph, C-organik, N-total, K-dd tanah, tinggi tanaman, jumlah anakan dan berat gabah. DAFTAR PUSTAKA Adiningsih, J. S dan F. Agus. 2005. Petunjuk Penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (Paddy Soil Test Kit) Versi 1.0. Balai Besar Penelitian & Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Arafah dan M.P Sirappa. 2003. Kajian Penggunaan Jerami dan Pupuk N, P, dan K Pada Lahan Sawah Irigasi. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 4 (1) pp 15-24. Bakelaar, D. 2002. Sistem Intensifikasi Padi (The System of Rice Intensificasion- SRI) Sedikit Memberi Lebih Banyak. Buletin ECHO Development Notes. 1054

Dinas Pertanian. 2007. Acuan Rekomendasi Pemupukan pada Padi Sawah Spesifik Lokasi. Peraturan Mentri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.140/40/2007. Departemen Pertanian. Jakarta. Setyanto, P. 2008. Perlu Inovasi Teknologi Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca dari Lahan Pertanian Balingtan, badan Litban Pertanian, Deptan. 1055