BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dunia bisnis yang semakin meluas dan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan dan tekhnologi saat ini berdampak pada semakin maju

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

I. PENDAHULUAN. Tingkat kehidupan ekonomi masyarakat yang terus berkembang berpengaruh kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat membantu tercapainya kesejahteraan stakeholders, serta dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. baku yang digunakan oleh pabrik-pabrik berasal dari alam. Seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterkaitan perusahaan dengan daerah lingkungan sosialnya menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin kokoh di era globalisasi adalah fakta yang mau tidak mau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era persaingan yang semakin ketat, perusahaan perlu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat dalam permasalahan lingkungan dan kesejahteraan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia

BAB I. Pendahuluan. keuangan saja (single buttom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terkena langsung akibat proses produksi atau yang mengambil hasil alam dari

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan semata (profit-oriented). Prinsip dasar yang kemudian diterima

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan public relations. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations,

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya

Pengantar. responsibility (CSR).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (profit) yang sebesar-besarnya (Megawati, 2009:1). Menurut Kurniati, (2011:18),

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

BAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi iklim yang tidak menentu saat ini yang ditandai dengan global

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. perhatian terhadap lingkungan yang memunculkan tuntutan tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam periode beberapa tahun belakangan banyak terjadi masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tatanan kebijakan, Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki tafsir

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang di sekeliling yang menggunakannya. Akan tetapi sekarang hutan. emas dan batubara (Akuntan Indonesia, 2007).

BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V. dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. environmental responsibility (Bakdi Soemanto dkk, 2007). Dari penjelasan diatas

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor keuangannya saja, namun juga dari faktor non-keuangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat, semakin tinggi harga

Corporate Social Responsibility. Etika bisnis

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

lingkungan hidup. Atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus acuan bertindak bagi para staf atau professional Public Relations (PR)

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. serta mudahnya mengakses informasi. Perkembangan ekonomi Dunia semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DENGAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Namun, sebagai sebuah konsep yang masih relatif baru, CSR masih tetap kontroversial di kalangan pebisnis maupun akademisi (Saidi dan Abidin, 2004). Istilah CSR dikampanyekan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2000 yang lalu, oleh Sekretaris Jenderal Koffi Anan. CSR dikatakan sebagai sebuah komitmen bisnis untuk memberikan pengembangan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat yang lebih luas untuk mengembangkan kualitas hidup mereka dengan cara yang baik bagi kedua kepentingan, baik bisnis dan pengembangan. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah konsep dimana perusahaan memutuskan secara sukarela untuk memberi kontribusi kepada masyarakat dengan lebih baik dan lingkungan yang lebih bersahabat. Tetapi seringkali yang menjadi permasalahan dalam implementasi CSR ini yakni adanya keraguan akan apa yang ada dibalik tindakan tersebut secara sukarela atau hanya untuk memperoleh keuntungan semata yang dianggap benar-benar mempedulikan masyarakat. Saat ini masyarakat menilai CSR lahir dari desakan masyarakat atas perilaku perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosial seperti, perusakan lingkungan,

eksploitasi sumber daya alam, dan terjadinya penindasan di kalangan buruh. Secara nyata, perusahaan berdiri secara diametra dengan kehidupan sosial, dan begitu banyaknya perusahaan yang mengalami peristiwa yang mengakibatkan masyarakat ikut terlibat (dalam hal dampak pengoperasian perusahaan), misalnya saja sudah banyak kejadian kecelakaan dalam beberapa tahun terakhir ini, yakni diantaranya: 1) kasus sumur pengeboran minyak Pertamina di Kedokan Unit III Bongas, Cirebon meledak sehingga menggenangi daerah sekitar, 20 Mei 1971; 2) kebakaran sumur eksplorasi minyak Ranulatung, Blora, 26 Februari 2002, menyebabkan 1.096 warga terpaksa mengungsi; 3) kebocoran sumur pengeboran minyak dan menyemburkan gas, milik Pertamina di Struktur Pondok Tengah, Desa Bunibakti, Bekasi, 16 Maret 2004; 4) kebakaran pada sumur eksplorasi Pertamina di Pasirjadi, Subang, 1 September 2004, akibat kebocoran gas; 5) kecelakaan yang dialami oleh pekerja pada saat Proyek Langit Biru Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan, Indramayu, akibat meledaknya pipa gas nitrofen, 15 Februari 2005; 6) kebakaran pada sumur minyak yang sudah berumur tua di Pertamina daerah hulu Jawa Bagian Timur, Blora, 7 Desember 2005, menyebabkan pekerja luka bakar dan 1 orang meninggal; 7) penyemburan gas ke permukaan bumi sehingga menyebabkan masyarakat terkena racun di sumur Sukowati desa Campurejo, Bojonegoro, 29 Juli 2006, dan; 8) kebocoran sumur pengeboran PT Lapindo Brantas di Desa Renokonongo, Sidoarjo, 29 Mei 2006, menyebabkan gas dan lumpur panas keluar ke permukaan tanah dengan luas genangan mencapai 195 ha. (Harian Kompas, 19 Agustus 2006, hal. 35 dalam Amin Widjaja).

Indonesia, terutama di pulau Jawa sudah banyak perusahaan yang telah mendapat konsesi untuk mengeksplorasi minyak bumi, dimana di pulau ini juga memiliki kepadatan penduduk paling tinggi yang 53 persen penduduknya tinggal di wilayah konsesi itu. Hal ini menyatakan bagaimana tanggung jawab perusahaan sendiri dengan adanya kecelakaan yang dialami yang mengakibatkan warga menjadi korban dari konsesi. Terminologi Corporate Social Responsibility (CSR) masuk di dunia bisnis sejak tahun 1960-an. Namun hal ini belum sepenuhnya dikenal oleh semua perusahaan dan hanya menjadikan hal itu sebagai acuan untuk mengembangkan perusahaan terhadap reaksi pasar, masyarakat, dan gerakan lingkungan. Pada tahun 1970-an, kegiatan kedermawanan perusahaan terus berkembang dalam kemasan philanthropy serta Community Development (CD). Hingga di era 1980-an banyak perusahaan yang mengganti konsep filantropis ke arah Community Development. Kegiatan kedermawanan yang sebelumnya erat dengan pola kedermawanan makin berkembang ke arah pemberdayaan masyarakat, seperti pengembangan kerja sama, memberikan ketrampilan, dan pembukaan akses pasar. (Yusuf Wibisono, 2007) Dasawarsa 1990-an mulai diwarnai dengan beragam pendekatan integral, pendekatan stakeholders maupun pendekatan civil society. Pendekatan-pendekatan tersebut telah mempengaruhi praktek CD. CD menjadi suatu aktivitas yang lintas sektor karena mencakup baik aktivitas produksi maupun sosial dan juga lintas pelaku sebagai konsekuensi berkembangnya keterlibatan berbagai pihak. (Yusuf Wibisono, 2007)

Konsep CSR dalam beberapa tahun terakhir ini semakin banyak dilakukan oleh perusahaan. CSR yang bertujuan dalam memberdayakan masyarakat, justru cenderung digunakan sebagai alat untuk menaikkan citra perusahaan, strategi branding, bahkan hanya merupakan bagian dari public relation. Filantropi di Indonesia masih dilakukan tanpa koordinasi dan tidak berkesinambungan, sehingga kontribusi filantropi untuk pemecahan masalah-masalah sosial, kemanusiaan, dan lingkungan hidup belum maksimal. Menurut pendapat Steiner (1994: 116-117) dalam bukunya mengemukakan ada tiga alasan mengapa kalangan bisnis merespon dan mengembangkan tanggung jawab sosialnya, yakni: 1. Perusahaan merupakan makhluk masyarakat yang oleh karenanya harus merespon permintaan masyarakat. 2. Kepentingan bisnis dalam jangka panjang ditopang oleh semangat tanggung jawab sosial itu sendiri. 3. Kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk mengurangi atau menghindari kritik masyarakat dan pada akhirnya akan sampai pada upaya mempengaruhi peraturan pemerintah. Karyawan, keluarga, komunitas lokal, dan masyarakat luas merupakan beberapa elemen yang terdapat dalam sebuah perusahaan. Elemen-elemen yang terdapat dalam perusahaan disebut dengan stakeholders. Stakeholders menurut James R. Ernshooff adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan.

Sebuah perusahaan sebagai entitas ekonomi selalu diidentifikasikan dengan mesin yang mengejar profitabilitas semata. Tanpa menyadari tumbuh dan berkembangnya perusahaan sangat bergantung pada stakeholders. Kecenderungan perusahaan untuk mengabaikan kepentingan serta kesejahteraan stakeholders akan menyebabkan terjadinya ketidakharmonisan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan konflik di kemudian hari. Jika selama ini CSR dirasakan pengusaha hanya sebagai pengeluaran biaya (cost centre), hal ini dikarenakan karena kebutaan yang dialami para pengusaha atas manfaat yang didapat dari penerapan CSR. Secara fakta CSR memang tidak memberikan hasil secara keuangan dalam jangka pendek, namun CSR yang dilakukan secara berkesinambungan akan memberikan keuntungan jangka panjang. Dari riset majalah SWA atas 45 perusahaan menunjukkan CSR bermanfaat memelihara dan meningkatkan citra perusahaan (37,38%), hubungan baik dengan masyarakat (16,82%), dan mendukung operasional perusahaan (10,28%). Salah satu perusahaan yang menerapkan CSR dalam strategi bisnis untuk membangun citra yang positif adalah PT Pertamina (Persero). Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang telah berubah bentuk menjadi PT. Persero pada tanggal 23 September 2003, yang bergerak di bidang energi, petrokimia, dan usaha lain yang menunjang bisnis Pertamina, baik di dalam maupun di luar negeri yang berorientasi pada mekanisme pasar.

Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina memiliki tujuan antara lain: memberikan kontribusi dan memecahkan permasalahan sosial, meningkatkan nilai dan budaya perusahaan yang terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. membangun hubungan yang harmonis dan menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan perusahaan, dan membangun citra dan reputasi perusahaan yang positif. Tujuan ini dicapai dengan prioritas program CSR, antara lain: Pertamina dan Pendidikan, Pertamina dan Kesehatan, Pertamina dan Lingkungan serta Pertamina dan Pemberdayaan Masyarakat. Dengan mengeluarkan anggaran sebesar 3% profit pertahun untuk menjalankan program CSR, perencanaan dan pelaksanaan program CSR Pertamina dilakukan oleh bagian humas. Dalam hal ini merupakan langkah yang tepat untuk memberikan tanggung jawab penyusunan program dan pelaksanaan program CSR pada humas. Pertamina dan Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu program CSR yang diberlakukan oleh Pertamina. Dengan melihat keadaan masyarakat Jayamukti yang merupakan wilayah dekat dengan kilang minyak, sudah selayaknya perusahan melihat keadaan lingkungan, sosial, dan ekonominya. Masyarakat Jayamukti sedikit banyak merasakan dampak dari proses kilang minyak tersebut. Hal ini menjadi tanggung jawab perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dalam memberdayakan masyarakat dengan cara perusahaan itu sendiri.

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah bentuk kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT Pertamina UP II Dumai? 2. Apakah CSR yang telah dilakukan perusahaan telah mampu memberdayakan masyarakat terutama dalam bidang kehidupan sosial dan ekonomi di Kel. Jayamukti Dumai? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana bentuk kegiatan CSR yang diberlakukan oleh PT Pertamina UP II di Kel. Jayamukti. 2. Mengetahui apakah masyarakat benar-benar telah berdaya secara ekonomi dan sosial dengan adanya program CSR yang dilakukan oleh PT Pertamina UP II. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a. Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai CSR terutama bentuk-bentuk kegiatan CSR dalam memberdayakan masyarakat. b. Manfaat praktis Meningkatkan kemampuan penulis melalui penelitian ini.

Memberikan wawasan kepada peneliti tentang CSR khususnya mengenai pemberdayaan masyarakat di Kel. Jayamukti, Dumai. Menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial dan masyarakat. 1.5. Definisi Konsep Dalam penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman konsep yang dipakai dalam penelitian ini, maka diberikan batasanbatasan makna dan arti tentang konsep yang dipakai, yaitu: a. Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses bagaimana menyadarkan masyarakat bahwa mereka memiliki kemampuan dan menciptakan kemandirian untuk bertahan hidup dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat yang dilakukan melalui program CSR. b. Mandiri Seseorang yang telah mampu membuat keputusan sendiri dan melakukan sesuatu atas inisiatif sendiri tanpa ada perintah dari orang lain serta tidak bergantung pada orang lain. Dalam penelitian ini yang dikatakan mandiri adalah mereka yang mampu menciptakan hal-hal yang baru tanpa ada perintah dari orang lain dalam meningkatkan kehidupan ekonomi, sehingga mereka tidak lagi bergantung pada orang lain.

c. Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk community development yang diberikan kepada masyarakat eksternal dan kegiatannya untuk pembangunan berkelanjutan. d. PT Pertamina PT Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang energi, petrokimia, dan usaha lain yang menunjang bisnis perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri yang berorientasi pada mekanisme pasar. e. Bentuk-bentuk CSR Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan bentuk-bentuk CSR yakni program perusahaan untuk memberikan bantuan pada masyarakat dalam bentuk pemberdayaan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. f. Pemberdayaan sosial Kemampuan masyarakat dalam membuat/mengambil keputusan dan menentukan pilihan hidup, berpartisipasi dalam kehidupan sosial yang membuat masyarakat mampu membentuk kelembagaan-kelembagaan sosial sebagai jembatan untuk mengemukakan gagasan di depan umum sehingga masyarakat menjadi lebih kritis dan mandiri. g. Pemberdayaan ekonomi Suatu kemandirian pendapatan yang mampu merubah kehidupan ekonomi keluarga dan mampu melihat kemampuan yang dimilikinya sehingga penghasilan meningkat dalam menopang kebutuhan diri dan keluarga.

h. Community Development Salah satu konsep CSR yang sesuai dilakukan dalam memberdayakan masyarakat dengan tujuan membentuk pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang menjadi kategori terhadap masyarakat berdaya dan tidak berdaya, yakni: a. Masyarakat tidak berdaya: Pendapatan di bawah Rp.30.000,- perhari. Tidak mempunyai pinjaman modal dari pihak manapun. Tidak mempunyai kebebasan berbicara di depan umum/berpendapat. Adanya keterbatasan dalam mendapatkan pendidikan dan kerampilan. Ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS dan Depsos). b. Masyarakat berdaya: Memiliki mata pencaharian yang pendapatannya di atas Rp. 30.000,- perhari. Mempunyai simpanan/tabungan. Mampu menyampaikan aspirasi baik dalam keluarga maupun di masyarakat. Mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas, terutama peningkatan ekonomi. Terlibat dalam keputusan-keputusan, baik di rumah tangga maupun masyarakat. Masyarakat mampu membentuk suatu organisasi untuk kepentingan bersama.