BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini merupakan indikator kualitas air karena keberadaannya menunjukan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

Medical Laboratory Technology Journal

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya


BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. kelebihan berat badan, anemia, dan sebagainya (Rahal et al., 2014). Sayuran

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional.

1. PENDAHULUAN. berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari luar Provinsi Gorontalo maupun mahasiswa yang berasal dari luar Kota Gorontalo.

Analisa Mikroorganisme

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diseduh dengan teh ditambah gula dan es. Minuman es teh banyak digemari oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Kerang hijau merupakan salah satu makanan yang mengandung banyak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyebutkan bahwa

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR SINGKATAN... v. DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

I. PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai salmonellosis. Habitat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: ERIN AFRIANI J.

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

ANALISIS KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH PADA SISTEM AIR BERSIH DI DESA LANSA KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. Daging merupakan salah satu bahan pangan sumber protein hewani. Daging

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen esensial bagi makhluk hidup akan tetapi, air juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUKOHARJO. Oleh : Kesehatan Bidang J NIM FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. komoditas ternak yang memiliki potensi cukup besar sebagai penghasil daging

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Bakteri ini merupakan indikator kualitas air karena keberadaannya menunjukan bahwa air rumah tangga sudah terkontaminasi oleh feses (Entjang, 2004). Bakteri E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar habitatnya, dan akan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare (Brooks et al, 2004) Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita khususnya di negara berkembang seperti di Indonesia. Menurut Kepmenkes tahun 2011 Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2008-2010 terlihat kecenderungan insiden naik. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 kecamatan dengan jumlah kasus 8.133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4.204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74%). Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri E. coli ditularkan melalui makanan dan daging mentah yang sebelumnya telah terkontaminasi oleh bakteri E. coli. Penularan penyakit dapat terjadi melalui kontak secara langsung dan terjadi di tempat yang memiliki sanitasi dan lingkungan yang kurang bersih (Radji, 2011).

Hasil penelitian dari Mansauda, dkk (2014) menunjukkan bahwa dari 12 sampel saus tomat semua sampel positif bakteri coliform serta bakteri Eschericia coli. Penelitian lain yang dilakukan Wijayanti (2008) menunjukkan bahwa Angka Lempeng Total semua saus sambal (100%) memenuhi syarat SNI, sedangkan 39 sampel saus sambal (97,5%) memenuhi syarat SNI mengenai jumlah Coliform, sedangkan 1 sampel saus sambal (2,5%) tidak memenuhi syarat SNI mengenai jumlah Coliform. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak makanan jajanan yang masih belum memenuhi syarat kesehatan. Makanan yang sehat dan aman adalah faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Makanan harus memiliki kualitas yang baik, yaitu makanan yang bersih dan terbebas dari mikoroorganisme penyebab penyakit seperti Cholera, Typus, Disentri, dan penyakit cacing (Entjang, 2001). Saus juga sering disajikan sebagai pelengkap berbagai macam makanan lainnya, contohnya jajanan bakso tusuk yang sering dikonsumsi oleh anak-anak sekolah maupun orang dewasa. Namun perlu diperhatikan kebersihan dari makanan tersebut, mengingat cara pembuatan dan penjualan makanan ini karena rentan terhadap kontaminasi bakteri, yang dapat membahayakan kesehatan (Mansauda dkk, 2014) Salah satu makanan yang dapat terkontaminasi oleh E.coli adalah makanan yang pengolahannya menggunakan air yang telah tercemari oleh bakteri E.coli (Sanjaya & Apriliana, 2012). Makanan yang terkontaminasi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu cara penanganann makanan, penjamah makanan, peralatan makanan, bahan makanan, dan penjaja makanan.

Saus pada makanan jajanan yang berada di kantin Sekolah Dasar biasanya diproduksi dengan baik oleh pedagang namun terkadang pedagang juga kurang memperhatikan kebersihan dan cara pengolahan saus makanan jajanan tersebut. Salah satunya adalah kantin SD di kelurahan Sendang Mulyo, sekolah ini berada di lingkungan yang memiliki aktifitas kendaraan yang padat, banyak debu yang disebabkan oleh truk-truk pengangkut pasir yang sering berlalu lalang. Pedagang juga kurang memperhatikan kebersihan makanan yang dijual, sebagian besar yang mengkonsumsi saus makanan jajanan tersebut adalah anak-anak sekolah dasar kelas 1-6 dengan usia rata-rata 7-12 tahun, usia tersebut adalah usia masa pertumbuhan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian apakah saus makanan jajanan yang dijual di kantin SD kelurahan Sendang Mulyo terkontaminasi bakteri E. coli atau tidak. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah ada kontaminasi bakteri E. coli pada saus makanan jajanan di kantin Sekolah Dasar Kelurahan Sendang Mulyo? C. Tujuan Penelitian Identifikasi E. coli pada saus makanan jajanan SD di kelurahan Sendang Mulyo, Semarang. D. Manfaat Penelitian a. Bagi Universitas Dapat menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah tentang identifikasi E. coli pada saus makanan jajanan.

b. Bagi Mayarakat Dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat terutama ibu rumah tangga yang memiliki anak sekolah agar menerapkan kebiasaan jajan yang sehat kepada anak. c. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang pencemaran bakteri E. coli pada makanan dan minuman.

E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Originalitas. NO. JUDUL PENELITIAN 1. Analisis cemaran bakteri coliform pada saus tomat jajanan bakso tusuk yang beredar di Manado PENULIS Mansauda dkk (2014) HASIL Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 sampel saus tomat semua sampel positif tercemar bakteri, bakteri coliform serta bakteri Eschericia coli. 2. Survei cemaran mikroba pada saus sambal makanan jajanan yang dijual di beberapa sekolah dasar di kecamatan semarang barat kota Semarang 3. Analisa cemaran mikroba yang terdapat pada saus tomat dan saus cabai isi ulang yang digunakan di kantin Universitas Sumatra Utara. Wijayanti (2008) Imelda (2009) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Angka Lempeng Total semua saus sambal (100%) memenuhi syarat SNI. Sedangkan 39 sampel saus sambal (97,5%) memenuhi syarat SNI mengenai jumlah Coliform, sedangkan 1 sampel saus sambal (2,5%) tidak memenuhi syarat SNI mengenai jumlah Coliform. Hasil penelitian menunjukkan 4 kantin yang menggunakan saus tomat isi ulang positif tercemar mikroba Coliform, dan 2 kantin yang menggunakan saus cabe isi ulang positif kapang.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain adalah, penelitian lain juga mengidentifikasi bakteri indikator lain selain E. coli. Penelitian ini, hanya mengidentifikasi ada tidaknya bakteri E. coli pada saus makanan jajanan anak di kantin SD kelurahan Sedang Mulyo, Semarang.