BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN KINERJA FISIOLOGI

FAAL KERJA DAN BIOMEKANIKA

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

SEJARAH & PERKEMBANGAN

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK

. II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID05

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari aktifitas olahraga aerobik yang memasyarakat adalah

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

ENERGI. Universitas Gadjah Mada

E = Konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kcal/menit). (E-5,0) = Habisnya cadangan energi (kcal/menit). Tw = Waktu kerja (menit).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI 2

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

TUGAS AKHIR. ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo)

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI FISIOLOGI KERJA

Penentuan Menu Makanan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kalori Buruh Pabrik Dengan Analisis Detak Jantung

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB V PEMBAHASAN. hampir semua tenaga kerja pada unit weaving PT. Iskandar Tekstil adalah

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

PENGEMBANGAN MOTORIK SUATU PENGANTAR. Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna. Tidak hanya kondisi fisik yang mesti dilatih, tetapi aspek lain pun perlu dilatih

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID06

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

Pola Tidur Diabetasi Efektif dan Konsisten

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Latihan

ANTROPOMETRI. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ketahanan dan kelelahan berkaitan dengan batas kemampuan maksimal (BKM) dan merupakan 2 kutub yg berlawanan dalam aktivitas fisik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja

BAB I LATAR BELAKANG. dalam kondisi aktivitas fisik yang kurang. Frekuensi aktivitas fisik yang kurang

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aspek Ergonomik Ergonomik

PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan di bidang olahraga, sarana rekreasi maupun sebagai hewan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

Definisi Energi pada makhluk hidup (manusia) mampu ditimbulkan dengan cara tanpa O2 (cepat) maupun dengan O2 (lama). Di lapangan pelatih sukar menguku

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kerja Pengertian atau definisi dari kerja adalah semua aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai umat keseluruhan. Studi ergonomi berkaitan dengan kerja manusia dalam hal ini ditujukan untuk mengevaluasi dan merancang kembali tata cara kerja yang harus diaplikasikan agar dapat memberikan peningkatan efektifitas dan efesiensi. Selain juga kenyamanan ataupun keamanan bagi pekerjanya dalam melakukan suatu pekerjaan. Salah satu tolak ukur (selain waktu) yang diaplikasikan untuk mengevaluasi apakah tata cara sudah dirancang baik atau belum adalah dengan mengukur pengamatan energi kerja yang harus dilakukan untuk melakukan aktivitasaktivitas tersebut. Berat ringannya suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang pekerja akan dapat ditentukan oleh gejala-gejala perubahan yang tampak dapat diukur lewat pengukuran anggota tubuh atau fisik manusia, antara lain: 1. Laju detak jantung 2. Tekanan darah 3. Temperatur badan 4. Konsumsi oksigen yang dihirup 5. Kandungan kimia dalam tubuh 6. Laju pengeluaran keringat (http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/17-fisiologishal-145-189148.pdf, 2010) CII-1

CII-2 2.2 Pembagian Kerja Pembagian kerja adalah suatu sistem pengaturan pekerjaan atau bisa disebut juga sebagai pembagian kerja. Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik dan kerja mental. 1. Kerja fisik Pengeluaran energi relatif lebih banyak, dibandingkan kerja mental membutuhkan usaha dan energi yang cukup besar dan kerja fisik dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu: a. Kerja statis Tidak menghasilkan gerak Kontraksi otot bersifat isometris Kelelahan lebih cepat terjadi b. Kerja dinamis Menghasilkan gerak Kontraksi otot bersifat isotonos Kontraksi otot bersifat ritmis Kelelahan relatif lebih lama terjadi 2. Kerja mental Pengeluaran energi relatif sedikit dan kerja pun relatif lebih ringan dibandingkan dengan kerja fisik yang membutuhkan energi lebih besar dan cukup sulit untuk mngukur kelelahannya. Hasil kerja manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: Faktor-faktor dari individu, meliputi sikap, fisik, motivasi, jenis kelamin, pendidikan, keterampilan, pengalaman, dan sebagainya. Fakto-faktor situasional, meliputi lingkungan fisik, mesin, peralatan, metode kerja, dan sebagainya. (http://teori-fisiologis dan pembagian kerja.blogspot.com/2010/04/pengunaandata-antropometri-dalam.html, 2010)

CII-3 Dalam mengetahui pengaruh yang harus dilakukan dalam suatu system kerja terdapat beberapa kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja, yaitu: 1. Kriteria faal Meliputi laju denyut jantung, konsumsi oksigen, tekanan darah, tingkat penguapan, temperatur tubuh, komposisi kimia dalam darah dan seterusnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan fungsi alat-alat tubuh selama bekerja. 2. Kriteria kejiwaan Meliputi kejenuhan, emosi, motivasi, sikap, dan seterusnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul selama bekerja. 3. Kriteria hasil kerja Meliputi hasil kerja yang diperoleh dari pekerja selama bekerja. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi kerja dengan melihat hasil kerja yang diperoleh dari pekerja. Berikut ini adalah beberapa tingkatan kerja fisiologis yang umum dan yang dapat diketahui, yaitu: 1. Istirahat, jika pengeluaran energi yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan tubuh biasa disebut tingkat metebolisme basal. 2. Kerja aerob, bila supply oksigen pada otot sempurna. 3. Kerja anaerob, bila supply oksigen pada otot tidak sempurna. (http://wikipedia.blogspot.com/2010/04/teori/tentang/fisiologis/2010) 2.3 Kelelahan Kerja Kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi pada saraf dan otot manusia sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari kerja pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi kecepatan kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi atau kedua-duanya dari performansi optimum seorang operator. Cakupan dari kelelahan yaitu: a. Penurunan dalam performansi kerja

CII-4 Pengurangan dalam kecepatan dan kualitas output yang terjadi bila melewati suatu periode tertentu disebut fatigue industri. b. Pengurangan pada kapasitas kerja Perusakan otot atau ketidakseimbangan susunan saraf untuk memberikan stimulus disebut fatigue fisiologis. c. Laporan-laporan subyektif dari pekerja Berhubungan dengan perasaan gelisah dan bosan disebut fatigue psikologis. d. Perubahan-perubahan dalam aktivitas dan kapasitasnya Perubahan fungsi fisiologis atau perubahan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisiologis disebut fatigue fungsional. Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi tingkat keleahan. Faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan, yaitu: 1. Penentuan dan lamanya waktu kerja. 2. Penentuan dan lamanya waktu istirahat. 3. Sikap mental pekerja. 4. Besar beban kerja. 5. Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap. 6. Kondisi tubuh operator pada waktu melaksanakan pekerjaan. 7. Lingkungan fisik kerja. 8. Kecepatan kerja. 9. Jenis dan kebiasaan olahraga. 10. Jenis kelamin. 11. Usia. 12. Sikap kerja. (http://blog.jurnal,wikipedia.com.files.wordpress.com/2010/05/modul1fisiolog is dan kelelahan kerja-final.doc,2010) Pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut adalah beberapa cara pengukuran kelelahan. 1. Mengukur kecepatan denyut jantung. 2. Mengukur kecepatan pernafasan. 3. Mengukur tekanan darah.

CII-5 4. Jumlah oksigen yang terpakai dalam tubuh. 5. Jumlah karbondioksida yang terpakai dalam tubuh. 6. Perubahan komposisi kimia darah dan urine. 7. Perubahan temperatur tubuh. 8. Menggunakan alat uji kelelahan. Kelelahan otot adalah kelelahan yang terjadi karena kerja, dengan adanya aktivitas kontraksi dan relaksasi. Untuk mengurangi kelelahan otot adapun saransaran yang dapat dilakukan dalam mengurangi kelelahan otot adalah sebagai berikut ini: 1. Mengatur beban kerja dengan melakukan perancangan kerja. 2. Mengatur periode istirahat yang cukup berdasarkan atas pertimbangan fisiologis. 3. Mengatur regu-regu kerja dengan baik dan menyeimbangkan tekanan fisiologis diantara anggota pekerja. 4. Menyediakan air dan garam yang cukup bagi pekerja yang bekerja dalam lingkungan kerja yang panas. 5. Menyeleksi pekerja yang didasarkan atas kemampuan fisik mereka dan tingkat pelatihan (training) untuk aktivitas tertentu yang membutuhkan energi yang cukup besar. Penentuan waktu istirahat (recovery): a. Berdasarkan konsumsi energi yang didapatkan dari konversi kecepatan denyut jantung ( K ) T S R = K 1.5 Keterangan, R = Waktu istirahat (menit) T = Total waktu kerja K = Energi yang dikeluarkan dalam bekerja (kcal/menit) S = Konstanta

CII-6 Untuk penentuan S diberikan pendekatan seperti pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Klasifikasi Beban Kerja dan Reaksi Fisiologis Energy Expenditure Detak Jantung Konsumsi Energi Tingkat Pekerjaan Kcal/menit Kcal/8 jam Detak/menit Liter/menit Undully Heavy > 12.5 > 6000 > 175 > 2.5 Very Heavy 10.0 12.5 4800 6000 150 175 2.0 2.5 Heavy 7.5 10.0 3600 4800 125 150 1.5 2.0 Moderate 5.0 7.5 2400 3600 100 125 1.0 1.5 Light 2.5 5.0 1200 2400 60 100 0.5 1.0 Very Light < 2.5 < 1200 < 60 < 0.5 b. Berdasarkan kapasitas oksigen terukur ( B ) W S R = B 0.3 Keterangan, R = Waktu istirahat (menit) W = Waktu total kerja (jam) B = Kapasitas oksigen pada saat bekerja (liter/menit) S = Kapasitas oksigen pada saat diam (liter/menit) Terdapat perbedaan energi yang dibutuhkan pria dan wanita. Perbandingan energi yang dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Tabel Energi Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan/pekerja Pria (kcal/hari) Wanita (kcal/hari) Sekretaris 2700 2250 Pengemudi 3000 2500 Operator mesin 3300 2700 Buruh kasar 3900 3250 Penari balet 3900 3250 Atlet 4800 4250

CII-7