BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam istilah bahasa Arab disebut dengan./ al-adabu /الادب Al-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

ANALISIS STRUKTURAL DAN SEMIOTIK DALAM NOVEL / ATUN INDA NUQTATI AL-SIFRI/ PEREMPUAN DI TITIK NOL KARYA NAWAL AL- SA DAWI SKRIPSI SARJANA OLEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB III METODE PENELITIAN. Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan ide-ide, penggambaran hal-hal, atau benda-benda

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB 1 PENDAHULUAN. tanda ini disebut semiotik. Oleh karena itu, analisis semiotik itu tidak dapat

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

Pengajuan judul serta persiapan dan penyusunan proposal penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 16 April 1988 film Grave of the Fireflies mulai beredar di

di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL lewat sebuah cerita fiksi. Begitu juga dengan novel THE DRAGON SCROLL yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

Bab I Pendahuluan. pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius). Setelah memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. warisan leluhur nenek moyang kita sangat beragam dan banyak. menarik perhatian para ilmuwan, salah satunya berupa hikayat.

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terbukti dengan banyaknya sastrawan sastrawan yang terkenal di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang pembaca dihadapkan pada sebuah karya sastra, tidak sedikit pembaca

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL BERLAYAR KE SURGA KARYA RAMADHA TSULATSI HAJAR DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

ANALISIS NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA.A. SARDJONO (KAJIAN RELATIVISME) Rahmat Kartolo 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya haruslah karya sastra dianalisis. Dalam analisis itu karya sastra diuraikan unsur-unsur pembentuknya. Dengan demikian, makna keseluruhan karya sastra akan dapat dipahami. (Hill, 1966:6) dalam (Pradopo, 1995: 108) Nurgiyantoro (1995 : 22-23) membagi unsur yang membangun sebuah novel dalam karya sastra atas dua bagian yaitu unsur instrinsik dan ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra. Unsur yang dimaksud, misalnya, peristiwa, cerita plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Dalam penelitian ini penulis mengkaji tentang struktural dan semiotik dalam novel /imra atun inda nuqtati al-sifri/ karya Nawal Al-Sa dawi. Pada struktural penulis hanya memfokuskan pada unsur instrinsik berupa tema, tokoh, latar dan alur sedangkan pada semiotik berupa ikon, indeks dan simbol. Adapun analisis stuktural memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah karya sastra yang utuh. Secara definitf, strukturalisme memberikan perhatian terhadap analisis unsur-unsur karya sastra. Unsur-unsur karya sastra terutama prosa di antaranya x

adalah tema, peristiwa atau kejadian, latar, penokohan, perwatakan, alur, plot dan sudut pandang (Ratna, 2007: 93). Sementara Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Adapun semiotik yaitu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensikonvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Dalam lapangan kritik sastra, penelitian semiotik meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada konvensi-konvensi tambahan dan meneliti ciri-ciri (sifat-sifat) yang menyebabkan bermacam-macam cara (modus) wacana mempunyai makna (Preminger, dkk., 1974: 980) dalam (Pradopo, 1995: 119). Adapun dua orang tokoh yang dianggap sebagai pendiri semiotik yaitu ferdinand de Saussure dan Charles Sander Peirce. Saussure yang dikenal sebagai bapak ilmu bahasa modern mempergunakan istilah semiologi, sedangkan Pierce yang seorang ahli filsafat memakai istilah semiotik. Mereka tidak saling mengenal, menyebabkan adanya perbedaan yang mendasar, terutama dalam penerapan konsep-konsep.yang bersifat semiotik struktural, model pierce bersifat analitis. Adanya ketidaksamaan antara keduanya, tampaknya lebih disebabkan oleh kenyatan bahwa mereka berasal dari dua disiplin ilmu yang berbeda. Pierce memusatkan perhatian pada berfungsinya tanda pada umumnya dengan menempatkan tanda-tanda linguistik pada tempat yang penting, namun bukan yang utama. Sebaliknya, Saussure mengembangkan dasar-dasar teori linguistik umum. Kekhasan teorinya terletak pada kenyataan bahwa ia menganggap bahasa sebagai sistem tanda, mengandung arti bahwa ia terdiri dari sejumlah unsur, dan tiap unsur itu saling berhubungan secara teratur dan berfungsi sesuai dengan kaidah, sehingga ia dipakai untuk berkomunikasi. Teori tersebut melandasi teori linguistik modern (Zaimar dalam Nurgiyantoro, 1995: 44). Di dalam semiotik tanda mempunyai dua aspek yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk formalnya yang menandai sesuatu yang disebut petanda. Sedangkan petanda adalah sesuatu yang ditandai oleh xi

penanda itu yang artinya. Contohnya kata ibu merupakan tanda berupa satuan bunyi yang menandai arti: orang yang melahirkan kita. Tanda itu tidak haya satu macam saja, tetapi ada beberapa berdasarkan hubungan antara penanda dan petandanya. Jenis-jenis tanda yang utama adalah ikon, indeks, dan simbol. Karya sastra sebuah totalitas mengandung tanda-tanda yang bersifat mewakili sesuatu yang lain yang disebut dengan makna. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang unsur-unsur atau bagian-bagiannya saling berjalinan erat. Dalam struktur itu, unsur-unsur tidak mempunyai makna dengan sendirinya, maknanya ditentukan oleh saling berhubungan dengan unsur-unsur lainnya dan keseluruhan atau totalitasnya, bahwa makna unsur-unsur tersebut hanya dapat dipahami dan dinilai sepenuhnya atas dasar pemahaman tempat dan fungsi unsur tersebut dalam keseluruhan karya sastra. Oleh sebab itu untuk menganalisis karya sastra secara semiotik terlebih dahulu harus dilakukan analisis karya sastra secara struktural. Novel /imra atun inda nuqtati al-sifri/ karya Nawal Al-sa dawi terdiri dari 115 halaman dan 3 bab. Terjemahannya adalah perempuan di Titik Nol (Amir Sutaarga, 200) terdiri dari 155 halaman. Novel /imra atun inda nuqtati al-sifri/ telah beberapa kali dicetak ulang dan yang penulis gunakan adalah cetakan ke-enam, yang menceritakan tentang seorang wanita Mesir bernama Firdaus yang akan mendapat hukuman mati dikarenakan ia membunuh seorang germo. Firdaus hidup dalam keluarga yang sederhana dan tidak harmonis. Firdaus sangat dekat dengan pamannya, ketika ayahnya meninggalnya ia diasuh oleh pamannya. Pamannya memasukkan Firdaus ke sekolah Dasar hingga ke sekolah Menengah. Setelah tamat sekolah ia dikawinkan dengan seorang Syekh yang berumur 60 tahun, oleh suaminya ia diperlakukan bukan layaknya seorang istri sampai akhirnya ia melarikan diri dan ketika ia duduk di warung kopi ia bertemu dengan seorang pria bernama Biyaumi dan Firdaus pun tinggal bersama pria itu, hal yang sama juga terjadi padanya ia kerap kali mendapatkan perlakuan kasar dan ia pun melarikan diri dan sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Sharifa xii

dan perempuan inilah yang memperkenalkan profesi pelacur ia sukses menjadi pelacur kaya yang menentukan harga tinggi ketika di ajak berkencan. Dengan pendekatan struktural dan semiotik adalah merupakan langkah yang tepat untuk lebih menyempurnakan analisis karya sastra berupa novel. Sebagaimana diketahui karya sastra dianggap kurang memiliki kesempurnaan apabila menganalisis strukturalnya saja. Berdasarkan hal tersebut, penulis sangat tertarik untuk menganalisis novel / imra atun inda nuqtati al-sifri/ Perempuan di Titik Nol Karya Nawal Al-Sa dawi dengan pendekatan struktural dan semiotik dan berusaha mendeskripsikan tema, penokohan, latar dan alur kemudian menafsirkan tanda-tanda yang ada dalam novel tersebut, apakah tanda itu merupakan bentuk ikon, indeks, maupun simbol, yang mana dengan penafsiran tanda-tanda yang ada berarti juga penafsiran terhadap makna yang terkandung dalam novel tersebut. Disamping itu, hal lain yang menarik bagi penulis untuk menjadikan novel ini menjadi suatu objek penelitian, karena novel perempuan di titik nol merupakan salah satu novel penting dalam kesusastraan Arab moderen. Hal ini dibuktikan dengan adanya apresiasi para kritikus sastra dan masyarakat pada umumnya serta kekaguman penulis terhadap pengarang yang mau mengangkat perjuangan perempuan Mesir untuk merebut kedudukan dan hak-hak yang sama dan lebih penting lagi untuk mendapat perubahan nilai dan sikap kaum lelaki Mesir terhadap perempuan, masih belum sepenuh nya tercapai dan karena penulis melihat masih ada perbedaan gender dalam isi cerita novel tersebut Adapun teori yang penulis pakai untuk mencari tema, tokoh, latar dan alur dan tanda-tanda semiotik dalam tema, tokoh, latar dan alur di dalam Novel / imra atun inda nuqtati al-sifri / Perempuan di Titik Nol Karya Nawal Al- Sa dawi adalah teori-teori dari beberapa pakar semiotik Pierce yang terdapat dalam buku Zoest, dan Sobur dan yang penulis gunakan sebagai panduan adalah buku Sobur, sedangkan untuk membahas strukturnya penulis menggunakan buku Nurgiyantoro dan didukung dengan teori Aminuddin xiii

1.2 Perumusan Masalah Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok pembahasan, maka perlu adanya rumusan masalah sehingga tidak keluar dari topik permasalahan. Maka penulis memberikan batasan-batasan sebagai berikut : 1. Bagaimana struktur berupa tema, tokoh, latar dan alur dalam Novel / -sifri/ Perempuan di Titik Nol Karya Nawal Al-Sa dawi? 2. Bagaimana tanda-tanda semiotik dalam tema, tokoh, latar dan alur di dalam novel / - sifri/ Perempuan di Titik Nol Karya Nawal Al-Sa dawi? 1.3 Tujuan Penelitian Suatu masalah dianggap penting dan memerlukan pemecahan, apabila hasil pemecahan itu dapat dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, karena setiap pekerjaan haruslah mempunyai tujuan. Berdasarkan pernyataan diatas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mendeskripsikan struktur berupa tema, tokoh, latar dan alur dalam Novel / -sifri/ Perempuan di Titik Nol Karya Nawal Al-Sa dawi. 2. Untuk mengetahui tanda-tanda semiotik dalam tema, tokoh, latar dan alur di dalam novel / - sifri/ Perempuan di Titik Nol Karya Nawal Al-Sa dawi. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Untuk memudahkan bagi peneliti-peneliti berikutnya yang ingin meneliti aspek yang sama dari karya yang lain. xiv

2. untuk menambah referensi dan sebagai acuan bagi mahasiswa/i dalam menganalisis prosa arab di Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra USU. 3. Memberikan sumbangsih dan masukan bagi Program Studi Bahasa Arab khususnya di bidang sastra. 1.5. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu menjelaskan dan memaparkan tentang hal yang diteliti dengan jelas dan penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan memperoleh data dari buku-buku yang relevan di bidang ilmu tersebut. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah novel / / atun inda nuqtati al-sifri/ dan terjemahannya Perempuan di Titik Nol. Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan Latin peneliti memakai pedoman transliterasi Arab-Latin yang diterbitkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Menteri Agama yang tertuang dalam SK No.158 tahun 1987 dan No. 0543b/U/1987 pada tanggal 22 Januari 1988. Adapun tahap-tahap pengumpulan data sebagai berikut : 1. Mengumpulkan bahan rujukan yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. 2. Mempelajari dengan membaca berulang-ulang novel / atun inda nuqtati al-sifri/ karya Nawal Al-Sa dawi yang asli dan terjemahannya, 3. kemudian mengklasifikasikan data utama yaitu kalimat-kalimat yang ada kaitannya dengan struktural dan semiotik dalam novel / atun inda nuqtati al-sifri / karya Nawal Al-Sa dawi berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro dan Pierce. xv

4. Mendeskripsikan data dan menyusunnya secara sistematis dalam bentuk skripsi. xvi