BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh: INDRA WIJAYA NIM. I

PENGUJIAN KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS DAN FAKTOR GESEKAN PADA PENUKAR KALOR PIPA KONSENTRIK DENGAN TRAPEZOIDAL-CUT TWISTED TAPE INSERT

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PITCH

MEKANIKA Volume 10 Nomor 2, Maret 2012

STUDI EKSPERIMENTAL PENINGKATAN PERPINDAHAN PANAS PADA PENUKAR KALOR PIPA KONSENTRIK DENGAN REGULARLY SPACED HELICAL SCREW TAPE INSERT

PENGUJIAN KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS DAN FAKTOR GESEKAN PADA PENUKAR KALOR PIPA KONSENTRIK DENGAN SISIPAN PITA TERPILIN BERLUBANG

PENGUJIAN KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS DAN FAKTOR GESEKAN PADA PENUKAR KALOR PIPA KONSENTRIK DENGAN SISIPAN PITA TERPILIN BERLUBANG

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh: INDRA SETYAWAN NIM. I

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

MEKANIKA Volume 13 Nomor 2, Maret Budi Santoso Wibowo 1, Samsul Kamal 2, Budi Kristiawan 3 1.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

Disusun oleh : Arif ad Isnan NIM. I D. Danardono, ST., MT, Ph.D. NIP

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

BAB I PENDAHULUAN I.1.

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh: SEPTIAN FATCHURAHMAN NIM. I

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

Studi Eksperimental Karakteristik Perpindahan Kalor dan Faktor Gesekan Pada Penukar Kalor Pipa Konsentrik Dengan Modifikasi Sisipan Pita Terpilin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh: DHIMAS HUDA ANDITAMA NIM. I

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

MEKANIKA Volume 11 Nomor 2, Maret Tri Istanto 1, Wibawa Endra Juwana 1, Indri Yaningsih 1

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

BAB IV DATA DAN ANALISA

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh twist ratio terhadap bilangan Reynolds

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH VARIASI SUDUT STATIC MIXER TERHADAP KINERJA HEAT EXCHANGER

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN X STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN NANOFLUIDA UNTUK APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

MEKANIKA Volume 10 Nomor 2, Maret 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS DAN FAKTOR GESEKAN PADA PENUKAR KALOR PIPA KONSENTRIK DENGAN PERFORATED TWISTED TAPE INSERT

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk proses-proses pendinginan dan pemanasan. Salah satu penggunaan di sektor

PENGARUH TEMPERATUR DAN FRAKSI VOLUME TERHADAP NILAI PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI FLUIDA NANO TiO2/OLI TERMO XT32 PADA PENUKAR KALOR PIPA KONSENTRIK

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh: HANSEN HARTADO TARIGAN NIM. I

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

KAJIAN EXPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI DENGAN NANOFLUIDA Al2SO4 PADA HEAT EXCHANGER TIPE COUNTER FLOW

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BINSAR T. PARDEDE NIM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk mengantarkan fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat lain. Adapun sistem pen

Karakteristik Perpindahan Panas pada Double Pipe Heat Exchanger, perbandingan aliran parallel dan counter flow

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh: MUHAMMAD NAOFAL HAITAMI NIM. I

SIMULASI NUMERIK PENINGKATAN PERPINDAHAN PANAS PADA PENUKAR KALOR DENGAN RECTANGULAR- CUT TWISTED TAPE INSERT

RANCANG BANGUN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA HORISONTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH BILANGAN REYNOLDS TERHADAP KARAKTERISTIK KONDENSOR VERTIKAL TUNGGAL TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR LORONG UDARA TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PELAT DATAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PENENTUAN KINERJA PENUKAR KALOR

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

31 4. Menghitung perkiraan perpindahan panas, U f : a) Koefisien konveksi di dalam tube, hi b) Koefisien konveksi di sisi shell, ho c) Koefisien perpi

PENGUJIAN KARAKTERISTIK ALIRAN FASA TUNGGAL ALIRAN AIR HORISONTAL PADA ANNULUS SEMPIT DARI PENUKAR KALOR PIPA KONSENTRIK

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir. Perancangan Hydraulic Oil Cooler. bagi Mesin Injection Stretch Blow Molding

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

BAB 1 PENDAHULUAN. pertukaran kalor antara dua fluida,baik cair (panas atau dingin) maupun gas,di. mana fluida ini mempunyai temperature yang berbeda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

APLIKASI NANOFLUIDA PADA RADIATOR. Angga Permana, Ahmad Fauzan, Christiand Departemen Teknik Mesin, Universitas Indonesia, Depok

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB lll METODE PENELITIAN

PENGARUH DOUBLE-SIDED DELTA WING TAPE INSERT WITH ALTERNATE-AXIS

PENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PEMANAS AIR KAMAR MANDI MENGGUNAKAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat termal dari fluida kerja memegang peran penting dalam upaya efisiensi energi pada peralatan perpindahan kalor. Fluida yang digunakan pada perpindahan kalor antara lain seperti air, ethylene glycol, dan minyak pelumas mesin, secara umum memiliki sifat perpindahan kalor yang sangat rendah dibandingkan dengan kebanyakan benda padat, sehingga dalam hal ini perlu adanya pengembangan untuk meningkatkan sifat perpindahan kalor fluida konvensional tersebut. Perkembangan nano teknologi telah mengarah pada kelas fluida baru dan khusus atau disebut nanofluida, yang memiliki potensi besar untuk aplikasi pada perpindahan kalor. Istilah nanofluida berarti dua campuran fase dimana fase yang kontinu biasanya cairan dan fase yang terdispersi terdiri dari nanopartikel padat yang sangat halus, berukuran kecil dari pada 100 nm. Choi (1995), orang pertama yang menggunakan istilah nanofluida yang menggunakan fluida cair dengan nano partikel tersuspensi didalamnya. Partikel CuO dan Al 2 O 3 berukuran nanometer dicampur dengan fluida cair diantaranya air dan ethylene glycol. Dari hasil penelitiannya diperoleh peningkatan termal 1

2 konduktivitas sebesar 20%. Peningkatan konduktivitas termal sekitar 60% dapat dicapai untuk nanofluida terdiri dari air dan volume 5% nanopartikel (CuO) Eastmann et.al, (1997). dalam penelitiannya mengatakan peningkatan termal konduktivitas sebesar 40% untuk penambahkan 0.3% partikel Cu dalam ethylene glycol. Sedangkan Xuan dan Li (2000), menjelaskan suatu prosedur untuk mempersiapkan nanofluida dengan menggunakan peralatan hot wire untuk mengukur konduktivitas termal nanofluida dengan nanopartikel bubuk tembaga yang tersuspensi. Publikasi penelitian di atas telah banyak menginspirasi penelitian lebih lanjut terhadap sifat-sifat termal nanofluida serta untuk meyakinkan bahwa nanofluida sebagai media perpindahan kalor perlu diperhitungkan prospeknya. Perkembangan teknologi dibidang heat exchanger yang sangat signifikan menutut performa fluida kerja yang optimum, salah satu fluida kerja yang sering digunakan pada heat exchanger adalah oli. Dengan klasifikasi heat exchanger yang berbeda-beda tentunya dibutuhkan oli dengan tingkat kekentalan yang berbeda-beda pula. Faktor viskositas oli merupakan factor penting dalam menunjang performa heat exchanger, selain itu oli harus mampu menyerap dan melepaskan kalor dengan optimum. Penukar kalor (heat exchanger) adalah sebuah alat yang digunakan untuk memindahkan panas antara dua fluida atau lebih. Penukar kalor dapat diklasifikasikan menurut arah aliran fluida atau konstruksinya. Penukar kalor secara luas digunakan dalam aplikasi keteknikan. Alat penukar kalor sudah lama

3 dikenal oleh industri-industri yang berhubungan dengan fenomena perpindahan kalor. Perbaikan peningkatan kuantitas perpindahan kalor dari semua tipe penukar kalor telah digunakan secara luas dalam industri, diantaranya dalam proses pengambilan kalor kembali (heat recovery processes), pendingin udara sistem refrigerasi, dan reaktor kimia. Di samping menyimpan energi utama juga dapat dijadikan pilihan untuk mengurangi ukuran dan berat penukar kalor. Pada saat sekarang ini beberapa teknik peningkatan perpindahan kalor pada penukar kalor telah banyak dikembangkan. Peningkatan kuantitas perpindahan kalor pada dasarnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : memperluas permukaan perpindahan kalor, merusak lapis batas (boundary layer) sehingga derajat turbulensi aliran fluida bertambah, dan dengan memutar aliran fluida (swirl flow). Salah satu teknik yang digunakan untuk meningkatkan besarnya koefisien perpindahan kalor konveksi adalah dengan memberikan sisipan material atau yang sering disebut dengan insert yang berfungsi untuk meningkatkan turbulensi aliran fluida. Turbulensi aliran fluida memiliki efek positif pada koefisien perpindahan kalor konveksi dari alat penukar kalor, jenis aliran fluida yang turbulen diketahui memiliki nilai perpindahan kalor yang lebih baik dibandingkan dengan jenis aliran laminar. Dengan meningkatkan turbulensi aliran fluida di dalam pipa diharapkan koefisien perpindahan kalor konveksinya akan meningkat. Dengan meningkatnya koefisien perpindahan kalor konveksi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas perpindahan kalor pada sebuah alat penukar kalor. Di sisi lain, semakin

4 turbulen sebuah aliran fluida maka penurunan tekanan (pressure drop) yang terjadi antara sisi masuk dan sisi keluar dari aliran fluida tersebut semakin besar. Penurunan tekanan ini berpengaruh pada daya pemompaan (pumping power), dimana daya pemompaan adalah besarnya energi yang harus diberikan pompa kepada fluida untuk mengalirkan fluida tersebut. Oleh karena itu, semakin besar penurunan tekanan maka semakin besar pula daya pemompaan yang diperlukan, dimana hal ini dihubungkan dengan gesekan fluida (fluid friction) dan kontribusi penurunan tekanan lain sepanjang lintasan aliran fluida. Penurunan tekanan tersebut akan mengakibatkan kehilangan energi akibat gesekan antara fluida dengan permukaan saluran. Penurunan tekanan fluida mempunyai hubungan langsung dengan perpindahan kalor dalam penukar kalor, operasi, ukuran, dan faktor faktor lain, termasuk pertimbangan ekonomi. Karena itu, peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi dengan cara meningkatkan turbulensi aliran dalam pipa harus dikaitkan dengan penurunan tekanan yang dihasilkan. Efektivitas optimum dari modifikasi ini adalah perbandingan koefisien perpindahan kalor konveksi yang baik diikuti dengan penurunan tekanan yang kecil. Jenis insert yang banyak digunakan untuk meningkatkan perpindahan kalor dalam sebuah penukar kalor adalah sisipan pita terpilin (twisted tape insert). Pada bidang keteknikan, pipa dengan twisted tape insert telah digunakan secara luas sebagai alat untuk memutar aliran (swirl flow), secara kontinu untuk meningkatkan laju perpindahan kalor pada sebuah penukar kalor. Teknik twisted tape insert dalam sebuah pipa merupakan upaya peningkatan nilai koefisien perpindahan kalor konveksi dengan metode pasif, dimana metode ini tidak

5 memerlukan daya masukan dari luar dan tambahan daya yang diperlukan untuk meningkatkan perpindahan kalor diambil dari daya yang tersedia dalam sistem. Teknik twisted tape insert mempunyai beberapa keuntungan dalam peningkatan nilai perpindahan kalor sebuah penukar kalor, yaitu : harga yang relatif murah, perawatan mudah, ringkas dan proses manufakturing yang sederhana. Oleh karena itu, penelitian mengenai karakteristik perpindahan panas dan faktor gesekan pada sebuah penukar kalor dengan twisted tape insert penting untuk dilakukan. Penelitian ini akan menguji pengaruh variasi twist ratio dari twisted tape insert di pipa dalam dari penukar kalor pipa konsentrik saluran annular terhadap efektifitas perpindahan panas. Penelitian ini berfokus pada penggunaan fluida dasar nanofluida dengan menggunakan heat transfer oil. Hal tersebut dikarenakan banyak digunakan oleh industri. Penelitian berikut ini mencoba mengkaji potensi nanofluida untuk peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi pada heat transfer oil yang diharapkan dapat diterapkan dalam bidang industri. Nanofluida yang digunakan merupakan campuran nanopartikel TiO 2 dan heat transfer oil (Termo XT32) sebagai fluida dasarnya dan peningkatan efektivitas alat penukar kalor dengan menggunakan twisted tape insert dengan variasi twist ratio yang berbeda-beda. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang Studi Eksperimental Efektivitas Alat Penukar Kalor Pipa Konsentrik Saluran Annular Dengan Twisted Tape Insert Pada

6 Nanofluida Titanium Oxide (TiO 2 ) Dengan Fluida Dasar Oli Termo XT32. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengetahui pengaruh variasi temperature (T h,i ) fluida nano TiO 2 /Heat transfer oil termo XT32 terhadap perpindahan kalor konveksi dan efektivitas alat penukar kalor pipa konsentrik? 2. Bagaimana mengetahui pengaruh variasi fraksi volume fluida nano TiO 2 /Heat transfer oil termo XT32 terhadap perpindahan kalor konveksi dan efektivitas alat penukar kalor pipa konsentrik? 3. Bagaimana mengetahui pengaruh twist ratio dari twisted tape insert terhadap efektivitas dan perpindahan kalor konveksi alat penukar kalor pipa konsentrik? 4. Bagaimana pengaruh twist ratio dari twisted tape insert dan penambahan nano partikel TiO 2 dengan fraksi volume sebesar 0,3 %Vol terhadap pumping power heat transfer area. 1.3. Batasan Masalah Pada penelitian ini untuk membatasi agar pembahasan permasalahan tidak meluas, maka peneliti perlu untuk memberikan batasan masalah. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Fluida dasar yang digunakan adalah heat transfer oil termo XT32. 2. Alat penukar kalor berupa pipa konsentrik (concentric tube heat exchanger) satu laluan dengan bentuk penampang pipa adalah lingkaran dengan lebar celah antar pipa konstan sebesar 0,009 m, diameter hidrolik 0,0011 m, dengan panjang penukar kalor 1 m.

7 3. Pipa-pipa yang digunakan terbuat dari stainless steel. 4. Twisted tape insert berupa aluminium strip, twisted tape insert yang dipasang di pipa dalam divariasi dengan twist ratio berturut-turut 3, 6, dan 9. 5. Arah aliran kedua fluida dalam alat penukar kalor adalah berlawanan arah (counter flow). 6. Pipa luar diisolasi dengan glasswool isolator sebanyak 7 lapisan sehingga perpindahan kalor ke lingkungan dapat diminimalisasi. 7. Pengujian dilakukan pada posisi penukar kalor mendatar (horizontal). 8. Fluida yang digunakan dalam pengujian ini adalah fluida nano TiO 2 / Heat transfer oil termo XT32 untuk fluida panas dan air untuk fluida dingin. 9. Parameter yang dibuat konstan yaitu debit aliran air dingin di annulus dan fluida kerja di pipa dalam (inner tube) yaitu: 2 LPM. 10. Jumlah titik pembacaan temperatur yang akan diamati pada pengujian ini adalah 4 titik yaitu: 2 titik untuk mengukur temperatur air dingin masuk dan keluar dari annulus pada seksi uji, 2 titik untuk mengukur temperatur fluida nano TiO 2 /Heat transfer oil termo XT32 panas masuk dan keluar dari inner tube pada seksi uji.

8 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh variasi temperature (T h,i ) fluida nano TiO 2 /Heat transfer oil termo XT32 terhadap perpindahan kalor konveksi dan efektivitas pada alat penukar kalor pipa konsentrik. 2. Mengetahui pengaruh variasi fraksi volume fluida nano TiO 2 /Heat transfer oil termo XT32 terhadap perpindahan kalor konveksi dan efektivitas alat penukar kalor pipa konsentrik. 3. Mengetahui pengaruh twist ratio dari twisted tape insert terhadap efektivitas dan perpindahan kalor konveksi pada alat penukar kalor pipa konsentrik. 4. Mengetahui pengaruh twist ratio dari twisted tape insert dan penambahan nano partikel TiO 2 dengan fraksi volume sebesar 0,3 %Vol terhadap pumping powerheat transfer area. 1.5. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai suatu bahan referensi dan memberikan kontribusi yang baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang maupun untuk perkembangan teknologi nanofluida.