Rancangan Silabus BAHASA INDONESIA SEBAGAI MATAKULIAH UMUM Suatu Tinjauan Pendekatan Pragmatik Oleh : Yuniseffendri. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

Pragmatik Selayang Pandang

Tabel 1 Tindak Tutur Mengkritik dalam Acara Sentilan Sentilun di Metro TV

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. pembahasan dalam tesis ini. Adapun, saran akan berisi masukan-masukan dari. penulis untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KURIKULUM, PRAGMATIK, DAN APLIKASINYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

PRAGMATIK DAN PENELITIAN PRAGMATIK

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah (1) sistem lambang

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan pada era modern ini, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH JARAK SOSIAL DAN HIRARKI PADA TINDAK TUTUR PERMINTAAN DAN PERINTAH SUAP DALAM PEMBERITAAN KASUS SUAP OC KALIGIS OLEH KOMPAS.

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis turutan..., Bima Anggreni, FIB UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan

Jurnal Cakrawala ISSN , Volume 7, November 2013 TINDAK TUTUR PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raydinda Nacita Ramadhani, 2015

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia secara kodrati diberi kelebihan oleh sang Maha Pencipta dalam

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I

07Ilmu. Komunikasi Antar Budaya. Relasi Budaya dan Budaya. Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si. Komunikasi. Modul ke: Fakultas

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

PRAGMATIK. Disarikan dari buku:

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba mempunyai bahasa Batak Toba sebagai lambang identitas dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. menguasai bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. pandangan sebagian masyarakat yang tidak merasa perlu untuk

Lersianna Saragih *)

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

MATA PELAJARAN : BAHASA SIMALUNGUN JENJANG PENDIDIKAN : SMP/M Ts/SMA/SMK/MA

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

LANDASAN TEORI. bagaimana bahasa itu digunakan dalam komunikasi (Leech dalam Wijana, 2010:

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA. Woro Retnaningsih IAIN Surakarta

Dimensi Autentisitas di dalam Pembelajaran BIPA. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan suatu tindakan yang dilakukan manusia di setiap detik

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN. informasi tetapi juga untuk tindakan. Tindakan melalui tuturan ini disebut dengan

MAKIAN DALAM KOMENTAR VIDEO KLIP SMASH DI YOUTUBE (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam

PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA. Kuswoyo Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB I PENDAHULUAN. Studi dalam penelitian ini berkonsentrasi pada kelas verba dalam kalimat

PELAKSANAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PERCAKAPAN GURU DAN SISWA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMAN I KEDIRI

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media

Cabang Linguistik & Manfaat Linguistik Bagi Guru Bahasa. Pertemuan Ketiga-Munif 1

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

MAKIAN DALAM KOMENTAR VIDEO KLIP SMASH DI YOUTUBE (Kajian Pragmatik)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) saat itu.

Transkripsi:

Rancangan Silabus BAHASA INDONESIA SEBAGAI MATAKULIAH UMUM Suatu Tinjauan Pendekatan Pragmatik Oleh : Yuniseffendri Abstrak Singuistik tradisional mengkaji bahasa berdasarkan komponen kebahasan, meliputi fonologi, monofologi, sintaksi, dan semantik. Linguistik modern mengubah paradigma tersebut dengan pandangan baru yang mengkaji bahasa dihubungkan dengan konteks penggunaannya dengan memperhatikan siapa berbicara, untuk tujuan apa, dimana, kapan, dan menggunakan media apa pembicaraan itu. Pendekatan semacam ini disebut pendekatan prakmatik. Untuk meningkatkan pembelanjaan dengan pendekatan pragmatik perlu dirancang silabusnya. Kata Kunci : silabus, pragmatik, pendekatan pragmatik. 1. Pengantar Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa pandangan ilmu kebahasaan akhir-akhr ini mulai memperlihatkan gejala baru. Para linguis saat ini tidak lagi terlena dalam mengotak-atik ilmu linguistik sebagai kajian kebahasaan yang tidak menyinggung faktor penggunaan bahasa yang dimaksud dengan penggunaan bahasa adalah bagaimana hubungan antara bentuk bahasa (language forms) dan penggunaannya (language use). Penggunaan bahasa yang dimaksud adalah bagaimana bahasa digunakan dalam situasi yang sebenarnya. Pandangan baru yang sudah melangkah pada kajian bentuk bahasa yang dihubungkan dengan penggunaannya, menjelma menjadi sebuah disiplin ilmu baru dalam tataran linguistik yakni pragmatik. Ilmu ini tergolong baru dan belum banyak pemerhati bahasa di Indonesia yang tertarik mendalaminya. Sejak pertengahan abad ke-21, kesadaran akan pentingnya kajian bahasa yang dikaitkan dengan penggunaannya sudah semakin sulit untuk dipisahkan. Hal ini sesuai dengan pandangan logical positivism yang menyatakan bahwa makna bahasa adalah penggunaan bahasa itu. Pandangan ini menekankan bahwa bahaa (ungkapan) dapat dipahami bila dikaitkan dengan konteks penggunaannya. Argumentasi lain yang mendorong semakin berkembangnya ilmu bahasa yang mengarah pada konsep form dan use seperti yang dikemukakan di atas, adalah kejenuhan dan ketidakpuasan

pembahasan pada permasalahan intrabahasa semata. Perkembangan ilmu dewasa ini memungkinkan munculnya permasalahan kebahasaan yang semakin kompleks, yang tidak terpaku pada masalah bahasa sebagai suatu sistem. Dengan demikian, para ahli bahasa dituntut untuk mengkaji bahasa lebih dalam dengan tidak menggunakan sarana linguistik tradisional yang kerap disebut mikrolinguistik yakni kajian terhadap komponen kebahasaan (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) saja. Sehubungan dengan adanya perkembangan ilmu kebahasaan seperti dikemukakan di atas, hal itu juga berdampak pada dunia pendidikan, khususnya pengajaran bahasa. Di Indonesia, kehadiran kurikulum 1984 merupakan tonggak sejarah mulainya pandangan pengajaran bahasa mengarah pada fungsi komunikatif yakni pengajaran bahasa yang menekankan pada penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi. Kurikulum tersebut bertujuan untuk mengembalikan pengajaran bahasa kepada fungsi komunikasi yang selanjutnya mengarahkan tujuan pengajaran bahasa pada upaya kemampuan pembelajar (peserta didik) berkomunikasi dengan bahasa serta memperhatikan faktor-faktor penunjang proses berkomunikasi, seperti: faktor siapa yang berbicara, dengan siapa berbicara, untuk tujuan apa, dalam situasi yang bagaimana, dan dalam konteks apa. Orientasi belajar-mengajar bahasa sesuai dengan uraian di atas dikenal dengan istilah pendekatan komunikatif yakni pendekatan pengajaran bahasa yang menekankan pada bentuk hubungan bahasa yang dipakai sebagai sarana komunikasi dikaitkan dengan faktor faktor penentu seperti disebutkan di atas. Sedangkan kemampuan berbahasa yang dapat disesuaikan dengan faktor faktor penentu tersebut merupakan hakikat dari keterampilan pragmatik. Dengan demikian, kurikulum pengajaran bahasa nantinya akan tercermin dalam silabus pengajaran bahasa, hendaklah mulai memperhatikan kebermaknaan yakni pengajaran bahsa yang realistis menuju pada kemampuan pembelajaran (peserta didik) untuk menggunakan bahasa yang komunikatif dan wajar sesuai dengan situasi dan konteks berbahasa. Rancangan silabus yang diharapkan adalah rancangan silabus yang memperhitungkan faktor faktor pragmatik dalam berbahasa.

2. Pragmatik sebagai Fenomena Baru J.L Mey ( 2001:21-22) menyatakan bahwa pragmatik lahir akibat adanya konflik internal dalam dunia linguistik. Bermula dari munculnya ketidakpuasan yang menganggap bahwa teori liguistik (antara lain seperti yang dikemukakan Chomsky) terlalu sempit dan tidak mencerminkan penggunaan bahasa dalam praktik yang wajar dan sebenarnya. Reaksi keras datang dari pengikut-pengikut Chomsky seperti George Lakoff dan John Roberts Ross yang mencoba membuka lahan baru berdasarkan pemikiran pemikiran John R Searle dalam bukunya yang berjudul Speech Acts : an Essay in The Pilosophy of Language (1969). Namun jauh sebelum pengikut Chomsky tersebut, sebenarnya para ahli bahasa (dari kaum filosofis) telah menggarap kajian pragmatik jelimet seperti Austin, Searle, Grice yang memberi pengaruh besar dalam perkembangan ilmu pragmatik selanjutnya. Di awal-awal lahirnya pragmatik, saat masa jaya-jayanya kedudukan sintaksis dalam kancah linguistik, pragmatik dipandang sebagai keranjang sampah semantik. Artinya, kajian pragmatik hanya merupakan kumpulan sisa-sisa dari kajian yang tak tersentuh dalam kajian semantik. Namun sekarang pragmatik telah mampu menempatkan dirinya pada kedudukan terhornat sebagai fenomena baru dalam tataran linguistik. Kedudukan yang tinggi tersebut disebabkan oleh pragmatik dapat beroperasi pada tataran linguistik sebelumnya yakni fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Semenjak 1960-an, Austin mencoba menuangkan dalam How To Do Things with words, kajian pragmatik berkembang pesat. Marmarindou, (2000:1) menyatakan bahwa pemikiran Austin tersebut melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam kajian pragmatik seperti pragmatik filosofis (Austin, Searle, Grice), pragmatik neo-gricean (Cole), pragmatik Kognitif (Sperber Wilson, dan Blakemore), serta pragmatik interaktif (Thomas). Menurut Austin dalam teori Speech Acts, bahasa tidak hanya dapat mendeskripsikan sesuatu (konstantif ) tetapi juga melakukan sesuatu (performatif). Untuk merealisasikan pendapat Austin, perlu juga dipahami prinsip kerja sama yang dikemukakan oleh Grice dalam kajian implikatur. Grice, yang juga dikutip dalam

Jenny Thomas (2001), membedakan implikatur atas dua golongan yakni implikatur konfensional dan implikatur koversasional. Implikatur konfensional adalah bentuk implikatur yang terkait dengan konfensi (kesepakatan yang berlaku umum) bagi penutur suatu bahasa, sedangkan ilmplikatur konversasioanal adalah implikatur yang terkait dengan konteks pembicaraan. Kajian-kajian lain yang juga berpengaruh pada perkembangan pragmatik adalah teori-teori kesantunan seperti yang dialami oleh Brown dan Levinson (1987). Brown dan Levinson mempostulatkan empat strategi dasar dalam bertutur yakni (a) bertutur terus terang tanpa basa basi, (b) bertutur terus terang dengan basa-basi, (c) bertutur tidak terus terang (samar-samar), dan (d) bertutur dalam hati/diam. Perkembangan selanjutnya dalam kajian pragmatik adalah munculnya teori Relevansi oleh Sperber dan Wilson yang merupakan kritik terhadap teori Grice. Menurut Sperber dan Wilson, teori relevansi yang mereka kemukakan bukanlah pelengkap dari teori relevansi Grice. Teori Grice menyatakan bahwa percakapan berjalan efisien apabila para penyertanya perlu bekerja sama dengan mematuhi prinsip kerjasma. Namun teori Sperber dan Wilson mengisaratkan bahwa percakapan (komunikasi) berjalan lancar, bila penyertanya mematuhi prinsi-prinsip relevansi. Mereka berpendapat bahwa prinsip relevansi dapat mengatur agar komunikasi berjalan secara ostensif (maksud penutur tertangkap oleh petutur). Dengan berdasarkan uraian, terlihat bahwa perkembangan ilmu pragmatik banyak mendapat tanggapan serius dari berbagai pemerhati bahasa. Antara lain, Austin, Searle, Grice, Sperber, Wilson, Brown, dan Levinson. 3. Rancangan Silabus dengan pendekatan Pragmatik Konsep silabus didasarkan pada : a. Garis besar, ringkasan, ikhtisar, pokok-pokok isi / materi pembelajaran. b. Pengorganisasian pokok-pokok isi / materi pembelajaran. c. Menjawab apa yang diajarkan (standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok). d. Memberikan rambu bagaimana mengajarkannya (pengalaman belajar, alokasi waktu, dan sumber bahan).

Adapun silabus itu disusun berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip-prinsip yang dimaksud meliputi (1) ilmiah, sistematis, dan sesuai dengan kondisi siswa; (2) relevan, konsisten, dan adekus (kecukupan antar komponen silabus). Komponen-komponen Silabus yang dimaksud meliputi (1) menentukan standar kompetensi, (2) menguraikan standar kompetensi menjadi sejumlah kompetensi dasar, (3) materi pokok, (4) pengalaman belajar, (5) alokasi waktu, dan (6) sumber bahan atau alat. Prosedur kerja mengembangkan silabus melalui tahap-tahap (1) menentukan standar kompetensi, (2) menguraikan standar kompetensi menjadi sejumlah kompetensi dasar, (3) menjabarkan kemampuan dasar menjadikan materi pokok beserta uraiannya, (4) menentukan pengalaman belajar, (5) menentukan perkiraan waktu, dan (6) memilih sumber bahan atau alat. Contoh pengembangan silabus Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Standar Kompetensi : Strategi Pembelajaran Kompetensi Dasar Materi Pokok (Pendekatan Pragmatik) Pengalaman Tatap Muka Belajar Waktu (Menit) Sumber Bahan

4. Simpulan Bahasa itu selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan jamannya. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya hampir dapat dipastikan mengalami perubahan walau sekecil apapun. Demikian pula sistem pendekatan pembelajarannya. Sistem pembelajaran yang sedang berkembang saat ini, salah satu diantara pembelajaran bahasa dengan pendekatan pragmatik. Pendekatan ini menekankan bahwa bahasa dapat dipahami bila dikaitkan dengan konteks penggunaannya. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pragmatik perlu dirancang silabusnya. Daftar Rujukan Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta:Depdiknas. Ardiana, Leo Indra. 2004. Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah Lokakarya MPKK Universitas Negeri Surabaya.