BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kemiskinan dan Penyebab Kemiskinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama di negara sedang berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB I PENDAHULUAN. dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut didukung oleh Jhingan (2004), yang mengungkap bahwa negara

Herminawaty A Prodi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Ekonomi Universitas Bosowa Makassar

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, dan tingkat pendidikan yang rendah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesejahteraan sosial dapat didefenisikan sebagai suatu kondisi kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu negara sangat tergantung pada jumlah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masalah klasik dan mendapat perhatian khusus dari negara-negara di dunia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISIS MODEL. Tabel 5.1. Output regresi model persentase penduduk miskin absolut (P 0 )

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

DAFTAR ISI Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 15

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, sandang,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas.

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kabupaten/kota di Jawa Tengah dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

TINJAUAN PUSTAKA. Kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semenjak Januari 2001, Indonesia memasuki fase baru dalam

Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap kemiskinan di Kota Jambi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN MADIUN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

APLIKASI REGRESI DATA PANEL UNTUK PEMODELAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel prediktor terhadap variabel respons. Hubungan fungsional

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

dilakukan oleh sejumlah peneliti antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto (2010) dengan judul Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik (BPS, 2009).

PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN UPAH MINIMUM TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta)

DAFTAR ABSTRAKSI TUGAS AKHIR ILMU EKONOMI PERIODE JULI AGUSTUS 2013

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

3. METODE. Kerangka Pemikiran

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh penulis melibatkan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian terdahulu digunakan untuk menentukan metode, kasus ataupun variabel yang digunakan dalam penelitian. Penelitian terdahulu ini menjadi sangat penting digunakan untuk mengetahui hubungan antara penelitian yang pernah dilakukan dengan penelitian yang dilakukan saat ini. Selain itu, penjelasan mengenai penelitian tedahulu yang dijadikan acuan oleh peneliti menjadi bentuk penghargaan bagi peneliti sebelumnya. Sehingga akan terhindar dari duplikasi karya tulis karena dalam penelitian ini mengambil kutipankutipan hasil dari penelitian terdahulu. Berikut ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan penulis dalam menyusun penelitian ini Vierkury Metyopandi, Rahma Fitriani, dan Eni Sumarminingsih melakukan penelitian pada tahun 2014 tentang METODE REGRESI PANEL SPASIAL PADA PEMODELAN TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR. Dalam penelitian ini Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari beberapa publikasi yang dikeluarkan Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur untuk wilayah Kabupaten/Kota provinsi Jawa Timur pada tahun 2004 sampai tahun 2011 dengan peubah yang digunakan adalah tingkat kemiskinan sebagai dependen Y dengan peubah bebas yaitu penduduk yang tamat SD, penduduk yang melek huruf, penduduk yang bekerja, penduduk yang bekerja di bidang pertanian, rumah tangga dengan luas lantai perkapita < 8, rumah tangga yang tidak menggunakan air bersih dan rumah tangga yang tidak menggunakan jamban sendiri. Hasil uji menunjukkan bahwa permasalahan tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2008-2011 lebih tepat dimodelkan dengan pendekatan Fixed Effect Spatial Autoregressive. Dari model SAR-FE yang terbentuk, pengaruh tingkat 10

11 kemiskinan di suatu lokasi dipengaruhi secara positif oleh rata-rata tingkat kemiskinan lokasi tetangga disekitar lokasi tersebut sebesar 0.745. Faktor yang paling mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2008-2011 adalah penduduk usia 15 tahun yang tamat SD. Anik Djuraidah dan Aji Hamim Wigena tahun 2012 melakukan penelitian tentang untuk Menentuan Faktor-faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) adalah persentase penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan (GK) dan variabel independen yaitu X1 adalah persentase penduduk yang tidak dapat membaca pada usia 15-55 tahun, X2 adalah persentase penduduk yang tidak tamat Sekolah Dasar, X3 adalah persentase rumah tangga yang menggunakan air minum yang tidak berasal dari air mineral, air PAM, pompa air, sumur atau mata air terlindung, X4 adalah persentase penduduk yang menempati rumah sehat yang luas lantai per kapita yang ditempati minimal 8 m 2, X5 adalah persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian, X6 adalah persentase penduduk yang bekerja pada sektor non pertanian, X7 adalah persentase penduduk yang bekerja di sektor formal, X8 adalah persentase penduduk yang bekerja di sektor informal. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah model otoregresif spasial (spatial autoregressive models, SAR). Tujuan penelitian ini adalah menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan dengan model regresi spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahawa model terbaik adalah SAR dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan adalah persentase penduduk yang tidak tamat Sekolah Dasar (SD) atau tidak bersekolah, persentase penduduk yang menggunakan air minum yang tidak berasal dari air mineral, air PAM, pompa air, sumur atau mata air terlindung, dan persentase penduduk yang menempati rumah dengan kategori sehat yaitu dengan luas lantai lebih dari 8 m2. Luh Putu Safitri Pratiwi, I Gusti Ayu Made Srinadi, dan Made Susilawati pada tahun 2013 melakukan penelitian tentang ANALISIS KEMISKINAN DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI SPASIAL DURBIN (Studi Kasus: Kabupaten Gianyar). Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan adalah

12 Persentase Rumah tangga miskin (Y),persentase jumlah sarana pelayanan kesehatan (X1), persentase jumlah sarana sekolah (X2) persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian (X3), persentase penduduk yang bekerja di sektor formal (X4), persentase penduduk yang bekerja di sektor informal (X5), persentase rumah tangga yang menggunakan (X6), persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih (X7), penduduk yang belum tamat SD (X8), pendapatan rutin desa (X9), dan jarak desa dari pusat Kabupaten Gianyar (X10). Pada penelitian analisis yang digunakan adalah Spatial Durbin Model (SDM). Tujuan dari pemodelan SDM adalah untuk menentukan hubungan ketergantungan spasial yang terjadi tidak hanya di variabel dependen, tetapi juga pada variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel dependen signifikan tertinggal ditunjukkan oleh parameter ρ = 5,9804 > χ0,05 ; 1 2 = 3.841. Lag variabel independen yang signifikan adalah variabel independen dengan bobot yang signifikan, tetapi tidak ada variabel independen yang signifikan dengan pembobotan. Fatkhul Mufid Cholili (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Pengangguran, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Jumlah Penduduk Miskin (Studi Kasus 33 Provinsi Di Indonesia). Dalam penelitian variabel independen yang digunakan adalah indeks pembangunan manusia, produk domestik regional bruto, dan pengangguran. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah jumlah penduduk miskin. Model Ordinary Least Square (OLS) digunakan pada penelitian ini untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian memperlihatkan adanya pengaruh secara simultan dari ketiga variabel independen dengan koefisien determinan 0.743 (R-Square). Namun ketika diuji secara parsial PDRB tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan, sedangkan IPM dan pengangguran secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Adit Agus Prastyo (2010) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota Di Jawa

13 Tengah.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pendidikan, dan tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Tengah dari tahun 2003 hingga tahun 2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah panel data dengan pendekatan efek tetap ( fixed effect model ), dan menggunakan jenis data sekunder. Penggunaan dummy wilayah dalam penelitian ini adalah untuk melihat variasi tingkat kemiskinan di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Adjusted R 2 cukup tinggi yaitu 0.982677. Sedangkan hasil dari penelitian ini adalah bahwa variabel pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pendidikan, dan tingkat pengangguran berpengaruh signifikan terhadap variabel tingkat kemiskinan. Whisnu Adhi Saputra (2011) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB, IPM, Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten / Kota Jawa Tengah. Model regresi yang digunakan adalah metode analisis regresi linier dengan metode estimasi parameter Ordinary Least Squares, menggunakan Panel Data dengan menggunakan pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Jumlah Penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Tengah, PDRB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Tengah, Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Tengah, dan Pengangguran berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Tengah. Restuty Anggereny Rumahorbo (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara. Dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel yang diduga mempengaruhi jumlah penduduk miskin adalah Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita, Inflasi dan Pengangguran. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Ordinary Least Square (OLS), yang menggunakan metode regresi linear untuk mengelola data tersebut dengan menggunakan eviews 7. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Koefisien determinasi (R²) sebesar 0.932199 yang

14 berarti bahwa variabel-variabel bebas yaitu pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Per kapita, Inflasi, dan Pengangguran berpengaruh terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara. Ari Widiastuti (2010) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 2004-2008. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan alat analisis panel data, yang terdiri dari data times series selama periode 2004-2008 dan data cross section 35 kabupaten/kota Jawa Tengah. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel adalah dengan menggunakan fixed effect model (FEM) yaitu dengan memasukan variabel dummy dalam persamaan atau disebut juga dengan Least Square Dummy Variable (LSDV). Dummy wilayah digunakan dalam model ini karena adanya perbedaan karakteristik dan sumber daya yang dimiliki masing-masing wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi dan pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan. Sementara itu, variabel jumlah penduduk dan desentralisasi fiskal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan. Desi Setiani (2015) melakukan penelitian tentang Penerapan Untuk Pemodelan Kemiskinan di Indonesia Tahun 2013. Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) adalah jumlah penduduk miskin dan variabel independen yaitu indeks pembangunan manusia, jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan jumlah pengangguran. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah model otoregresif spasial (spatial autoregressive models, SAR). Tujuan penelitian ini adalah menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan dengan model regresi spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model terbaik adalah SAR dan faktorfaktor yang mempengaruhi kemiskinan adalah indeks pembangunan manusia, jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan jumlah pengangguran. Perbedaan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini dengan penelitianpenelitian yang telah dijelaskan sebelumnya yakni metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini ialah model regresi spasial. Data yang digunakan dalam

15 penelitian ini adalah data sekunder yang diunduh dari website resmi BPS Propinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan persentase penduduk miskin yang berada dibawah garis kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2013 sebagai variabel dependen (Y) dan 3 variabel independen (X) yaitu : tingkat pengangguran terbuka, persentase penduduk yang bekerja disektor pertanian, dan jumlah penduduk.

16 No 1 2 Keterangan Metyopandi, dkk Djuraidah dan Wigena Tabel 1. Penelitian Terdahulu Pratiwi, dkk. -2012-2013 Cholili (2014) Prastyo (2010) Penelitian Saputra (2011) Rumahorbo (2014) Widiastuti (2010) Setiani (2015) Septiana (Sekarang) Jenis Penelitian Jurnal Jurnal Jurnal Jurnal Skripsi Skripsi Skripsi Skripsi Skripsi Skripsi Metode Penelitian Variabel Dependen Persentase penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan Persentase Rumah tangga miskin Panel linear panel linier linear panel 3 Jumlah Penduduk Miskin 4 Persentase penduduk miskin Variabel Independen 5 Jumlah penduduk 7 Tingkat pengangguran terbuka 8 Persentase Penduduk yang bekerja di bidang pertanian 9 IPM 10 Persentase Penduduk yang melek huruf 11 Penduduk yang bekerja 12 Pertumbuhan ekonomi

17 No 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Keterangan Metyopandi, dkk Djuraidah dan Wigena Pratiwi, dkk. -2012-2013 Cholili (2014) Prastyo (2010) Penelitian Saputra (2011) Rumahorbo (2014) Widiastuti (2010) Setiani (2015) Septiana (Sekarang) Jenis Penelitian Jurnal Jurnal Jurnal Jurnal Skripsi Skripsi Skripsi Skripsi Skripsi Skripsi Metode Penelitian Rumah tangga dengan luas lantai perkapita < 8m 2 Rumah tangga yang tidak menggunakan air bersih Rumah tangga yang tidak menggunakan jamban sendiri Persentase penduduk yang tidak dapat membaca pada usia 15-55 tahun Persentase penduduk yang tidak tamat Sekolah Dasar persentase penduduk yang bekerja di sektor non pertanian Persentase penduduk yang bekerja di sektor formal Persentase penduduk yang bekerja di sector informal persentase jumlah sarana pelayanan kesehatan persentase jumlah sarana sekolah Panel linear panel linier linear panel

18 No 23 Keterangan Metyopandi, dkk Djuraidah dan Wigena Pratiwi, dkk. -2012-2013 Cholili (2014) Prastyo (2010) Penelitian Saputra (2011) Rumahorbo (2014) Widiastuti (2010) Setiani (2015) Septiana (Sekarang) Jenis Penelitian Jurnal Jurnal Jurnal Jurnal Skripsi Skripsi Skripsi Skripsi Skripsi Skripsi Metode Penelitian persentase rumah tangga yang menggunakan TV 24 pendapatan rutin desa 25 jarak desa dari pusat Kabupaten Gianyar Panel linear panel linier linear 26 Jumlah pengangguran 27 PDRB 28 Penduduk berumur 10 tahun keatas lulus pendidikan terakhir SMA keatas 29 Upah minimum 30 Desentralisasi Fiskal 31 Pendapatan perkapita 32 Inflasi panel 33 Angka melek huruf 34 Jumlah penduduk yang bekerja di bidang pertanian

19 2.2 Pengertian Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. (http://wikipedia.com ). World Bank (2010) mendefinisikan kemiskinan sebagai kekurangan dalam kesejahteraan, dan terdiri dari banyak dimensi. Ini termasuk berpenghasilan rendah dan ketidakmampuan untuk mendapatkan barang dasar dan layanan yang diperlukan untuk bertahan hidup dengan martabat. Kemiskinan juga meliputi rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan, akses masyarakat miskin terhadap air bersih dan sanitasi, keamanan fisik yang tidak memadai, kurangnya suara, dan kapasitas memadai dan kesempatan untuk hidup yang lebih baik itu. Dalam arti proper, kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Dalam arti luas. Chambers (dalam Chriswardani Suryawati, 2005) mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu intergrated concept yang memiliki lima dimensi, yaitu: 1) kemiskinan (proper ), 2) ketidakberdayaan ( powerless ), 3) kerentanan menghadapi situasi darurat ( state of emergency ), 4) ketergantungan ( dependence ), dan 5) keterasingan (isolation ) baik secara geografis maupun sosiologis. Hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain, seperti tingkat kesehatan dan pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum, kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal, ketidak berdayaan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri (Chriswardani Suryawati, 2005). Kemiskinan dibagi dalam empat bentuk, yaitu : a. Kemiskinan Absolut

20 Kemiskinan absolut ialah lah kondisi dimana seseorang memiliki pendapatan dibawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang dibutuhkan untuk bisa hidup dan bekerja. b. Kemisikinan Relatif Kemiskinan relatif ialah kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan. c. Kemiskinan Kultural Kemiskinan kultural mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar. d. Kemiskinan Struktural Kemiskinan struktural ialah situasi miskin yang disebabkan oleh rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan suburnya kemiskinan. 2.3 Penyebab Kemiskinan Bank Dunia ( World Bank ) mengidentifikasikan penyebab kemiskinan dari perspektif akses dari individu terhadap sejumlah aset yang penting dalam menunjang kehidupan, yakni aset dasar kehidupan (misalnya kesehatan dan ketrampilan/pengetahuan), aset alam (misalnya tanah pertanian atau lahan olahan), aset fisik (misalnya modal, sarana produksi dan infrastruktur), aset keuangan (misalnya kredit bank dan pinjaman lainnya) dan aset sosial (jaminan sosial dan hakhak politik). Ketiadaan akses dari satu atau lebih dari aset-aset diatas adalah penyebab seseorang jatuh terjerembab kedalam kemiskinan.

21 Menurut Samuelson dan Nordhous (2004) bahwa penyebab dan terjadinya penduduk miskin dinegara yang berpenghasilan rendah adalah karena dua hal pokok yaitu rendahnya tingkat kesehatan dan gizi, dan lambatnya perbaikan mutu pendidikan. Menurut Nasikun dalam Chriswardani Suryawati (2005), beberapa sumber dan proses penyebab terjadinya kemiskinan, yaitu : a. Policy Induces Process Policy induces process yaitu proses pemiskinan yang dilestari kan, direproduksi melalui pelaksanaan suatu kebijakan, diantaranya adalah kebijakan anti kemiskinan, tetapi relitanya justru melestarikan. b. Socio-Economic Dualism Socio-Economic Dualism, negara bekas koloni mengalami kemiskinan karena poal produksi kolonial, yaitu petani menjadi marjinal karena tanah yang paling subur dikuasai petani sekala besar dan berorientasi ekspor. c. Population Growth Population growth adalah prespektif yang didasari oleh teori Malthus, bahwa pertambahan penduduk yang cepat yang jauh melebihi oeningkatan produktifitas pangan. d. Resources Management and The Environment, Resources management and the environment adalah unsur mismanagement sumber daya alam dan lingkungan, seperti manajemen pertanian yang asal tebang akan menurunkan produktivitas. e. Natural Cycle and Processes Natural cycle and process adalah kemiskinan terjadi karena siklus alam. Misalnya tinggal dilahan kritis, dimana lahan itu jika turun hujan akan terjadi banjir, akan tetapi jika musim kemarau kekurangan air, sehingga tidak memungkinkan produktivitas yang maksimal dan terus-menerus.

22 f. The Marginalization Of Woman The marginalization of woman ialah peminggiran kaum perempuan karena masih dianggap sebagai golongan kelas kedua, sehingga akses dan penghargaan hasil kerja yang lebih rendah dari laki-laki. g. Cultural and Ethnic Factors Cultural and ethnic factors, bekerjanya faktor budaya dan etnik yang memelihara kemiskinan. Misalnya pada pola konsumtif pda petani dan nelayan ketika panen raya, serta adat istiadat yang konsumtif saat upacara adat atau keagamaan. h. Exploatif Intermediation, Exploatif intermediation, keberadaan penolong yang menjadi penodong, seperti rentenir. i. Internal Political Fragmentation and Civil Stratfe Internal political fragmentation and civil stratfe ialah suatu kebijakan yang diterapkan pada suatu daerah yang fragmentasi politiknya kuat, dapat menjadi penyebab kemiskinan. j. International process International process, bekerjanya sistem internasional (kolonialisme dan kapitalisme) membuat banyak negara menjadi miskin. 2.4 Ukuran Kemiskinan Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), tingkat kemiskinan didasarkan pada jumlah rupiah konsumsi berupa makanan yaitu 2100 kalori per orang per hari (dari 52 jenis komoditi yang dianggap mewakili pola konsumsi penduduk yang berada dilapisan bawah), dan konsumsi nonmakanan (dari 45 jenis komoditi makanan sesuai kesepakatan nasional dan tidak dibedakan antara wilayah pedesaan dan perkotaan). Patokan kecukupan 2100 kalori ini berlaku untuk semua umur, jenis kelamin, dan perkiraan tingkat kegiatan fisik, berat badan, serta perkiraan status fisiologis

23 penduduk, ukuran ini sering disebut dengan garis kemiskinan. Penduduk yang memiliki pendapatan dibawah garis kemiskinan dikatakan dalam kondisi miskin. Menurut Sayogyo, tingkat kemiskinan didasarkan jumlah rupiah pengeluaran rumah tangga yang disetarakan dengan jumlah kilogram konsumsi beras per orang per tahun dan dibagi wilayah pedesaan dan perkotaan (Criswardani Suryawati, 2005). Daerah pedesaan: a. Miskin, bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 320 kg nilai tukar beras per orang per tahun. b. Miskin sekali, bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 240 kg nilai tukar beras per orang per tahun. c. Paling miskin, bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 180 kg nilai tukar beras per orang per tahun. Daerah perkotaan: a. Miskin, bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 480 kg nilai tukar beras per orang per tahun. b. Miskin sekali: bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 380 kg nilai tukar beras per orang per tahun. c. Paling miskin, bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 270 kg nilai tukar beras per orang per tahun. Bank Dunia mengukur garis kemiskinan berdasarkan pada pendapatan seseorang. Seseorang yang memiliki pendapatan kurang dari US$ 1 per hari masuk dalam kategori miskin (Criswardani Suryawati, 2005). Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengukur kemiskinan berdasarkan dua kriteria (Criswardani Suryawati, 2005), yaitu: a. Kriteria Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS) yaitu keluarga yang tidak mempunyai kemampuan untuk menjalankan perintah agama dengan baik, minimum makan dua kali sehari, membeli lebih dari satu stel pakaian per orang per tahun, lantai rumah bersemen lebih dari 80%, dan berobat ke Puskesmas bila sakit.

24 b. Kriteria Keluarga Sejahtera 1 (KS 1) yaitu keluarga yang tidak berkemampuan untuk melaksanakan perintah agama dengan baik, minimal satu kali per minggu makan daging/telor/ikan, membeli pakaian satu stel per tahun, rata-rata luas lantai rumah 8 meter per segi per anggota keluarga, tidak ada anggota keluarga umur 10 sampai 60 tahun yang buta huruf, semua anak berumur antara 5 sampai 15 tahun bersekolah, satu dari anggota keluarga mempunyai penghasilan rutin atau tetap, dan tidak ada yang sakit selama tiga bulan.