IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linn) Di KOLAM BUDIDAYA PALEMBANG,SUMATERA SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Budidaya Perairan Mei 2016 Vol. 4 No. 2: 26-30

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:

INVENTARISASI PARASIT LELE DUMBO Clarias sp. DI DAERAH BOGOR. Inventarisation of Parasite in Dumbo Catfish Clarias sp.

I. PENDAHULUAN. pada tahun Ikan nila merupakan ikan konsumsi air tawar yang diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. Ikan bawal air tawar (Colossoma macopomum) merupakan ikan yang

IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI BALAI BENIH IKAN KABUPATEN SAMOSIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta

Tabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS EKTOPARASIT PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Identification of Ectoparasites in Dumbo Catfish (Clarias gariepinus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Patogenisitas Ektoparasit Pada Benih Ikan Hias Komet (Carassius auratus) Yang Dijual Di Pasar Ikan Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas

BAB I PENDAHULUAN. benih dan untuk membina usaha budidaya ikan rakyat dalam rangka

INVENTARISASI PARASIT PADA BENIH IKAN GURAME DALAM KOLAM TERPAL DI KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA SATWIKA FAJAR ARGIONO

PENGENDALIAN INFESTASI EKTOPARASIT Dactylogyrus sp. PADA BENIH IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN PENAMBAHAN GARAM DAPUR

PREVALENSI PARASIT DAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR YANG DIBUDIDAYA DI KOTA/KABUPATEN KUPANG. Yudiana Jasmanindar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat

Pengendalian Monogenea pada benih ikan Nila gift 31

Marina F.O. Singkoh 1) * Diterima 15 Mei 2012, diterima untuk dipublikasikan 1 Agustus Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari Afrika dengan lele lokal yang berasal dari Taiwan (Clarias. beradaptasi terhadap lingkungan (Pamunjtak, 2010).

Prevalensi dan Intensitas Trichodina sp. Pada Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Desa Tambakrejo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

PREVALENSI PARASIT DAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA/ KABUPATEN KUPANG

PARASIT PADA IKAN HIAS AIR TAWAR (IKAN CUPANG, GAPI DAN RAINBOW) Parasites in Fresh Water Ornamental Fish (Cupang, Guppy and Rainbow Fish)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Protozoa Bersilia, Ichtyophthirius multifiliis Forquet Epidemiologi I. multifiliis Siklus Hidup Parasit

OLEH ALUDIN AL AYUBI NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila selama ini dikenal dengan nama ilmiah Tilapia nilotica, namun

MK Teknologi Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Dalam Akuakultur

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN KONSUMSI DI BALAI BENIH IKAN SIWARAK

(PSLK) 2016, ANALISIS EKTOPARASIT IKAN LELE DUMBO

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

BAHAN DAN METODA PENELITIAN

Inventarisasi Ektoparasit pada Beberapa Jenis Ikan di Unit Perikanan Rakyat (UPR) Kelurahan Bungus Timur, Kota Padang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Stasiun Karantina Ikan Kelas I Djalaluddin Gorontalo. Pemeriksaan parasit yang

Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680, Indonesia 2) Balai Karantina Ikan, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta, Indonesia

PENDAHULUAN. Perkembangan usaha budidaya ikan air tawar di Indonesia. merupakan salah satu sektor usaha yang sangat potensial, sehingga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1. Ikan nila (Oreochromis niloticus)

Mahmudin Arbie 1), Dr. Ir. Syamsuddin MP 2), Mulis S.Pi, M.Sc 3).

PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH PARASITOLOGI

1 Volume 2. Agustus Edisi 1 ISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA

JENIS-JENIS PARASIT PADA IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V.) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR PEKANBARU

HAMA DAN PENYAKIT IKAN

(Infestation of Parasitic Worm at Mujair s Gills (Oreochromis mossambicus)) ABSTRAK

Uji Organoleptik Ikan Mujair

I. Rustikawati, R. Rostika, D. Iriana & E. Herlina. Jurusan Pehkanan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat ABSTRACT

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan Nila yang Berbeda

Kelimpahan dan Intensitas Ektoparasit Pada Ikan Hasil Tangkapan Di Muara Sungai Serayu Di Adipala Kabupaten Cilacap

INVENTARISASI PARASIT PADA IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI PERAIRAN TELUK MUARA BARU, JAKARTA UTARA

INVENTARISASI CACING PARASIT PADA IKAN BANDENG (Chanos chanos) DI TAMBAK DESA KETAPANG KECAMATAN MAUK KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus) YANG DIBUDIDAYAKAN PADA TAMBAK KABUPATEN MAROS

BAB III METODE PENELITIAN

PARASIT PADA IKAN GABUS (Channa striata, Bloch 1793) DI DESA SAWAH KECAMATAN KAMPAR UTARA

JIMVET. 01(3): (2017) ISSN :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) merupakan ikan yang

INVENTARISASI PARASIT PADA IKAN KEMBUNG (Rastrelliger kanagurta) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN MUARA ANGKE, JAKARTA UTARA

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO.1. TH 2018 FPIK UNMUH-PNK ISSN

Gambar 2.1. Morfologi ikan bawal air tawar (C. macropomum)

PEMERIKSAAN KEADAAN LUAR

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Unnes Journal of Life Science

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat memasukkan kelenjar ludah kedalam kulit inangnya serta mengangkut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia internasional kerapu dikenal dengan nama grouper yang

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampai Desember Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Parasit

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila selama ini dikenal dengan nama ilmiah Tilapia nilotica, namun

I. PENDAHULUAN. Aeromonas salmonicida merupakan jenis bakteri Aeromonas sp, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN KERAPU CANTANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ikan mas tergolong dalam jenis ikan air tawar. Ikan mas terkadang juga

PENYAKIT PARASIT ICH (White spot disease)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)

Identifikasi, Tingkat Insidensi, Indeks Dominasi dan Tingkat Kesukaan Parasit pada Sidat (Anguilla marmorata)

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ENDOPARASIT PADA USUS IKAN BAWAL AIR TAWAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROTOZOA ATAU ENDOPARASIT PADA IKAN AIR TAWAR BAB I PENDAHULUAN Parasit adalah hewan atau tumbuh-tumbuhan yang berada pada tubuh, insang, maupun

MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

Unnes Journal of Life Science

Unnes Journal of Life Science

Jenis-Jenis Cacing Parasit Saluran Pencernaan pada Hamster Syria Mesocricetus auratus (Waterhause, 1839) di Kota Padang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA

Transkripsi:

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linn) Di KOLAM BUDIDAYA PALEMBANG,SUMATERA SELATAN Erwin Nofyan 1, Moch Rasyid Ridho 1, Riska Fitri 1 Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya-Inderalaya Sumatera Selatan 1 erw_biounsri@yahoo.co.id ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi dan prevalensi ektoparasit dan endoparasit pada ikan nila (Oreochromis niloticus Linn.) di kolam budidaya Palembang, pada bulan April sampai Juni 2014. Identifikasi parasit dilakukan di Laboratorium Parasitologi Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis ektoparasit dan endoparasit yang ditemukan dan mengetahui tingkatan prevalensi parasit pada ikan nila (Oreochromis niloticus Linn.) serta mengetahui hubungan inang ikan nila terhadap parasit di kolam budidaya. Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan didapatkan empat filum parasit pada ikan nila yaitu filum Cilliophora (Trichodina sp dan Ichthyophthirius multifiliis), Platyhelminthes (Dactylogyrus sp), Acanthocephala (Acanthocephalus sp) dan Arthropoda (Lernea sp). Rata-rata nilai prevalensi tertinggi ikan nila sebesar 19,99% pada ikan ukuran 18-18,9 cm dan nilai prevalensi terendah sebesar 7,56% pada ikan ukuran 14-14,9 cm. Kata kunci : Parasit, Identifikasi, Prevalensi, Oreochromis niloticus 1. PENDAHULUAN Ikan nila (Oreochromis niloticus Linn) merupakan ikan air tawar yang di budidayakan karena mengandung gizi yang sangat tinggi, memiliki rasa lezat, disukai konsumen, sehingga nilai ekonominya relatif cukup tinggi. Budidaya ikan nila cukup mudah dipelihara, pertumbuhannya sangat cepat dan daya adaptasi terhadap lingkungan cukup baik. Budidaya ikan nila, tidak luput dari permasalahannya yang dihadapi, seperti penanggulangan penyakit pada ikan yang disebabkan parasit, bakteri, virus dan jamur. Parasit yaitu endoparasit dan ektoparasit merupakan organisme yang dapat menyebabkan kematian pada ikan. Perkembangbiakan parasit dapat terjadi pada kolam, jika kolam tersebut kurang perawatannya, pakan yang berlebihan, perubahan lingkungan yang dapat menurunkan resistensi ikan tersebut. 19

Parasit yang menyerang ikan budidaya akan mempengaruhi kelangsungan hidup seperti terhambatnya pertumbuhan ikan. Pengaruh yang muncul diawali dengan terganggunya sistem metabolisme tubuh hospes sampai merusak organ (seperti insang, lambung dan usus), sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Daur hidup parasit yang menginfeksi ikan budidaya dapat diketahui melalui hubungan antara hospes yaitu bikan budidaya, parasit serta lingkungan hospes tersebut hidup, sehingga para peternak dapat mengantisipasi keadaan yang timbul akibat parasit tersebut. Informasi mengenai penelitian identifikasi dan prevalensi ektoparsit dan endoparasit pada ikan, khususnya pada ikan nila sebagai ikan budidaya informasinya masih terbatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul : Identifikasi dan Prevalensi Ektoparasit dan Endoparasit Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linn) di Kolam Budidaya Palembang Sumatera Selatan. 2. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif berupa metode purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah ikan nila (O. niloticus Linn), sebanyak 15 ekor per kolam yang berasal dari 3 kolam Budidaya yang ada di Palembang. 2.1 Pemeriksaan Sampel Sampel Ikan nila dimatikan dengan cara menusukkan jarum tepat pada bagian medulla oblongata [1]. Kemudian diambil organ-organ tubuh khususnya pada bagian yang terdapat ektoparasit seperti sirip, lender dan insang, serta bagian yang terdapat endoparasit pada bagian alat pencernaan. a) Pemeriksaan Ektoparasit Pemeriksaan Insang dengan cara menggunting operkulum sehingga lembaran insang jelas kelihatan. Lembaran insang diambil, kemudian setiap lembar diletakkan di kaca objek ditetesi larutan garam fisiologis, selanjutnya dilihat di bawah lensa mikroskop. Pemeriksaan sirip, setiap sirip yang ada, termasuk sirip dada dan sirip ekor juga diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menggunting seluruh sirip ikan, kemudian dimasukkan ke gelas piala yang di dalamnya sudah ada larutan garam fisiologis. Kemudian sirip yang tipis tersebut diletakkan di atas kaca objek dan dilihat di bawah lensa mikroskop. Pemeriksaan mukus atau lendir, setelah ikan nila mati, tubuhnya akan mengeluarkan lendir. Lendir yang terdapat dipermukaan tubuhnya dikerok dari kepala ke arah ekor, kemudian dibuat preparat ulas tipis lendir di atas kaca objek yang telah diberi larutan garam fisiologis, lalu diperiksa di bawah lensa mikroskop. 20

b) Pemeriksaan Endoparasit Ikan nila dibedah, organ pencernaan yaitu lambung dan usus dimasukkan ke dalam masing masing cawan petri yang berisi larutan garam fisiologis NaCl 0,9 % selama 5 menit, lalu digunting dan disayat tipis, kemudian diletakkan di kaca objek, di amati di bawah lensa mikroskop. 2.2 Pembuatan Preparat Parasit a) Protozoa Preparat basah dibiarkan kering di udara, lalu difiksasi menggunakan formalin 10 % selama 3 5 menit. Kemudian diwarnai dengan cara direndam dalam larutan Giemsa 5 % selama 20 menit. Lalu preparat dicaci dengan air kran yang mengalir, kemudian preparat dibiarkan mengering. Preparat diidentifikasi di bawah lensa mikroskop. b) Cestoda Jenis dari Cestoda yang ditemukan pada suatu organ usus dan lambung di ambil, kemudian dipres di antara dua buah kaca objek, lalu di fiksasi dengan alkoho 70 % selama 5 30 menit. Pengawetan preparat menggunakan gliserin alkohol 70 %, kemudian diidentifikasi. c) Monogenea Parasit difiksasi dengan formalin 10 % selama 5-10 menit, kemudian direndam dengan aceto-carmine selama 5 menit, preparat dihidrasi menggunakan alcohol 70 %. Kemudian preparat diclearing menggunakan Xylol, preparat ditutup menggunakan entellan dan preparat siap diidentifikasi. 2.3 Identifikasi Parasit Pengamatan parasit dilakukan dengan menggunakan mikroskop binokuler dan Identifikasi parasit menggunakan buku panduan yang ditulis oleh [2]. 2.4 Parameter dan Perhitungan Parameter dari penelitian ini adalah jenis-jenis ektoparasit dan endoparasit yang terdapat pada ikan Nila budidaya. Prevalensi parasit dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Prevalensi parasit = Jumlah ikan yang terserang parasit Jumlah ikan yang diperiksa X 100 % Data yang diperoleh dari hasil penelitian meliputi jenis parasit (ektoparasit dan endoparasit) danalisis secara deskriptif. Data yang disajikan dalam bentuk tabel, disajikan secara deskriptif dengan mendeskripsikan karakter- karakter morfologi jenisjenis ektoparasit dan endoparasit yang ditemukan serta dilampirkan dalam bentuk gambar. 21

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Jenis-Jenis Ektoparasit dan Endoparasit yang Ditemukan pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linn.) Hasil identifikasi terhadap parasit yang ditemukan dapat dikelompokkan menjadi empat filum yaitu Cilliophora, Platyhelminthes, Acanthocephala dan Arthropoda. Parasit yang ditemukan pada ikan diperiksa, dihitung tingkat prevalensi dan intensitasnya. Jenis-jenis parasit yang ditemukan pada ikan nila (Oreochromis niloticus Linn.) tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil identifikasi ektoparasit dan endoparasit pada ikan nila (Oreochromis niloticus Linn.) di kolam Di kolam budidaya Palembang sumatera selatan. No Phylum Class Spesies 1 Oligomenophorea Trichodina sp 2 Cilliophora Aspirigira Ichtyophthirius multifiliis 3 Dactylogyrus sp 4 Platyhelminthes Trematoda Gyrodactylus sp 5 Acanthocephala Palaescanthocephala Acanthocephalus sp 6 Arthropoda Crustacea Lernea sp 3.2 Deskripsi parasit yang ditemukan 1. Trichodina sp Bentuk tubuh Trichodina besar agak cekung dengan adoral ciliari melingkar lebih dari 400ᵒ, berukuran 50-100 μm. Tubuh dikelilingi oleh border membran, bagian tengah adhesive membentuk bulatan-bulatan, dentikel blade melengkung tajam dengan bagian menonjol pada sisi anterior dan meruncing pada sisi posterior blade. Menurut [2] secara individual parasit ini tidak berbahaya, akan tetapi dalam jumlah yang banyak dapat mengiritasi ikan akibat gerakan parasit. Kingdom : Animalia Phylum : Cilliophora Class : Oligomonophorea Ordo : Sessilina Family : Trichodinidae Genus : Trichodina Species : Trichodina sp (Kabata, 1985) 22

2. Ichthyophthirius multifillis Ichthyophthirius multifiliis Parasit ini memiliki bentuk oval, diameter 50 µm, silia seragam dan memiliki makronukleus berbentuk tapal kuda yang transparan dan mikronukleus yang menempel pada makronukleus. Parasit ini dikenal dengan nama ich adalah yang paling virulen dari parasit protozoa pada ikan. Menurut Hoffman (1967) Ichthyophthirius multifiliis dewasa berkembangbiak dengan cara melepaskan diri dari inang dan berenang mencari daerah yang tenang. Parasit ini melekatkan diri pada suatu substrat dan ditutupi dalam kista yang kemudian terjadi pembelahan selama ± 24 jam. Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Species : Animalia : Cilliophora : Aspirigira : Holotricha : Trichodinidae : Ichthyophthirius : Ichthyophthirius multifillis (Kabata, 1985) 3. Dactylogyrus sp Dactylogyrus sp berbentuk pipih, pada bagian anterior terdapat pharynx, pada bagian posterior terdapat disk (lempengan) yang berisi beberapa jangkar, dua pada bagian tengah dan 14 pada bagian sisi. Bentuk dan ukuran jangkar tengah yang berfungsi sebagai alat pengcengkram beserta plat penghubungnya merupakan organ penting dalam identifikasi spesies. Kingdom : Animalia Phylum : Platyhelminthes Class : Trematoda Ordo : Dactylogyridae Family : Dactylogyridae Genus : Dactylogyrus Species : Dactylogyrus sp (Kabata, 1985) 4. Gyrodactylus sp Gyrodactylus sp memiliki bentuk tubuh kecil, memanjang, transparan, tanpa titik 23

mata dan pada bagian anteriornya terdapat dua tonjolan. Pada bagian posteriornya terdapat sepasang jangkar yang dihubungkan oleh sebuah plat. Terdapat 16 jangkar kecil pada sisi piringan (opisthaptor). Pada stadia dewasa di dalam uterusnya terdapat embrio yang ditunjukkan dengan adanya jangkar pada bagian depan dan belakang. Pada gilirannya embrio tersebut yang akan berisi embrio generasi berikutnya. Kingdom : Animalia Phylum : Platyhelminthes Class : Trematoda Ordo : Gyrodactylidea Family : Gyrodactylidae Genus : Gyrodactylus Species : Gyrodactylus sp (Kabata, 1985) 5. Acanthocephalus sp Acanthocephalus sp disebut cacing kepala berduri. Hal ini dikarenakan cacing Acanthocephalus memiliki kait-kait yang mirip duri pada probiosisnya. Acanthocephalus sp merupakan cacing yang berbentuk silinder, agak pipih, mempunyai probiosis yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari tubuhnya yang berada di ujung anterior tubuh. Probiosis berbentuk bulat atau silindris serta dilengkapi baris-baris kait (spina) yang membengkok dan berguna untuk meletakkan tubuh cacing tersebut pada usus inang. Kingdom : Animalia Phylum : Acanthocephala Class : Palaeacanthocephala Ordo : Echinorhynchidea Family : Rhadinorhynchidae Genus : Acanthocephalus Species : Acanthocephalus sp (Kabata, 1985) 6. Lernea sp Lerneasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit Lernaea, diantara parasit Crustacea air tawar Lernaea merupakan parasit yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan kematian ikan pada semua stadia. Parasit ini dapat dilihat dengan mata kasar, mempunyai bentuk seperti lidi halus dibagian kepala yang berbentuk jangkar yang digunakan untuk menghujam ke dalam daging 24

inangnya dan pada bagian posteriornya terdapat abdomen. Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Crustacea Ordo : Cyclopoida Family : Lernaeidae Genus : Lernea sp Species : Lernea sp (Kabata, 1985). 3.3 Prevalensi Serangga Parasit pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linn.) Pada penelitian ini dihubungkan prevalensi rata-rata parasit dengan ukuran panjang tubuh ikan. Untuk ikan budidaya dikarenakan habitat terbatas sehingga ikan pada habitat terbatas dapat saja terserang parasit. Hal ini dapat disebabkan karena ikan stress (sakit) maka parasit akan berkembang cepat karena proses imunitas dalam tubuh ikan menurun sedangkan apabila ikan tersebut tidak stress (sehat) maka kehadiran parasit tidak berpengaruh besar dikarenakan imunitas dalam tubuh ikan stabil sehingga parasit yang menyerang ikan membutuhkan waktu untuk menurunkan imunitas tubuh ikan. Hasil prevalensi dapat dilihat pada tabel 2. Pada ikan nila (Oreochromis niloticus Linn.) nilai prevalensi parasit yang menyerang ikan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran tubuh ikan. Nilai prevalensi tertinggi pada ikan nila ukuran 18-18,9 cm sebesar 19,99 % dan nilai prevalensi terendah pada ikan nila ukuran 14-14,9 cm sebesar 7,56 %. Hal ini dapat terjadi selain faktor ukuran, faktor umur sangat mempengaruhi karena ikan yang memiliki umur lebih tua mempunyai tingkat adaptasi dan hidup yang lebih lama, sehingga organisme penyakit lebih dulu menyerang dibandingkan ikan yang masih berumur muda. Amirullah (2012) menambahkan bahwa kemampuan parasit menginfeksi inang dipengaruhi oleh faktor ekologi, moroflogi, fisiologi dan kemampuan mekanisme pertahanan inang. 25

Tabel 2. Tingkat Prevalensi parasit pada ikan nila di kolam budidaya sofandi Ciancur II Lemabang Palembang Sumatra Selatan. No Ukuran ikan (cm) Organ yang diserang Jenis Parasit Tingkat Prevalensi (%) Rerata prevalensi (%) Kulit Trichodina sp 8,89 Dactylogyrus sp 2,22 1 14-14,9 Sirip dada Trichodina sp 8,89 Sirip ekor Trichodina sp 8,89 7,56 Insang Trichodina sp 8,89 Usus - - Hati - - Kulit Trichodina sp 11,11 Gyrodactylus sp 2,22 Sirip dada Trichodina sp 11,11 2 15-15,9 Sirip ekor Trichodina sp 11,11 8,88 Insang Trichodina sp 11,11 Dactylogyrus sp 6,67 Usus - - Hati - - Kulit Trichodina sp 13,33 Gyrodactylus sp 2,22 Sirip dada Trichodina sp 13,33 3 16,16,9 Sirip ekor Trichodina sp 13,33 10,73 Insang Trichodina sp 13,33 Dactylogyrus sp 8,89 Usus - - Hati - - Trichodina sp 33,33 Kulit Gyrodactylus sp 17,78 Ichthyophthirius multifillis 6,67 Trichodina sp 33,33 Sirip dada Dactylogyrus sp 4,44 4 17-17,9 Lernaea sp 2,22 18,88 Sirip ekor Trichodina sp 33,33 Trichodina sp 33,33 Insang Dactylogyrus sp 20 Usus Acanhocephalus sp 4,44 Hati - - Kulit Trichodina sp 33,33 Gyrodactylus sp 6,67 Sirip dada Trichodina sp 33,33 Dactylogyrus sp 2,22 5 18,89 Sirip ekor Trichodina sp 33,33 19,99 Insang Trichodina sp 33,33 Dactylogyrus sp 15,56 Usus Acanhocephalus sp 2,22 Hati - - 26

3.4 Hubungan Prevalensi dengan Panjang Tubuh Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linn.) Grafik 1. Memperlihatkan bahwa semakin panjang ukuran tubuh ikan maka akan semakin tinggi tingkat prevalensi parasit. Bertambahnya tingkat prevalensi parasit diduga karena ikan yang ukurannya kecil memiliki luas penampang yang lebih kecil daripada ikan besar, maka parasit yang hidup dan menempel lebih sedikit dan peluang kontak antara parasit dengan inang lebih sedikit pula. Selain itu lamanya pemeliharaan ikan juga dapat mengakibatkan tingginya tingkat prevalensi. 25 Prevalensi (%) 20 15 10 8,88 10,73 18,88 19,99 5 7,56 14-14,9 15-15,9 16-16,9 17-17,9 18-18,9 Ukuran Ikan (Cm) Grafik 1. Hubungan prevalensi total dengan panjang tubuh ikan nila Nilai prevalensi pada ikan yang berukuran 14-14,9 cm adalah jenis parasit Trichodina sp sebesar 8,89 % dan Dactylogyrus sp sebesar 2,22 %. Pada ikan yang berukuran 15-15,9 cm terdapat jenis parasit Trichodina sp sebesar 11,11 %. Gyrodactylus sp sebesar 2,22 % dan Dactylogyrus sp sebesar 6,67 %. Nilai prevalensi pada ikan yang berukuran 16-16,9 cm terdapat jenis parasit Trichodina sp sebesar 13,33 %, Gyrodactylus sp sebesar 2,22 % dan Dactylogyrus sp sebesar 8,89 %. Nilai prevalensi pada ikan yang berukuran 17-17,9 cm terdapat jenis parasit Trichodina sp sebesar 33,33 %, Gyrodactylus sp sebesar 17,78 %, Ichthyophthirius multifiliis sebesar 6,67 %, Dactylogyrus sp sebesar 12,22 %, Lernaea sp sebesar 2,22 % 27

dan Acanthocephalus sp sebesar 4,44 %. Nilai prevalensi pada ikan 4. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Jenis-jenis parasit yang ditemukan pada ikan nila dapat dikelompokkan menjadi empat filum yaitu Cilliophora (Trichodina sp dan Ichthyophthirius multifiliis), Platyhelminthes (Dactylogyrus sp. Dan Gyrodactylus sp.), Acanthocephala (Acanthocephalus sp) dan Arthropoda (Lernaea sp). 2. Nilai prevalensi pada ikan nila cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran tubuh ikan, ini disebabkan karena ikan kecil memiliki luas penampang yang lebih kecil dibandingan dengan ikan besar dan lamanya pemeliharaan dapat menyebabkan tingginya tingkat prevalensi. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada Pemilik kolam budidaya ikan nila di Ciancur II Lemabang Palembang Sumatra Selatan yang telah menyediakan ikan nila sebagai bahan penelitian ini dan Ketua Balai Karantina IkanJurusan Biologi FMIPA Universitas Sriwijaya yang telah memfasilitasi Laboratorium Fisiologi Hewan. 6. DAFTAR PUSTAKA [1]. Hadiroseyani, Y. P. Hariyadi dan Nuryati, S. 2006. Inventarisasi Parasit Lele Dumbo (Clarias sp) Di Daerah Bogor. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5 (2): 167-177. [2]. Kabata, Z. 1985. Parasites and Diseases Of Fish Cultured In The Tropics. Taylor and Frances. London and Philadelphia. 318 hal. [3]. Hoffman, J.J. 1967. Parasites of North American Freshwater Aquarium Fish. University of California Press. Los Angeles. 486 hal. [4]. Amirullah, S. Dhahiyat, Y dan Rustikawati, I. 2012. Intensitas dan Prevalensi Ektoparasit pada Ikan di Hulu Sungai Cimanuk Kabupaten Garut Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan, Vol.3, No.4 : 271-282. [5]. Zaman, V. 2004. Atlas Parasitologi Kedokteran. Edisi ke 4. Hipokrates. Jakarta. 28