ARTIKEL RISET. 1. Pendahuluan. Rina Dewi Mayasari 1*, Ratno Nuryadi 1, Edi Suharyadi 2 dan Kamsul Abraha 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

Sintesis Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe 2 O 4 ) dengan Metode Kopresipitasi dan Karakterisasi Sifat Kemagnetannya

Kajian Sifat Kemagnetan pada Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe 2 O 4 ) yang dicoating dengan Polyethylene Glykol ( PEG-4000) dan Silika

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Deteksi Formalin Menggunakan Surface Plasmon Resonance (SPR) Berbasis Nanopartikel Perak sebagai Pengembangan Awal Teknologi Food Safety

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Pengukuran Tetapan Suseptibilitas pada Polyethylene Glycol (PEG- 4000) Coated- Nanopartikel Magnetik Cobalt Ferrite (CoFe 2 O 4 )

HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Partikel Magnetik Terlapis Polilaktat (PLA)

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL FE3O4

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Analisis Struktur Kristal dan Sifat Magnetik pada Nanopartikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) sebagai Bahan Aktif Biosensor Surface Plasmon Resonace (SPR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP POLA DIFRAKSI SINAR-X PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

PENGARUH SUHU PADA PROSES SONIKASI TERHADAP MORFOLOGI PARTIKEL DAN KRISTALINITAS NANOPARTIKEL Fe 3 O 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisa Magnetoresistance Berbasis Lapisan Tipis Giant Magentoresistance (GMR) pada Nanopartikel Cobalt (CoFe 2 O 4 ) dilapisi Polyethelyn Glicol

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

Sintesis Nanopartikel Magnetite (Fe 3 O 4 ) dengan Template silika (SiO 2 ) dan Karakterisasi Sifat Kemagnetannya.

Kajian Awal Identifikasi Perbedaan Gelatin Sapi dan Gelatin Babi Menggunakan Biosensor Berbasis Surface Plasmon Resonance (SPR)

KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK DAN SERAPAN GELOMBANG MIKRO BARIUM M-HEKSAFERIT BaFe 12 O 19

polutan. Pada dasarnya terdapat empat kelas bahan nano yang telah dievaluasi sebagai bahan fungsional untuk pemurnian air yaitu nanopartikel

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fabrikasi BCNO/SiO 2 Nanokomposit Phosphor untuk Aplikasi Lampu LED Putih

ENKAPSULASI NANOPARTIKEL MAGNESIUM FERRITE (MgFe2O4) PADA ADSORPSI LOGAM Cu(II), Fe(II) DAN Ni(II) DALAM LIMBAH CAIR

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FABRIKASI NANOPARTIKEL COBALT FERRITE HASIL KO- PRESIPITASI DENGAN TWO STEP ANNEALING

Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh

Studi Adsorpsi Logam Co(II), Cu(II), dan Ni(II) dalam Limbah Cair Buatan Menggunakan Adsorben Nanopartikel Magnetik Fe 3 O 4 dan ZnFe 2 O 4

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) TERHADAP SIFAT MAGNETIK MAGHEMIT (γ-fe 2 O 3 ) YANG DISINTESIS DARI MAGNETIT BATUAN BESI (Fe 3 O 4 )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

Adsorpsi Logam Tembaga (Cu), Mangan (Mn) dan Nikel (Ni) dalam Artificial Limbah Cair dengan Menggunakan Nanopartikel Magnetit (Fe 3 O 4 )

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SINTESIS NANOPARTIKEL FERIT UNTUK BAHAN PEMBUATAN MAGNET DOMAIN TUNGGAL DENGAN MECHANICAL ALLOYING

Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb

METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M

Pembuatan Nanopartikel CeO 2 dengan Metode Simple Heating : Efek Penambahan Massa Polyethyleneglycol (PEG) Terhadap Ukuran Kristal yang Terbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

KAJIAN PENGARUH NANOPARTIKEL MAGNETIK Fe 3 O 4 PADA DETEKSI BIOSENSOR BERBASIS SURFACE PLASMON RESONANCE (SPR)

SINTESIS NANOPARTIKEL MgFe 2 O 4 DENGAN COATING PEG 6000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI SKRIPSI ADINDA SUCI PRATIWI SAPUTRA

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

Pengaruh Waktu Milling dan Temperatur Sintering Pada Pembentukan Nanopartikel Fe 2 TiO 5 Dengan Metode Mechanical Alloying

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

SINTESIS NANOPARTIKEL ZINC FERRITE (ZnFe2O4) DENGAN METODE KOPRESIPITASI DAN KARAKTERISASI SIFAT KEMAGNETANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. (Guimaraes, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Ukuran Partikel dan Enkapsulasi Nanopartikel Magnesium Ferrite (MgFe 2 O 4 ) pada Adsorpsi Logam Cu(II), Fe(II) dan Ni(II) dalam Limbah Cair

Bab III Metodologi Penelitian

Sintesis Nanopartikel Nickel Ferrite (NiFe 2 O 4 ) dengan Metode Kopresipitasi dan Karakterisasi Sifat Kemagnetannya

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SONOKIMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

Sintesis Nanopartikel Magnesium Ferrite (MgFe 2 O 4 ) dengan Metode Kopresipitasi dan Karakterisasi Sifat Kemagnetannya

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI Α-FE 2 O 3 BERBASIS LIMBAH BAJA MILL SCALE DENGAN ADITIF FeMo

Transkripsi:

Jurnal Fisika Indonesia Dewi Mayasari et al. Vol. 20 (2016) No. 1 p.19-23 ISSN 1410-2994 (Print) ISSN 2579-8820 (Online) ARTIKEL RISET Kajian Pengaruh Lapisan Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoF e 2 O 4 ) Terhadap Pergeseran Sudut Surface Plasmon Resonance (SPR) Menggunakan Konfigurasi Kretschmann-Perak Termodifikasi Di Bawah Pengaruh Medan Magnet Luar Rina Dewi Mayasari 1*, Ratno Nuryadi 1, Edi Suharyadi 2 dan Kamsul Abraha 2 Abstrak Pergeseran sudut surface plasmon resonance (SPR) pada konfigurasi Kretschmann-perak termodifikasi oleh nanopartikel cobalt ferrite (CoF e 2 O 4 ) telah dikaji secara eksperimen di bawah pengaruh medan magnet luar. Tiga sampel nanopartikel CoF e 2 O 4 dengan ukuran partikel yang berbeda, yaitu 1,68 nm untuk sampel A; 1,95 nm untuk sampel B; dan 5,87 untuk sampel C, disintesis dengan metode kopresipitasi. Pendeposisian tiga sampel menggeser sudut SPR referensi (prisma/ag) dengan nilai yang berbeda-beda, yaitu sebesar 0,10 ; 0,10 ; dan 0,30, dengan ketidakpastian masing-masing sebesar ±0,05 untuk sampel A, B, dan C secara berturut-turut. Setelah dikenai medan magnet luar, sudut SPR bergeser lagi sejauh 0,30 untuk sampel A dan B, dan 0,5 untuk sampel C, dengan ketidakpastian masing-masing sebesar ±0,05. Selain itu, perbedaan dua arah medan magnet terkonfirmasi bahwa pergeseran sudut SPR memiliki nilai yang berbeda, yaitu 0,3 ± 0,05 dan 0,6 ± 0,05. Respon nanopartikel CoF e 2 O 4 pada pergeseran sudut SPR memberikan potensi sebagai smart materials pada sistem SPR. kata kunci: surface plasmon resonance (SPR); konfigurasi Kretschmann; nanopartikel CoF e 2 O 4 ; kopresipitasi; medan magnet luar Abstract The shift of surface plasmon resonance (SPR) angle at the silver-kretschmann configuration modified by cobalt ferrite (CoF e 2 O 4 ) nanoparticles has been studied experimentally under external magnetic field. Three samples of CoF e 2 O 4 nanoparticles with different size, i.e. 1,68 nm for sample A; 1,95 nm for sample B; dan 5,87 for sample C, were synthesized by co-precipitation method. The deposition of three samples shifts the reference of SPR angle (prism/ag) with different values, i.e. 0,10 ; 0,10 ; and 0,30, with the uncertainty each of about ±0,05 for sample A, B, and C respectively. After applying external magnetic field, the SPR angles shift of about 0,30 for both of sample A and B, and 0,50 for sample C, with the uncertainty each of about ±0,05. In addition, the two different magnetic field directions confirmed that the SPR shift has different value, i.e. (0,30 ±0,05 ) dan (0,60 ±0,05 ). The response of CoFe2O4 nanoparticles to the shift of SPR angle gives the potential as smart materials at SPR system. keywords: surface plasmon resonance (SPR); Kretschmann configuration; CoF e 2 O 4 nanoparticles; co-precipitation; external magnetic field * Korespondensi: rina.dewi@bppt.go.id 1 Pusat Teknologi Material, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Gedung 224,Jl. Kawasan Puspiptek, Muncul, Setu, Tangerang Selatan, 15314 Banten, Indonesia Informasi lengkap tentang penulis dapat dilihat pada akhir artikel 1. Pendahuluan Teknik surface plasmon resonance (SPR) merupakan teknik mengeksitasi surface plasmons oleh cahaya dengan menggunakan metode attenuated total

Dewi Mayasari et al. Jurnal Fisika Indonesia 20 reflection (ATR). Sensor berbasis SPR memiliki sensitivitas tinggi, real-time, dan tidak memerlukan proses pelabelan serta pemurnian yang rumit [1]. Akan tetapi, pendeteksian objek secara langsung sering kali mengalami kesulitan, khususnya biomolekul, karena perubahan indeks bias yang bisa terjadi setiap detik [2]. Untuk dapat mengatasi kesulitan tersebut, modifikasi permukaan sensor dilakukan dengan menambahkan material pengenal objek yang berukuran nanometer. Salah satu nanomaterial yang sedang banyak dikembangkan oleh para ilmuwan saat ini adalah material nanopartikel magnetik. Lapisan nanopartikel F e 3 O 4 pada permukaan sensor SPR telah menjadi lapisan tambahan yang reaktif dan mampu mengimobilisasi objek [3]. Hasil eksperimen [3] menunjukkan bahwa penambahan lapisan nanopartikel F e 3 O 4 dapat meningkatkan respon SPR tanpa menggunakan ligan untuk memobilisasi protein. Penelitian ini bermaksud untuk memodifikasi sistem konfigurasi Kretschmann-perak dengan menggunakan nanopartikel cobalt ferrite (CoF e 2 O 4 ) sebagai bahan alternatif nanopartikel magnetik yang memiliki sifat kristal sejenis dengan F e 3 O 4. Pengaruh lapisan nanopartikel CoF e 2 O 4 pada konfigurasi Kretschmann-perak akan diamati melalui pergeseran sudut SPR di bawah pengaruh medan magnet. Hasil eksperimen menunjukkan keberadaan nanopartikel CoF e 2 O 4 dan medan magnet telah menggeser sudut SPR. 2. Metode Eksperimen 2.1 Sintesis Nanopartikel CoF e 2 O 4 Sintesis nanopartikel CoF e 2 O 4 (np- CoF e 2 O 4 ) yang menggunakan metode kopresipitasi yang dilakukan dengan mencampur HCl 3.5 ml, cobalt (II) chloride hexahydrate (CoCl 2.6H 2 O) sebanyak 1.188 gram, dan Iron (III) chloride hexahydrate (F ecl 3.6H 2 O) sebanyak 2.703 gram dilarutkan dalam aquades 22.25 ml [4]. Larutan garam tersebut diteteskan dalam larutan NaOH pada konsentrasi tertentu dan diaduk dengan lama pengadukan dan suhu tertentu (lihat Tabel 1). Untuk membantu proses pengendapan, magnet diletakkan di bawah larutan presipitat. Endapan sampel kemudian dicuci dengan aquades sebanyak lima kali pencucian untuk menghilangkan senyawa sodium dan klorin. Setelah proses pencucian selesai, sampel dikeringkan di furnace dengan suhu 80 C. Sampel ditumbuk hingga diperoleh bubuk np-cof e 2 O 4. Setelah proses sintesis selesai, np-cof e 2 O 4 dikarakterisasi dengan X-ray diffraction (XRD) untuk mengonfirmasi komposisi fasanya. Jika sampel Tabel 1: Variasi parameter sintesis CoF e 2 O 4 NaOH proses Sampel Pengadukan konsentrasi Massa Lama Suhu (M) (gram) (s) ( C) A 1,5 11,9 120 120 B 5,0 39,99 120 80 C 1,5 11,99 150 120 Gambar 1: Tahapan sintesis dan karakterisasi np-cof e 2 O 4 terkonfirmasi memiliki fasa CoF e 2 O 4, langkah berikutnya adalah melihat morfologi sampel dengan menggunakan scanning electron microscope (SEM) dan menguji sifat magnetiknya dengan vibrating sample magnetometer (VSM). Jika fasa tidak berbentuk CoF e 2 O 4, maka langkah sintesis diulang dari awal mulai. Untuk mempersiapkan eksperimen SPR, np-cof e 2 O 4 sebanyak 0,1 gr dilarutkan dalam aquades sebanyak 9,9 gr untuk mendapatkan larutan dengan massa 1,0%. Langkah sintesis dan karakterisasi np-cof e 2 O 4 disederhanakan dalam Gambar 1. 2.2 Eksperimen SPR Perangkat alat SPR dicek terlebih dahulu sehingga sinar laser HeNe menjalar lurus melalui polarisator,

Dewi Mayasari et al. Jurnal Fisika Indonesia 21 Gambar 2: Setup peralatan eksperimen SPR beam splitter, lensa cembung, hingga mengenai objek deteksi. Skema alat SPR ditunjukkan oleh Gambar 2. Ketika sinar laser menjalar melalui polarisator terbentuklah dua ragam polarisasi sinar, yaitu ragam polarisasi-p atau transverse magnetic (TM) dan ragam polarisasi-s atau transverse electric (TM). Sinar terpolarisasi yang digunakan dalam deteksi SPR secara teori adalah ragam polarisasi-p [5]. Akan tetapi, pada eksperimen sinar terpolarisasi-s dibelokkan oleh beam splitter dan dibaca intensitasnya oleh detektor laser sebagai intensitas sinar datang. Sedangkan sinar terpolarisasi-p diteruskan oleh beam splitter melewati lensa cembung dan mengenai konfigurasi Kretschmann-perak. Intensitas sinar pantul diukur oleh detektor laser. Fenomena SPR diperoleh dengan mengamati reflektansi sinar terhadap variasi sudut datang dari 30 sampai 70. Eksperimen pertama mengamati fenomena SPR pada lapisan tipis perak yang telah dideposisi di atas permukaan prisma. Kemudian np-cof e 2 O 4 dideposisikan di atas perak menggunakan teknik penyemprotan [6] dan dikeringkan pada suhu ruang. Pengukuran pergeseran sudut SPR dilakukan dengan menggunakan sistem konfigurasi Kretschmann-perak termodifikasi dengan np-cof e 2 O 4, yaitu prisma/perak/np-cof e 2 O 4 (lihat Gambar 3(a)), yang dilakukan dalam tiga langkah. Langkah pertama adalah mengamati sudut SPR referensi, yaitu pada konfigurasi prisma/perak. Setelah itu dilakukan pengamatan terhadap konfigurasi prisma/perak/np-cof e 2 O 4 baik tanpa maupun dikenai medan magnet luar. Medan magnet sebesar 550 mt dikenakan pada sistem dalam dua arah yang berlawanan, yaitu paralel dan anti-paralel terhadap sumbu utama sistem (lihat Gambar 3(a) dan (b)). 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Komposisi fasa np-cof e 2 O 4 Untuk dapat mengamati komposisi fasa, sampel dianalisis dengan menggunakan XRD. Pola XRD ketiga sampel disajikan oleh Gambar 4. Keseluruhan Gambar 3: Konfigurasi Kretschmann-perak termodifikasi: (a) prisma/ag/np-cof e 2 O 4 tanpa medan magnet, dan dikenai medan magnet yang arahnya (b) paralel dan (c) anti-paralel terhadap sumbu utama Gambar 4: Pola XRD nanopartikel CoF e 2 O 4 pada sampel A, B, dan C puncak yang terdeteksi 90% mengonfirmasi bahwa sampel telah membentuk fasa CoFe2O4 yang telah disesuaikan dengan pola standar XRD (JCPDS No. 22-1086) [7]. Akan tetapi, ada puncak-puncak lain dalam grafik yang dinotasikan dengan a, b, c, dan d. Keempat puncak tersebut kemudian disesuaikan dengan pola XRD standar hematite (α F e 3 O 4 ) [8]. Rasio volume (α F e 3 O 4 ) diperoleh sebesar 35,65% untuk sampel A, 20,17% untuk sampel B, dan 45,38% serta 30,11% untuk sampel C. Kemudian dengan menggunakan persamaan Scherrer dari FWHM puncak tertinggi (311), ukuran partikel 1.68 nm untuk sampel A, 1,95 nm untuk sampel B, dan 5,87 nm untuk sampel C. Parameter kisi dapat dihitung dengan persamaan Bragg dan diperoleh sebesar 8,29 Å, 8,34 Å, dan 8,40 Åuntuk sampel A, B, dan C secara berturut-turut. Parameter kisi mendekati parameter kisi CoF e 2 O 4 bulk sebesar 8,39 Å[9]. Oleh karena itu, nilai parameter kisi ketiga sampel telah mengkristal dengan baik dan membentuk fasa CoF e 2 O 4. 3.2 Komposisi fasa np-cof e 2 O 4 Hasil pengamatan SEM pada Gambar 5 menunjukkan bahwa ketiga sampel megalami aglomerasi, terlihat seperti pulau-pulau besar. Akan tetapi,

Dewi Mayasari et al. Jurnal Fisika Indonesia 22 Gambar 5: Morfologi np-cof e 2 O 4 yang diamati dari SEM untuk (a) sampel A, (b) sampel B, dan (c) sampel C ini masih dapat dilihat bahwa pulau-pulau tersebut mengandung partikel-partikel berukuran kecil (seperti yang ditandai oleh lingkaran-lingkaran putih). Hasil EDAX menginformasikan bahwa sodium yang pada proses sintesis dihilangkan dengan proses pencucian ternyata masih terkandung pada sampel meskipun dengan jumlah yang sedikit, yaitu sekitar 1,5% wt dan pengotor karbon sebanyak 13,0-15,0% wt. Sodium dapat dihilangkan secara keseluruhan dengan melakukan proses pencucian yang lebih banyak lagi. Keberadaan karbon dapat disebabkan oleh hasil sisa pemanasan saat sampel dimasukkan ke dalam furnace. 3.3 Sifat Magnetik np-cof e 2 O 4 Koersivitas np-cof e 2 O 4 pada suhu ruang diperoleh dari VSM. Nilai koersivitas sampel A diperoleh 94,40 mt lebih besar dibandingkan dengan sampel B sebesar 20,68 mt dan sampel C sebesar 17,08 mt. Nilai koersivitas ketiga sampel yang mendekati nol mengindikasikan bahwa sampel bersifat superparamagnetik. 3.4 Fenomena pergeseran sudut SPR pada np-cof e 2 O 4 Fenomena pergeseran sudut SPR diamati dengan kurva reflektansi versus variasi sudut datang sinar (θ). Karena fenomena SPR terjadi ketika reflektansi mengalami penurunan secara ekstrim, maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai attenuated total reflection (ATR). Gambar 6 menunjukkan kurva ATR dari prisma/ag dan prisma/ag/np-cof e 2 O 4. Kurva prisma/ag/np-cof e 2 O 4 digeser secara vertikal sejauh 0,5 supaya dapat melihat pergeseran sudut SPR secara jelas. Kurva menginformasikan bahwa sudut SPR perak sebesar 43,10 ± 0,05. Ketika np-cof e 2 O 4 dideposisi di atas permukaan perak, sudut SPR bergeser ke sudut yang lebih besar sejauh 0,10 untuk sampel A dan B, dan 0,30 untuk sampel C dengan ketidakpastian sebesar ±0,05. Gambar 7 memperlihatkan kurva ATR pada konfigurasi prisma/ag/np-cof e 2 O 4 sebelum dan sesudah dikenai medan magnet luar. Pergeseran sudut Gambar 6: Kurva Attenuated Total Reflection (ATR) pada konfigurasi prisma/ag dan prisma/ag/np-cof e 2 O 4 untuk sampel A, B, and C Gambar 7: Kurva Attenuated Total Reflection (ATR) pada konfigurasi prisma/ag dan prisma/ag/np-cof e 2 O 4 untuk sampel A, B, dan C di bawah medan magnet luar yang arahnya paralel terhadap sumbu utama SPR sebelum dikenai medan magnet adalah sebesar 43,10 ±0,05. Setelah medan magnet dikenakan pada sistem dengan arah paralel terhadap sumbu utama, sudut SPR bergeser sejauh 0,30 ±0,05 untuk sampel A dan B, sedangkan sampel C sebesar 0,6 ±0,05. Sampel A dan B memiliki sudut SPR yang sama baik sebelum dan sesudah dikenai medan magnet luar karena ukuran partikel keduanya hampir sama, yaitu 2,0 nm. Oleh karena itu, keduanya diprediksi memiliki nilai indeks bias yang sama. Gambar 8 menunjukkan kurva ATR pada konfigurasi prism/ag/cof e 2 O 4 sampel B baik sebelum dan sesudah dikenai medan magnet luar dengan dua arah medan yang berlawanan. Ketika arah medan magnet paralele terhadap sumbu utama (M), pergeseran sudut SPR diperoleh sebesar 0,30 ±0,05. Akan tetapi, ketika arah medan dibalik, sudut SPR bergeser sejauh 0,10 ±0,05. Pergeseran sudut SPR yang berbeda tersebut diprediksi karena perubahan nilai indeks bias nanopartikel magnetik terhadap perubahan medan magnet luar [10]. Selain itu, perubahan indeks bias

Dewi Mayasari et al. Jurnal Fisika Indonesia 23 dan Instrumentasi FMIPA UGM beserta staf laboratorium Bapak Supriyanto dan Ibu Widyastuti atas perizinan dan pelayanan pemakaian laboratorium selama penelitian berlangsung. Informasi penulis 1 Pusat Teknologi Material, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Gedung 224,Jl. Kawasan Puspiptek, Muncul, Setu, Tangerang Selatan, 15314 Banten, Indonesia. 2 Department of Physics, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara PO BOX BLS 21, 55281, Yogyakarta, Indonesia. Gambar 8: Kurva ATR pada konfigurasi prisma/ag/sampel-b di bawah medan magnet luar yang arahnya (a) paralel dan (b) anti-paralel terhadap sumbu utama nanopartikel magnetik terhadap keberadaan medan magnet telah dilaporkan oleh Horng et al. secara eksperimen dengan menggunakan nanopartikel F e 3 O 4 [11]. 4.Kesimpulan Penambahan nanopartikel cobalt ferrite (CoF e 2 O 4 ) pada konfigurasi prisma/ag menggeser sudut SPR referensi sebesar (0,1 ±0,05 ) untuk sampel A (1,68 nm), (0,1 ±0,05 ) untuk sampel B (1,95 nm), dan (0,3 ±0,05 ) untuk sampel C (5,87 nm). Ketika diberikan pengaruh medan magnet luar, sudut SPR referensi bergeser sejauh (0,3 ±0,05 ) untuk sampel A, (0,3 ±0,05 ) untuk sampel B, dan (0,5 ±0,05) untuk sampel C. Sudut SPR bergeser sejauh (0,3 ±0,05 ) ketika arah medan magnet paralel dengan sumbu utama dan lebih jauh (0,6 ±0,05 ) ketika arah medan anti-paralel dengan sumbu utama. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Agung B.S. Utomo dan Dr. Guntur Maruto yang banyak memberikan masukan dan mengingatkan konsep-konsep dasar Fisika. Terimakasih kepada Bapak Wawas Swatatafrijiah, M.Sc. dan Dr.-Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng. selaku Direktur Pusat Teknologi Material yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian serta Dr. Eng. Rinto Anugraha NQZ selaku Kepala Laboratorium Fisika Material Pustaka 1. Löfås, S., McWhirter, A.: The art of immobilization for spr sensors. Chemical Sensors and Biosensors 4, 117 151 (2006) 2. Homola, J., Yee, S.S., Gauglitz, G.: Surface plasmon resonance sensors: Review. J Mater Res 54, 3 15 (1999) 3. Lee, W.H.K., Lahr: Hypo71: A computer program for determining hypocenter, magnitude, and first motion pattern of local earthquakes. In: Open-File Report U. S. Geological Survey, p. 100. United States Geological Survey, California (1972) 4. Setiadi, E.A.: Fabrikasi dan karakterisasi struktur kristal dan sifat kemagnetan nanopartikel cobalt ferrite (cofe 2o 4) beserta proses fungsionalisasinya dengan peg-4000. PhD thesis, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (2013) 5. Maier, S.A. (ed.): Plasmonics: Fundamentals and Applications. Springer, United Kingdom (2007) 6. Megasari, K.: Kajian fenomena surface plasmon resonance (spr) pada sistem lapisan tipis perak-nanopartikel magnetik fe 3o 4 dalam konfigurasi kretschmann. PhD thesis, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (2012) 7. Swanson, H.E., McMurdie, H.F., Morris, M.C., Evans, E.H., Paretzkin, B. (eds.): Standard X-Ray Diffraction Powder Patterns: Section 18-Data for 58 Substances. National Bureau of Standards, Washington (1971) 8. Morris, M.C., McMurdie, H.F., Evans, E.H., Paretzkin, B., Parker, H.S., Panagiotopoulos, N.C. (eds.): Standard X-Ray Diffraction Powder Patterns: Section 18-Data for 58 Substances. National Bureau of Standards, Washington (1981) 9. Kim, Y.I., Kim, D., Lee, C.S.: Synthesis and characterization of cofe 2o 4 magnetic nanoparticles prepared by temprature-controlled coprecipitation method. Physica B 337, 42 51 (2003) 10. Zhao, Y., Zhang, Y., Lv, R., Wang, Q.: Novel optical devices based on the tunable refractive index of magnetic fluid and their characteristics. Journal of Magnetism and Magnetic Materials 323, 2987 2996 (2011) 11. Horng, H.E., Hong, C.Y., Yang, S.Y., Yang, H.C.: Designing the refractive indices by using magnetic fluids. Applied Physics Letters 82, 2434 2436 (2003)