Judul : Pembentukan Portofolio Optimal Pada

dokumen-dokumen yang mirip
Abstrak. Kata kunci : investasi, CAPM, tingkat pengembalian saham, risiko.

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM-SAHAM PERUSAHAAN SUB-SEKTOR KONSTRUKSI BANGUNAN DI BURSA EFEK INDONESIA (Pendekatan Markowitz)

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

I. PENDAHULUAN. konsumsi saat ini dan di masa datang. Sumber dana yang dibutuhkan tidak bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi, yaitu penundaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas Belanda lainnya (Tandelilin, 2001). Kemudian pada September

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada periode waktu tertentu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan fasilitas untuk memindahkan dana dari lenders (pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang dilakukannya. Investor hanya dapat memperkirakan hasil dan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

: Fanzi Nalar Prasetia NPM : Jurusan : Manajemen : Dr. Bambang Gunawan Hardianto

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

LANDASAN TEORI. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

Abstrak. Kata kunci: saham, portofolio optimal, model Markowitz

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman serta meningkatnya perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini menunjukkan kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

JULIAH B

EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE (Studi Pada Perusahaan yang Listing Pada Indeks Lq 45 di BEI Periode 2012)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

ANALISA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ DAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN KANDIDAT PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DEBGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEK TUNGGAL DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam

BAB I PENDAHULUAN. return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

Investasi adalah suatu bentuk penanaman

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. pembahasan pada bagian sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian, hasil analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

Transkripsi:

Judul : Pembentukan Portofolio Optimal Pada Saham-Saham Perusahaan Sub- Sektor Konstruksi Bangunan di Bursa Efek Indonesia (Pendekatan Markowitz) Nama : Ade Sukma Giharta NIM : 1315251173 Abstrak Perkembangan perekonomian secara global menyediakan banyak kesempatan bagi investor untuk berinvestasi. Investasi di pasar modal sangat memerlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek efek mana saja yang akan dibeli, mana yang akan dijual dan mana yang tetap dimiliki. Pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana dapat memilih investasi mana yang akan diambil dengan memberikan tingkat pengembalian yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui portofolio saham yang optimal pada sub sektor konstruksi bangunan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model markowitz. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 pada saham perusahaanperusahaan sub-sektor konstruksi bangunan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BEI dan Yahoo Finance. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 9 saham perusahaan, dengan teknik sampling jenuh. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif pembentukan portofolio optimal model Markowitz dan pengolahan datanya menggunakan Microsoft Excel 2013. Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari 9 saham perusahaan sub-sektor konstruksi bangunan diperoleh sebanyak 4 saham yang masuk dalam portofolio optimal model Markowitz, 4 buah saham tersebut adalah ADHI (9,77 persen), ACST (5,32 persen), PTPP (50,56 persen) dan WSKT (34,35 persen) dengan expected return sebesar 1,53 persen dan tingkat risiko sebesar 3,38 persen. Kata kunci : investasi, portofolio, Markowitz, tingkat pengembalian saham, risiko. v

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii iv v vi viii ix x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 10 1.3 Tujuan Penelitian... 10 1.4 Kegunaan Penelitian... 10 1.4.1 Kegunaan Teoritis... 10 1.4.2 Kegunaan Praktis.... 10 1.5 Sistematika Penulisan... 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 13 2.1.1 Investasi... 13 2.1.2 Saham... 17 2.1.3 Return Investasi... 20 2.1.4 Risiko Investasi... 22 2.1.5 Diversifikasi... 24 2.1.6 Portofolio... 25 2.1.7 Portofolio Efisien... 27 2.1.8 Portofolio Optimal.... 29 2.1.9 Portofolio Optimal Berdasarkan Model Markowitz.... 32 2.2 Penelitian Sebelumnya... 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 39 3.2 Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah penelitian... 39 3.3 Objek Penelitian... 39 3.4 Identifikasi Variabel... 39 3.5 Definisi Operasional Variabel... 39 3.5.1 Return Saham... 40 3.5.2 Expected Return Saham... 40 3.5.3 Risiko Saham.... 41 3.5.4 Kovarians... 41 3.5.5 Expected Return Portofolio... 42 3.5.6 Risiko Portofolio... 42 3.6 Jenis dan Sumber Data... 43 3.6.1 Jenis Data... 43 vi

3.6.2 Sumber Data.... 43 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 43 3.8 Metode Pengumpulan Data... 44 3.9 Teknik Analisis Data... 45 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Sub-Sektor Konstruksi Bangunan di BEI... 47 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 53 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian.... 58 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 61 5.2 Saran... 61 DAFTAR RUJUKAN... 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 67 vii

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 3.1 Daftar Perusahaan Sub-Sektor Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di BEI yang Menjadi Sampel Penelitian... 44 4.1 Expected Return Masing-Masing Saham... 54 4.2 Standar Deviasi Masing-Masing Saham yang Memiliki Expected Return Positif... 55 4.3 Hasil Perhitungan Expected Return dan Risiko Portofolio dengan Bobot Sama... 56 4.4 Hasil Perhitungan Expected Return dan Risiko Portofolio yang Optimal... 57 viii

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 2.1 Portofolio Efisien... 29 4.1 Perbandingan Expected Return dan Risiko Antara Saham Individual dengan Portofolio... 60 ix

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Laporan Laba Rugi Perusahaan Sampel... 67 2 Daftar Perusahaan Sub-Sektor Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di BEI yang Menjadi Sampel Penelitian... 72 3 Harga Penutupan per Bulan Masing-Masing Saham Perusahaan Sampel (Rupiah)... 73 4 Return dan Expected Return Masing-Masing Saham Perusahaan Periode 2016... 74 5 Standar Deviasi Masing-Masing Saham yang Memiliki Expected Return Positif... 75 6 Nilai Kovarian Antar Saham Perusahaan Sampel... 76 7 Expected Return dan Standar Deviasi Portofolio dengan Bobot Sama... 76 8 Penyelesaian Masalah dengan Solver... 77 9 Expected Return dan Standar Deviasi Portofolio dengan Bobot yang Optimal... 78 x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian secara global menyediakan banyak kesempatan bagi investor untuk berinvestasi. Investasi di pasar modal sangat memerlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek efek mana saja yang akan dibeli, mana yang akan dijual dan mana yang tetap dimiliki (Samsul, 2006:7). Pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana dapat memilih investasi mana yang akan diambil dengan memberikan tingkat pengembalian yang optimal (Tandelilin, 2010:26). Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return). Perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mngembangkan proyek-proyeknya. Perusahaan dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya dan pemerintah dapat membiayai berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan perekonomian negara dan kemakmuran masyarakat luas melalui alternatif pendanaan dari pasar modal (Tandelilin, 2010:61). Investasi dapat diartikan sebagai penanaman uang di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Investasi adalah membeli suatu asset yang diharapkan di masa yang akan datang dapat dijual kembali dengan nilai yang 11

lebih tinggi, investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa dating. Tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor (Tandelilin, 2010:2). Investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu dimasa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorbanan investor berupa keterikatan aset pada waktu tertentu, tingkat inflasi dan ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang (Reilly & Keith, 2003:5). Proses investasi menunjukan cara investor seharusnya melakukan investasi dalam surat berharga, yaitu meliputi sekuritas yang dipilih, dan waktu investasi tersebut dilakukan (Husnan, 1998:7). Investasi merupakan penanaman dana dalam jumlah tertentu pada saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Bisa juga dikatakan investasi merupakan proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Jadi investasi memiliki perbedaan dengan tabungan yang kurang memiliki tujuan secara spesifik dan kejelasan metode atau strategi dalam mencapai tujuannya. Selain itu investasi memiliki kelebihan dalam tingkat profitabilitas yang lebih tinggi dan pilihan instrumennya yang lebih beraneka ragam dibandingkan dengan tabungan (Sawitri, 2011). Suatu investasi yang mengandung risiko lebih tinggi seharusnya memberikan return diharapkan yang juga lebih tinggi. Semakin tinggi risiko semakin tinggi pula return yang diharapkan. Investasi yang berisiko (risky asets) mencakup investasi dalam saham, obligasi, reksadana, dan commercial paper. Sementara investasi 12

tanpa risiko (risk free assets) mencakup investasi dalam deposito dan SBI (Samsul, 2006:24). Saham merupakan salah satu sekuritas yang relatif sering menjadi pilihan untuk investasi. Saham dapat diartikan klaim atas pendapatan yang diperoleh dari aktivitas pengelolaan aset bisnis atau perusahaan (Manurung dan Adler, 2009:5). Nilai pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek. Apabila bursa efek telah tutup maka harga pasar adalah harga penutupannya. Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti investor telah menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali saham tersebut. Saham diperjualbelikan pertama kali di pasar perdana sebelum pada akhirnya diperdagangkan di pasar sekunder, dari hasil jual-beli saham, investor mendapatkan keuntungan berupa capital gain/loss. (Sunariyah, 2006:128). Saham adalah Tanda kepemilikan dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Saham merupakan suatu jenis sekuritas yang cukup popular diperjualbelikan dipasar modal (Jogiyanto, 2010:111). Investor juga bisa memperoleh keuntungan berupa dividen dengan menanamkan dana pada suatu sekuritas dalam rentang waktu yang relatif lebih lama dibandingkan investasi untuk tujuan jual-beli saham. Capital gain/loss dan dividen umumnya disebut sebagai return atau tingkat pengembalian atas suatu investasi. Harga saham cenderung fluktuatif mengikuti kondisi perekonomian dan permintaan akan suatu saham. Persepsi pasar atau calon investor, kondisi fundamental perusahaan, prospek lingkungan bisnis dan ekonomi global, dan beberapa faktor lainnya mempengaruhi naik turunnya harga suatu saham (Wiagustini, 2010:212). 13

Disamping memperhitungkan return, investor juga perlu mempertimbangkan tingkat resiko suatu investasi karena tingkat resiko merupakan kemungkinan penyimpangan return actual dari expected return. Secara statisik, tingkat resiko ini dapat diwakili oleh ukuran penyimpangan atau ukuran penyebaran data. Dua ukuran penyebaran yang sering digunakan untuk mewakilinya adalah nilai varians dan standar deviasi. Semakin besar penyebaran distribusi return suatu investasi, semakin tinggi tingkat resiko investasi tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa risiko investasi adalah selisih antara return ekspektasian dengan return realisasian, atau kemungkinan kerugian yang dapat dialami oleh investor (Sugiharta, 2013). Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return harapan. Secara spesifik, mengacu pada kemungkinan realisasi return aktual lebih rendah dari return minimum yang diharapkan. Sikap investor terhadap risiko akan dipengaruhi oleh prefrensi investor tersebut terhadap risiko (Tandelilin, 2010:10). Investor dapat melakukan diversifikasi saham untuk dapat meminimalkan risiko investasi saham di pasar modal, dengan melakukan investasi pada banyak saham sehingga risiko kerugian pada satu saham dapat ditutup dengan keuntungan pada saham yang lainnya. Diversifikasi ditujukan meminimalisasi risiko tidak sistematis atau risiko yang tidak dapat dihilangkan. Risiko tidak sistematis berkaitan dengan risiko individual perusahaan masing-masing yang berbeda antara satu perusahaan dan perusahaan lain (Priyo P., dkk, 2001:300). Untuk mengetahui saham, yang memiliki tingkat keuntungan tinggi dengan risiko tertentu serta bagaimana meminimalkan risiko tersebut, perlu dilakukan analisis portofolio terlebih dahulu. 14

Analisis portofolio akan membantu investor dalam mengambil keputusan untuk menentukan portofolio mana yang paling efisien mempunyai tingkat keuntungan yang diharapkan terbesar dengan risiko tertentu atau yang mempunyai risiko terkecil. Portofolio merupakan sekumpulan sekuritas. Tahap ini merupakan identifikasi terhadap sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan jumlah sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung (Husnan, 2009:45). Investor selalu ingin mencari return harapan tertentu dengan tingkat risiko minimal yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko yang sama dengan tingkat return maksimal dalam pembentukan portofolionya. Karakteristik portofolio seperti itu disebut portofolio yang efisien. Asumsi yang paling penting dalam portofolio efisien adalah bahwa semua investor tidak menyukai risiko (risk averse), sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Ada dua faktor yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan, yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Portofolio yang optimal memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang terkecil (Jogiyanto, 2010:309). Model penentuan portofolio yang menekankan hubungan return dan risiko investasinya adalah model Markowitz. Model ini dapat mengatasi kelemahan diversifikasi random. Anggapan bahwa penambahan jumlah saham dalam satu portofolio secara terus-menerus akan memberikan manfaat yang semakin besar berbeda dengan model Markowitz. Model ini meyakini bahwa 15

penambahan saham secara terus-menerus pada satu portofolio, pada suatu titik tertentu akan semakin mengurangi manfaat diversifikasi dan justru akan memperbesar tingkat risiko (Tandelilin, 2010:116). Portofolio optimal dengan model Markowitz yang dipilih dari sekian banyak alternatif portofolio efisien dapat memberikan tingkat return tertentu sesuai dengan risiko yang berani ditanggung oleh investor (Ticoh, 2010). Pembentukan portofolio dengan menggunakan model Markowitz merupakan suatu cara yang objektif untuk memprediksi harga atau return sekuritas karena didasarkan pada data riil masa sebelumnya yang kemudian dirata-rata (Samsul, 2006:320). Portofolio optimal dengan menggunakan model Markowitz juga memberikan hasil cukup efisien karena memiliki nilai return ekspektasi positif dari portofolio masing-masing. Faktor penentu dalam memilih anggota portofolio optimal terletak pada hasil bobot/proporsi untuk saham masing-masing. Maka untuk model Markowitz terutama dengan software yang ada saat ini menjadi daya tarik sendiri bagi para kaum investor awam. Selain mudah dimengerti, para investor tidak perlu menganalisis fundamental ataupun secara teknikal yang rumit untuk menentukan proporsi saham dalam setiap portofolio yang dapat memberikan mereka keuntungan optimal dengan return tertentu dan risiko yang minimal atau pada risiko yang sama dengan return terbesar (Supriyadi, 2009). Alasan itulah yang membuat model Markowitz yang dipilih dalam penelitian ini. Perusahaan-perusahaan dari sub-sektor kontruksi bangunan yang dijadikan sebagai subjek dari penelitian karena semakin gencarnya pembangunan yang terjadi di Indonesia ditunjukkan dengan banyaknya proyek-proyek pemerintah yang telah 16

dicanangkan pemerintah dan akan segera direalisasikan. Ini membuat saham-saham perusahaan kontruksi sangat menjanjikan bagi investor. Namun pada kenyataannya masih banyak investor yang masih asal dalam membangun portofolio investasi mereka tanpa memperhitungkan terlebih dahulu risiko dan return dari portofolionya tersebut. Pada lampiran 1 dapat dilihat laporan keuangan dari beberapa perusahaan sub-sektor konstruksi bangunan, dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar perusahaan sub-sektor konstruksi bangunan mengalami kenaikan pendapatan bersih year on year dari desember 2015 hingga desember 2016. Naiknya pendapatan bersih dari sebagian besar perusahaan sub-sektor konstruksi bangunan menunjukkan bahwa sub-sektor ini memiliki potensi yang besar untuk kedepannya. Hal inilah yang membuat penelitian ini penting untuk dilaksanakan agar dapat menjadi referensi bagi para investor untuk dapat membentuk portofolio saham yang optimal, khususnya bagi para investor yang tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan sektor konstruksi bangunan. Adapun beberapa-beberapa contoh nyata yang sudah dilakukan pemerintah dalam pembaharuan dan pengembangan di bidang infrastruktur, utilitas dan transportasi adalah, proyek infrastruktur yang mangkrak dari pemerintah sebelumnya dan diteruskan yaitu, jalan tol cikopo-palimanan di Provinsi Jawa Barat, jembatan DR. Ir Soekarno di Provinsi Sulawesi Utara, jembatan merah putih di Provinsi Maluku, bendungan jatigede di Provinsi Jawa Barat, bendungan nipah di Provinsi Jawa Timur, bendungan bajul mati di Provinsi Jawa Timur, dan pembangunan jembatan tayan di Provinsi Kalimantan Barat. Selain itu, menurut Kemeterian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat, pada tahun 2015 ada berbagai 17

proyek infrastruktur baru, mulai dari program sejuta rumah, pembangunan 13 bendungan baru, jalan tol trans Sumatera, jalan tol trans Jawa, jalan perbatasan, jalan kawasan di Indonesia Timur, dan kawasan perbatasan Papua (Detik.com, 2015). Dengan mulai maraknya pembangunan infrastruktur dan bangunan yang direalisasikan oleh pemerintah, ini membuat saham-saham perusahaan sub-sektor kontruksi bangunan menjadi semakin menjanjikan untuk para investor yang ingin berinvestasi. Penelitian yang dilakukan oleh Suramaya (2013) mengenai Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham pada Periode Bullish di Bursa Efek Indonesia Hasil dari penelitian tersebut adalah tersusunnya sebuah portofolio saham yang terdiri dari empat saham, yaitu ASRI (48,72%), INDF (28,24%), BBNI (16,32%), dan BKSL (6.71%). Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam return saham dari portofolio candidate dibandingkan dengan portofolio noncandidate. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam risiko saham yang termasuk dalam portofolio candidate dibandingkan dengan portofolio noncandidate. Liliana dan Yudith (2013) dalam penelitian yang berjudul Analisis pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan model markowitz untuk saham LQ 45 periode 2008-2012 menyebutkan bahwa portofolio optimal diperoleh dari poin risk adjusted return (RAR) tertinggi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa portofolio yang optimal adalah portofolio yang memiliki return sebesar 2,5% dengan risiko sebesar 4,0% sehingga diperoleh RAR sebesar 0,634060. 18

Septyanto dan Kertopati (2014) dalam penelitiannya menarik sebuah kesimpulan, yaitu sebagai berikut: Setelah dilakukan perhitungan menggunakan metode perhitungan model Markowitz pada periode 2009 hingga 2013, maka terdapat portofolio yang terbentuk dari saham BBCA dengan proporsi dana 12%, BBNI dengan proporsi dana 17%, BMRI dengan proporsi dana 14%, INDF dengan proporsi dana 19%, ITMG dengan proporsi dana 12%, SMGR dengan proporsi dana 13%, dan UNTR dengan proporsi dana 13% memiliki return sebesar 3,008% dan expected return sebesar 0,43% sedangkan resiko nya sebesar 0,467%. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan metode perhitungan Single Index Model, pada periode 2009 hingga 2013, maka terdapat portofolio yang terbentuk dari saham AALI dengan proporsi dana 10%, BBCA dengan proporsi dana 16%, BBNI dengan proporsi dana 8%, BDMN dengan proporsi dana 1%, BMRI dengan proporsi dana 10%, INDF dengan proporsi dana 18%, ITMG dengan proporsi dana 5%, LSIP dengan proporsi dana 1%, PGAS dengan proporsi dana 4%, SMGR dengan proporsi dana 17%, dan UNTR dengan proporsi dana 10%, menghasilkan Return sebesar 2,753%, Expected Return sebesar 0,596%, dan Resiko sebesar 0,0264%. Berdasarakan uraian latar belakang serta hasil dari penelitian yang dilakukan sebelumnya bervariasi, menarik untuk dilakukan penelitian serupa. Penilitian yang akan dilakukan mengambil judul Pembentukan Portofolio Optimal Pada Saham- Saham Perusahaan Sub-Sektor Konstruksi Bangunan di Bursa Efek Indonesia (Pendekatan Markowitz). 1.2 Rumusan Masalah 19

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimanakah portofolio saham yang optimal pada sub sektor konstruksi bangunan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model markowitz? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui portofolio saham yang optimal pada sub sektor konstruksi bangunan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model markowitz 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu referensi untuk penelitian lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan portofolio optimal. Dan juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran mengenai pemilihan portofolio optimal 1.4.2 Kegunaan praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi para investor yang ingin membentuk sebuah portofolio yang optimal khususnya dengan menggunakan model markowitz. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai perbandingan bagi para investor dalam pemilihan saham yang menguntungkan di sub-sektor konstruksi bangunan 1.5 Sistematika Penyajian Bab I Pendahuluan 20

Bab ini menguraikan latar belakang masalah dari penelitian yang dilakukan, kemudian dapat dirumuskan ke dalam pokok permasalahan, terdapat tujuan penelitian serta kegunaan penelitian. Pada akhir bab ini disampaikan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka Bab ini menyajikan teori-teori untuk mendukung pokok permasalahan yang terkait dengan portofolio optimal dan terdapat hasil penelitian sebelumnya untuk memperkuat penelitian ini. Bab III Metode Penelitian Bab ini menyajikan metode penelitian yang mencakup desain penelitian, lokasi dan objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab ini menyajikan data berupa gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan hasil penelitian dari model yang digunakan, yang akan menjadi jawaban dari permasalahan penelitian ini. Bab V Simpulan dan Saran 21

Bab ini menyajikan simpulan dari pembahasan penelitian serta saran untuk peneliti selanjutnya. 22