PENGELOLAAN AIR LIMBAH PKS

dokumen-dokumen yang mirip
Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Dan Pembagian Limbah Secara Umum. kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak dan lemak merupakan komponen utama bahan makanan yang juga

STRATEGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT DI PT. AMP PLANTATION JORONG TAPIAN KANDIH NAGARI SALAREH AIA KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN SISTEM APLIKASI PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (LAND APLICATION)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

LAMPIRAN A METODOLOGI PENELITIAN

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR YANG IDEAL UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT

Bab V Hasil dan Pembahasan

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai bahan baku air minum, keperluan perikanan, industri, dan lain-lain)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kailan termasuk dalam Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pabrik Kelapa Sawit dan Pencemarannya Proses Pengolahan Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)

MAKALAH KIMIA ANALITIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci,

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK disusun oleh : Dr. Sugiarto Mulyadi

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. sisa proses yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa proses ini kemudian menjadi

Y. Heryanto, A. Muda, A. Bestari, I. Hermawan/MITL Vol. 1 No. 1 Tahun 2016:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

Jurnal Teknologi Kimia Unimal

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

Sewage Treatment Plant

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu

Proses Nitrifikasi Dan Denitrifikasi Dalam Pengolahan Limbah

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

VOLUME LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) TERHADAP TOTAL SUSPENDED SOLID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

Transkripsi:

PENGELOLAAN AIR LIMBAH PKS

2 PENDAHULUAN Kebijakan Perusahaan Melalui pengelolaan air limbah PMKS akan dipenuhi syarat buangan limbah yang sesuai dengan peraturan pemerintah dan terhindar dari dampak sosial di masyarakat

3 DASAR-DASAR PENGOLAHAN Jenis Limbah Limbah yang dihasilkan oleh PMKS berupa limbah cair berupa air limbah. Limbah padat berupa cangkang, janjangan kosong, serabut, solid dan kerak boiler.

4 KARAKTERISTIK LIMBAH Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan oleh PMKS semuanya dimanfaatkan diantaranya: cangkang dan serabut digunakan sebagai bahan bakar boiler sebagian cangkang yang berlebih digunakan untuk pelapis jalan. Janjangan kosong dibawa ke lahan

5 KARAKTERISTIK LIMBAH Limbah Cair Limbah cair yang dihasilkan oleh PMKS bersumber dari air kondensat, air cucian pabrik, air hydrocyclone atau claybath dan sebagainya. Limbah cair ini kesemuanya ditampung dan diolah di kolam limbah dan setelah memenuhi syarat air buangan dapat dibuang ke sungai.

6 DASAR-DASAR PENGOLAHAN Mekanisme Perombakan Limbah Proses perombakan bahan organik air dapat dilakukan melalui reaksi kimia dan dapat pula melalui reaksi biokimia.

7 MEKANISME PEROMBAKAN LIMBAH Reaksi Kimia 1. Limbah PMKS yang terdiri dari bahan organik dapat dirombak melalui reaksi oksidasi dengan bahan kimia seperti KMnO 4. Reaksi ini dapat terjadi jika terdapat katalisator oksida dalam air limbah. 2. Reaksi ini umumnya berjalan lambat, karena tidak seluruhnya karbohidrat dapat dioksida. Penerapan oksidasi pada bahan organik deanggap dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan terhadap pemakai air.

8 MEKANISME PEROMBAKAN LIMBAH Reaksi Bio Kimia Reaksi biokimia terjadi bila perombakan organik menjadi senyawa sederhana dengan bantuan mikroba. Reaksi perombakan ini terjadi dengan dua cara yaitu secara anaerobik dan secara aerobik.

9 PROSEDUR OPERASIONAL 1. Mekanisme Penanganan Limbah Cair dari Pabrik ke IPAL adalah sbb: Air yang dihasilkan dari proses produksi di pabrik Minyak Kelapa Sawit mempunyai kisaran BOD 25.000 ppm. Pengolahan air limbah dimaksudkan agar kandungan zat-zat yang merupakan bahan pencemar berkurang dan memenuhi baku mutu limbah cair yang dipersyaratkan. Air limbah dari recovery tank dipompakan menuju cooling pond. Tujuan penampungan limbah di cooling pond adalah untuk pendinginan air limbah agar mencapai suhu 40 0 C.

Dari PROSEDUR cooling pond, air OPERASIONAL limbah dialirkan ke acidification pond. Tujuan penampungan di acidification pond adalah untuk terjadinya proses pengasaman dan pembiakan bakteri anaerob. Setelah melalui proses ini, ph air limbah yang keluar adalah berkisar 6-8 sehingga proses selanjutnya dapat berjalan dengan baik. Dari Acidification pond, air limbah dialirkan ke primary anaerobic pond untuk penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. 10

11 Proses PROSEDUR ini ditandai dengan OPERASIONAL terbentuknya gelembung gas methane dan CO 2 sebagai hasil dari proses fermentase secara anaerob. Kandungan BOD air limbah yang diharapkan setelah proses diatas adalah < 5000 ppm Dari Primary anaerobic pond sebagian air limbah akan Dipompakan kembali ke acidification pond untuk meningkatkan kecepatan pembiakan bakteri Dialirkan ke lahan tanaman untuk land aplikasi

PROSEDUR OPERASIONAL Dialirkan ke secondary anaerobic pond. Tujuan penampungan air limbah di secondary anaerobic pond adalah untuk penguraian senyawa sederhana menjadi senyawa terlarut. Pada proses ini gelembung-gelembung gas methane dan CO 2 sudah berkurang. 12

13 Air PROSEDUR limbah dari secondary OPERASIONAL anaerobic dialirkan ke aerobic pond. Air limbah di aerobic pond dilakukan penambahan oksigen dengan menggunakan aerator untuk menurunkan kandungan BODn hingga < 100 ppm Dari aerobic pond air limbah dialirkan ke sedimentasi pond, tujuannya adalah untuk mengendapkan padatan yang terlarut dalam air limbah dan selanjutnya dialirkan ke sungai

14 2. Reaksi Perombakan Cairan Limbah PROSEDUR OPERASIONAL Reaksi Anaerobik Proses perombakan anaerobik berlangsung tanpa oksigen. Perombakan dibantu bakteri anaerobik yang aktif mengeluarkan enzim untuk menguraikan zat organik. Mikroba yang berperan dalam reaksi perombakan ini adalah bakteri yang membutuhkan lingkungan reaksi sebagai berikut CnH 2 non + O CO2 + H 2 O

15 PROSEDUR OPERASIONAL Lingkungan Yang cocok adalah: Keasaman Limbah Derajat keasaman pada mikroba yaitu: 5 9. Suhu Suhu yang keluar dari pabrik umumnya 50-80 0 C tergantung pengolahan di fat pit atau recovery tank. Sifat adaptasi bakteri terhadap suhu adalah: Phsycrophill, aktif pada suhu 10 0 C (sub tropis) Mesophill, aktif pada suhu 10 50 0 C (tropis) Thermophill, bakteri tahan panas aktif pada 50-80 0 C banyak dijumpai di perut bumi

16 PROSEDUR OPERASIONAL Nutrisi Komposisi limbah pabrik adalah karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Bakteri tidak dapat langsung memakannya. Perlu ditambahkan unsur P dan N, dan diberikan dalam bentuk pupuk TSP dan Urea.

17 PROSEDUR OPERASIONAL Udara Reaksi perombakan anaerobic tidak menghendaki kehadiran oksigen, karena oksigen tersebut dapat menon-aktifkan bakteri. Oksigen dapat bersumber dari air hujan

18 REAKSI AEROBIK Dapat disebut fermentasi aerobik menggunakan oksigen yang berasal dari udara yang dipompakan ke dalam cairan. Pemberian udara dilakukan dengan beberapa cara: 1. Diffuse: Menginjeksikan udara dalam cairan dalam bentuk gelembung halus, yang kemudian oksigen melarut dalam cairan 2. Aeration Blowing: Mengangkut air dengan kipas (propeller) sehingga air menaik dan membentuk lapisan tipis dan kontak dengan udara 3. Sprinkle: Alat yang memompa cairan limbah melalui nozzle sehingga membentuk siraman halus dan kontak dengan udara 4. Aeration Tower: Menara tempat pembentukan butiran air yang kecil melalui lubang-lubang halus dan jatuh bebas. Saat air jatuh bebas akan beresinggungan dengan uadara

19 PARAMETER KUALITAS AIR LIMBAH 1. ph; menyatakan intensitas asam dan basa 2. BOD; jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk oksidasi biologikal dari bahan organik di dalam waktu dan suhu tertentu 3. COD; jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk merombak bahan organik dan anorganik.

20 PARAMETER KUALITAS AIR LIMBAH 4. Solids (Total solids, suspended solids, Disolved solids, Volatile Suspended Solids) Total solid; Bahan-bahan yang tertinggal pada dish setelah penguapan dan pengeringan di oven pada temperatur 105 0 C Suspended solid; Terdiri dari bahan organik dan anorganik yang tak terlarut di dalam air limbah yang dapat dihilangkan dengan kertas saringan Dissolved solid; Terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik yang dapat larut Volatile Suspended Solids; Sebuah indikasi daripada konsentrasi bakteri yang ada di dalam proses pengolahan limbah dan dapat ditentukan dengan pengeringan sebuah sampel limbah di dalam dapur (oven) pada 55 0 C

21 PARAMETER KUALITAS AIR LIMBAH 5. Oil dan Grease; Grease dihubungkan dengan bahan-bahan hydrokarbon, lemaklemak, minyak, lilin dan molekul-molekul berat, asam lemak tinggi. Besar kecilnya parameter oil dan grease di air limbah menunjukkan tingkat kesukaran dalam penanganan pengolahannya. 6. Total Volatile Acid; Besarnya penguapan asam yang dapat disaring dari sampel air limbah. TVA sangat berguna sebagai control test 7. Total Alkalinity (TA); Menunjukkan kapasitas limbah menerima proton-proton dan TA yang dihubungkan dengan jumlah kebutuhan asam untuk mencapai titik keseimbangan ph 4.5 di dalam sistem 8. Total Organik Nitrogen dan Ammonical Nitrogen; Nitrogen organik yang ada sebagai protein yang secara keseluruhan diubah ke Nitrogen inorganik seperti Nitrat

22 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Cairan limbah PMKS sebelum dibuang ke sungai terlebih dahulu ditampung dan diolah di kolam limbah sampai cairan tersebut memenuhi syarat untuk dibuang. Beberapa perlakukan pengendalian mutu air limbah meliputi: Pendinginan, deoiling pond, pengasaman, netralisasi, kolam pembiakan bakteri, kolam anaerobik, kolam fakultatif, kolam aerasi, kolam sedimentasi.

PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Pendinginan Temperatur cairan limbah keluar dari pabrik umumnya berkisar pada (50-70) 0 C. Pendinginan dilakukan dengan 2 cara: 23 Menara pendingin; Pendinginan dengan menggunakan menara yang kemudian dibantu dengan bak. Rata-rata penurunan temperatur limbah sekitar 20 0 C. Kolam pendingin, yaitu pendinginan limbah dengan kolam. Pendinginan ini dikombinasikan dengan pengutipan minyak.

PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Deoiling Pond Berfungsi untuk mengutip minyak hingga kadar minyak 0.4 %, merupakan instalasi tambahan membantu fat pit. Pengasaman Kandungan senyawa organik mudah dihidrolisa dan menghasilkan senyawa asam. Agar senyawa ini tidak mengganggu proses pengendalian limbah maka dilakukan pengasaman. 24 Dalam kolam ini ph limbah umumnya berkisar 3-4 dan kemudian ph nya naik setelah asam-asam organik terurai kembali oleh proses hidrolisa yang berlanjut.

PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH 25 Netralisasi Tindakan ini dilakukan dengan penambahan bahan kimia atau cairan alkali. Bahan yang sering ditambahkan adalah: Soda api Kapur tohor Abu tandan kosong Cairan limbah yang sudah netral

26 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Kolam Pembiakan Bakteri Kolam pembiakan limbah dibuat untuk membiakkan bakteri pada awal pengoperasian pengendalian limbah

27 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Kolam Anaerobik Limbah yang telah dinetralkan dialirkan ke dalam kolam anaerobik untuk diproses. Proses perombakan limbah dapat berjalan lancar jika kontak antara limbah dan bakteri yang berasal dari kolam pembiakan lebih baik. Untuk mengefektifkan proses perombakan dalam kolam anaerobik maka perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu: Sirkulasi Resirkulasi Kandungan minyak Kedalaman dan volume

28 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Sirkulasi Untuk mempertinggi frekuensi persinggungan antara bakteri dengan substrat maka dilakukan sirkulasi dalam kolam itu sendiri. Sirkulasi dalam kolam anaerobik semakin efektif jika inlet kapasitas pompa sirkulasi setara dengan kapasitas outlet.

29 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Resirkulasi Resirkulasi adalah pemasukan hasil olah limbah dari kolam di hilir ke kolam di hulu dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi substrat dalam ph, nutrisi dan kelarutan

30 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Kandungan Minyak Minyak bisa menjadi isolasi antara bakteri dengan substrat dan bila bereaksi dengan alkali dapat membentuk sabun busa jika bercampur dengan benda-benda lain yang dan mengapung di permukaan kolam disebut scum. Gas methane yang terlalu tebal dapat mempersulit pengeluaran gas methane oleh sebab itu perlu dibuang.

31 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Kedalaman dan Volume Kolam Kedalaman kolam anaerobik harus dipertahankan dengan melakukan pengorekan terjadwal Kedalaman yang berkurang akan menyebabkan aktifitas bakteri menurun. Volume yang berkurang akan menyebabkan retention time. Untuk mengefektifkan perombakan substrat maka dibuat kolam anaerobik dibuat bertahap yaitu primer dan sekunder

32 Bakteri harus dipilih sesuai dengan bahan organik yang JENIS terkandung BAKTERI di dalam YANG limbah DIKEMBANGKAN Kandungan limbah PMKS umumnya adalah: karbohidrat, sellulosa, protein, lignin, dan minyak

33 KOLAM FAKULTATIF Kolam ini merupakan kolam peralihan dari kolam anaerobik menjadi kolam aerobik Di dalam kolam ini proses perombakan anaerobik masih tetap berjalan sebagai sisa perombakan pada anaerobik Pada bagian hulu kolam masih menunjukkan adanya gelembung udara. Pada bagian hilir kolam sudah tidak menunjukkan lagi adanya gelembung udara.

34 KOLAM AERASI Pada kolam aerasi ditempatkan alat yang dapat meningkatkan jumlah oksigen terlarut dalam air, dengan tujuan agar dapat berlangsung reaksi oksidasi dengan baik. Pemberian oksigen dapat dilakukan dengan cara diffusi atau persentuhan air dengan udara

35 KOLAM SEDIMENTASI Kedalaman kolam ini dangkal sekitar 2.5 m menjadikan adanya kontak udara yang memungkinkan terjadinya diffusi ke dalam air. Kolam ini adalah kolam terakhir dan air limbah telah dapat dialirkan ke sungai

36 PENGELOLAAN AIR LIMBAH Beberapa kendala yang sering timbul di dalam pengolahan limbah di nataranya adalah: Kelebihan umpan Kapasitas berkurang karena solid menumpuk Kadar minyak tinggi Pengawasan yang tidak baik Pencampuran/sirkulasi tidak baik karena pompa rusak

37 Parameter baku mutu limbah cair untuk industri minyak kelapa BAKU MUTU LIMBAH sawit sesuai KLH No. Kep-51/MenLH/10/1995 yaitu: a. ph : 6 9 b. BOD : 100 mg/l c. COD : 350 mg/l d. Padatan Tersuspensi Total (TSS) : 250 mg/l e. Minyak dan lemak : 25 mg/l f. NH 3 N Amoniak Nitrogen : 50 mg/l

1. Secara rutin melakukan pengukuran, pencatatan dan pengambilan PENGENDALIAN PROSES sampel air limbah untuk dianalisa agar kondisi air limbah dapat terus diketahui 2. Lakukan pemeriksaan secara rutin untuk mencegah adanya kebocoran maupun tumpat 3. Pengiriman air limbah ke lahan atau land aplikasi tidak diperbolehkan pada musim hujan atau pada daerah yang sering banjir 4. Bila nilai BOD dan COD masih di atas standard, jangan lakukan pembuangan air limbah ke sungai sampai nilainya mencapai standard yang diizinkan 5. Bila terjadi pendangkalan terhadap volume kolam limbah segera dilakukan pengerukan isi kolam limbah 38