BAB I PENDAHULUAN. ubi kayu, ubi jalar, sorgum, dan talas. Kemanisan gula yang terbuat dari pati juga hampir

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manihot utilissima (Singkong). Selama ini manihot utilissima biasanya digunakan

I. PENDAHULUAN. menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan

I. PENDAHULUAN. menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan

BAB. VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dan Gas Hidrogen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

PABRIK SIRUP GLUKOSA DARI BIJI JAGUNG DENGAN PROSES HIDROLISA ENZIM PRA RENCANA PABRIK. Oleh : LUANA ERVIANA NPM

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PABRIK SIRUP GLUKOSA DARI BIJI JAGUNG DENGAN PROSES HIDROLISA ENZIM PRA RENCANA PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kebutuhan gula masyarakat dipenuhi oleh produsen lokal dan produsen

I. PENDAHULUAN. memberikan manfaat dalam perkembangan industri di Indonesia. Salah satu

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

Pabrik Sirup Glukosa dari Tepung Tapioka dengan Proses Hidrolisis Enzim

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI DURIAN MELALUI HIDROLISIS. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh : Fifi Rahmi Zulkifli

Pabrik Asam Sitrat dari Nira Sorgum dengan Proses Submerged Fermentation menggunakan Aspergillus niger

I. PENDAHULUAN. meningkat. Dengan meningkatnya pembangunan fisik di Indonesia, maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim

I. PENDAHULUAN. bersama untuk meningkatkan kinerja perekonomian. nasional, sektor industri kimia tetap menjadi salah satu tumpuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Menurut Kementerian Pertanian Indonesia (2014) produksi nangka di

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disusun oleh: Ferlyna Sari ( ) Siti Nurhajijah ( ) Pembimbing : Ir. Budi Setiawan, M.T

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. itu, diperlukan upaya peningkatan produksi etanol secara besar-besaran

Pabrik Sirup Glukosa dari Ubi Jalar (Ipomoea batatas ) dengan Proses Hidrolisa Enzim

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan suatu bentuk energi alternatif, karena dapat. mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak dan sekaligus

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Asam Suksinat Dari Maleat Anhydride Dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun A.

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEROLEHAN GLUKOSA YANG DIHASILKAN DARI PATI BIJI NANGKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRARANCANGAN PABRIK ASAM LAKTAT DARI MOLASES DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

(Pra <Rancangan <Pa6rik\,'Furfurat dariampas Tebu (Bagasse) Xapasitas ton pertahun BAB I PENDAHULUAN

Pabrik Sirup Glukosa dari Talas dengan Proses Hidrolisis Enzim

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri di Indonesia. Salah satu industri yang banyak berkembang adalah

Hubungi Kami : Demikian penawaran kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. satunya adalah buah kersen atau biasa disebut talok. Menurut Verdayanti (2009),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRARANCANGAN PABRIK SIRUP GLUKOSA DARI TEPUNG TAPIOKA DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Awalnya carbon black hanya digunakan sebagai agen penguat dalam ban.

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK LINEAR ALKYL BENZENE DARI BENZENE DAN OLEFIN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Besarnya ketergantungan

POLISAKARIDA. Shinta Rosalia Dewi

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Energi minyak bumi telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi manusia saat

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan pada saat ini sedang

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII. TATA LETAK PABRIK

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

dengan Proses Hidrolisa Enzim Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

... Hubungi Kami : Demikian penawaran kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

DISAKARIDA. - Suatu senyawa yang bila dihirolisa menghasilkan dua monosakarida :

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber genetik tanaman jagung berasal dari benua Amerika. Konon

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satunya adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

I. PENDAHULUAN. Permintaan tapioka di Indonesia cenderung terus meningkat. Peningkatan

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

Tri Wahyuningsih Vina Larasati A.P Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang industri jasa maupun industri pengolahan bahan baku menjadi

Senyawa Kimia Paling Penting Dalam Kehidupan Manusia

PERPINDAHAN MASSA KARBOHIDRAT MENJADI GLUKOSA DARI BUAH KERSEN DENGAN PROSES HIDROLISIS. Luluk Edahwati Teknik Kimia FTI-UPNV Jawa Timur ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

Pra Rancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Campuran Asam Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

Prarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya kita mengenal gula yang dihasilkan dari tebu sehingga disebut dengan gula tebu. Padahal gula juga dapat dibuat dari bahan yang mengandung pati, seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, sorgum, dan talas. Kemanisan gula yang terbuat dari pati juga hampir sama dengan gula tebu atau sukrosa. Pati merupakan jenis karbohidrat yang terutama dihasilkan oleh tanaman. Pati tersusun dari dua makromolekul polisakarida, yaitu amilosa dan amilopektin yang keduanya tersimpan dalam bentuk butiran yang disebut granula pati. Amilosa tersusun dari molekul-molekul glukosa yang membentuk struktur linier, sedangkan amilopektin disamping disusun oleh struktur utama linier juga memiliki struktur bercabang-cabang, dimana titik-titik percabangannya diikat dengan ikatan gliikosidik β-1,6. Amilopektin memiliki struktur molekul yang lebih besar dibandingkan amilosa dan umumnya kandungannya di dalam granula pati lebih banyak dibandingkan amilosa. Kandungan pati yang terdapat di dalam tumbuhan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain. Semakin banyak kandungan amilopektin maka pati tersebut akan mudah larut dalam air. Dengan demikian akan mudah untuk memutus polisakarida tersebut menjadi glukosa. Melalui proses hidrolisa, pati dapat dikonversi menjadi glukosa dalam bentuk larutan kental (sirup glukosa) maupun dalam bentuk kristal (dekstrosa monohidrat atau DMH) (Bailey, 1986).

2 Struktur molekul glukosa dapat dilihat pada Gambar 1.1 Gambar 1.1 Struktur Glukosa Reaksi yang terjadi pada hidrolisa pati adalah sebagai berikut: C 6 H 10 O 5(n) + H 2 O (n) katalis dan panas C 6 H 12 O 6(n) Pati Air Glukosa (Agra dkk, 1973; Stout & Rydberg Jr., 1939) Katalis yang digunakan dapat berupa asam klorida, asam nitrat dan asam sulfat. Bila pasta pati ditambah asam lalu dipanaskan akan dihasilkan glukosa. Dengan adanya katalisator, maka kecepatan reaksi hidrolisa akan bertambah (Trihadi dan Susanto, 1994). Glukosa atau dekstrosa adalah sejenis gula monosakarida dengan rumus molekul C 6 H 12 O 6 banyak digunakan dalam industri permen, es krim dan sirup. Selain itu glukosa juga banyak digunakan oleh industri farmasi antara lain untuk pembuatan larutan infus, serta pembuatan tablet-tablet sebagai lapisan luar sehingga berasa manis. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegunaan glukosa sangat kompleks. Seiring bertambahnya penduduk dan semakin meningkatnya kesejahteraan penduduk tersebut mengakibatkan semakin tingginya konsumsi masyarakat terhadap barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman. Hal ini juga mendorong semakin berkembangnya industri makanan dan minuman di dalam negeri dimana industri ini sering membutuhkan glukosa sebagai bahan pemanis, maka menyebabkan kebutuhan akan glukosa semakin meningkat.

3 B. Kegunaan Produk Pemanfaatan glukosa di dalam industri sangat diperlukan dalam proses produksi bahan makanan dan minuman, misalnya dalam pembuatan permen, biskuit, es krim, bumbu masak, sirup dan kecap. Dalam industri permen, glukosa selain digunakan sebagai pelindung agar kembang gula yang dihasilkan tidak mudah meleleh sehingga dapat dibentuk, juga sebagai bahan pengawet dan untuk memberikan rasa manis. Begitu juga dalam industri selai, fondan dan produk fermentasi lainnya, glukosa dimanfaatkan sebagai bahan pengawet dan pemanis. Glukosa juga digunakan sebagai substituen karena produk ini mengandung karbohidrat atau gula pereduksi, misalnya dalam industri fermentasi memproduksi etanol dan asam sitrat. Dalam industri farmasi, glukosa juga sangat dibutuhkan khususnya dalam pembuatan larutan infus dan pembuatan tablet. Selain itu hidrogenasi glukosa di bawah pengaruh katalisator tertentu dapat menghasilkan sorbitol yang diperlukan sebagai formulasi makanan penderita kencing manis dan digunakan juga sebagai bahan campuran pasta gigi. C. Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam prarancangan pabrik ini adalah jagung. Dipilihnya jagung sebagai bahan baku, karena kandungan patinya cukup tinggi dan mengandung glukosa. Menurut Inglett (1987), biji jagung mengandung 71,3% pati. Selain itu produksi jagung cukup tinggi di Indonesia. Produksi jagung di Indonesia dari tahun 2007 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Produksi jagung di Indonesia tahun 2007 2012 Produksi 2007 13.287.527 2008 16.317.252 2009 17.629.748 2010 18.327.636 2011 17.643.250 2012 19.387.022 (Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2007-2012)

4 D. Analisis Pasar Analisis pasar merupakan langkah untuk mengetahui seberapa besar minat pasar terhadap suatu produk. Adapun analisis pasar meliputi data impor, data konsumsi, dan data produksi glukosa. 1. Data Impor Impor glukosa di Indonesia dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel 1.2. berikut : Tabel 1.2. Data Impor Glukosa di Indonesia Data Impor (ton/tahun) 2006 12.249,411 2007 15.431,943 2008 21.572,474 2009 21.493,297 2010 21.360,492 2011 29.331,931 (Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2006-2011) Dari data Badan Pusat Statistik di Indonesia menunjukkan bahwa kebutuhan glukosa di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini yang menyebabkan diperlukannya industri yang memproduksi glukosa guna memenuhi kebutuhan yang meningkat di dalam negeri, sehingga dapat menekan angka kebutuhan impor dimana hal ini juga bisa dilihat pada Gambar 1.2. berikut :

Data impor (kg) 5 35.000.000 30.000.000 25.000.000 20.000.000 15.000.000 10.000.000 5.000.000 y = 3E+06x - 6E+09 R² = 0,871 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 1.2. Data Impor Glukosa Pada Gambar 1.2. dengan menggunakan persamaan y = 3E+06x - 6E+09 dimana x adalah tahun. Dari persamaan ini untuk tahun 2018 diperoleh data impor glukosa sebesar 54.000 ton/tahun. 2. Data Konsumsi Glukosa banyak dimanfaatkan untuk pemanis pada industri makanan maupun minuman. Adapun data kandungan glukosa pada minuman karbonasi adalah 10%, sedangkan makanan ringan mengandung 8,5% (BPOM, 2012). Maka data konsumsi glukosa pada makanan biskuit dan minuman karbonasi terdapat pada Tabel 1.3. berikut :

Konsumsi (kg) 6 Tabel 1.3. Data Konsumsi Glukosa Konsumsi Glukosa pada Minuman Karbonasi Konsumsi Glukosa pada Makanan Biskuit Total Konsumsi Glukosa Pada Makanan Biskuit dan Minuman Karbonasi 2009 161.674 47.067,696 208.741 2010 179.637 55.373,76 235.011 2011 199.597 65.145,6 264.743 2012 229.538 74.917,44 304.456 Sumber: -Industries Update Vol. 7 April 2012, Mandiri -http://www.indonesiafinancetoday.com/read/2994/emitenmakanan Tingkatkan-Kapasitas-Produksi-15 pada 20 Februari 2013 350.000.000 300.000.000 250.000.000 200.000.000 150.000.000 100.000.000 50.000.000 y = 3E+07x - 6E+10 R² = 0,990 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Gambar 1.3. Data Konsumsi Glukosa Pada Gambar 1.3. dengan menggunakan persamaan y = 3E+07x - 6E+10 dimana x adalah tahun. Dari persamaan ini untuk tahun 2018 diperoleh data impor glukosa sebesar 540.000 ton/tahun.

Produksi (kg) 7 3. Data Produksi Pabrik glukosa yang sudah beroperasi di Indonesia dan perkembangan data produksi setiap tahunnya adalah sebagai berikut : Tabel 1.4. Data Produksi Glukosa Produksi Glukosa PT Sorini Agro Asia Produksi Glukosa PT Budi Acid Jaya Total Data Produksi Glukosa 2006 27.750 64.800 92.550 2007 32.150 64.800 96.950 2008 33.500 64.800 98.300 2009 33.500 82.246 115.746 2010 48.280 82.246 130.526 2011 58.280 98.134 156.414 2012 58.280 98.134 156.414 Sumber : Philip Securities Indonesia, 2010 Laporan an PT. Budi Acid Jaya Tbk, 2010 180.000.000 160.000.000 140.000.000 120.000.000 100.000.000 80.000.000 60.000.000 40.000.000 20.000.000 0 2004 2006 2008 2010 2012 2014 y = 1E+07x - 2E+10 R² = 0,926 Gambar 1.4. Data Produksi Glukosa Pada Gambar 1.4. dengan menggunakan persamaan y = 1E+07x - 2E+10 dimana x adalah tahun. Dari persamaan ini untuk tahun 2018 diperoleh data produksi glukosa sebesar 180.000 ton/tahun.

8 E. Kapasitas Produksi Pabrik Kapasitas produksi suatu pabrik ditentukan berdasarkan kebutuhan konsumsi produk dalam negeri, data impor, serta data produksi yang telah ada, sebagaimana dapat dilihat dari berbagai sumber, misalnya dari Badan Pusat Statistik, sehingga dapat diketahui kebutuhan akan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dari data industri yang telah ada. Berdasarkan data-data ini, kemudian ditentukan besarnya kapasitas produksi. Adapun persamaan kapasitas produksi adalah sebagai berikut : KP = DK DI DP Dimana : KP = Kapasitas produksi pada tahun X DK = Data konsumsi pada tahun X DI = Data impor pada tahun X DP = Data produksi yang telah ada pada tahun X KP = DK DI DP KP = 540.000 Ton 54.000 Ton 180.000 Ton KP = 306.000 Ton Berdasarkan pertimbangan di atas diperoleh kapasitas pabrik glukosa pada tahun 2018 beroperasi 40% yaitu sekitar 100.000 ton/tahun. Dengan didirikannya pabrik ini, diharapkan produksi jagung di dalam negeri khususnya di Provinsi Lampung dapat lebih dikembangkan.

9 F. Lokasi Pabrik Pabrik glukosa ini, direncanakan didirikan di daerah Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan, antara lain : 1. Bahan baku Bahan baku berupa pati jagung didatangkan dari PT. Sukses Makmur, Tangerang. 2. Transportasi Pengangkutan bahan baku dan produk mudah karena lokasi pabrik terletak di pinggir jalan raya. Selain itu Kabupaten Lampung Tengah juga memiliki berbagai sarana penunjang diantaranya Bandara Raden Inten II serta memiliki Pelabuhan Tulangbawang, Pelabuhan Mesuji, Pelabuhan Kota Agung, Pelabuhan Labuhan Maringgai, Pelabuhan Teluk Betung, dan Pelabuhan khusus Tarakan. Di Kabupaten Lampung Tengah telah ada sekitar 46 industri, sehingga sistem transportasi untuk mengangkut bahan baku dan produk telah tersedia dengan baik. 3. Pemasaran Glukosa sebagian besar digunakan pada industri makanan seperti minuman bersoda, makanan biskuit dan lain-lain. Lokasi tidak terlalu jauh dari kota- kota besar seperti Bandar Lampung, dan Jabodetabek, sehingga pemasaran mudah dilakukan. 4. Kebutuhan air Di dalam perencanaan pabrik ini, air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan selama berlangsungnya proses produksi. Air tersebut dipergunakan sebagai air proses, air sanitasi dan air umpan boiler. Kebutuhan akan air ini diperoleh dari Sungai Way Seputih. 5. Tenaga kerja Tenaga kerja termasuk hal yang sangat menunjang dalam operasional pabrik, tenaga kerja untuk pabrik ini dapat direkrut dari :

10 Masyarakat sekitar pabrik. Tenaga ahli yang berasal dari daerah sekitar pabrik dan luar daerah. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang produktif dari berbagai tingkatan baik yang terdidik maupun yang belum terdidik. 6. Biaya untuk tanah Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan dengan harga yang relatif terjangkau. 7. Kondisi iklim dan cuaca Lokasi yang dipilih merupakan daerah bebas banjir, gempa dan angin topan, sehingga keamanan bangunan pabrik terjamin. 8. Kemungkinan perluasan dan ekspansi Pemilihan lokasi pabrik berada di kawasan industri Lampung Tengah yang relatif tidak padat penduduknya, sehingga masih memungkinkan untuk perluasan areal pabrik. 9. Sosial masyarakat Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan glukosa karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagi mereka dan menyejahterakan petani jagung. Selain itu pendirian pabrik ini diperkirakan tidak akan mengganggu keselamatan dan keamanan masyarakat di sekitarnya.