PENGELOLAAN AIR LIMBAH PKS
2 PENDAHULUAN Kebijakan Perusahaan Melalui pengelolaan air limbah PMKS akan dipenuhi syarat buangan limbah yang sesuai dengan peraturan pemerintah dan terhindar dari dampak sosial di masyarakat
3 DASAR-DASAR PENGOLAHAN Jenis Limbah Limbah yang dihasilkan oleh PMKS berupa limbah cair berupa air limbah. Limbah padat berupa cangkang, janjangan kosong, serabut, solid dan kerak boiler.
4 KARAKTERISTIK LIMBAH Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan oleh PMKS semuanya dimanfaatkan diantaranya: cangkang dan serabut digunakan sebagai bahan bakar boiler sebagian cangkang yang berlebih digunakan untuk pelapis jalan. Janjangan kosong dibawa ke lahan
5 KARAKTERISTIK LIMBAH Limbah Cair Limbah cair yang dihasilkan oleh PMKS bersumber dari air kondensat, air cucian pabrik, air hydrocyclone atau claybath dan sebagainya. Limbah cair ini kesemuanya ditampung dan diolah di kolam limbah dan setelah memenuhi syarat air buangan dapat dibuang ke sungai.
6 DASAR-DASAR PENGOLAHAN Mekanisme Perombakan Limbah Proses perombakan bahan organik air dapat dilakukan melalui reaksi kimia dan dapat pula melalui reaksi biokimia.
7 MEKANISME PEROMBAKAN LIMBAH Reaksi Kimia 1. Limbah PMKS yang terdiri dari bahan organik dapat dirombak melalui reaksi oksidasi dengan bahan kimia seperti KMnO 4. Reaksi ini dapat terjadi jika terdapat katalisator oksida dalam air limbah. 2. Reaksi ini umumnya berjalan lambat, karena tidak seluruhnya karbohidrat dapat dioksida. Penerapan oksidasi pada bahan organik deanggap dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan terhadap pemakai air.
8 MEKANISME PEROMBAKAN LIMBAH Reaksi Bio Kimia Reaksi biokimia terjadi bila perombakan organik menjadi senyawa sederhana dengan bantuan mikroba. Reaksi perombakan ini terjadi dengan dua cara yaitu secara anaerobik dan secara aerobik.
9 PROSEDUR OPERASIONAL 1. Mekanisme Penanganan Limbah Cair dari Pabrik ke IPAL adalah sbb: Air yang dihasilkan dari proses produksi di pabrik Minyak Kelapa Sawit mempunyai kisaran BOD 25.000 ppm. Pengolahan air limbah dimaksudkan agar kandungan zat-zat yang merupakan bahan pencemar berkurang dan memenuhi baku mutu limbah cair yang dipersyaratkan. Air limbah dari recovery tank dipompakan menuju cooling pond. Tujuan penampungan limbah di cooling pond adalah untuk pendinginan air limbah agar mencapai suhu 40 0 C.
Dari PROSEDUR cooling pond, air OPERASIONAL limbah dialirkan ke acidification pond. Tujuan penampungan di acidification pond adalah untuk terjadinya proses pengasaman dan pembiakan bakteri anaerob. Setelah melalui proses ini, ph air limbah yang keluar adalah berkisar 6-8 sehingga proses selanjutnya dapat berjalan dengan baik. Dari Acidification pond, air limbah dialirkan ke primary anaerobic pond untuk penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. 10
11 Proses PROSEDUR ini ditandai dengan OPERASIONAL terbentuknya gelembung gas methane dan CO 2 sebagai hasil dari proses fermentase secara anaerob. Kandungan BOD air limbah yang diharapkan setelah proses diatas adalah < 5000 ppm Dari Primary anaerobic pond sebagian air limbah akan Dipompakan kembali ke acidification pond untuk meningkatkan kecepatan pembiakan bakteri Dialirkan ke lahan tanaman untuk land aplikasi
PROSEDUR OPERASIONAL Dialirkan ke secondary anaerobic pond. Tujuan penampungan air limbah di secondary anaerobic pond adalah untuk penguraian senyawa sederhana menjadi senyawa terlarut. Pada proses ini gelembung-gelembung gas methane dan CO 2 sudah berkurang. 12
13 Air PROSEDUR limbah dari secondary OPERASIONAL anaerobic dialirkan ke aerobic pond. Air limbah di aerobic pond dilakukan penambahan oksigen dengan menggunakan aerator untuk menurunkan kandungan BODn hingga < 100 ppm Dari aerobic pond air limbah dialirkan ke sedimentasi pond, tujuannya adalah untuk mengendapkan padatan yang terlarut dalam air limbah dan selanjutnya dialirkan ke sungai
14 2. Reaksi Perombakan Cairan Limbah PROSEDUR OPERASIONAL Reaksi Anaerobik Proses perombakan anaerobik berlangsung tanpa oksigen. Perombakan dibantu bakteri anaerobik yang aktif mengeluarkan enzim untuk menguraikan zat organik. Mikroba yang berperan dalam reaksi perombakan ini adalah bakteri yang membutuhkan lingkungan reaksi sebagai berikut CnH 2 non + O CO2 + H 2 O
15 PROSEDUR OPERASIONAL Lingkungan Yang cocok adalah: Keasaman Limbah Derajat keasaman pada mikroba yaitu: 5 9. Suhu Suhu yang keluar dari pabrik umumnya 50-80 0 C tergantung pengolahan di fat pit atau recovery tank. Sifat adaptasi bakteri terhadap suhu adalah: Phsycrophill, aktif pada suhu 10 0 C (sub tropis) Mesophill, aktif pada suhu 10 50 0 C (tropis) Thermophill, bakteri tahan panas aktif pada 50-80 0 C banyak dijumpai di perut bumi
16 PROSEDUR OPERASIONAL Nutrisi Komposisi limbah pabrik adalah karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Bakteri tidak dapat langsung memakannya. Perlu ditambahkan unsur P dan N, dan diberikan dalam bentuk pupuk TSP dan Urea.
17 PROSEDUR OPERASIONAL Udara Reaksi perombakan anaerobic tidak menghendaki kehadiran oksigen, karena oksigen tersebut dapat menon-aktifkan bakteri. Oksigen dapat bersumber dari air hujan
18 REAKSI AEROBIK Dapat disebut fermentasi aerobik menggunakan oksigen yang berasal dari udara yang dipompakan ke dalam cairan. Pemberian udara dilakukan dengan beberapa cara: 1. Diffuse: Menginjeksikan udara dalam cairan dalam bentuk gelembung halus, yang kemudian oksigen melarut dalam cairan 2. Aeration Blowing: Mengangkut air dengan kipas (propeller) sehingga air menaik dan membentuk lapisan tipis dan kontak dengan udara 3. Sprinkle: Alat yang memompa cairan limbah melalui nozzle sehingga membentuk siraman halus dan kontak dengan udara 4. Aeration Tower: Menara tempat pembentukan butiran air yang kecil melalui lubang-lubang halus dan jatuh bebas. Saat air jatuh bebas akan beresinggungan dengan uadara
19 PARAMETER KUALITAS AIR LIMBAH 1. ph; menyatakan intensitas asam dan basa 2. BOD; jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk oksidasi biologikal dari bahan organik di dalam waktu dan suhu tertentu 3. COD; jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk merombak bahan organik dan anorganik.
20 PARAMETER KUALITAS AIR LIMBAH 4. Solids (Total solids, suspended solids, Disolved solids, Volatile Suspended Solids) Total solid; Bahan-bahan yang tertinggal pada dish setelah penguapan dan pengeringan di oven pada temperatur 105 0 C Suspended solid; Terdiri dari bahan organik dan anorganik yang tak terlarut di dalam air limbah yang dapat dihilangkan dengan kertas saringan Dissolved solid; Terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik yang dapat larut Volatile Suspended Solids; Sebuah indikasi daripada konsentrasi bakteri yang ada di dalam proses pengolahan limbah dan dapat ditentukan dengan pengeringan sebuah sampel limbah di dalam dapur (oven) pada 55 0 C
21 PARAMETER KUALITAS AIR LIMBAH 5. Oil dan Grease; Grease dihubungkan dengan bahan-bahan hydrokarbon, lemaklemak, minyak, lilin dan molekul-molekul berat, asam lemak tinggi. Besar kecilnya parameter oil dan grease di air limbah menunjukkan tingkat kesukaran dalam penanganan pengolahannya. 6. Total Volatile Acid; Besarnya penguapan asam yang dapat disaring dari sampel air limbah. TVA sangat berguna sebagai control test 7. Total Alkalinity (TA); Menunjukkan kapasitas limbah menerima proton-proton dan TA yang dihubungkan dengan jumlah kebutuhan asam untuk mencapai titik keseimbangan ph 4.5 di dalam sistem 8. Total Organik Nitrogen dan Ammonical Nitrogen; Nitrogen organik yang ada sebagai protein yang secara keseluruhan diubah ke Nitrogen inorganik seperti Nitrat
22 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Cairan limbah PMKS sebelum dibuang ke sungai terlebih dahulu ditampung dan diolah di kolam limbah sampai cairan tersebut memenuhi syarat untuk dibuang. Beberapa perlakukan pengendalian mutu air limbah meliputi: Pendinginan, deoiling pond, pengasaman, netralisasi, kolam pembiakan bakteri, kolam anaerobik, kolam fakultatif, kolam aerasi, kolam sedimentasi.
PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Pendinginan Temperatur cairan limbah keluar dari pabrik umumnya berkisar pada (50-70) 0 C. Pendinginan dilakukan dengan 2 cara: 23 Menara pendingin; Pendinginan dengan menggunakan menara yang kemudian dibantu dengan bak. Rata-rata penurunan temperatur limbah sekitar 20 0 C. Kolam pendingin, yaitu pendinginan limbah dengan kolam. Pendinginan ini dikombinasikan dengan pengutipan minyak.
PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Deoiling Pond Berfungsi untuk mengutip minyak hingga kadar minyak 0.4 %, merupakan instalasi tambahan membantu fat pit. Pengasaman Kandungan senyawa organik mudah dihidrolisa dan menghasilkan senyawa asam. Agar senyawa ini tidak mengganggu proses pengendalian limbah maka dilakukan pengasaman. 24 Dalam kolam ini ph limbah umumnya berkisar 3-4 dan kemudian ph nya naik setelah asam-asam organik terurai kembali oleh proses hidrolisa yang berlanjut.
PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH 25 Netralisasi Tindakan ini dilakukan dengan penambahan bahan kimia atau cairan alkali. Bahan yang sering ditambahkan adalah: Soda api Kapur tohor Abu tandan kosong Cairan limbah yang sudah netral
26 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Kolam Pembiakan Bakteri Kolam pembiakan limbah dibuat untuk membiakkan bakteri pada awal pengoperasian pengendalian limbah
27 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Kolam Anaerobik Limbah yang telah dinetralkan dialirkan ke dalam kolam anaerobik untuk diproses. Proses perombakan limbah dapat berjalan lancar jika kontak antara limbah dan bakteri yang berasal dari kolam pembiakan lebih baik. Untuk mengefektifkan proses perombakan dalam kolam anaerobik maka perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu: Sirkulasi Resirkulasi Kandungan minyak Kedalaman dan volume
28 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Sirkulasi Untuk mempertinggi frekuensi persinggungan antara bakteri dengan substrat maka dilakukan sirkulasi dalam kolam itu sendiri. Sirkulasi dalam kolam anaerobik semakin efektif jika inlet kapasitas pompa sirkulasi setara dengan kapasitas outlet.
29 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Resirkulasi Resirkulasi adalah pemasukan hasil olah limbah dari kolam di hilir ke kolam di hulu dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi substrat dalam ph, nutrisi dan kelarutan
30 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Kandungan Minyak Minyak bisa menjadi isolasi antara bakteri dengan substrat dan bila bereaksi dengan alkali dapat membentuk sabun busa jika bercampur dengan benda-benda lain yang dan mengapung di permukaan kolam disebut scum. Gas methane yang terlalu tebal dapat mempersulit pengeluaran gas methane oleh sebab itu perlu dibuang.
31 PENGENDALIAN MUTU AIR LIMBAH Kedalaman dan Volume Kolam Kedalaman kolam anaerobik harus dipertahankan dengan melakukan pengorekan terjadwal Kedalaman yang berkurang akan menyebabkan aktifitas bakteri menurun. Volume yang berkurang akan menyebabkan retention time. Untuk mengefektifkan perombakan substrat maka dibuat kolam anaerobik dibuat bertahap yaitu primer dan sekunder
32 Bakteri harus dipilih sesuai dengan bahan organik yang JENIS terkandung BAKTERI di dalam YANG limbah DIKEMBANGKAN Kandungan limbah PMKS umumnya adalah: karbohidrat, sellulosa, protein, lignin, dan minyak
33 KOLAM FAKULTATIF Kolam ini merupakan kolam peralihan dari kolam anaerobik menjadi kolam aerobik Di dalam kolam ini proses perombakan anaerobik masih tetap berjalan sebagai sisa perombakan pada anaerobik Pada bagian hulu kolam masih menunjukkan adanya gelembung udara. Pada bagian hilir kolam sudah tidak menunjukkan lagi adanya gelembung udara.
34 KOLAM AERASI Pada kolam aerasi ditempatkan alat yang dapat meningkatkan jumlah oksigen terlarut dalam air, dengan tujuan agar dapat berlangsung reaksi oksidasi dengan baik. Pemberian oksigen dapat dilakukan dengan cara diffusi atau persentuhan air dengan udara
35 KOLAM SEDIMENTASI Kedalaman kolam ini dangkal sekitar 2.5 m menjadikan adanya kontak udara yang memungkinkan terjadinya diffusi ke dalam air. Kolam ini adalah kolam terakhir dan air limbah telah dapat dialirkan ke sungai
36 PENGELOLAAN AIR LIMBAH Beberapa kendala yang sering timbul di dalam pengolahan limbah di nataranya adalah: Kelebihan umpan Kapasitas berkurang karena solid menumpuk Kadar minyak tinggi Pengawasan yang tidak baik Pencampuran/sirkulasi tidak baik karena pompa rusak
37 Parameter baku mutu limbah cair untuk industri minyak kelapa BAKU MUTU LIMBAH sawit sesuai KLH No. Kep-51/MenLH/10/1995 yaitu: a. ph : 6 9 b. BOD : 100 mg/l c. COD : 350 mg/l d. Padatan Tersuspensi Total (TSS) : 250 mg/l e. Minyak dan lemak : 25 mg/l f. NH 3 N Amoniak Nitrogen : 50 mg/l
1. Secara rutin melakukan pengukuran, pencatatan dan pengambilan PENGENDALIAN PROSES sampel air limbah untuk dianalisa agar kondisi air limbah dapat terus diketahui 2. Lakukan pemeriksaan secara rutin untuk mencegah adanya kebocoran maupun tumpat 3. Pengiriman air limbah ke lahan atau land aplikasi tidak diperbolehkan pada musim hujan atau pada daerah yang sering banjir 4. Bila nilai BOD dan COD masih di atas standard, jangan lakukan pembuangan air limbah ke sungai sampai nilainya mencapai standard yang diizinkan 5. Bila terjadi pendangkalan terhadap volume kolam limbah segera dilakukan pengerukan isi kolam limbah 38