EFEKTIVITAS NaCl DAN CaCl 2 DALAM MEMURNIKAN MDAG DENGAN METODE CREAMING DEMULSIFICATION TECHNIQUE. Abstrak. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi p-issn: Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-issn:

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN MONO DAN DIACYLGLYCEROL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PROSES GLISEROLISIS

III. METODE PENELITIAN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri dunia menganalisa peningkatan pasar emulsifier. Penggunaan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Bab III Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

PENGGANDAAN SKALA PRODUKSI MONO DAN DIASILGLISEROL (MDAG) BERBASIS SAWIT DENGAN METODE GLISEROLISIS ANDRI J LAKSANA

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Sifat Fisikokimia Bahan Baku

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 11,4 juta ton dan 8 juta ton sehingga memiliki kontribusi dalam

FORMULASI DAN PENGOLAHAN MARGARIN MENGGUNAKAN FRAKSI MINYAK SAWIT PADA SKALA INDUSTRI KECIL SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG

STUD1 KlNETlKA KONVERSI DISTILAT ASAM LEMAK KELAPA MENJADI PENGEMULSI MENGGUNAKAN ENZlM LIPASE Rhizomucor meihei DALAM REAKTOR TANGKI KONTINYU 1)

PENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

LAMPIRAN A DATA BAHAN BAKU

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN SUHU REAKSI DAN RASIO VOLUME GLISEROL DAN PALM FATTY ACID DISTILLATE UNTUK SINTESIS MONO-DIASILGLISEROL DEVINA KURNIATI

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SINTESIS MONO-DIASILGLISEROL BERBASIS GLISEROL DAN PALM FATTY ACID DISTILLATE

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

STUDI PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK MINYAK NILAM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

Bab III Bahan dan Metode

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI

PEMURNIAN MONO-DIASILGLISEROL HASIL ESTERIFIKASI PALM FATTY ACID DISTILLATE DAN GLISEROL DENGAN EKSTRAKSI PELARUT SAPONIFIKASI DAN DESTILASI MOLEKULER

BAB 3 METODE PENELITIAN

INTERESTERIFIKASI INTERESTERIFIKASI 14/01/2014

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

MATERI DAN METODE. Materi

Bab III Metodologi Penelitian

Perbandingan aktivitas katalis Ni dan katalis Cu pada reaksi hidrogenasi metil ester untuk pembuatan surfaktan

6 FRAKSINASI DAN ISOLASI PROTEIN WHEY SUSU KUDA SUMBA

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP

PENGGUNAAN MINYAK SAWIT MERAH UNTUK PEMBUATAN LEMAK BUBUK

Bab IV Hasil dan Pembahasan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Lingkup Penelitian Penyiapan Gliserol dari Minyak Jarak Pagar (Modifikasi Gerpen 2005 dan Syam et al.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil dan Mutu (PAHAM) Pusat

III. METODA PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

PENENTUAN WAKTU REAKSI DAN KONSENTRASI KATALIS UNTUK SINTESIS MONO-DIASILGLISEROL MELAN AULIYA ANDRIANI

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak goreng. Badan Standardisasi Nasional ICS

OPTIMASI SEPARASI PADA PEMISAHAN GLISEROL HASIL PROSES HIDROLISA MINYAK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis)

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMASI PROSES DEASIDIFIKASI MINYAK SAWIT UNTUK MEMINIMALKAN KERUSAKAN KAROTENOID DALAM PEMURNIAN MINYAK SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) 1)

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

III. METODE PENELITIAN

MODIFIKASI PROSES IN-SITU DUA TAHAP UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI LOGO

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET

Lapisan n-heksan bebas

I. PENDAHULUAN. untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. gugus hidrofilik pada salah satu sisinya dan gugus hidrofobik pada sisi yang

Bab III Metodologi Penelitian

PEROLEHAN KEMBALI ASAM ASETAT DARI LIMBAH CAIR PARASETAMOL DENGAN CARA EKSTRAKSI ILASI CAIR-CAIR DAN DIST. Oleh, ERNIK YULIANA

Transkripsi:

EFEKTIVITAS NaCl DAN CaCl 2 DALAM MEMURNIKAN MDAG DENGAN METODE CREAMING DEMULSIFICATION TECHNIQUE The Effectivity of NaCl and CaCl 2 in Purification of MDAG using Creaming Demulsification Technique Mursalin 1 *, Sahrial 1, Nur Wulandari 2 1 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi, Jalan Raya Jambi-Muara Bulian Km.15 Mendalo Darat, Jambi 36122, Telp. 0741-580053 2 Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Kampus IPB Darmaga PO Box 220 Bogor 16002, Telp.0251-8621210/8621219, Fax.0251-8623203 *Email: mursalin@unja.ac.id Abstrak Penghilangan residu gliserol MDAG dengan metode creaming demulsification technique (CDT) telah terbukti berhasil dengan baik, metode ini hampir sama efektifnya dengan pemurnian menggunakan alat separasi short path distilation (SPD). CDT adalah metode penghilangan gliserol dari MDAG dengan prinsip merusak sistem emulsi w/o (gliserol/mdag) baik secara fisik (penerapan panas dan pengadukan) maupun secara kimia (penambahan larutan elektrolit). Larutan elektrolit yang digunakan dapat berasal dari asam, garam, atau campuran keduanya. Penelitian ini mempelajari efektivitas penggunaan larutan NaCl dan CaCl 2 5% sebagai larutan elektrolit dalam sistem CDT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CaCl 2 lebih efektif daripada NaCl dalam memisahkan gliserol dari sistem emulsi MDAG. Pemurnian dengan larutan elektrolit CaCl 2 dan NaCl 5% masing-masing menghasilkan MDAG murni dengan kandungan gliserol 1,64 dan 0,70% dari kandungan asalnya sebesar 14.99%. Kata kunci: CaCl 2, CDT, demulsifikasi, elektrolit, MDAG, NaCl, purifikasi Abstract Purification of MDAG produced by glycerolysis from its glycerol residue using creaming demulsification technique (CDT) has been successfully conducted and it is almost as effective as using short path distillation (SPD). This research studied the separation of glycerol residues from MDAG by using creaming demulsification technique with the use of NaCl dan CaCl 2 5% as the electrolyte solution. The results showed that the separation of the glycerol from the emulsion system of MDAG using CaCl 2 is more effective than NaCl. Purification with CDT using 5% CaCl 2 and NaCl electrolyte solution produces pure MDAG containing glycerol 1.64% and 0.70%, respectivel, from the initial content of 14.99%. Keywords: creaming, CaCl 2, demulsifikation, MDAG, NaCl, purification PENDAHULUAN Alat pemisah residu gliserol dari Mono dan di-asilgliserol (MDAG) yang selama ini dianggap paling efektif adalah Short Path Distillation (SPD) atau destilasi molekuler. Proses purifikasi menggunakan alat ini dapat menghasilkan MDAG dengan kemurnian sekitar 99.8%. Sayangnya, jenis purifikator ini masih sangat mahal harganya dengan teknologi yang belum bisa diadopsi secara menyeluruh oleh masyarakat (Duran et al. 2011; Marttinello et al. 2008). Telah banyak metode penghilangan gliserol dari MDAG yang dikembangkan oleh peneliti, diantaranya cara ekstraksi menggunakan pelarut isooktan (80 g/400 ml) yang diikuti dengan proses kristalisasi dan fraksinasi pada suhu 35 o C 196

(Chetpattananondh dan Tongurai, 2008); dengan cara melarutkan MDAG dalam heksan, disentrifuse pada kecepatan tinggi selama 5-10 menit, lalu dikristalisasi pada suhu refrigerator selama 16-18 jam dan difraksinasi (Affandi, 2007); dengan cara netralisasi menggunakan NaOH 1 M dalam etanol 50% lalu dilarutkan dalam heksana (1:5, b/b), dikristalisasi pada suhu 4 C selama 4 jam, dan difraksinasi (Sukopitojo, 2011). Metode penghilangan gliserol dengan cara-cara tersebut menghasilkan kemurnian MDAG sudah cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri. Creaming demulsification technique (CDT) adalah metode yang diaplikasikan pada proses pemurnian MDAG yang diproduksi secara gliserolisis. Prinsip dari metode ini adalah merusak sistem emulsi yang ada dengan cara pembentukan krim dan skim. Metode CDT merusak stabilitas emulsi secara fisika melalui pemanasan dan pengadukan dan secara kimia melalui penambahan larutan elektrolit. Larutan elektrolit yang digunakan dapat berupa asam atau garam atau campuran dari keduanya. Hasil penelitian sebelumnya membuktikan metode ini berhasil menurunkan kandungan residu gliserol pada MDAG dari 14.66% hingga tinggal 0.02% (Mursalin et al., 2015). Sebagai pembanding, metode yang hampir sama dengan CDT telah dikembangkan oleh Chetpattananondh dan Tongurai (2008) menggunakan larutan elektrolit berupa HCl 35% sebanyak 1 ml untuk 100 g produk MDAG. Penambahan HCl dilakukan pada suhu 80 o C sambil terus diaduk. Setelah itu campuran dibiarkan hingga terbentuk 2 lapisan, lapisan bawah dibuang dan lapisan atas diambil untuk selanjutnya dicuci sebanyak 3 kali dengan air panas suhu 90 o C. Campuran MDAG dan air panas ini dijaga suhunya agar tetap 80 o C sambil terus diaduk. Kemudian campuran dibiarkan untuk beberapa saat hingga kembali terbentuk 2 lapisan fraksi, fraksi bawah dibuang dan fraksi atas diambil sebagai produk MDAG yang bebas gliserol. Dengan cara ini dapat diturunkan kandungan gliserol bebas dari 11.2% hingga tinggal 1.01%. Wardiyati dan Mitsuo (1995) yang mengkaji pemecahan emulsi air-dalamminyak (W/O), melaporkan bahwa pemecahan emulsi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara fisika dengan pemusingan menggunakan alat setrifugasi kecepatan 3000-3500 rpm dan cara kimia dengan penambahan larutan pemecah emulsi (asam 4-ethyI benzen sulfonat dan garamnya, metanol). Pemecahan emulsi secara fisika memerlukan waktu lebih dari 8 jam, pemecahan emulsi secara kimia untuk penggunaan larutan asam 4- ethyl benzen sulfonat dan garamnya memerlukan waktu 25 menit, untuk larutan metanol memerlukan waktu 6 menit. Hal ini menunjukkan bahwa emulsi lebih mudah dipecah secara kimia yaitu dengan penambahan larutan pemecah emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas NaCl dan CaCl 2 sebagai larutan elektrolit dalam pemurnian MDAG dengan metode CDT dan melihat perbedaan karakteristik produk MDAG yang dihasilkan dari 2 jenis larutan elektrolit yang digunakan. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, larutan elektrolit NaCl 5% dibandingkan efektivitasnya dengan CaCl 2 5% dalam merusak emulsi W/O (gliserol-dalam-mdag) secara kimia sehingga gliserol lebih mudah dipisahkan. MDAG yang digunakan berasal dari SEAFAST Center IPB, diproduksi dalam skala pilot plant dari bahan baku FHPKO dengan metode gliserolisis. Rasio MDAG dengan larutan elektrolit yang digunakan dalam pemurnian menggunakan metode CDT adalah 1:1 dan rasio krim dengan air 197

untuk pencucian juga 1:1. Proses pemurnian MDAG dilakukan dengan cara memanaskan MDAG hingga mencapai suhu 70 C selama 5 menit dalam gelas piala lalu memasukkan MDAG cair bersuhu 65 o C sebanyak 500 ml ke dalam reaktor berkapasitas 1 L. Larutan elektrolit dengan suhu 10 o C lebih panas dari MDAG, dicampurkan dengan MDAG cair sambil dilakukan pengadukan menggunakan agitator selama 10 menit dengan kecepatan 300 rpm. Setelah waktu proses tercapai, campuran didiamkan selama 10 menit lalu dipisahkan hingga diperoleh fraksi skim dan krim, fraksi skim dibuang. Fraksi krim selanjutnya dicuci menggunakan air panas sebanyak 500 ml dengan suhu 10 C lebih tinggi dari suhu krim. Selama pencucian dilakukan pengadukan menggunakan agitator berkecepatan 300 rpm selama 10 menit. Setelah waktu proses pencucian tercapai, campuran fase krim dan skim dipisahkan menggunakan sentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit. Produk MDAG hasil pencucian yang diperoleh siap untuk dianalisis (Mursalin et al., 2015). Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah komposisi gliserida (Modifikasi AOCS Official Method Cd 11b-91 2003) menggunakan Gas Chromatography (Shimadzu GC-9AM, Japan, dengan detektor FID), kadar asam lemak bebas (ALB) dengan metode titrasi (AOCS Ca 5a-40 2003) dan kadar gliserol bebas dengan metode titrasi (AOCS Official Method Da 23-56 1997). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik MDAG sebelum dan sesudah pemurnian MDAG sebelum pemurnian, seperti terlihat pada Tabel 1, mengandung gliserol bebas yang cukup tinggi yaitu sebesar 2.00 % (metode titrasi). Setelah dilakukan proses pemurnian, kadar gliserol bebas turun menjadi 0.44 % (metode titrasi). Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan metode CDT kadar gliserol bebas pada MDAG dapat diturunkan secara signifikan. Hasil analisis GC untuk komposisi MDAG sebelum dan sesudah pemurnian dapat dilihat pada Gambar 1. Kromatogram pada Gambar 1a menunjukkan residu gliserol bebas pada MDAG sebelum pemurnian muncul pada menit ke 3.199 sebesar 12.14 %. Setelah pemurnian, persentase residu gliserol bebas turun menjadi 0.64 % pada menit ke 3.233 (kromatogram pada Gambar 1b). Tabel 1. Perbandingan kadar asam lemak dan gliserol bebas (metode titrasi) sebelum dan setelah pemurnian Analisis Hasil MDAG sebelum Pemurnian Asam lemak bebas (%) 2.30 2.44 Gliserol bebas (%) 2.00 0.44 MDAG setelah Pemurnian 198

Gambar 1. Kromatogram MDAG sebelum pemurnian (A) dan setelah pemurnian (B) Efektivitas NaCl dan CaCl 2 Sebagai Larutan Elektrolit pada Sistem CDT Kadar gliserol bebas, asam lemak bebas, dan fraksi asilgliserol yang dikandung MDAG hasil pemurnian dengan metode CDT ternyata mengalami perubahan yang cukup signifikan. Tabel 2 menunjukkan perbandingan komposisi MDAG sebelum dan setelah dimurnikan dengan menggunakan larutan elektrolit NaCl 5%. Penggunaan larutan NaCl 5% menyebabkan penurunan gliserol bebas dari 14.99 % menjadi 1.64 %. Penurunan gliserol bebas menyebabkan terjadinya kenaikan fraksi asilgliserol (MAG, DAG, dan TAG) dan asam lemak bebas pada produk MDAG. Kadar MAG pada MDAG sebelum pemurnian sebesar 32.27 % naik menjadi 38.26 %. Kadar DAG pada MDAG sebelum pemurnian 11.84 % naik menjadi 16.29 %. Kadar TAG pada MDAG tanpa pemurnian 33.62 % naik menjadi 35.33 %. Asam lemak bebas (ALB) naik dari 7.28 % menjadi 7.93 %. 199

Tabel 2. Kandungan gliserol bebas, ALB dan fraksi asilgliserol MDAG sebelum dan setelah dimurnikan dengan metode CDT menggunakan larutan elektrolit NaCl 5% Sampel Berat Sampel (g) Gliserol bebas (%) ALB (%) Fraksi asilgliserol (%) MAG DAG TAG Sebelum dimurnikan 0.0253 14.99 7.28 32.27 11.84 33.62 Setelah dimurnikan 0.0255 1.64 7.93 38.26 16.29 35.33 Jumlah kenaikan komponen - 13.35 0.65 5.99 4.99 1.71 Keterangan: data diperoleh dari kromatogram hasil analisis GC Pemurnian MDAG dengan menggunakan larutan elektrolit CaCl 2 hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel tersebut menunjukkan penurunan kadar gliserol bebas setelah dimurnikan, dari 14.99 % menjadi 0.70 %. Penurunan gliserol bebas menyebabkan terjadinya kenaikan fraksi asilgliserol (MAG, DAG, dan TAG) dan asam lemak bebas pada produk MDAG. Terlihat bahwa kadar MAG meningkat dari 32.27 % menjadi 36.24 %, kadar DAG meningkat dari 11.84 % menjadi 17.42 %, kadar TAG meningkat dari 33.62 % menjadi 37.67 %, dan Asam lemak bebas (ALB) naik dari 7.28 % menjadi 7.97 %. Tabel 3. Kandungan gliserol bebas, ALB dan fraksi asilgliserol MDAG sebelum dan setelah dimurnikan dengan metode CDT menggunakan larutan elektrolit CaCl 2 5% Sampel Berat Sampel (g) Gliserol bebas (%) ALB (%) Fraksi asilgliserol (%) MAG DAG TAG Sebelum dimurnikan 0.0253 14.98 7.28 32.27 11.84 33.62 Setelah dimurnikan 0.0253 0.70 7.97 36.24 17.42 37.67 Jumlah kenaikan komponen - 14.28 0.69 3.97 5.58 4.05 Keterangan: data diperoleh dari kromatogram hasil analisis GC Perbandingan antara Tabel 2 dan 3 memperlihatkan larutan CaCl 2 5% lebih efektif untuk digunakan sebagai larutan elektrolit pemecah emulsi W/O dibandingkan dengan larutan NaCl 5%. CDT yang mengaplikasikan larutan NaCl 5% menurunkan gliserol bebas dari 14.99 % menjadi 1.64 %, sedangkan dengan larutan CaCl 2 dapat menurunkan gliserol bebas dari 14.99 % menjadi 0.70 %. Kromatogram MDAG sebelum dan setelah pemurnian dapat dilihat pada Gambar 2 (dengan larutan NaCl) dan Gambar 3 (dengan larutan CaCl 2 ). 200

Gambar 2. Chromatogram MDAG sebelum pemurnian (A) dan setelah pemurnian dengan larutan NaCl (B) Gambar 3. Chromatogram MDAG sebelum pemurnian (A) dan setelah pemurnian dengan larutan CaCl 2 (B) 201

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas NaCl dan CaCl 2 digunakan sebagai larutan elektrolit dalam pemurnian MDAG dengan metode CDT, diperoleh kesimpulan bahwa pemurnian MDAG dengan metode CDT lebih efektif menggunakan larutan elektrolit CaCl 2 dibandingkan dengan NaCl. Proses pemurnian MDAG dengan larutan NaCl 5% dapat menurunkan gliserol bebas dari 14.99 % menjadi 1.64 %, sedangkan dengan larutan CaCl 2 5% dapat menurunkan gliserol bebas dari 14.99 % menjadi 0.70 %. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada DP2M DIKTI atas bantuan dana penelitian program MP3EI tahun 2017, SEAFAST CENTER IPB yang telah memberikan fasilitas penelitian, dan semua pihak yang telah ikut membantu terlaksananya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [AOCS] American Oil Chemists Society. 1997. Official Methods and Recommended Practices of the American Oil Chemists Society. Illinois: Am. Oil Chem. Soc. Press, Champaign. [AOCS] American Oil Chemists Society. 2003. Official Methods and Recommended Practices of the American Oil Chemists Society. Illinois: Am. Oil Chem. Soc. Press, Champaign. Chetpattananondh P, Tongurai C. 2008. Synthesis of High Purity Monoglycerides from Crude Glycerol and Palm Stearin. Songklanakarin J. Sci. Technol. 30(4): 515-521. Duran MA, Filho RM, and Maciel MRW. 2011. Fractionation of Green Coffee Oil by Molecular Distillation: Modeling and Simulation. J Mater Sci Eng. A(1): 264-271. ISSN 1934-8959. Affandi, Arief R. 2007. Sintesis Mono dan Diasilgliserol Dari Minyak Inti Sawit Dengan Metode Gliserolisis. Skripsi. FATETA IPB Bogor. Martinello MA, Leone I, and Pramparo M. 2008. Simulation of Deadification Process by Molecular Distillation of Deodorizer Distillate. Latin American Applied Research. 38: 299-304. Mursalin, Lavlinesia, Yernisa. 2015. Aplikasi Teknik Demulsifikasi Pembentukan Krim dalam Pemurnian MDAG yang Diproduksi Secara Gliserolisis. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian, FATETA-UNJA 2015. Hal. 44-48 Sukopitojo, S. 2011. Interesterifikasi Enzimatik Bahan Baku Berbasis Minyak Sawit Untuk Produksi Cocoa Butter Equivalents. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB. Wardiyati, Siti dan Mitsuo Takeuchi. 1995. Studi Percobaan Pembuatan dan Pemecahan Emulsi "Air Dalam Minyak". Prosiding dan Presentasi llmiah PPPN-BATAN Yogyakarta 25-27 April 1995. ISSN 0216-3128 202