BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Bakteri ini merupakan indikator kualitas air karena keberadaannya menunjukan bahwa air rumah tangga sudah terkontaminasi oleh feses (Entjang, 2004). Bakteri E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar habitatnya, dan akan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare (Brooks et al, 2004) Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita khususnya di negara berkembang seperti di Indonesia. Menurut Kepmenkes tahun 2011 Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2008-2010 terlihat kecenderungan insiden naik. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 kecamatan dengan jumlah kasus 8.133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4.204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74%). Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri E. coli ditularkan melalui makanan dan daging mentah yang sebelumnya telah terkontaminasi oleh bakteri E. coli. Penularan penyakit dapat terjadi melalui kontak secara langsung dan terjadi di tempat yang memiliki sanitasi dan lingkungan yang kurang bersih (Radji, 2011).
Hasil penelitian dari Mansauda, dkk (2014) menunjukkan bahwa dari 12 sampel saus tomat semua sampel positif bakteri coliform serta bakteri Eschericia coli. Penelitian lain yang dilakukan Wijayanti (2008) menunjukkan bahwa Angka Lempeng Total semua saus sambal (100%) memenuhi syarat SNI, sedangkan 39 sampel saus sambal (97,5%) memenuhi syarat SNI mengenai jumlah Coliform, sedangkan 1 sampel saus sambal (2,5%) tidak memenuhi syarat SNI mengenai jumlah Coliform. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak makanan jajanan yang masih belum memenuhi syarat kesehatan. Makanan yang sehat dan aman adalah faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Makanan harus memiliki kualitas yang baik, yaitu makanan yang bersih dan terbebas dari mikoroorganisme penyebab penyakit seperti Cholera, Typus, Disentri, dan penyakit cacing (Entjang, 2001). Saus juga sering disajikan sebagai pelengkap berbagai macam makanan lainnya, contohnya jajanan bakso tusuk yang sering dikonsumsi oleh anak-anak sekolah maupun orang dewasa. Namun perlu diperhatikan kebersihan dari makanan tersebut, mengingat cara pembuatan dan penjualan makanan ini karena rentan terhadap kontaminasi bakteri, yang dapat membahayakan kesehatan (Mansauda dkk, 2014) Salah satu makanan yang dapat terkontaminasi oleh E.coli adalah makanan yang pengolahannya menggunakan air yang telah tercemari oleh bakteri E.coli (Sanjaya & Apriliana, 2012). Makanan yang terkontaminasi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu cara penanganann makanan, penjamah makanan, peralatan makanan, bahan makanan, dan penjaja makanan.
Saus pada makanan jajanan yang berada di kantin Sekolah Dasar biasanya diproduksi dengan baik oleh pedagang namun terkadang pedagang juga kurang memperhatikan kebersihan dan cara pengolahan saus makanan jajanan tersebut. Salah satunya adalah kantin SD di kelurahan Sendang Mulyo, sekolah ini berada di lingkungan yang memiliki aktifitas kendaraan yang padat, banyak debu yang disebabkan oleh truk-truk pengangkut pasir yang sering berlalu lalang. Pedagang juga kurang memperhatikan kebersihan makanan yang dijual, sebagian besar yang mengkonsumsi saus makanan jajanan tersebut adalah anak-anak sekolah dasar kelas 1-6 dengan usia rata-rata 7-12 tahun, usia tersebut adalah usia masa pertumbuhan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian apakah saus makanan jajanan yang dijual di kantin SD kelurahan Sendang Mulyo terkontaminasi bakteri E. coli atau tidak. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah ada kontaminasi bakteri E. coli pada saus makanan jajanan di kantin Sekolah Dasar Kelurahan Sendang Mulyo? C. Tujuan Penelitian Identifikasi E. coli pada saus makanan jajanan SD di kelurahan Sendang Mulyo, Semarang. D. Manfaat Penelitian a. Bagi Universitas Dapat menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah tentang identifikasi E. coli pada saus makanan jajanan.
b. Bagi Mayarakat Dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat terutama ibu rumah tangga yang memiliki anak sekolah agar menerapkan kebiasaan jajan yang sehat kepada anak. c. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang pencemaran bakteri E. coli pada makanan dan minuman.
E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Originalitas. NO. JUDUL PENELITIAN 1. Analisis cemaran bakteri coliform pada saus tomat jajanan bakso tusuk yang beredar di Manado PENULIS Mansauda dkk (2014) HASIL Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 sampel saus tomat semua sampel positif tercemar bakteri, bakteri coliform serta bakteri Eschericia coli. 2. Survei cemaran mikroba pada saus sambal makanan jajanan yang dijual di beberapa sekolah dasar di kecamatan semarang barat kota Semarang 3. Analisa cemaran mikroba yang terdapat pada saus tomat dan saus cabai isi ulang yang digunakan di kantin Universitas Sumatra Utara. Wijayanti (2008) Imelda (2009) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Angka Lempeng Total semua saus sambal (100%) memenuhi syarat SNI. Sedangkan 39 sampel saus sambal (97,5%) memenuhi syarat SNI mengenai jumlah Coliform, sedangkan 1 sampel saus sambal (2,5%) tidak memenuhi syarat SNI mengenai jumlah Coliform. Hasil penelitian menunjukkan 4 kantin yang menggunakan saus tomat isi ulang positif tercemar mikroba Coliform, dan 2 kantin yang menggunakan saus cabe isi ulang positif kapang.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain adalah, penelitian lain juga mengidentifikasi bakteri indikator lain selain E. coli. Penelitian ini, hanya mengidentifikasi ada tidaknya bakteri E. coli pada saus makanan jajanan anak di kantin SD kelurahan Sedang Mulyo, Semarang.