BAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kecurangan akuntansi saat ini telah menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN. terpuji dan menimbulkan banyak kerugian bagi pihak pihak yang menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI. (Studi empiris pada Dinas Kota Surakarta) PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan semakin tinggi. Prawira, dkk. (2014) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. fenomenal baik di negara berkembang maupun negara maju. Fraud ini hampir

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang handal, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dalam era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan aspirasi masyarakat dalam rangka meningkatkan

PERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN. (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan, penghilangan dokumen dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Terdapat tiga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Etika itu sendiri adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengkhawatirkan timbulnya kecurangan (fraud) di lingkungan organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, INTEGRITAS DAN ASIMETRI INFORMASI PADA KECURANGAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemberitaan media akhir-akhir ini mengangkat kembali maraknya kasus

BAB I PENDAHULUAN. public goods and services disebut governance (pemerintahan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, penerapan good corporate governance

PENDAHULUAN. Daerah dalam melakukan dan melaksanakan pengelolaan keuangan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara


BAB I PENDAHULUAN. adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB V PENUTUP. Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis pengaruh persepsi tentang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi

BAB I PENDAHULUAN. membawa Indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor publik diakhiri dengan proses pertanggungjawaban publik, proses inilah

BAB 1 PENDAHULUAN. halnya dengan kejahatan yang terjadi di bidang ekonomi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) (Wicaksono, 2014:1).

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. umumnya kecurangan berkaitan dengan korupsi. Dalam korupsi, tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan. Awalnya bersifat terpusat kemudian mulai mengalami

BABI PENDAHULUAN. penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. baik ( good governance government ). Hal tersebut dapat diwujudkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan Barang/Jasa pada Pemerintah Daerah saat ini sangat rentan akan

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (BPK RI, 2010). Tabel 1.1 Daftar Opini Audit BPK atas LKPD Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan barang/jasa pemerintah diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses verifikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia yang bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Koperasi merupakan soko guru perekonomian negara. Disebut demikian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era reformasi yang diikuti dengan diberlakukannya kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah yang berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan hak-hak DPRD, menangkap aspirasi yang berkembang di masyarakat, yang kemudian

Fenomena korupsi di Timor Leste dibuktikan dengan adanya penyalahgunaan kekuasaan, pemalsuan dokumen tender dengan memberi proyek jutaan dollar

BAB I PENDAHULUAN. kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain (Tuanakotta,

BAB I PENDAHULUAN. kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan birokrat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan ( SAP ) yang telah diterima secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun

BAB I PENDAHULUAN. Istilah good corporate governance atau dikenal dengan GCG menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kecurangan atau fraud adalah suatu tindakan kebohongan yang disengaja,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wilopo (2006) kasus fraud (kecurangan) di Indonesia terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan adalah profesi yang memiliki tujuan fundamental sebagai penyedia

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme mengakibatkan kerugian negara dan tidak maksimalnya kinerja

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk memenuhi aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan negara. Saat ini organisasi sektor publik dituntut untuk melaksanakan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance). Good Gorvenance merupakan sistem pemerintahan yang handal, pelayanan publik yang efisien serta pemerintahan yang akuntabel terhadap publik (Rosjidi, 2010). Terdapat tiga prinsip dasar dalam penyelenggaraan good governance yaitu transparansi, akuntabilitas dan partisipasi. Wilopo (2006) menyebutkan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi peluang terjadinya fraud adalah melalui penerapan prinsip-prinsip good gorvenance secara optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, telah dilakukan berbagai upaya yaitu dengan menetapkan Undang-undang No.28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Kecenderungan kecurangan akuntansi di Indonesia marak terjadi akhirakhir ini, dimana hal tersebut menjadi pusat perhatian berbagai media di Indonesia maupun dunia. Kasus kecurangan yang sering terjadi baik di instansi pemerintah maupun instansi swasta adalah kasus korupsi. Pada sektor 1

2 publik kecenderungan kecurangan akuntansi terjadi dalam bentuk yang sama yaitu ketidaktepatan dalam membelanjakan sumber dana (Thoyibatun, 2009:2). Di instansi pemerintah, kasus korupsi tidak hanya melibatkan orangorang yang mempunyai jabatan tinggi tetapi juga orang-orang yang berada dibawahnya serta tidak hanya terjadi di lingkungan pemerintah pusat melainkan jiuga lingkungan pemerintah daerah. Korupsi merupakan jenis fraud yang sering dilakukan oleh seseorang dengan jabatan atau wewenang yang tinggi pada suatu instansi. Kecenderungan kecurangan akuntansi telah mendapat banyak perhatian media sebagai dinamika yang sering terjadi. Tindak korupsi yang sering kali dilakukan diantaranya adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan atau perekonomian negara. Dalam lingkup entitas pemerintahan, laporan keuangan merupakan alat komunikasi dan juga bentuk akuntabilitas kepada masyarakat. Oleh karena itu, laporan keuangan dalam entitas pemerintahan sangat erat hubungannya dengan kepentingan publik sehingga angka yang tercantum di laporan keuangan harus menunjukkan angka yang sebenarnya. Selain sebagai alat komunikasi kepada publik, laporan keuangan juga merupakan bentuk akuntabilitas kepada publik mengenai kinerja dari entitas publik. Pertanggungjawaban kepada publik harus dilakukan secara transparan. Jika dalam laporan keuangan mengandung fraud, maka pemerintah di nilai tidak memenuhi fungsi utamanya berkaitan dengan kepentingan publik.

3 Berdasarkan data Transparency International pada tahun 2014, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia berada di ranking 107 dari 174, bersama dengan Argentina dan Djibouti. Sedangkan untuk barometer korupsi di Indonesia, berdasarkan survey yang dilakukan oleh Transparency International pada tahun 2013 diperoleh hasil bahwa 91% responden merasa bahwa kepolisian adalah institutsi yang banyak melakukan tindakan korupsi, berikutnya adalah parlemen legislative (89%), pengadilan (86%), partai politik (86%), kantor public/pns (79%), bisnis (54%) dan sistem pendidikan (49%) (sumber: transparency.org). Berdasarkan data dari infokorupsi.com terdapat beberapa kasus korupsi yang terjadi di Surakarta. Kasus tersebut antara lain kasus korupsi senilai Rp 13 milyar oleh Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) kota Solo, penyelewengan dana hibah dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebesar Rp 100 juta yang dilakukan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surakarta, mantan Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi (Disperindagkop) Pemkot Solo mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp134 juta. American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) dalam Wilopo (2006) menjelaskan bahwa pengendalian internal sangat penting, antara lain untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan manusia serta untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan sesuai dengan aturan. Pengendalian internal yang efektif dapat melindungi dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan aktiva pada lokasi yang tidak tepat.

4 Selain itu, pengendalian internal juga memberikan jaminan yang wajar terhadap informasi bisnis yang akurat demi keberhasilan perusahaan. Oleh sebab itu, jika pengendalian internal yang telah dirancang dan dilaksanakan dengan efektif maka pengendalian internal dapat diandalkan untuk melindungi dari kecurangan termasuk apabila ada karyawan yang berniat melakukan kecenderungan kecurangan akuntansi (Davia dkk, 2000:119). Penelitian Artini (2014) menunjukkan bahwa efektivitas pengendalian internal berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Selain faktor peningkatan pengendalian internal faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya kecurangan akuntansi adalah ketaatan aturan akuntansi. Standar akuntansi seringkali dijadikan alasan pembenaran (rasionalisasi) oleh para pelaku kecurangan laporan keuangan yang merupakan bagian paling rentan terhadap perilaku kecurangan. Pada dasarnya standar akuntansi dibuat selain bertujuan untuk menyeragamkan format laporan, juga bertujuan untuk mempermudah pemeriksaan. Wilopo (2006) menyatakan bahwa manajemen perusahaan harus melaksanakan aturan akuntansi untuk mengatasi permasalahan keagenan. Hasil penelitian Adelin (2013) menyatakan bahwa ketaatan aturan akuntansi berpengaruh negatif terhadap fraud. Faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya kecurangan adalah asimetri informasi. Asimetri informasi yaitu kondisi dimana salah satu pihak dari suatu transaksi memilki informasi lebih banyak atau lebih baik dibanding pihak lainnya. Najahningrum (2013) menyatakan bahwa apabila terjadi

5 kesenjangan informasi antara pihak pengguna dan pihak pengelola, maka akan membuka peluang bagi pihak pengelola dana untuk melakukan kecurangan. Supaya masalah yang berkembang dapat terkurangi, kedua belah pihak bisa mengatur kembali kontrak yang disepakati dalam rangka memberikan motivasi agar dapat mengikuti prosedur kerja dan aturan akuntansi yang berlaku. Penelitian Najahningrum (2013) menunjukkan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif terhdap kecenderungan kecurangan. Menurut Najahningrum (2013) komitmen organisasi merupakan sikap mental individu berkaitan dengan tingkat keloyalan terhadap organisasi tempat individu bekerja. Semakin tinggi komitmen pegawai terhadap organisasi, pegawai tersebut cenderung tidak akan melakukan hal-hal yang bisa saja menhgambat tercapainya tujuan organisasi. Sebaliknya, jika pegawai memiliki komitmen yang rendah terhadap organisasinya, maka pegawai cenderung akan melakukan hal-hal yang menhambat tercapainya tujuan organisasi demi tujuan pribadinya sendiri. Salah satu contoh tindakan tersebut adalah kecurangan. Penelitian yang dilakukan oleh Pramudita (2013) diperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara komitmen organisasi terhadap terjadinya fraud di sektor pemerintahan. Meningkatkan budaya organisasi dapat dilakukan dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang saling berkaitan satu sama lain agar dapat mendorong kinerja sumbersumber perusahaan secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat

6 sekitar secara keseluruhan (Amrizal, 2004). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pramudita (2013) mengatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintahan.. Beu dan Buckley (2001:57-73) dalam Thoyibatun (2009) menjelaskan perilaku tidak etis adalah suatu sikap atau perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu dimana tujuan tersebut berbeda dari tujuan utama yang telah disepakati sebelumnya. Perilaku tidak etis seharusnya tidak bisa diterima secara moral karena mengakibatkan bahaya bagi orang lain dan lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Adelin (2013) mengatakan bahwa perilaku tidak etis berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Rifqi Mirza Zulkarnain (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Rifqi Mirza Zulkarnain (2013) terletak pada variabel independen. Alasan penelitian dilakukan di Surakarta dikarenakan banyaknya isu mengenai dugaan korupsi yang terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan menggali persepsi para pegawai di instansi sektor pemerintahan untuk mengetahui kecenderungan kecurangan akuntansi di sektor pemerintahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor ini terdiri dari pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, asimetri informasi, komitmen organisasi, budaya organisasi dan perilaku tidak etis. Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan judul penelitian sebagai berikut Analisis Faktor-faktor yang

7 Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Kasus Pada Dinas Kota Surakarta). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka pokok permasalahan yang dirumuskan pada penelitian ini yaitu, sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh pengendalian internal terhadap kecenderungan Surakarta? 2. Apakah terdapat pengaruh ketaatan aturan akuntansi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada persepsi pegawai bagian keuangan Dinas Kota Surakarta? 3. Apakah terdapat pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan Surakarta? 4. Apakah terdapat pengaruh komitmen organisasi terhadap kecenderungan Surakarta? 5. Apakah terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap kecenderungan Surakarta?

8 6. Apakah terdapat pengaruh perilaku tidak etis terhadap kecenderungan Surakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada persepsi pegawai bagian keuangan Dinas Kota Surakarta. 2. Untuk menganalisis pengaruh terhadap ketaatan aturan akuntansi kecenderungan kecurangan akuntansi pada persepsi pegawai bagian keuangan Dinas Kota Surakarta. 3. Untuk menganalisis pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan Surakarta. 4. Untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada persepsi pegawai bagian keuangan Dinas Kota Surakarta. 5. Untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kecenderungan Surakarta.

9 6. Untuk menganalisis pengaruh perilaku tidak etis terhadap kecenderungan Surakarta. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis Penelitian ini merupakan aplikasi teori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan dan agar dapat mengetahui apakah pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, asimetri informasi, komitmen organisasi, budaya organisasi dan perilaku tidak etis berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Dinas Kota Surakarta. 2. Bagi Dinas Kota Surakarta Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai masukan dan pertimbanganbagi Dinas Kota Surakarta untuk mengetahui arti pentingnya pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, asimetri informasi, komitmen organisasi, budaya organisasi dan perilaku tidak etis berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Dinas Kota Surakarta.

10 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan sebagai tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian sejenis. E. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai landasan teori, kerangka pemikiran yang dilanjutkan dengan penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitan, definisi operasional dan pengukuran variabel, serta metode analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai data yang digunakan, pengolahan data tersebut dengan alat yang diperlukan dan hasil analisis data.

11 BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data, keterbatasan yang terdapat pada penelitian, dan saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya.