KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOEDIRAN MANGUN SOEMARSO WONOGIRI TAHUN 2013 Diana Candrasari Pradita, Sri Sugiarsi, Sri Mulyono APIKES Mitra Husada Karanganyar apikesmitra@yahoo.co.id ABSTRAK Rumah sakit dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan kean pasien sebagai pelanggan, sehingga perlu upaya perbaikan kean pasien dengan memperhatikan tingkat kean pasien terhadap indicator kean seperti dimensi kompetensi teknik, akses, efisiensi, ketepatan waktu dan kenyamanan. Berdasarkan hasil survey pendahuluan diperoleh 40% pasien menyatakan dan 60% pasien menyatakan tidak terhadap mutu pelayanan pasien dari 20 responden.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kean pasien rawat jalan di. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian adalah kuesioner tertutup. Populasinya adalah seluruh pasien rawat jalan yang berkunjung di Rumah Sakit Umum Daerah dr. dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling yang besarnya 30 responden. Analisis data penelitian ini adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kean pasien terhadap dimensi kompetensi teknik pasien yang menyatakan 46% dan tidak 2%, dimensi mutu akses atau keterjangkauan pernyataan sebanyak 42% dan tidak sebanyak 6%, dimensi mutu terhadap efisiensi pernyataan sebanyak 14% dantidak 44%, dimensi mutu terhadap kenyamanan pernyataan sebanyak 16% dan tidak sebanyak 60%, serta ketepatan waktu pernyataan sebanyak 36% dan tidak 30%. Simpulan penelitian ini bahwa sebagian besar responden merasa pada dimensi keterjangkauan atau akses dan dimensi ketepatan waktu, sedangkan sebagian besar responden yang cukup yaitu dimensi kompetensi teknik untuk pasien yang sebagian besar tidak pada dimensi efisiensi dan dimensi kenyamanan.faktor yang mempengaruhi adalah waktu tunggu pasien yang lama sehingga pasien bosan dan fasilitas yang disediakan kurang memuaskan pasien.sarannya adalah peningkatan kualitas pelayanan dengan memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit sehingga pasien merasa dengan pelayanan yang diberikan. Kata kunci : KeanPasien, Pasien Rawat Jalan, Rumah Sakit Kepustakaan: 16 (2000 2010 PENDAHULUAN Rumah sakit memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Paradigma baru pelayanan kesehatan mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan dan keinginan pasien dengan tetap mengacu pada kode etik profesi. Dalam perkembangan teknologi yang pesat dan persaingan yang semakin ketat, maka rumah sakit dituntut untuk terus melakukan peningkatan kualitas pelayanannya (Depkes RI, 2007. Kemampuan rumah sakit dalam memenuhi kebutuhan pasien dapat diukur dari tingkat kean pasien. Pada umumnya pasien yang merasa tidak akan mengajukan komplain pada pihak rumah sakit. Komplain yang tidak segera ditangani 90Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII. NO.1, MARET 2013, Hal 90-101
akan mengakibatkan menurunnya kean pasien terhadap kapabilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Kean konsumen telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manejemen. (Assauri, 2003. Upaya untuk perbaikan atau kesempurnaan kean dapat dilakukan dengan berbagai strategi oleh rumah sakit untuk dapat merebut hati atau minat pasien terhadap pelayanan dirumah sakit. Jika harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka konsumen merasa. Jika layanan yang diberikan kepada konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan maka konsumen tidak. Kean konsumen merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima konsumen pada saat mengkonsumsi produk atau jasa.(supranto,2006. Untuk melaksanakan fungsi rumah sakit sebagai tempat menyelenggarakan pelayanan kesehatan, maka sesuai dengan Permenkes RI No.36/Menkes/Per/III/2009yang menyebutkan bahwa pada prinsipnya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan ditujukankepada seluruh tenaga kesehatan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan dapat dikelompokkan sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki, antara lain meliputi tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatanmasyarakat dan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik,tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan lainnyadan UU Nomor 44 tahun 2009 tentang membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien. Berdasarkan hasil survei pendahuluan menujukkan bahwa sebesar 40% menyatakan dan 60% menyatakan tidak terhadap mutu pelayanan pasien dari 20 responden. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat kean pasien rawat jalan terhadap pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Soediran Mangun Soemarso Wonogiri. Tujuanpenelitian untuk mengetahui gambaran tingkat kean pasien rawat jalan yang berkaitan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu adalah faktor keputusan mendasar dari pelanggan berdasarkan pengalaman nyata terhadap suatu peroduk dan jasa pelayanan mengukurnya, mengharapkannya, menjanjikan atau tidak, sadar atau hanya dirasakan, operasional teknikatau subyektif dan menggambarkan target yang bergerak secara kompetitif. (Wijono, 2000 Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah suatu pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi pelayanan kesehatan, dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien Kean Pasien Rawat Jalan...(Diana Cp,Sri Sugiasrsi, dk91
ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat. (Pohan, 2003 Tingkat Kean pasien Tingkat kean pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan yang diharapkan. Kean pasien menjadi bagian yang integral dan menyeluruh dari kegiatan jaminan mutu pelayanan kesehatan. Artinya, pengukuran tingkat kean pasien harus menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran mutu pelayanan kesehatan. Konsekuensi dari pola pikir yang demikian adalah dimensi kean pasien menjadi salah satu dimensi mutu pelayanan kesehatan yang penting (Pohan, 2002. Unit Rawat Jalan Rawat jalan atau poliklinik yaitu salah satu bagian pelayanan klinis yang melayani pasien untuk berobat jalan. Poliklinik di rumah sakit terdiri lebih dari satu sesuai dengan jenis pelayanan dokter dan pelayanan kesehatan lain tergantung kemampuan rumah sakit. Sedangkan pasien rawat jalan terdiri dari dua jenis yaitu pasin baru dan pasien lama. Pasien baru adalah pasien yang baru datang berkunjung ke rumah sakit sedangkan untuk pasien lama adalah pasien yang pernah datang berobat sebelumnya ke rumah sakit, maka pasien mendatangi tempat pendaftaran pasien lama atau ke tempat penerimaan pasien yang telah yang telah ditentukan. Pasien lama ini dapat dibedakan pasien yang datang dengan perjanjian dan pasien yang datang tidak dengan perjanjian (atas kemauan sendiri. Sedangkan pelayanan pasien rawat jalan standar minimal pelayanan yang ada di rumah sakit adalah ketersediaan pelayanan klinik anak, penyakit dalam, dan kebidanan serta apotik. (Depkes RI, 2006. METODE Jenis rancangan penelitian yang digunakan penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara cross sectional, yaitu adalah data yang dikumpulkan pada waktu atau satu kurun waktu dan tempat tertentu saja. (Sugiyono, 2004.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan yang berkunjung ke Rumah Sakit Umum dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri pada bulan mei tahun 2013.Dalam penelitian ini pengambilan sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling atau sampling isindental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel (Sugiyono, 2007. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 sampel (responden 92Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII. NO.1, MARET 2013, Hal 90-101
Gambar 4.2 Umurdi Soediran Mangun Soemarso Wonogiri HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden a. Jenis kelamin 30 (60% Gambar 4.1Karakteristik Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kelamin di RumahSakit Umum Wonogiri Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa karakteristik pasien rawat jalan dari 50 responden menurut jenis kelamin di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri adalah perempuan sejumlah 30 responden (60% dan laki-laki sejumlah 20 responden (40%. b. Karakteristik berdasarkan umur 11 (22% 12 (24% Jenis Kelamin Umur 20 (40% 27 (54% lakilaki perem puan Dew asa Rem aja Tua Berdasarkan gambar 4.2 diketahui bahwa karakteristik pasien rawat jalan menurut golongan umur di Soediran Mangun Soemarso Wonogiri dari 50 responden yang paling banyak adalah dewasa antara umur 19-55 tahun sejumlah 27 responden (54%, yang paling sedikit adalah tua diatas umur 55 tahun sejumlah 11 responden (22%. c. Karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir 11 (22% 22 (44% pendidikan 7 (14 % 10 (20% Sarjana SD SMA SMP Gambar4.3 Pendidikan Terakhir di Rumah Sakit Umum Wonogiri Berdasarkan diagram 4.3 diketahui bahwa karakteristik pasien rawat jalan dari 50 responden menurut pendidikan terakhir di Soediran Mangun Soemarso Kean Pasien Rawat Jalan...(Diana Cp,Sri Sugiasrsi, dk93
1 (2% Wonogiri yang terbanyak adalah berpendidikan SMA sebanyak 22 responden (44% dan paling sedikit adalah berpendidikan sarjana sebanyak 7 responden (14%. d. Tingkat kean pasien berdasarkan dimensi mutu kompetensi teknik Kompetensi Teknik 26 (52% Gambar 4.4 Dimensi Kompetensi Teknik di Berdasarkan gambar 4.4 diketahui bahwa tingkat kean pasien rawat jalan menurut dimensi kompetensi teknik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri dari 50 responden diperoleh bahwa pasien dengan tingkat kean terbanyak adalah cukup sebesar 26 responden (52% dan yang paling sedikit adalah kurang sejumlah 1 responden (2%. 23 (46% e. Distribusi tingkat kean pasien terhadap dimensi akses atau keterjangkauan. cukup Akses atau Keterjangkauan Gambar 4.5 Dimensi Akses atau Keterjangkauan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri Gambar 4.5 menunjukkan bahwa tingkat kean pasien pada dimensi akses atau keterjangkauan terhadap pelayanan kesehatan di Soediran Mangun Soemarso Wonogiri. Dari 50 responden diperoleh tingkat kean tertinggi adalah sebanyak 22 responden (44% dan yang terendah adalah kurang sebanyak 7 responden (14% 7 (14 % 21 (42% f. Distribusi tingkat kean 22 (44% pasien terhadap dimensi mutu efisiensi 22 (44% Efisiensi 7 (14% 21 (42% Gambar 4.6 Dimensi Efisiensi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. cukup kurang cuku p kura ng 94Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII. NO.1, MARET 2013, Hal 90-101
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa tingkat kean pasien pada dimensi efisiensi terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri dari 50 responden diperoleh tingkat kean tertinggi adalah kurang sebanyak 22 responden (44% dan sedangkan yang terendah adalah sebanyak 7 responden (14% g. Distribusi tingkat kean pasien terhadap dimensi kenyamanan 27 (54 % Kenyamanan 7 (14 % 16 (32 % cukup kurang Gambar 4.7 Dimensi Kenyamanan di Soediran Mangun Soemarso Wonogiri Gambar 4.7 menunjukkan bahwa tingkat kean pasien pada dimensi kenyamanan terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri dari 50 responden diperoleh tingkat kean tertinggi adalah kurang sebanyak 27 responden (54% dan yang terendah adalah sejumlah 7 responden (14%. h. Distribusi tingkat kean pasien terhadap dimensi ketepatan waktu Gambar 4.8 Dimensi Ketepatan Waktu di Rumah Sakit Umum Wonogiri Gambar 4.8 menunjukkan bahwa tingkat kean pasien pada dimensi ketepatan waktu terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri dari 50 responden diperoleh tingkat kean tertinggi adalah sebanyak 18 responden (36% dan yang terendah adalah kurang sebanyak 15 responden (30%. i. Distribusi tingkat kean pasien berdasarkan dimensi mutu Ketepatan Waktu 15 (30% 17 (34% 18 (36% cukup kurang Kean Pasien Rawat Jalan...(Diana Cp,Sri Sugiasrsi, dk95
14 (28% Gambar 4.9 Tingkat Kean Pasien Rawat JalanBerdasarkan Dimensi Mutu di Soediran Mangun Soemarso Wonogiri Gambar 4.9 menunjukkan bahwa tingkat kean pasien rawat jalan berdasarkan dimensi mutu di Soediran Mangun Soemarso Wonogiri diperoleh tingkat kean tertinggi adalah cukup sebanyak 24 responden (48%, kurang 14 responden (28% dan yang terendah adalah sebanyak 12 responden (24% B. Pembahasan Dimensi Mutu 24 (48% 12 (24% 1. Tingkat Kean Pasien Terhadap Dimensi Mutu Kompetensi Teknik cukup kurang Berdasarkan hasil analisis tingkat kean pasien menurut dimensi kompetensi teknik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri, diperoleh bahwa pasien rawat jalan dengan tingkat kean tertinggi adalah cukup sebesar 26 pasien (52%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja petugas harus lebih ditingkatkan lagi, sehingga dapat meningkatkan kean pasien rawat jalan yang datang berkunjung khususnya pada item kompetensi teknik. Khususnya untuk pernyataan kean tertinggi pada dimensi kompetensi teknik yaitu pada item pernyataan dokter melakukan pemeriksaan dengan teliti.hal ini menunjukkan bahwa kinerja dokter sudah maksimal karena dapat memuaskan pasien yang datang berkunjung dengan menanyakan keluhan pasien dan melakukan pemeriksaan yang teliti.selain itu, perawat dalam mengukur tekanan darah menggunakan alat tensimeter dan dokter menggunakan bahasa yang dapat dimengerti pasien.hal ini diperkuat oleh pendapat Pohan (2003 yang menyatakan bahwa dimensi kompetensi teknik menyangkut keterampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan dan juga berhubungan dengan bagaimana pemberi layanan kesehatan mengikuti standar layanan kesehatan yang telah disepakati, meliputi kepatuhan, ketepatan, kebenaran dan konsekuensi. Tingkat kean terendah di adalah kurang sejumlah 1 pasien (2% yaitu pada item pertanyaan petugas pendaftaran memberikan pelayanan dengan cepat serta mengumpulkan data pasien dengan 96Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII. NO.1, MARET 2013, Hal 90-101
benar. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja petugas pendaftaran kurang maksimal karena belum mampu memuaskan pasien yang datang berkunjung.petugas pendafataran harus cepat dan tepat dalam melayani pasien, karena pintu terdepan dalam pelayanan rumah sakit adalah petugas pendaftaran. Apabila petugas pendaftaran belum mampu memberikan pelayanan yang memuaskan pada pasien maka pasien akan merasa petugas rumah sakit lainnya akan kurang memuaskan pelayanannya. Oleh karena itu, kinerja petugas baik petugas non medis di perlu ditingkatkan dengan memberikan pelayanan yang cepat dan benar dalam mengumpulkan data pasien khususnya petugas pendaftaran. 2. Tingkat Kean Pasien Terhadap Dimensi Akses Atau Keterjangkauan Berdasarkan hasil analisis tingkat kean pasien pada dimensi akses terhadap pelayanan diperoleh tingkat kean tertinggi adalah sebanyak sebanyak 22 responden (44%.Hal ini menunjukkan bahwa pasien merasa dapat dengan mudah menjangkau rumah sakit dengan transportasi umum. Selain itu, biaya pengobatan yang ditawarkan oleh cukup terjangkau oleh pasien rawat jalan dan dalam pelayanannya petugas kesehatan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien. Menurut Pohan (2003 dimensi keterjangkauan atau akses terhadap layanan kesehatan itu harus dapat dicapai oleh masyarakat, tidak tergantung oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi, dan bahasa. Dalam hal ini tingkat kean pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri dari dimensi akses atau keterjangkauan terhadap mutu pelayanan sudah sesuai dengan harapan pasien. Pada dimensi akses atau keterjangkauan di Rumah Sakit Umum Wonogiri terdapat sejumlah 21 responden (42% merasa cukup dengan pelayanan kesehatan yang diberikan, untuk indikator tingkat kean tertinggi pada dimensi akses atau keterjangkauan yaitu pada item pernyataan jarak atau letak rumah sakit yang mudah dijangkau dengan transportasi umum. Hal ini menunjukan bahwa telah tersedia transportasi umum untuk mempermudah pasien berkunjung kerumah sakit serta letak rumah sakit yang strategis. Pada dimensi akses atau keterjangkauan di Rumah Sakit Umum Wonogiri terdapat sejumlah 7 responden (14% merasa kurang Kean Pasien Rawat Jalan...(Diana Cp,Sri Sugiasrsi, dk97
yang merupakan jumlah terendah dari dimensi akses atau keterjangkauan. Akan tetapi secara keseluruhan tingkat kean pasien dari dimensi akses atau keterjangkauan adalah. 3. Tingkat Kean Pasien Terhadap Dimensi Efisiensi Dari hasil analisis tingkat kean pasien berdasarkan dimensi efisiensi di Rumah Sakit Umum Wonogiri pada dimensi efisiensi diperoleh tingkat kean adalah kurang sebanyak 22 responden (44%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi pelayanan pasien rawat jalan di masih belum mampu memenuhi kean pasien. Ketidak efisiensian ini terlihat pada antrian dalam pemeriksaan di poliklinik yang panjang yaitu lebih dari 15 menit sehingga membuat pasien bosan dan jenuh sehingga pasien enggan untuk melakukan kunjungan ulang atau merekomendasikan ke orang lain. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa efisiensi pelayanan kesehatan merupakan sumberdaya kesehatan sangat terbatas, oleh sebab itu dimensi ini sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang efisien akan dapat melayani banyak pasien. (Pohan, 2003 Pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri yang merasa sebanyak 7 responden (14% yang merupakan jumlah terendah pada dimensi efisiensi. Kean pasien tersebut terlihat pada item ketersediaan obat yang dibutuhkan pasien selalu tersedia di apotik rumah sakit. Ketersediaan obat di apotik rumah sakit yang baik menyebabkan pasien tidak perlu mencari obat yang mereka butuhkan di apotik lain sehingga pasien tidak memerlukan tambahan biaya dan waktu untuk mencari obat yang mereka butuhkan. 4. Tingkat Kean Pasien Terhadap Dimensi kenyamanan Berdasarkan hasil analisis tingkat kean pasien berdasarkan dimensi kenyamanan di Rumah Sakit Umum Wonogiri diperoleh tingkat kean tertinggi adalah kurang sebanyak 27 responden (54%, yang dikarenakan kenyamanan sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi harapan pasien. Menurut Pohan (2003. kenyamanan tidak berhubungan langsung dengan efektivitas pelayanan kesehatan, namun mempengaruhi kean pasien sehingga mendorong pasien untuk datang berobat kembali ketempat tersebut. Untuk indikator tingkat kean terendah pada dimensi kenyamanan pada item pernyataan ruang tunggu pemeriksaan nampak nyaman menunjukan bahwa pasien merasa 98Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII. NO.1, MARET 2013, Hal 90-101
kurang nyaman terhadap fasilitas dan keadaan ruang tunggu yang telah disediakan. Secara keseluruhan faktor yang mempengaruhi ketidakan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri diantaranya adalah kenyamanaan ruang tunggu dan ketersediaan kursi tunggu pasien. Hal tersebut karena ruang tunggu yang sempit, terbatasnya kursi tunggu terutama kursi tunggu di depan poliklinik yang mengakibatkan pasien harus berdiri saat menunggu antrian. Selain itu, kurangnya kebersihan lingkungan pada ruang tunggu pasien rawat jalan dan toilet.dengan hal tersebut, maka perlu diadakan evaluasi terhadap ketersediaan kursi tunggu oleh pihak pengelola dan juga tentang kebersihan toilet yang kurang.hal ini tentu mengurangi kenyamanan pasien selama menunggu. Pasien yang merasa dengan pelayanan di Rumah Sakit Umum Wonogiri sebanyak 7 responden (14%. Kean pasien ini ditunjukkan pada item ruang periksa atau kamar periksa terdapat sekat atau korden sehingga pasien merasa betah dan nyaman. Hal ini berdampak pada kualitas komunikasi pasien yang maksimal dengan dokter apabila komunikasi dengan dokter cukup baik telah terpenuhi. Ruang pemeriksaan yang terdapat sekat atau korden mampu menjaga privacy pasien akan memberikan kean tersendiri bagi pasien. 5. Tingkat Kean Pasien Terhadap Dimensi Ketepatan Waktu Berdasarkan analisis tingkat kean pasien berdasarkan dimensi ketepatan waktu di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri diperoleh tingkat kean tertinggi adalah sebanyak 18 responden (36% Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kean pasien terhadap indikator ketepatan waktu cukup memuaskan pasien. Hal ini dikarenakan Rumah Sakit Umum Wonogiri dalam melakukan pelayanan pendaftaran loket buka tepat waktu yaitu jam 07.00 WIB sehingga tidak ditemukan antrian pendaftaran yang panjang saat di ruang pendaftaran. Selain itu apotek juga buka tepat waktu dan tutup bila pasien telah terlayani semuanya. Pasien yang menyatakan bahwa dalam dimensi ketepatan waktu di sebanyak 15 responden (30% merasa kurang, Ditemukan pada item pernyataan dokter datang tepat waktu dalam melakukan pemeriksaan Hal ini karena dokter datang tidak tepat waktu di poliklinik untuk melakukan pemeriksaan, sehingga pelayanan kepada pasien menjadi tertunda dan Kean Pasien Rawat Jalan...(Diana Cp,Sri Sugiasrsi, dk99
pasien harus menunggu lama. Selain itu di poliklinik tidak adanya petugas poliklinik yang berjaga diruangan tersebut meskipun dokter belum datang terutama pada poliklinik THT dan poliklinik paru. Akan tetapi sebagian besar poliklinik yang lain telah buka tepat waktu dan petugas poliklinik yang berjaga tetap berada diruangan tersebut meskipun dokter yang bertugas datang terlambat, Hal tersebut akan mempengaruhi kean pasien yang berobat di poliklinik rawat jalan. hal ini tidak sesuai dengan jam buka pelayanan poliklinik yaitu hari Senin s/d Kamis jam 07.00 s/d 01.00, Jum at jam 07.00 s/d 10.00 dan untuk hari Sabtu jam 07.00 s/d 11.30. Hal ini juga tidak sesuai pula dengan pendapat Pohan (2003 bahwa agar pelayanan kesehatan berhasil maka harus dilaksanakan dalam waktu dan cara yang tepat oleh pemberi pelayanan yang tepat. 6. Tingkat Kean Pasien Terhadap Dimensi Mutu Secara keseluruhan pelayanan yang diberikan di RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri diperoleh tingkat kean tertinggi adalah cukup sebanyak 24 responden (48% dan terendah adalah sebanyak 12 responden (24%. Sedangkan untuk yang kurang sebanyak 14 responden (28%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pelayanan yang diberikan oleh pihak RSUD dr. cukup memuaskan pasiennya. Oleh karena itu, pihak RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri perlu untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang ada khususnya yang menyangkut dimensi kenyamanan dan efisiensi. Kedua dimensi tersebut perlu diperhatikan karena lebih banyak responden yang menyatakan kurang dibandingkan dengan dimensi lain. Ketidakan responden terhadap dua dimensi tersebut tentu akan berpengaruh pada pelayanan rumah sakit secara keseluruhan karena tiap-tiap indikator pada dimensi mutu tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mewujudkan kean dalam pelayanan kesehatan. Hal ini tentu belum memenuhi standar minimal kean yang ditetapkan oleh Depkes RI dalam Kepmenkes 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit bahwa kean pelanggan/pasien rawat jalan 90%. SIMPULAN Tingkat kean terhadap dimensi mutu di RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri diperoleh tingkat kean tertinggi adalah cukup sebanyak 23 responden (46%, dengan indikator adalah sebagai berikut: 1. Kompetensi teknik sebagian besar pasien rawat jalan menyatakan cukup sebesar 26 pasien (52%. 100Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII. NO.1, MARET 2013, Hal 90-101
2. Akses atau keterjangkauan sebagian besar pasien rawat jalan menyatakan sebesar 21 pasien (42%. 3. Efisiensi sebagian besar pasien rawat jalan menyatakan kurang sebesar 22 pasien (44%, Khususnya pada antrian yang panjang dan waktu tunggu yang lama. 4. Kenyamanan sebagian besar pasien rawat jalan menyatakan kurang sebesar 54 pasien (27%, khususnya pada ruang tunggu dengan kursi yang kurang memadai, ruang pemeriksaan dan toilet yang kurang bersih dan tempat parker yang kurang nyaman. 5. Ketepatan waktu sebagian besar pasien rawat jalan menyatakan sebesar 18 pasien (36%. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT Rineka Cipta Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta:PT Rineka Cipta Assauri S. 2003.Customer Service Yang Baik Landasan Pencapaian Customer Satisfaction.Jakarta: Usahawan. Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia, Revisi II. Jakarta: Depkes RI. 2009. Permenkes RI No.36/Menkes/Per/III/2009. Jakarta: Depkes RI Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan.Jakarta. Salemba Medika. Pohan. 2002. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran ECG.. 2003. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar-Dasar Pengertian. Bekasi: Kesaint Blanc. Sabarguna BS. 2006. Sistem Bantu Keputusan Untuk Quality Management. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua. Bandung: CV Al fabeta.. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Kedua. Jakarta:Prestasi Pustaka.,. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta. Supranto J. 2006. Pengukuran Tingkat Kean Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta UU Nomor 44 tahun 2009 tentang standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Wijono D. 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya: AirlanggaUniversity Press.. 2007. Profil kesehatan Indonesia, Revisi II. Jakarta: Depkes RI Kean Pasien Rawat Jalan...(Diana Cp,Sri Sugiasrsi, dk101