ADMINISTRASI PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek

PENCAIRAN DANA. B. Standar Kompetensi Memahami tata cara pelaksanaan pencairan dana melalaui KPPN.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERJALANAN DINAS. A. Pendahuluan

MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PNBP

TUPOKSI KEUANGAN. A. Pendahuluan

PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PNBP

CONTOH PEMBUKUAN BENDAHARA PENGELUARAN

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

: 05/SE/M/2006 : Mekanisme Pembayaran Dalam Pelaksanaan APBN Dilingkungan Departemen Pekerjaan Umu Ditetapkan : Diberlakukan :

MEKANISME PENCAIRAN APBN DAN SYARAT ADMINISTRASI PEMBEBANAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BIRO KEUANGAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER MEKANISME PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA APBN-P TAHUN ANGGARAN 2012

PEMINDAHTANGANAN BMN POLRI. Modul JP (450 menit) PENGANTAR

PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA

PRAKTEK PEMBUKUAN BENDAHARA PENGELUARAN. Kantor Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan mengelola DIPA tahun 2009 dengan perincian sebagai berikut :

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG

SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) BELANJA PEGAWAI

Metode Pembayaran Tagihan Negara

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 37370/UN4.1/KU.21/2016 TENTANG

REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

PENYIAPAN DOKUMEN PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN REVOLVING

PERSYARATAN ADMINISTRASI PEMBAYARAN BELANJA PNBP DAN BLU

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MIPA KampusKetintang Surabaya Telp. (031) Fax (031) website :

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)

BAB 4 EVALUASI PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN PEMERINTAH PADA PPPTMGB LEMIGAS. Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah di LEMIGAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran IPB Tahun Anggaran 2009 Nomor : / /XII/2009. MEMUTUSKAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI MEKANISME PEMBAYARAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2017

PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PINJAMAN LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 005 TAHUN 2013 R TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-66/PB/2005 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

KETENTUAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKSANA KEGIATAN SKPD-KSD

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

PERTANGGUNGJAWABAN PEMBAYARAN GAJI DI LINGKUNGAN POLRI MELALUI KPPN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) BARANG DAN JASA

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada subbagian

SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

LANGKAH AKHIR TAHUN PEKERJAAN KONTRAKTUAL TAHUN 2012 PROSEDUR, TANTANGAN DAN ALTERNATIF SOLUSINYA. Oleh : Agus Kuncoro, CERT.

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015)

2011, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

BUPATI SAMOSIR : 1. yang Bebas dan Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran

PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TANGGAL

PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PHLN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 182 TAHUN 2011 TENTANG

PENGHAPUSAN. Modul JP (450 menit) PENGANTAR

BUPATI B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H N O M O R L J S T A H U N

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 71/PMK.07/2011 TENTANG

BUPATI BINTAN. PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 16 Tahun 2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.77/MENHUT-II/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

SISTEM PENGELUARAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU. No. Dok : PM KEUPROG- 05 No. Revisi : 00 Tgl. Berlaku : 12 September Staf Keuangan dan Program

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

1 of 6 18/12/ :12

PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN DAN RALAT

PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 9 TAHUN 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BAB X PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH

PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMBAYARAN LS PIHAK KETIGA

BAUK DIR Prosedur Pengelolaan Keuangan: Pencairan dan Pertanggungjawaban UP 24 Mei 2013 (Ganti UP)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

III. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) SUB BAGIAN KEUANGAN

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 82/PMK.05/2007 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Manual Prosedur Penerimaan Negara Bukan Pajak

Transkripsi:

ADMINISTRASI PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN A. Pendahuluan Pusat Pendidikan Administrasi (Pusdikmin) merupakan satuan kerja dibawah Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol) yang menyelenggarakan pendidikan bidang pembinaan salah satunya adalah Pendidikan Pengembangan Spesialisasi Brigadir/PNS Golongan II Administrasi Keuangan. Penyelenggaraan Pendidikan Pengembangan Spesialisasi Brigadir/PNS Golongan II Administrasi Keuangan bertujuan supaya Brigadir/PNS Golongan II memiliki kemampuan dan keterampilan menejerial dalam penyelenggaraan dan pengelolaan anggaran pada satuan kerja. Pertanggungjawaban keuangan adalah bentuk dokumen laporan keuangan yang dilengkapi dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran uang yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. Materi Pertanggungjawaban pengertian pertanggungjawaban keuangan negara, Tugas dan kewenangan Pejabat Pembedaharaan Negara dan prosedur pertanggungjawaban permintaan pembayaran gaji dan membuat DPP gaji di lingkungan Polri serta pertanggungjawaban pelaksanaan an anggaran melalui Uang Persediaan ( UP ), Penggantian Uang Persediaan, Pembayaran Lagsung dan Kerja Lembur. Mata Pelajaran pertanggungjawaban keuangan ini adalah merupakan bagian dari tugas para pengelola administrasi keuangan sesuai dengan peraturan perundangundangan. Setelah mengikuti pembelajaran materi Pertanggungjawaban Keuangan diharapkan para peserta didik mampu memahami dan membuat kelengkapan pertanggungjawaban keuangan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. B. Standar Kompetensi Memahami dan trampil dalam membuat pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 1

MODUL 01 ADMINSITRASI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN UP, GUP, DAN KERJA LEMBUR 21 JP (945 menit ) PENGANTAR Dalam bagian ini dibahas materi tentang pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran melalui UP, GU dan LS; menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban keuangan melalui UP, GUP; Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban melalui pembayaran langsung ( LS ); menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban keuangan permintaan lembur sebagai dasar untuk pemahaman bagi para peserta pendidikan. KOMPETENSI DASAR 1. Memahami dan mampu membuat pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran melalui Uang Persediaan ( UP ), Penggantian Uang Persediaan, Pembayaran Lagsung dan Kerja Lembur. Indikator Hasil Belajar : a. Mejelaskan pertanggungjawaban pelaksanaan angaran melalui UP, GU dan LS. b. Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban keuangan melalui UP, GUP c. Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban melalui Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 2

pembayaran langsung ( LS ) d. Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban keuangan permintaan lembur. MATERI POKOK 1. Prosedur pertanggungjawaban keuangan ; 2. Pertanggungjawaban keuangan melalaui UP, GUP; 3. Pertanggungjawaban keuangan melalaui pembayaran langsung ( LS ); 4. Pertanggungjawaban keuangan permintaan lembur. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah digunakan untuk : a. Pendahuluan dan pengenalan bahasan b. Pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran melalui Uang Persediaan ( UP ), Penggantian Uang Persediaan, Pembayaran Lagsung dan Kerja Lembur. 1) Mejelaskan pertanggungjawaban pelaksanaan angaran melalui UP, GU dan LS. 2) Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban keuangan melalui UP, GUP 3) Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban melalui pembayaran langsung ( LS ) 4) Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban keuangan permintaan lembur. 2. Diskusi : Mendiskusikan tentang pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 3

belanja barang dan Lembur 3. Drill a. Membuat pertanggungjawaban jaldis jabatan b. Mengisi dan menghtung administrasi pertanggungjawaban belanja barang dan jasa melalui UP, GUP, dan lembur. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Peraturan Menteri Keuangan ( PMK No. 190 Tahun 2013 ). b. Peraturan Kapolri No. 22 Tahun 2012 2. Alat a. Whiteboard. b. Flipchart. c. Kertas flipchart. d. Komputer/laptop. e. LCD dan screen. f. Alat tulis. g. Blangko kwitansi, faktur, SSP, SPTB h. Balngko Daftar hadir lembur, Daftar nominatif uang lembur PROSES PEMBELAJARAN 1. Tahap awal : 10 menit a. Menyampaikan tujuan diberikan materi pertanggungjawaban keuangan; b. Mengeksplor tentang judul materi pertanggungjawaban. 2. Tahap inti : 835 menit a. Pendidik/Tenaga Kependidikan memberikan ceramah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran melalui UP, GU Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 4

dan LS; b. Pertanggungjawaban pelaksanaan angaran Lembur; c. Pendidik memberikan latihan membuat pertanggungjawaban aggaran melalaui UP, GUP dan LS; d. Pendidik memberikan latihan membuat pertanggungjawaban uang makan dan lembur. 3. Tahap akhir : 100 menit a. Cek penguasaan materi : Pendidik/Tenaga Kependidikan mengecek penguasaan materi dengan cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik. b. Membuat Learning point : Gadik/Dosen dan peserta didik merumuskan learning point tentangi materi pembelajaran yang telah disampaikan c. Membuat soal ujian ( evaluasi ) TAGIHAN / TUGAS Peserta didik diberikan penugasan untuk membuat dan mengisi administrasi pertanggungjawaban anggaran melalui UP, GUP, LS uang makan dan Lembur. LEMBAR KEGIATAN Materi diskusi 1. Kelompok 1 (satu) membahas prosedur pengajuan UP; 2. Kelompok 2 (dua) membahas pengajuan anggaran melalui GUP; 3. Kelompok 3 (tiga) membahas pengajuan anggaran melalui LS. Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 5

BAHAN BACAAN 1. Batasan Uang Persediaan (UP) Uang Persediaan dapat diberikan dengan batas-batas sebagai berikut : a. Sebesar keperluan riil bulan yang bersangkutan sesuai rencana penggunaannya, tidak boleh melebihi dari ¼ [seperempat] pagu belanja yang dapat dimintakan Uang Persediaan diberikan dengan jumlah setinggi tingginya Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah); b. Khusus untuk pembiayaan Kapal Patroli Polisi yang oleh Pejabat berwenang di lingkungan Polri ditugaskan berlayar terus menerus lebih dari satu bulan. Uang Persediaan dapat diberikan untuk keperluan lebih dari satu bulan dan setinggi tingginya Rp.500.000.000,-(lima ratus juta rupiah); c. Uang persediaan ( UP ) dapat diberikan setinggi tingginya : 1) 1/12 ( satu per duabelas ) dari pagu DIPA menurut kalsifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp. 50.000.000,- ( lima puluh juta rupiah ) untuk pagu sampai dengan Rp. 900.000.000,- ( Sembilan ratus juta rupiah ). 2) 1/18 ( satu per delapan belas ) dari pagu DIPA menurut kalsifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp. 100.000.000,- ( seratus juta rupiah ) untuk pagu diatas Rp 900.000.000, (sembilan ratus juta rupiah ) sampai dengan Rp. 2.400.000.000,- ( dua miliar empat ratus juta rupiah ). 3) 1/24 ( satu per duapuluh empat ) dari pagu DIPA menurut kalsifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp. 2000.000.000,- ( dua ratus juta rupiah ) untuk pagu diatas Rp. 2.400.000.000,- ( dua miliar empat ratus juta Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 6

rupiah ) 4) Pengisian kembali UP dapat diberikan apabila dana Up telah dipergunanakan sekurang kurangnya 75 % dari dana UP yang diterima. 2. Jenis belanja yang dapat dimintakan uang persediaan a. Keperluan sehari-hari perkantoran dan inventaris kantor. b. Belanja pengadaan bahan makanan meliputi : 1) Makan piket / jaga 2) Makan tahanan anggota 3) Extravoeding 4) Pelaksanaan operasi c. Belanja Barang untuk pelaksanaan Tupoksi meliputi : 1) Pendidikan dan Latihan 2) Poliklinik dan Obat obatan 3) Penyuluhan 4) Dukungan Kodal 5) Dukungan Operasi / Pengamanan 6) Bahan Bakar Minyak (BMP) 7) Perawatan dan Makan Tahanan 8) Turjawali 9) Penyelidikan dan Penyidikan 10) Dan lain-lain yang berhubungan dengan Tupoksi Satker d. Belanja pemeliharaan meliputi : 1) Biaya pemeliharaan gedung dan bangunan 2) Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan 3. Prosedur Penggunaan Uang Persediaan Kepada setiap satker dapat diberikan Uang Persediaan. Adapun Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 7

prosedur dan penggunaannya antara lain : a. SPM UP diajukan kepada KPPN dengan dilampiri rincian rencana penggunaan dana b. Penggunaan Uang Persediaan menjadi tanggung jawab Bendahara pengeluaran. c. Pengeluaran pengeluaran yang dilakukan sesuai bukti bukti yang sah dibebankan pada mata anggaran pengeluaran (MAK) sesuai pagu MAK yang tersedia dalam DIPA. d. Semua bukti pengeluaran harus terlebih dahulu disetujui / ditandatangani oleh Kasatker atau pejabat yang diberi kewenangan. e. Dalam setiap pembayaran harus dilaksanakan ketentuan mengenai pajak. f. Uang Persediaan tidak boleh digunakan untuk pengeluaran yang menurut ketentuan yang harus dibayar dengan cara pembayaran langsung (SPM - LS ). g. Bendahara Pengeluaran melakukan pengisian kembali Uang Persediaan segera setelah Uang Persediaan dimaksud digunakan (revolving). h. Untuk memperoleh Penggantian Uang Persediaan yang telah digunakan satker yang bersangkutan menerbitkan Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM - GU ). 4. Prosedur Penggunaan SPM GU. Satker dapat mengajukan Penggantian Uang Persediaan yang telah digunakan kepada KPPN dengan menyampaikan SPM GU yang dilampiri bukti asli pembayaran yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. SPM GU ditandatangani oleh pajabat penerbit SPM (Kasatker / Pejabat yang diberi kewenangan ) kemudian diajukan ke KPPN dengan dilampiri : Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 8

a. Surat Pernyataan Tanggung Jawab belanja ( SPTB ). PUSDIKMIN LEMDIKPOL b. Foto copy surat setoran pajak ( SSP) yang telah di legalisir oleh kasatker sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kuitansi, bukti bukti belanja / pengelaraan disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada satuam kerja yang bersangkutan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional. c. SPM GUP untuk penggatian Up dapatdisampaiakan kepda KPPN setiap hari kerja dilampri dengan rincian penggunaan dana untuk keperluan riil 1 (satu ) bulan berikutnya. d. Bukti bukti pembayaran diatas Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah ) yang dimuat dalam SPTJB dan sesuai ketentuan harus dipungut PPN dan PPh, Foto copy SSP berkenaan yang telah dilegalisir oleh Kasatker harus dilampirkan pada SPTJB. 5. Prosedur Penggunaan SPM TUP. a. Khusus untuk TUP yang jumlahnya melebihi Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah ) untuk keperluan belanja barang termasuk belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas bagi satker di lingkungan Mabes Polri, yang kedudukannya berada diluar wilayah DKI terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Kepala kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat sesuai dengan kedudukan Satker dan KPPN yang melayani; b. SPM TUP ditandatangani oleh Penerbit SPM ( Kasatker / Pejabat yang diberi kewenangan ), kemdian diajukan ke KPPN diajukan ke KPPN; c. Dalam hal Uang persediaan tidak mencukupi kebutuhan, satker dapat mengajukan tambahan Uang Persediaan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM TU). Dalam pengajuan SPM TU ke KPPN Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 9

agar dilampiri : 1) Surat Pernyataan dari Kasatker yang menyatakan bahwa : Tambahan Uang Persediaan tersebut diperlukan untuk membiayai kegiatan khusus untuk kebutuhan! (satu) bulan dan tidak digunakan untuk membiayai pengeluaran yang menurut ketentuan yang berlaku harus dibayar dengan SPM LS. Apabila dana tersebut tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, akan disetorkan ke rekening kas negara; 2) Rincian rencana penggunaan dalam 1 (satu) bulan. Pada rincian rencana penggunaan uang persediaan yang sudah diterima serta besarnya SPM TU berkenaan; 3) Rekening Koran yang menunjukan sado terakhir. 6. Pertanggungjawaban Uang Persediaan dan Tambahan Uang Persediaan Hubungan Pertanggungjawaban Uang Persediaan dengan Penerbitan Surat Perintah Membayar Penggantian Uang persediaan (SPM GU) adalah sebagai berikut : a. KPPN hanya menyetujui SPM GU yang sesuai dengan rincian rencana penggunaannya, bukti pengeluaran yang tidak disetujui dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran dan dananya harus disetor ke rekening Kas Negara; b. Tambahan Uang Persediaan (TU) agar seluruhnya diperhitungkan. Apabila masih terdapat sisa Tambahan Uang Persediaan yang belum di SPM GU kan sampai dengan batas waktu yang ditetukan, maka sesuai dengan Surat Pernyataan, sisa Tambahan Uang Persediaan dan bukti setoran tersebut ditatausahakan oleh KPPN sesuai dengan ketentuan Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 10

a. Uang Persediaan dan Tambahan Uang Pesediaan yang telah digunakan oleh Bendahara pengeluaran dipertanggungjawabkan dengan mengajukan SPM GU Nihil selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak diterbikan SPPD UP / TUP. Khusus uang persediaan kapal patroli Polisi dipertanggungjawabkan paling lambat satu bulan setelah kembali ke pangkalan / satuan; b. SPM GU untuk penggantian uang persediaan disampaikan ke KPPN setiap saat dilampiri pula dengan rencana penggunaan dana untuk keperluan riil 1(satu) bulan berikutnya; c. Apabila dalam batas waktu tersebut SPM GU belum diterima, KPPN wajib mengirim surat peringatan / teguran kepada kasatker; d. Tembusan surat peringatan / teguran disampaikan kepada Itwasum / Itwasda Polri yang bersangkutan dilingkungan wilayah kerjanya; e. Sisa Uang Persediaan yang terdapat pada akhir tahun anggaran harus disetor kembali ke Rekening Kas Umum Negara selambatlambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran berkenaan. 7. Pencairan Dana Melalui Pembayaran Langsung. a. Penerbitan Surat Perintah Pembayaran Langsung Pada setiap penyelesaian pekerjaan perlu dilakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam suatu dokumen Berita Acara Hasil Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan. yang memuat sekurang-kurangnya : 1) Identitas pekerjaan yang meliputi : a) Kantor / Satuan kerja pengelola pekerjaan b) Nomor dan tanggal kontrak kerja c) Tempat / lokasi pekerjaan d) Besar nilai kontrak Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 11

e) Nomor dan tanggal DIPA yang menjadi dasar pembuatan dan/atau ditunjuk dalam kontrak. 2) Tahap penyelesaian pekerjaan (termijn) 3) Pernyataan kesaksian atas prestasi kerja yang telah diselesaikan 4) Rekomendasi pembayaran hak / tagihan atas penyelesaian pekerjaan. Berita Acara dibuat sekurang-kurang 5 (lima) berkas dan disampaikan pada pihak yang melakukan kontrak (masing-masing satu berkas ), dua berkas (asli dan tindasan) kepada penerbit SPM (sebagai lampiran Permintaan Pembayaran) dan satu berkas untuk disimpan oleh pejabat pelaksana pemeriksaan pekerjaan yang bersangkutan. Berdasarkan Berita Acara Hasil Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan. Pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan menyampaikan Permintaan Pembayaran Langsung kepada PA / KPA untuk selanjutnya diteruskan kepada Pejabat Penerbit SPM berkenaan. Permintaan Pembayaran tersebut sekurang-kurangnya memuat : a) Nomor dan tanggal DIPA. b) Nomor dan tanggal kontrak c) Nilai Kontrak d) Jenis / lingkup pekerjaan e) Jadual Penyelesaian Pekerjaan f) Nilai Pembayaran yang Diminta g) Identitas penerima pembayaran (Nama Orang/ Perusahaan, Alamat, Nomor Rekening dan Nama Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 12

Bank ). h) Tanggal jatuh tempo pembayaran sesuai denga pasal dalam kontrak. Pengajuan Permintaan Pembayaran Langsung harus disertai bukti bukti yang sah antara lain : a) Asli dokumen Kontrak / SPK pengadaan barang dan jasa; b) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; c) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan; d) Kuitansi yang diisi dengan nilai pembayaran yang diminta. b. Pembayaran LS Biaya Operasi Kepolisian Pembayaran langsung untuk Belanja Barang Biaya Operasi Kepolisian (Uang Saku/Patroli/Penyuluhan dan Uang Makan) SPP harus dilampiri : 1) Kuitansi tanda terima yang ditanda tangani Bendahara Pengeluaran dan diketahui oleh Kasatker / KPA; 2) Foto copy Surat Perintah Pelaksanaan Operasi Kepolisian dari pejabat yang berwenang; 3) Rincian perhitungan biaya operasi sesuai indek yang telah ditentukan dalam DIPA dan/atau dokumen yang dipersamakan, khusus anggota Polri yang berpangkat IPDA ke atas dikenakan PPh Pasal 21; 4) Surat Setoran Pajak (SSP); 5) Daftar Nominatif Penerimaan uang saku/patroli/penyuluhan dan uang makan; Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 13

6) SPTB (Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja) dari KPA yang menyatakan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kegiatan dan kebenaran material serta akibat yang timbul dari kegiatan dimaksud. c. Penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM LS) Segera setelah menerima Permintaan Pembayaran. Pejabat Penerbitan SPM melakukan kegiatan penerbitan SPM melalui mekanisme sebagai berikut : 1) Penerimaan Permintaan Pembayaran Penerima Permintaan Pembayaran memeriksa kelengkapan berkas Permintaan Pembayaran, mengisi check-list kelengkapan berkas Permintaan Pembayaran, mencatat dalam buku pengawasan penerimaan Permintaan Pembayaran, kemudian menyerahkan tanda terima Penerimaan Pembayaran berkenaan. Selanjutnya disampaikan kepada Pejabat Penguji Permintaan Pembayaran. 2) Pengujian Permintaan Pembayaran Pejabat Penguji Permintaan Pembayaran melakukan pengujian sebagai berikut : a) Memeriksa keabsahan dokumen pendukung Permintaan Pembayaran; b) Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA; c) Memeriksa kesesuaian rencana kerja atau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indikator kinerja; Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 14

d) Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran, nilai tagihan yang harus dibayar dan jadual waktu pembayaran; e) Memeriksa pencapaian tujuan dan / atau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator kinerja yang tercantu dalam DIPA berkenaan dan / atau spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak. 3) SPM LS ditandatangani oleh Penerbit SPM ( Kasatker / Pejabat yang diberi kewenangan ) kemudian diajukan ke KPPN. 4) Penyampaian SPM LS : a) SPM LS disampaikan oleh Kasatker disertai dengan bukti pengeluaran yang sah b) Semua bukti pengeluaran harus terlebih dahulu disetujui / ditandatangani oleh Kasatker atau pejabat yang diberi kewenangan. c) Kasatker dalam menerbitkan SPM harus memperhitungkan pajak-pajak yang timbul dan / atau harus dibayar sebagai akibat pengeluaran yang dilakukan. d) Lampiran SPM LS : (1) Kontrak SPK pengadaan Barang dan Jasa; (2) Surat Pernyataan Kasatker bahwa penetapan Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 15

rekanan pemenang sudah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku; (3) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, Berita Acara Pemeriksaan Penyelesaian Hasil Pekerjaan; (4) Kwitansi yang disetujui oleh Kasatker sebagai PA / KPA; (5) Faktur pajak beserta SSP nya yang telah ditandatangani oleh Wajib Pajak; (6) Jaminan Bank. 5) Untuk Pembayaran langsung untuk belanjaq barang biaya Operasi Kepolisan ( Uang Saku / Patroli / penyuluhan dan Uang makan ) SPP harus dilampiri : a) Kuitansi tanda terima yang ditandatangani Bendahara pengeluaran dan diketahui oleh Kasatker / KPA; b) Foto copy Surat perintah Pelaksanaan Operasi Kepolisian dari pejabat yang berwenang; c) Rincian perhitungan biaya operasi sesuai indek yang telah ditentukan dalam DIPA dan / dokumen yang dipersamakan, Kusus anggotapolri yang berpangkat IPDA ke atas dikenakan PPh Pasal 21; d) Surat Setoran Pajak (SSP ); e) Daftar Nominatif Penerimaan uang saku / patroli / penyuluhan dan uang makan; f) SPTB ( Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja ) dari KPA yang menyaakan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kegiatan dan kebenaran material serta akibat yang timbul dari kegiatan yang dimaksud. Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 16

3. Prosedur permintaan lembur Kerja lembur adalah segala pekerjaan yang dikerjakan oleh PNS pada waktu-waktu tertentu diluar waktu kerja sebagaimana telah ditetapkan bagi tiap-tiap instansi dan kantor pemerintah. Uang lembur adalah Uang yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah melakukan kerja lembur. Daftar Hadir kerja memuat nama dan tanda tangan PNS sebagai bukti PNS tersebut hadir pada hari kerja. Surat perintah lembur dikeluarkan oleh kuasa Pengguana Anggaran/PPK dapat dibuat secara bulanan maupun hari-hari tertentusaat PNS melakukan kerja lembur. Surat perintah lembur memuat nama PNS yang diperintahkan kerja lembur, hari dan tanggal pelaksanaan lembur, lama waktu kerja lembur, dan pekerjaan yang harus diselesaikan. Besar uang kerja lembur untuk tiap-tiap jam ditetapkan dalam peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Umum. Pemberian uang kerja lembur pada harilibur kerja 200 % dari besarnya uang lembur pada hari kerja. RANGKUMAN Pengajuan permintaan pembayaran melalui Uang Persediaan (UP ), diberikan dengan batas-batas Sebesar keperluan riil bulan yang bersangkutan sesuai rencana penggunaannya, tidak boleh melebihi dari ¼ [seperempat] pagu belanja yang dapat dimintakan Uang Persediaan diberikan dengan jumlah setinggi tingginya Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 17

Pertanggungjawaban UP berbentuk Perggantian Uang Persediaan atau yang disebut GUP dengan kelengkapan : Kwitansi SSP dan faktur pajak ( bila kena PPn ) SPTB Faktur Kelengkapan pertanggungjawaban pembayaran melalui Langsung LS sekurang-kurangnya memuat : Nomor dan tanggal DIPA. Nomor dan tanggal kontrak Nilai Kontrak Jenis / lingkup pekerjaan Jadual Penyelesaian Pekerjaan Nilai Pembayaran yang Diminta Identitas penerima pembayaran ( Nama Orang / Perusahaan,Alamat, NomorRekening dan Nama Bank ). Tanggal jatuh tempo pembayaran sesuai denga pasal dalam kontrak. LATIHAN Buat kelengkapan pertanggungjawaban permintaan pembayaran melalui Uang Persediaan dan Pembayaran langsung ( LS ) dengan soal latihan yang telah disediakan. Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 18