BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Selama 1 tahun terakhir terjadi kenaikan dan penurunan jumlah konsumen

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian GAMBAR 1.1 Kedai Aceh Cie Rasa Loom Buah Batu

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. Dampak positif dari globalisasi adalah aksesibilitas informasi dan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN Namun semua itu tidak bisa berjalan dengan lancar. Pada

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

Strategi Komunikasi Pemasaran

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat ditandai dengan adanya berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jumlah Restoran dan Kafe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA SALON D MODE PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menganggap binatang peliharaan sebagai bagian dari keluarga. Hobi akan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, hanya perusahaan yang berorientasi pada konsumen yang berhasil menarik

BAB 1 PENDAHULUAN. daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan agar mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi adalah dengan mengikuti organisasi. Dengan berorganisasi manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. pihak swasta bekerja sama untuk meningkatkan bidang pariwisata dalam hal

APAKAH PEMASARAN ITU?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Philip Kotler (2010;153)

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki peran

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, di kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

BAB I PENDAHULUAN. jasa. Sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu berusaha keras dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memenangkan persaingan tersebut. kepada retailing mix (bauran eceran), yang merupakan kombinasi dari enam

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atmodjo (2005,p.7)

BAB 1 PENDAHULUAN. perbaikan pada beberapa komponen pada sebuah kendaraan. perawatan dan perbaikan salah satu elemen kendaraan misal bengkel Dinamo.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis kuliner yang pada akhirnya berdampak pada semakin ketatnya

2015 ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI RAMEN AA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. satu pihak ke pihak yang lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.

BAB II KERANGKA TEORI. Berdasarkan rumusan di atas, maka penulis mengemukakan teori, pendapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. para konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan dalam menggunakan produk

BAB I PENDAHULUAN. mengusung konsep makanan cepat saji (fast food) dan restoran spesialis. Restoran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi sumber penghasilan devisa Negara dan menjadi penunjang perkembangan pembangunan Negara. Indonesia sebagai salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam serta budaya diharapkan dapat membantu meningkatkan sumber pendapatan daerah melalui sektor pariwisata juga membantu perekonomian masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Hal ini sesuai dengan bab II pasal 4 dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, yang berisikan hal yang yang berkaitan dengan tujuan kepariwisataan yang sudah menyadari bahwa sector pariwisata mampu menjadi penunjang untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat Indonesia dan menjadi sumber pendapatan daerah. Kelancaran kegiatan pariwisata didukung oleh pelaku pariwisata yaitu masyarakat, pemerintah dan swasta dimana pemerintah bertindak sebagai penyedia berbagai fasilitas sarana maupun prasarana yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Salah satu upaya dari pemerintah dalam menyediakan fasilitas untuk mendukung kegiatan pariwisata adalah dengan melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam upaya memperkenalkan Indonesia salah satunya melalui usaha restoran-restoran atau rumah makan yang menawarkan makanan dan minuman khas daerah-daerah di Indonesia. 1

Menurut Arief (2005) Restoran atau rumah makan mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para calon wisatawan untuk mengunjungi Indonesia. Karena makan dari Indonesia memiliki ciri khas tersendiri bagi wisatawan tersebut. Perkembangan industri makanan dan minuman saat ini sangat berkembang pesat, seiring dengan perkembangan teknologi industri, ekonomi dan bisnis pariwisata. Usaha rumah makan ini berhubungan erat dengan persiapan dan penyajian makanan dan minuman yang disajikan kepada manusia. Industri penyajian makanan dan miunman adalah suatu industri people to people yaitu industri yang berhubungan erat dengan manusia. Pengertian restoran menurut Marsum (2005, 7), restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial yang menyelenggarakan pelayanan yang baik kepada semua tamunya baik berupa makan dan minum. Restoran atau rumah makan menjadi hal yang penting dalam kegiatan berwisata. Karena setiap wisatawan pasti akan membutuhkan makanan. Dalam hal mengembangkan sebuah usaha rumah makan atau restoran diperlukan sebuah keberhasilan dalam kegiatan operasional. Perkembangan usaha rumah makan bergantung pada keputusan pemebelian dari konsumen. Perusahaan atau usaha yang berkembang adalah perusahaan yang mempunyai tingkat penjualan yang tinggi. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Kegiatan pemasaran sebuah perusahan akan mengalami hambatan yang salah satunya ialah menghadapi perilaku konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian. Persaingan didalam bisnis kuliner sangat berkembang 2

pesat, seiring dengan daya beli konsumen yang semakin tinggi dengan kebutuhan yang beragam. Berikut ini adalah data potensi restoran di Kota Bandung, menurut dinas kebudayaan dan pariwisata (DISBUDPAR) Kota Bandung tahun 2011, yang diklasifikasikan menurut fasilitas-fasilitas pada restoran tersebut, adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Potensi Rumah Makan/Restoran/Bar Berijin di Kota Bandung Tahun 2011 No Jenis 2009 2010 2011 1 Talam Salaka 8 10 15 2 Talam Gangsa 81 85 129 3 Waralaba 30 33 41 4 Restoran Bar 4 5 12 5 Rumah Makan Kelas A 14 15 22 6 Rumah Makan Kelas B 59 64 108 7 Rumah Makan Kelas C 94 111 144 Total 291 323 471 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Hal tersebut menjadi tantangan bagi perusahaan untuk selalu membuat produk-produk yang inovatif agar bisnis mereka berhasil. Banyak orang melakukan keputusan pembelian di restoran atau rumah makan untuk meeting, berkumpul dengan saudara, teman ataupun kerabat. Menurut Sumarwan (2004:289), keputusan pembelian adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan. Sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli (terutama dalam pengambilan keputusan yang luas). Dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku untuk melakukan pembelian selanjutnya. Selain itu juga, seorang konsumen yang puas cenderung 3

akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain. Karena itu, kepuasan konsumen adalah tujuan dari setiap perusahaan. Pengetahuan akan keputusan pembelian sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi prilaku konsumen dimasa datang (Setiadi, 2003:15). Keputusan atau niat untuk membeli terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk yang dibelinya atau dikonsumsi. Manakala harapan tersebut tidak tercapai, akan menyebabkan menurunnya keputusan atau niat untuk membeli oleh konsumen. Keputusan pembelian timbul karena adanya penilaian dari konsumen yang objektif terhadap produk dan dorongan emosi yang timbul untuk memenuhi kebutuhan yang harus dipenuhi. Keberhasilan maupun kegagalan suatu perusahaan dalam mendatangkan pembeli sangat dipengaruhi oleh perusahaan yang inovatif dan kreatif dalam pengelolaan bisnisnya. Selain data tersebut, sedikitnya terdapat 17 jenis restoran. Berikut klasifikasi restoran berdasarkan jenisnya di Kota Bandung Menurut Her Suganda (2008:435-447) yang disajikan pada tabel 1.2 di bawah ini: 4

Tabel 1.2 Klasifikasi Restoran Berdasarkan Jenisnya di Kota Bandung Tahun 2008 Jenis Restoran Jumlah Restoran Rumah Makan Khas Sunda 65 Rumah Masakan Nusantara 29 Rumah Masakan Ayam dan Bebek 31 Rumah Makan Khusus Sate 10 Rumah Makan Khusus Soto 8 Rumah Masakan Ikan Laut 22 Restoran Café dan Rumah Makan Indonesia 13 Restoran China & Internasional 9 Restoran Jepang 15 Restoran Korea 4 Restoran Thailand 6 Restoran Taiwan 1 Restoran Prancis 1 Restoran Jerman 1 Restoran Vietnam 1 Restoran Cepat Saji 9 Tempat-tempat Jajanan 34 Jumlah 259 Sumber: Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas 2008 Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti merupakan salah satu rumah makan yang menawarkan menu andalan ayam goreng kremes. Rumah makan yang sudah dikenal sejak tahun 1972 hampir di seluruh Indonesia ini telah membuka 3 cabang di Kota Bandung, diantaranya cabang Cipaganti, Lodaya dan Soekarnohatta. Namun, dalam perkembangannya permintaan R.M. Ayam Goreng Suharti di Kota Bandung mengalami penurunan. Berikut jumlah pembeli dari R.M. Ayam Goreng Ny.Suharti di Kota Bandung: 5

No Tabel 1.3 Jumlah Pengunjung R.M. Ayam Goreng Suharti di Kota Bandung Per-bulan periode September 2010-Februari 2011 Bulan Lodaya Cipaganti Soekarnohatta Pengunjung % Pengunjung % Pengunjung % 1 Agustus 4336-4500 - - - 2 September 4000 (-7,75) 4870 8,22 3250-3 Oktober 3888 (-2,80) 4750 (-2,46 2500 (-23,08) 4 November 3545 (-8,82) 3800 (-20) 2750 10,00 5 Desember 4407 24,32 4950 30,26 3500 27,27 6 Januari 4300 (-2,43) 5100 3,03 2890 (-17,43) 7 Februari 3614 (-15,95) 4250 (-16,67) 2660 (-7,96) 8 Maret 3726 3,10 3500 (-17,65) 2685 0,94 9 April 3655 (-1,91) 3250 (-7,14) 2543 (-5,29) 10 Mei 3850 5,34 3700 13,85 2745 7,94 11 Juni 4145 7,66 4385 18,51 3421 24,63 12 Juli 4336 4,61 4945 12,77 3642 6,46 Jumlah 47802 5,36 52000 22,73 32586 23,49 Sumber : Manajemen R.M. Ayam Goreng Suharti Kota Bandung Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa R.M. Ayam Goreng Ny. Suharti di Kota Bandung, mengalami perubahan jumlah pengunjung dalam enam bulan terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa permintaan di R.M. Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung mengalami penurunan. Sangatlah disayangkan bila, perusahaan yang sudah lama berdiri dan memiliki nama yang besar namun, memiliki konsumen yang sedikit. Berdasarkan Tabel 1.1 pula terlihat bahwa fluktuasi jumlah konsumen pada R.M. Ayam Goreng Ny. Suharti. Pada bulan tertentu jumlah konsumen mengalami peningkatan dan penurunan yang berfluktuasi. Rumah Makan harus menetapkan strategi yang tepat untuk meningkatkan penjualan dan mampu bersaing dengan perusahaan yang lainnya. salah satu strategi yang tepat untuk bersaing dan meningkatnya permintaan konsumen adalah dengan 6

mempertahankan atau meningkatkan konsumen yang sudah menjadi pelanggan tetap. Selain itu juga fluktuasi jumlah konsumen setiap bulannya tidak terlepas dari faktor-faktor bauran pemasaran jasa. Bauran pemasaran jasa adalah paduan strategik produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, dan proses yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju (Lamb, Hair & Mc Daniel, 2001:55). Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran jasa merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir, dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.bauran pemasaran jasa merupakan sarana untuk menjadikan bagian organisasi berorientasi kepada konsumen. Penerapan bauran pemasaran jasa yang efektif akan menciptakan kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan efektif pula. Hal ini diperlukan dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan dan menghadapi persaingan yang menjadi kompetitif. Bauran pemasaran jasa tersebut merupakan suatu alat bagi pemasar yang terdiri dari berbagai elemen yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran yang ditetapkan dapat berjalan sukses (Lupiyoadi, 2001:58). Menurut Amin Widjaja (2005:3), Bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, karena bauran pemasaran adalah suatu strategi yang digunakan dalam bidang pemasaran untuk menciptakan pertukaran dalam 7

mencapai tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan dalam hal ini adalah memperoleh laba dan laba akan dapat diperoleh oleh perusahaan apabila perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan produknya, sedangkan volume penjualan produk perusahaan akan meningkat apabila konsumen memutuskan untuk membeli produk perusahaan tersebut. Menurut Djaslim Saladin (2002:71) produk adalah segala sesuatu yang didapat, ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk merupakan titik utama dari seluruh kegiatan pemasaran. Produk dapat berupa barang atau jasa. Hal yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut. Harga adalah yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian, penggunaan, atau kepemilikan harga barang atau jasa (Kotler, 2001:742). Tempat merupakan suatu wilayah atau lokasi dimana perusahaan dapat menjalankan atau melaksanakan kegiatan pemasarannya kepada konsumen. Menurut Fandy Tjiptono (2008:219) pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komuniksai pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan menginginkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. 8

Menurut Lupiyoadi (2001:61) Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa konsumen dan di mana lokasi yang straregis. Baik lokasi maupun saluran distribusi sangat bergantung pada kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri. Partisipan atau orang adalah setiap dan semua orang yang memainkan suatu peran dalam waktu riil jasa (selama berlangsungnya proses dan konsumsi jasa berlangsung). Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan waktu riil pelayanan (service encounter) (Yazid, 2001:20). Menurut Yazid (2001:22) proses yaitu semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas dengan mana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa. Obyek utama dari pemasaran adalah mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pasar. Oleh karena itu, jasa harus didesain untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Desain jasa mencakup sejak dari desain proses jasa sampai dengan bagaimana jasa disampaikan. Menurut Lupiyoadi (2001:60) Physical evidance merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. Physical evidance berupa bukti fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya, orang berkunjung ke cafe akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan, perabotan,bahkan sampai kepakaian seragam pelayan. Bukti fisik eksternal konsumen akan lebih memperhatikan desain eksterior, tempat parkir, taman-taman, suasan lingkungan dan sebagainya. 9

Bukti fisik fasilitas interior konsumen akan memperhatikan desain interior, perlengkapan, gambar-gambar, penataan ruang, kesegaran udara dan temperatur (Buchari Alma, 2003:37). Untuk itu, dalam hal ini perusahaan selaku produsen akan mengkondisikan bauran pemasarannya agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pasar sasarannya, sehingga dapat menimbulkan suatu keinginan dari dalam diri konsumen untuk membeli dan menggunakan produk dari perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, diharapkan permasalahan yang dihadapi dapat diatasi oleh bauran pemasaran jasa yang dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan keputusan pembelian produk dari perusahaan tersebut. Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Bauran Pemasaran jasa Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung (Survei Pada Konsumen Rumah Makan Ayam Goreng Suharti di Kota Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Rumah makan atau restoran sebaiknya mampu menerapkan strategi pemasaran yang baik melalui penetapan harga yang dapat dijangkau dan meningkatkan kualitas pelayanan agar terjadi hubungan yang menguntungkan antara produsen dengan konsumen, sehingga menciptakan keputusan pembelian konsumen. 10

Untuk memperjelas masalah yang terjadi maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikiut: 1. Bagaimana pengaruh produk (product) pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 2. Bagaimana pengaruh harga (price) pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 3. Bagaimana pengaruh promosi (promotion) pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 4. Bagaimana pengaruh place pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 5. Bagaimana pengaruh orang (people) pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 6. Bagaimana pengaruh proses (process) pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 7. Bagaimana pengaruh bukti fisik (physical evidance) pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 8. Seberapa besar pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan pembelian konsumen di Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah untuk membandingkan antara data-data otentik dan praktek yang sebenarnya dalam menjawab masalah yang telah teridentifikasi. Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan, makan tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh produk (product) pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui pengaruh harga (price) pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui pengaruh promosi (promotion) pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 4. Untuk mengetahui pengaruh place pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 5. Untuk mengetahui pengaruh orang (people) pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 6. Untuk mengetahui pengaruh proses (process) pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 7. Untuk mengetahui pengaruh bukti fisik (physical evidance)pada Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 8. Untuk mengetahui besarnya pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan pembelian konsumen di Rumah Makan Ayam Goreng Ny. Suharti Kota Bandung. 12

1.3.2 Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Ilmiah Adanya penelitian ini penulis berharap akan memberikan manfaat juga memberikan masukan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan manajemen pemasaran. Selain itu juga, penulis mengharapkan hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi yang mudah dipahami dalam meneliti permasalahan yang sama diteliti oleh penulis. 2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat menjadi masukkan positif yang bermanfaat bagi R.M. Ayam Goreng Ny. Suharti di Kota Bandung dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan hal-hal yang diteliti oleh penulis. 13