BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Teori Curahan Waktu Kerja Istri Nelayan. sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi masyarakat pantai dimana keterlibatan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CURAHAN JAM KERJA BURUH WANITA PERONCE MANIK-MANIK DI DESA TUTUL KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian di lapangan, masih memiliki keinginan untuk membina rumah-tangga dan

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

ANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN : STUDI KASUS ISTRI NELAYAN DI KABUPATEN ACEH BESAR, NAD

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. gagasan anti poligami (Lucia Juningsih, 2012: 2-3). keterbelakangan dan tuntutan budaya.

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa antara lain ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak serta kewajibannya (Abdulsyani, 2007:92) lain, hal ini sangat mempengaruhi peranannya dalam masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan

BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri kecil merupakan usaha bagi sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Pendapatan disebut juga dengan income yaitu imbalan yang diterima oleh

UPAYA PENYULUH KABUPATEN BEKASI DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

LAMPIRAN. Draf wawancara (interview guide) untuk buruh tani perempuan:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengajarkan kepada orang bagaimana memanfaatkan pandangan yang begitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. a. Sikap partisipasi aktif berpengaruh signifikan terhadap intensi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam di sektor pertanian dan perkebunan. Adapun produksi di

BAB I PENDAHULUAN. Wanita adalah perempuan yang sudah dewasa, sedangkan perempuan adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, salah satu dampak

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN. Pendapatan rumahtangga nelayan terdiri dari pendapatan di dalam sub

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau salah satu jenis kesenian sebagai hasil karya manusia, seringkali

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

PENDEKATAN TEORETIS TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penclitian. Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui kondisi kehidupan rumah

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan mengenai mikro ekonomi,sub sistem yang utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. ontribusi sosial budaya. Perbedaan peran ini bukan disebabkan perbedaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. di desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2013 maka

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi,

PENGARUH PENDAPATAN SUAMI, TINGKAT PENDIDIKAN, UMUR DAN KESEMPATAN KERJA TERHADAP JUMLAH JAM KERJA BURUH WANITA PADA GUDANG TEMBAKAU GMIT JEMBER

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penduduk yang timbul akibat mortalitas, fertilitas, migrasi serta mobilitas social.

Transkripsi:

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Curahan Waktu Kerja Istri Nelayan Menurut Kharisun (2014) Secara umum wanita mempunyai peran baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yang di tercermin dalam curahan waktu kerja wanita. (Putri dkk, 2007 dalam Kharisun) curahan waktu kerja wanita secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu: curahan waktu kerja untuk kegiatan ekonomi (mencari nafkah) dan kegiatan non ekonomi yaitu kegiatan dasar, kegiatan sosial, dan kegiatan rumah tangga.curahan waktu kerja kerja wanita nelayan dikelompokkan menjadi 2 kegiatan, yaitu kegiatan rumah tangga, dan kegiatan sosial kemasyarakatan (Paloepi, 2007 dalam Kahrisun). Menurut Dini Saputri (2008) Peran dan partisipasi perempuan dalam menopang kegiatan ekonomi terlihat dari aktifitas perempuan yang bekerja sebagai nelayan dengan melakukan produksi dan distribusi hasil tangkapan berupa kerang sebagai upaya memperkuat kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir yang lemah. Perempuan bekerja sebagai nelayan biasanya disebabkan karena sumber penghasilan suami dalam keluarga relatif sedikit, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan yang ada. Dengan kata lain, perempuan bekerja sebagai nelayan karena alasan perekonomian khususnya untuk menambah pendapatan keluarga, sehingga pendapatan keluarga dapat terpenuhi. Apabila pendapatan keluarga kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, maka mendorong perempuan untuk bekerja di sektor publik. Menurut Salamah (2005) Pada masyarakat nelayan, tidak hanya nelayan yang melakukan adaptasi perilaku melairikan isteri nelayan juga melakukanya,

karena isteri nelayan berfungsi sebagai produsen ke dua. Mereka mempunyai beberapa pilihan strategi, baik strategi yang berasal dari generasi sebelumnya maupun strategi baru pada masyarakatnya. Kemudian mereka memilih beberapa strategi tertentu untuk mengatasi masalah yang timbul dalam kehidupannya tersebut, agar mereka tetap survive. Beban kerja (double burden) yaitu suatu bentuk diskriminasi dan ketidakadilan gender dimana beberapa beban kegiatan diemban lebih banyak oleh salah satu jenis kelamin. Dengan berkembangnya wawasan kemitraan berdasarkan pendekatan gender, maka perkembangan perempuan mengalami perkembangan yang cukup cepat, namun perlu di cermati bahwa perkembangan perempuan tidaklah mengubah peranan yang lama yaitu peranan dalam lingkup rumah tangga. Maka perkembangan peranan perempuan ini sifatnya menambah atau beban kerja terkesan berlebihan. Partisipasi wanita saat bukan sekedar menuntut persamaan hak, tetapi juga menyatakan fungsinya mempunyai arti bagi pembangunan dalam masyarakat Indonesia. Partisipasi wanita menyangkut peran tradisi dan peran transisi. Peran tradisi atau domestik mencakup peran wanita sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Sementara peran transisi meliputi pengertian wanita sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat dan agen pembangunan. Pada peran transisi wanita sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan dan pendidikan yang dimiliki serta memanfaatkan lapangan pekerjaan yang tersedia. (Murniati, 2004). Menurut Handayani (2009), ada jenis-jenis kegiatan memerlukan curahan waktu yang banyak dan kontinu, tapi sebaliknya ada pula jenis-jenis kegiatan

memerlukan curahan waktu kerja yang terbatas. Peranan istri dalam ekonomi rumah tangga nelayan cukup produktif dalam mencari nafkah ddalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya. (Miftakhuddin, 2007 ). Menurut (Allport, 2000 dalam Pudjiwati Satogyo) menyatakan bahwa aspek yang paling penting dalam struktur keluarga adalah posisi anggota keluarga karena distribusi dan alokasi kekuasaan serta pembagian kerja dalam keluarga. Kekuasaan yang dimaksud adalah kemampuan untuk mengambil keputusan yang mempengaruhi kehidupan keluarga itu. Keputusan tersebut bisa tersebar dengan sama nilainya atau tidak, khususnya antara suami dan isteri. Sedang pembagian kerja menunjuk kepada pola peranan yang ada dalam keluarga dimana khususnya suami dan istari melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Kombinasi kekuasaan dan pembagian kerja adalah hal yang paling mendasar dalam keluarga, dipengaruhi pula oleh posisi keluarga dalam lingkungan atau masyarakatnya. Selanjutnya Allport menyatakan bahwa kebudayaan saja tidak cukup untuk menjelaskan distribusi dan alokasi kekuasaan antara pria dan wanita dalam keluarga,dalam hal ini perlu memperhatikan sumberdaya pribadi yang disumbangkan mereka dalam perkawinan. 2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja Istri Nelayan Di Dalam Sektor Perikanan. Menurut (Rahayu, 2002 dalam Salamah). Keterbatasan penghasilan dalam masyarakat nelayan dapat diperkirakan bahwa peranan wanita dalam ekonomi rumah tangga nelayan cukup besar, sebagaimana dikemukakan oleh berbagai peneliti studi wanita Penelitian di Baron Gunungkidul penelitian Sakdiyah (2000) menunjukkan bahwa istri nelayan sebagai golongan kecil dengan tingkat

pendidikan rendah, ternyata mereka sangat produktif dalam mencari nafkah karena tuntutan ekonomi keluarga. Studi Sarno (2000) di Wantai Samas Bantul, menunjukkan isteri nelayan melakukan segala pekerjaan darat, yaitu mengolah dan menjual ikan perolehan suami. Mereka juga mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci, memasak dan membersihkan rumah. Studi Istiyanto (2001) di Glagah Kulonprogo, menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata nelayan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan minimal keluarganya. Faktor-faktor internal juga mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi yang mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan. Agama, ideologi, tingkat intelektualitas, tingkat ekonomi, pekerjaan dan cita rasa sebagai faktor-faktor internal yang dengan jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu realitas (Mulyana, 2012 dalam Achmad Azzi, dkk ). 2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja Istri Nelayan Di Luar Sektor Perikanan. (Sawit, 2006 dalam Endang) menyatakan bahwa banyaknya penduduk mencurahkan waktunya untuk bekerja lebih pada satu jenis pekerjaan. Hal ini disebabkan oleh hasil dari pekerjaan utama di sektor pertanian belum mencukupi biaya seluruh kebutuhan rumahtangga terutama bagi golongan miskin yang tidak menguasai sumber daya selain tenaga kerja. Menurut ( Hermanto et al. 2008 dalam Dini Saputri ) menyatakan bahwa khususnya untuk kawasan pantai yang telah padat, perlu dicari usaha lain (secara terpadu). Usaha tersebut seperti : pengembangan sektor non perikanan guna

mnegalihkan mereka untuk menjauhi ketergantungan mereka dari sumber daya laut guna menjaga keberlanjutan sumber daya tersebut. Bagi perempuan, pekerjaan yang menghasilkan pendapatan dibidang usaha memerlukan modal, keberanian, dan pengetahuan. Hal ini sangat minim dimiliki oleh perempuan nelayan sehingga peluang berusaha tersebut menjadi terbatas, sedangkan dibidang pekerjaan baik sebagai buruh maupun pekerjaan lainnya juga memerlukan keterampilan dimana bagi perempuan nelayan keterampilan yang dimili juga terbatas sehingga peluang bekerja juga menjadi terbatas (Aryati, 1999). Menurut (Prasodjo,2000 dalam Pudjiwati Sayogyo) menyimpulkan bahwa faktor musim mempengaruhi keragaan pola kerja antara pria dan wanita dalam rumahtangga dengan tahapan ekspansi demografi yang berbeda-beda dimana peran produktif pria di dua komunitas meningkatkan sedangkan pengalokasian tenaga kerja wanita rumahtangga nelayan kurang optimal karena terdapat waktu luang yang besar. Dengan kata lain, tenaga kerja rumah tangga respon terhadap perubahan musim tersebut dengan meningkatkan pola nafkah ganda. (Kasryno, 2006 dalam Endang) menyatakan bahwa pekerja di pedesaan sering melakukan pekerjaan lebih dari satu bahkan melakukan pekerjaan yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.wanita nelayan adalah wanita yang hidup di lingkungan keluarga nelayan, baik istri maupun anak perempuan yang terlibat dalam aktifitas mencari nafkah untuk keluarganya. Selain bekerja di wilayah domestik (rumah tangga), juga turut terlibat dalam kegiatan mencari nafkah yakni melakukan berbagai aktifitas di bidang perikanan mulai dari pengumpulan kerang, pengolahan ikan, pedagang ikan eceran hingga menjadi pedagang perantara.

Pekerjaan wanita ini dilakukan untuk memperoleh penghasilan karena pendapatan suami dari hasil melaut tidak mencukupi. 2.3. Penelitian Terdahulu Menurut (Miftakhuddin, dkk 2007). Dalam penelitian Analisi Ekonomi Rumah Tangga Nelayan : Studi Kasus Istri Nelayan Di Kabupaten Aceh Besar, NAD metode yang digunakan penelitian ini yaitu model ekonometrika regresi linier, data diolah dengan menggunakan program SAS ( Statistk Analysis Sistem). Curahan kerja istri nelaayan di perikanan hasil pendugaan persamaan curahan waktu kerja istri sektor perikanan menunjukan nilai koefisien determinasi sebesar 0.8118, yang berarti bahwa 18.18 persamaan peubahendogen dapat dijelaskan oleh keragaman usia istri (USP), jumlah bayai di bawah 3 tahun (JBT), tingkat pendidikan istri (EDCP), curahan kerja istri non sektor perikanan (CPNP), penerimaan istri sektor perikanan (PPUP) dan penerimaan suami (PBN). Curahan waktu kerja istri non perikanan mempunyai pengaruh negatif, besar curahan kerja istri pada sektor non perikanan makan semakin menurun curahan kerja istri sektor perikanan. Untuk bekerjadi sektor non perikanan harus mempunyai keahlian khusus dan modal. Penerimaan istri sektor perikanan berpengaru secara positif, semakin besar penerimaan istri sektor perikanan akan meningkatkan curahan waktu kerja. Jika penerimaan istri sektor perikanan meningkat, curahan kerja semakin besar yaitu usaha pengolahan ikan. Curahan kerja istri non perikanan hasil dugaan parameter persamaan curahan kerja istri non perikanan menunjukan nilai koefisien determinasi sebesar 0.7572. Dari nilai statistikuji-t diketahui bahwa penerimaan istri non sektor perikanan sangat berpengaruh terhadap curahan waktu kerja istri.

Respon curahan kerja istri non perikanan terhadap semua peubah eksogen bersifat inelastik, yaitu penerimaan istri sektor non perikanan 0.5041, penerimaan anak 0.2399, jumlah tanggungan keluarga 0.6674, angkatan kerja keluarga 0.0385, dan crahan kerja istri sektor non perikanan, penerimaan anak, jumlah tanggungan keluarga, angkatan kerja keluarga, dan meningkatnya curahan kerja istri sektor perikanan berdampak kecil terhadapa peningkatan jumlah curahan kerja istri sektor non perikanan. Menurut Ika Setyowati (2006), dalam penelitiannya mengenai Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu KerjaWanita (Studi kasus pada sentra industri kecil di Desa Sukodono Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik). Dapat diketahui hasil pengujian secara bersama-sama(uji F) menunjukkan bahwa variabel pendidikan, umur, jumlah anggota keluarga dan pendapatan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap curahanjam kerja buruh wanita pada industri kecil di desa Sukodono Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Sedangkan secara parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa masingmasing variabel pendidikan (X1) dengan signifikansi sebesar 0,000, umur (X2) dengan signifikansi sebesar 0,002, jumlah anggota keluarga (X3) dengan signifikansi 0,045 dan pendapatan keluarga(x4) dengan signifikasi 0,039 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap curahan jam kerja buruh wanita pada industri kecil di desa Sukodono Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Dari hasil penelitian diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: 1. Nilai Koefisien regresi (bo) sebesar -1,259 artinya bahwa apabila pendidikan, umur, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan keluarga = 0, maka curahan jam kerja sebesar -1,259 jam/minggu.

2. Pengaruh pendidikan (X1) terhadap curahan jam kerja sebesar 0,595 yang berarti bahwa apabila pendidikan mengalami kenaikan 1 tahun, maka akan menyebabkan curahan jam kerja bertambah sebesar 0,595 jam/minggu. 3. Pengaruh umur (X2) terhadap curahan jam kerja sebesar 0,054 yang berarti bahwa apabila umur mengalami kenaikan 1 tahun, maka akan menyebabkan curahan jam kerja bertambah sebesar 0,054 jam/minggu. 4. Pengaruh jumlah anggota keluarga (X3) terhadap curahan jam kerja sebesar 0,259 yang berarti bahwa apabila jumlah anggota keluarga mengalami kenaikan 1 orang, akan menyebabkan curahan jam kerja bertambah sebesar 0,259 jam/minggu. 5. Pengaruh pendapatan keluarga (X4) terhadap curahan jam kerja sebesar 0,00000036 yang berarti bahwa apabila pendapatan keluarga naik Rp.100.000,- maka akan menyebabkan curahan jam kerja bertambah 0,00000036 jam/minggu. Persamaan dari penelitian yang dilakukan Ika Setyowati (2006) dengan penelitian yang dilakukan sekarang yaitu meneliti curahan jam kerja buruh wanita menggunakan analisis Linear Berganda. Sedangkan perbedaan dari penelitian Ika Setyowati (2006) dengan penelitian yang dilakukan sekarang adalah penelitian Ika Setyowati (2006) meneliti curahan jam kerja buruh wanita pada sentra industri kecil di Desa Sukodono Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik sedangkan penelitian yang dilakukan sekarang meneliti curahan jam kerja buruhwanita peronce manik-manik pada Industri kerajinan manik-manik di Kelurahan Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember sedangkan yang dianalisis terdiri dari jumlah tanggungan keluarga, pendapatan kepala keluarga, umur dan status perkawinan.

Menurut Ratih Darmiyanti (2005), dalam penelitiannya mengenai Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Curahan Jam Kerja Buruh Wanita Pada Perusahaan Susu Sehat Di Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Dapat diketahui hasil pengujian secara bersama-sama (Uji F) menunjukkan bahwa variabel umur, jumlah anggota keluarga dan upah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap curahan jam kerja buruh wanita pada perusahaan Susu Sehat. Sedangkan secara parsial (Ujit) menunjukkan bahwa masing-masing variabel umur (X1) dengan signifikansi sebesar 0,000, jumlah anggota keluarga (X2) dengan signifikansi sebesar 0,000, upah (X3) dengan signifikansi 0,000 mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap curahan jam kerja buruh wanita pada perusahaan Susu Sehat di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Dari hasil penelitian diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: 1. Nilai Koefisien regresi (bo) sebesar 24,315 artinya bahwa apabila umur, jumlahanggota keluarga dan upah = 0, maka curahan jam kerja sebesar 24,315 jam/minggu. 2.Pengaruh umur (X1) terhadap curahan jam kerja sebesar -0,141 yang berarti bahwa apabila umur mengalami kenaikan 1 tahun, makaakan menyebabkan curahan jam kerja menurun sebesar 0,141 jam/minggu. 3. Pengaruh jumlah anggota keluarga (X2) terhadap curahan jam kerja sebesar 1,228 yang berarti bahwa apabila jumlah tanggungan keluarga mengalami kenaikan 1 orang, maka akan menyebabkan curahan jam kerja bertambah sebesar 1,228 jam/minggu.

4. Pengaruh upah (X3) terhadap curahan jam kerja sebesar 0,0000236 yangberarti bahwa apabila upah mengalami kenaikan Rp.10.000,- maka akan menyebabkan curahan jam kerja bertambah sebesar 2,36 jam/minggu. Persamaan dari penelitian yang dilakukan Ratih Darmiyanti (2005) dengan penelitian yang dilakukan sekarang yaitu meneliti curahan jam kerja buruh wanita menggunakan analisis Linear Berganda. Sedangkan perbedaan dari penelitian Ratih Darmiyanti (2005) dengan penelitian yang dilakukan sekarang adalah penelitian Ratih Darmiyanti (2005) meneliti curahan jam kerja buruh wanita pada perusahaan Susu Sehat di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember sedangkan penelitian yang dilakukan sekarang meneliti curahan jam kerja buruhwanita peronce manik-manik pada Industri kerajinan manik-manik di Kelurahan Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember sedangkan yang dianalisis terdiri dari jumlah tanggungan keluarga, pendapatan kepala keluarga, umur dan status perkawinan.