BAB I PENDAHULUAN. Belanda dengan adanya Auteurswet 1912, Staatsblad Nomor 600 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suku, ras, agama dan kebudayaan. Kemajemukan yang lahir ini justru. para generasi penerus sebagai asset bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Belanda dengan berlakunya Auteurswet 1912, Staatsblad Nomor 600 Tahun 1912.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan atas rumusan masalah

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan inovasi-inovasi serta kreasi-kreasi yang baru dan dapat berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sesuatu dari hasil daya pikir dan kemampuannya. Setiap orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana tidak setiap usaha baik dalam skala kecil, menengah, meupun

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perlu dilindungi oleh Undang-Undang. 1

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Hak Cipta (UUHC) memberikan perlindungan hukum yang lebih baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian World Trade Organization (WTO), membuat Indonesia harus. yang ada dalam kerangka General Agreement on Tariffs and Trade

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah uang setiap waktu yang ditentukan. Maka dari itu, HKI akan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemberdayaan ekonomi di negaranya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjanjian internasional tentang aspek-aspek perdagangan dari HKI

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

BAB I PENDAHULUAN. dan kepercayaan terhadap merek tersebut. untuk memperoleh/meraih pasar yang lebih besar. Berdasarkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. konsep kekayaan terhadap karya-karya intelektual (Margono, 2001:4).

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, suatu produk barang atau jasa yang dibuat pelaku usaha

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Intellectual Property Rights (IPR) diartikan sebagai Hak Milik

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan mencakup berbagai macam jenis dan cara. Pembajakan sudah. dianggap menjadi hal yang biasa bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pengguna layanan perpustakaan atau yang biasa disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

EKSPRESI KARYA SENI TRADISIONAL SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL BANGSA. Oleh: Etty S.Suhardo*

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat

HUKUM PENERBITAN BAHAN PUSTAKA. Oleh. Dewi Wahyu Wardani

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting menjamin bahwa seluruh harapan yang dibentuk dari janji janji

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui Kementerian Hukum dan HAM memberikan. sosialisasi HKI secara sistemik dan continue;

BAB I PENDAHULUAN. Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi

BAB I PENDAHULUAN. disingkat HKI) telah berkembang sangat pesat. Sebagai ilmu yang baru, HKI

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5541) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pem

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVENTOR PICK UP GITAR ELEKTRIK DAN SANKSI TERHADAP PENDUPLIKASIAN INVENSINYA

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. seorang wiraswasta. Dengan program Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cara bagi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. juga sastra merupakan ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta. Disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena olahraga merupakan alat pendidikan agar terjadi keseimbangan antara

I. PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan buku adalah jendela dunia. Buku adalah media yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola dianggap sebagai salah satu olah raga yang paling populer di

BAB I PENDAHULUAN. pelaku usaha atau produsen untuk menggunakan unsur-unsur seperti nama, logo

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Nomor 39

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut dapat melalui jalur pendidikan. Pendidikan

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar apresiasi masyarakat Indonesia dalam hal musik. Maka

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Financial Accounting Standart Boards (FSAB), aktiva adalah

BAB I PENDAHULUAN. karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, yang menganut pancasila sebagai falsafah dari negara ini. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM

seperti Hak Cipta (Copyright), Merek (Trade Mark)maupun Desain

II. TINJAUAN PUSTAKA. hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan negara Indonesia yang ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan Negara yang berdasarkan pada

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

I. PENDAHULUAN. dijelmakan dalam suatu bentuk ciptaan atau penemuan. 1 HKI merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 28 A Undang-Undang Dasar 1945 mengatur bahwa, Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi saat ini tingkat persaingan dalam dunia bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara hukum. Setiap hal yang. Ada banyak peristiwa atau kejadian yang terjadi di masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. lain melalui perbankan, lembaga pembiayan, dan pasar modal. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. tersebut atau memberikan izin pada pihak lain untuk menggunakannya. 3 Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua. bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB 6 PENUTUP. mewujudkan klub sepakbola yang profesional telah berusaha maksimal dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu Negara dikatakan sebagai Negara berdaulat jika memiliki

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. erat hubungannya. Seiring dengan berkembangnya teknologi para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia sebagai. makhluk sosial saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, seni dan sastra (art and literary) yang di dalamnya mencakup

NI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA

BAB I PENDAHULUAN. Menonton televisi merupakan sebuah kegiatan yang sulit dilepaskan dari rutinitas

Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program komputer) UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

SIKAP FANS KLUB PSS SLEMAN TERHADAP PROGRAM SPONSORSHIP DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN PEMBELIAN DI CURVA SUD SHOP ARTIKEL E-JOURNAL

INTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perlindungan hak cipta di Indonesia sudah ada sejak jaman Hindia Belanda dengan adanya Auteurswet 1912, Staatsblad Nomor 600 Tahun 1912. Dengan adanya Undang-Undang Dasar Tahun 1945, keberlakuan Auteurswet 1912 tetap dipertahankan. Hingga pada tahun 1982, Undangundang Hak Cipta pada masa kolonial tersebut dicabut dan diganti dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 15). Keikutsertaan Indonesia dalam beberapa konvensi internasional di bidang hak cipta mengakibatkan Indonesia untuk menyesuaikan peraturan perundang-undangan dengan konvensi internasional tersebut. Yang pada akhirnya pengaturan mengenai hak cipta di Indonesia diatur dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 266) yang berlaku sampai saat ini, yang selanjutnya disebut UUHC 2014. Hak Cipta secara fundamental diatur dalam Pasal 28H ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945, yakni: Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hak cipta atau suatu hasil ciptaan tidak dapat disebarluaskan tanpa sepengetahuan pemilik haknya. Ketentuan ini pun diatur dalam ketentuan Pasal 1 ayat (1) UUHC 2014 yaitu: Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hasil suatu karya haruslah memenuhi standar minimum yang sesuai dengan prosedur-prosedur pendaftaran hasil karya agar berhak mendapatkan hak cipta. Soekardono menyebutkan bahwa dalam pendaftaran hak cipta dikenal dua jenis cara, yaitu stelsel konstitusif dam stelsel deklaratif. Stelsel konstitutif artinya bahwa hak atas ciptaan baru terbit karena pendaftaran yang telah mempunyai kekuatan. Stelsel deklaratif maksudnya adalah bahwa pendaftaran bukanlah menerbitkan hak, melainkan hanya memberikan dugaan atau sangkaan saja menurut undangundang bahwa orang yang hak ciptaanya terdaftar itu adalah si berhak sebenarnya sebagai pencipta dari hak yang didaftarkannya. 1 Di dalam hak cipta terdapat dua macam hak, yaitu hak ekonomi dan hak moral. Hak moral adalah hak-hak yang melindungi kepentingan pribadi si pencipta. Pemilikan atas hak cipta dapat dipindahkan kepada lain, tetapi hak moralnya tetap tidak terpisahkan dari penciptanya. Pada UUHC 2014 tercantum konsep hak moral yang diatur pada Pasal 5. Hak yang berikutnya 1 Soekardono, 1981, Hukum Dagang Indonesia, Dian Rakyat, Jakarta, Hlm. 151.

adalah hak ekonomi yang merupakan hak eksklusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan. Hal tersebut tercantum pada Pasal 8. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi secara global, menimbulkan kebutuhan untuk melindungi karya-karya intelektual yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Kebutuhan akan hal tersebut melahirkan konsep hukum atas kekayaan tadi, termasuk pengakuan hak terhadapnya. 2 Sehingga di kemudian hari, hukum terhadap HKI menjadi semakin penting keberadaanya, baik di negara maju maupun untuk negara berkembang seiring dengan arus globalisasi, intevensi dan isu alih teknologi. 3 Pada saat ini, salah satu industri yang sedang gencar-gencarnya berkembang adalah industri olahraga, lebih khususnya lagi adalah industri olahraga sepakbola. Dahulu sepakbola hanyalah olahraga biasa, yang hanya dinikmati oleh banyak orang pada umumnya. Sekarang ini sepakbola sudah berbeda dengan sepakbola pada jaman dahulu, dimana sepakbola sudah menjadi suatu kehidupan yang melekat bagi para pencintanya, tidak hanya menjadi sekedar olahraga melainkan menjadi suatu pekerjaan dan bisnis yang dapat menguntungkan. Secara singkat industri olahraga pada bidang sepakbola menjadi meningkat dan menjadi suatu industri berskala besar 2 Adrian Sutedi, 2013, Hak atas Kekayan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 38-39. 3 Endang Purwaningsi, 2012, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan Lisensi, Mandar Maju, Bandung, hlm. 1-2.

dengan nilai perputaran uang yang dapat mencapai nilai milyaran Euro setiap tahunnya. Awal mula industri sepakbola menjadi sebuah industri yang memiliki nilai pendapatan milyaran Euro tersebut bermula pada tahun 1992. Dimana pada tahun tersebut, terdapat sebuah liga yang sangat terkenal bernama liga Inggris yang menjadi pelopor perkembangan industri sepakbola, dengan mengadakan kontrak dengan pihak Sky TV dengan hak siar televisi selama 5 tahun dengan nilai 191 juta Poundsterling, yang menjadikan Liga Inggris menjadi liga sepakbola profesional pertama yang memiliki hak siar yang dipegang secara eksklusif oleh sebuah stasiun televisi. Dengan bermula dari kontrak hak siar eksklusif tersebut, industri sepakbola mulai merambah jenis-jenis bisnis baru yang lainnya, seperti kontrak pencatuman sponsor pada seragam tim sepakbola, hak penamaan stadion, penjualan seragam, dan merchandise lainnya, lisensi eksklusif terhadap merek dagang tim sepakbola, jual-beli saham dan sebagainya menjadi hal yang sering sekali dilakukan dalam dunia industri sepakbola saat ini. Tim-tim sepakbola pun mengikuti perkembangan industri yang ada antara lain dengan cara membentuk badan usaha ataupun bertransformasi menjadi badan usaha. Dalam hal ini karya manusia yaitu berupa lambang atau logo merupakan suatu hal yang dapat membedakan antara satu tim sepakbola dengan tim sepakbola lainnya, layaknya sebagai suatu merek dagang, logo tim sepakbola merupakan identitas daripada suatu tim sepakbola tersebut

yang menggambarkan sejarah, perjuangan, prestasi, nilai-nilai kejuangan serta penerimaan suatu tim sepakbola. Hal itulah yang membuat Brand dari suatu lambang atau logo dari tim sepakbola menjadi memiliki nilai yang sangat tinggi. Bagi para Suporter atau pendukung suatu tim sepakbola maupun penggemar olahraga sepakbola pasti akan membeli berbagai macam jenis barang, dari seragam, syal, barang koleksi, bola, serta berbagai macam merchandise lainnya yang memiliki identitas tim sepakbola yang dibanggakan atau didukungnya. Penjualan tersebut menghasilkan pemasukan yang besar yang dapat bernilai jutaan rupiah bagi masingmasing tim sepakbola tersebut. Pendapatan tersebut dapat dirasakan oleh masing-masing tim sepakbola apabila pembelian tersebut langsung dilakukan melalui tim sepakbola itu langsung tanpa melalui penjual lain yang sudah memiliki kerjasama dengan tim sepakbola tersebut, lebih lagi bagi para penjual yang melakukan plagiarisme terhadap barang-barang atau merchandise tim sepakbola tersebut. Di Indonesia, terdapat banyak tim sepakbola yang terkenal di masing-masing daerah, sehingga hal tersebut mengakibatkan banyaknya para penjual yang menjual barang dagangannya dengan menggunakan identitas lambang atau logo tim sepakbola terkenal tersebut tanpa sepengetahuan dari tim sepakbola yang bersangkutan, sehingga para pedagang tersebut tidak memiliki ijin sama sekali dari pihak tim sepakbola yang lambang atau logonya tersebut digunakan. Akibat dengan adanya

tindakan tersebut akan menimbulkan kerugian bagi tim sepakbola yang lambang atau logonya digunakan itu, sehinga menghilangkan pendapatan dari tim sepakbola yang seharusnya dapat diperoleh apabila barang-barang yang dijual oleh penjual yang telah bekerjasama dengan tim sepakbola yang bersangkutan. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang hampir mencapai 300 juta jiwa dan tingginya popularitas olahraga sepakbola di Indonesia ini mengakibatkan Indonesia menjadi pasar yang sangat besar untuk produkproduk yang berkaitan dengan olahraga sepakbola seperti seragam, bola, syal dan berbagai macam merchandise dari tim sepakbola yang ada di Indonesia. Dapat diamati, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki beberapa tim sepakbola yang lumayan terkenal seperti Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram (PSIM) yang berbasis di Stadiun Kridosono. Banyak penjual yang menjual barang dagangan dengan identitas dan lambang PSIM, tanpa adanya izin dari tim sepakbola yang bersangkutan. Hal tersebut banyak ditemukan di lokasi pedagang kaki lima, toko-toko baju, serta di pusat perbelanjaan terkenal di Yogyakarta pun banyak yang menjualnya, tidak hanya secara fisik hal tersebut dapat ditemukan pula melalui forum online maupun toko-toko online. Identitas tim sepakbola yang dicantumkan pada barang dagangan tersebut umumnya berupa logo dan/atau nama dari tim sepakbola itu. Hal tersebut digunakan para pedagang untuk mendapatkan keuntungan tanpa memperdulikan apa yang terjadi pada tim sepakbola yang logo dan/atau namanya digunakan pada barang yang diperdagangkannya.

Penulisan hukum ini akan membahas mengenai penggunaan logo atau lambang dari tim Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram (PSIM) sebagai pemegang hak cipta terdaftar dari logo atau lambang PSIM. Pembahasan pokok dari penulisan hukum ini adalah bagaimanakah memberikan pembeda pada logo atau lambang PSIM asli dengan logo atau lambang yang digunakan oleh para pedagang yang menggunakan logo atau lambang PSIM tanpa izin dari PSIM itu sendiri. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis memilih untuk menyusun penulisan hukum dengan judul Perlindungan Hukum terhadap Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram sebagai pemilik Watermark pada logo atau lambang dalam produksi merchandise. A. Rumusan Masalah Atas latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perbandingan antara hak cipta dengan hak desain industri dalam penerapannya pada produksi jersey yang digunakan sebagai merchandise pada Persatuan Sepak bola Indonesia Mataram (PSIM)? 2. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram (PSIM) sebagai pemegang hak atas watermark pada logo atau lambang dalam produksi merchandise?

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Subjektif Penelitian ini dilakukan dalam rangka pengumpulan data, yang akan dipergunakan sebagai bahan dasar dalam penyusunan penulisan hukum yang merupakan syarat kelulusan dan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui perbandingan antara hak cipta dengan hak desain industri dalam penerapannya pada produksi jersey yang digunakan sebagai merchandise pada Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram (PSIM). b. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram sebagai pemegang hak atas watermark pada logo atau lambang dalam produksi merchandise. C. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diketahui, maka manfaat dari penulisan hukum ini antara lain: 1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah dalam pengembangan ilmu hukum dan untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi peningkatan dan perkembangan di bidang hukum khususnya hukum dagang dalam kaitannya dengan hukum hak kekayaan intelektual mengenai hak cipta. 2. Manfaat Praktis a. Mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis, sekaligus untuk mengetahui dan mengembangkan kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh; b. Memberikan masukan terhadap masyarakat agar dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti; dan c. Merumuskan upaya perlindungan hukum, khususnya aspek hukum hak kekayaan intelektual terhadap hak cipta. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh penulis melalui media Internet dan kepustakaan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, terdapat penulisan hukum yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis diataranya penelitian mengenai:

1. Penulisan Hukum oleh Intan Rahmawati Wardana di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada tahun 2015 dengan judul: Perlindungan Hukum terhadap Hak Cipta Tari Gaya Yogyakarta di Sanggar Wiraga Apuletan Yogyakarta. Disini permasalahan yang diangkat pada penulisan hukum tersebut adalah perlindungan hukum terhadap hak cipta Tari Gaya Yogyakarta dimana pembahasannya mengenai Tari Gaya Yogyakarta tersebut merupakan karya intelektual atau hanya warisan kebudayaan saja tanpa diketahui siapa penciptanya dan berbentuk suatu seni tradisional. Namun di sini, pembahasan pada penulisan hukum penulis membahas mengenai hak cipta terhadap watermark yang terdapat pada logo atau lambang PSIM yang berbentuk seni visual. 2. Penulisan Hukum oleh Seta Alfakih B.S. di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada tahun 2014. Perlindungan Hukum terhadap Produk Jersey Utama Tim Sepak Bola Persatuan Sepak Bola Sleman (PSS) Musim 2013 dari Praktik Pelanggaran Desain Industri. Permasalahan yang diangkat pada penulisan hukum tersebut hampir sama dengan apa yang penulis angkat, diantaranya disini diangkat terkait perlindungan hukum terhadap produk tim sepakbola yaitu jersey dari praktik pelanggaran desain industri, namun yang menjadi pembeda adalah penulis lebih membahas mengenai hak cipta logo atau lambang pada tim sepakbola PSIM, sehingga yang menjadi pembeda adalah penulisan hukum tersebut meneliti mengenai desain industri sedangkan penulis meneliti mengenai hak cipta.

E. Sistematika Penulisan Hukum Dalam penulisan hukum ini terdiri dari 5 bab, masing-masing bab menguraikan dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi pembahasan lebih lanjut mengenai, Hak Kekayaan Intelektual, Hak Cipta, dan Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi pembahasan mengenai, metode penelitian yang digunakan penulis untuk menyusun karya ilmiah ini. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi segala olahan data dan informasi yang di peroleh penulis dalam penelitian lapangan beserta studi kasus mengenai permasalahan perlindungan hukum tim Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram. Semua hasil penelitian kemudian dibahas dan dikaji agar dapat menjawab permasalahan yang ada.

BAB V : PENUTUP Pada bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian serta merupakan jawaban dari permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Bab ini juga memuat saran berdasarkan kesimpulan yang sudah didapatkan oleh Penulis sebagai referensi untuk penelitian sejenis dimasa yang akan datang.