Perbuatan atau Kegiatan yang Dilarang Pasal 17 24

dokumen-dokumen yang mirip
KEGIATAN YANG DILARANG

Perjanjian yang Dilarang

Pengantar Hukum Persaingan Usaha. Oleh: Ditha Wiradiputra Pelatihan Hukum Kontrak Konstruksi 11 Juni 2007

Pendekatan Perse Illegal & Dalam Hukum Persaingan

Terobosan Peningkatan Kapasitas Nasional dalam Industri Hulu Migas ditinjau dari Perspektif Persaingan Usaha

DRAFT PEDOMAN PELAKSANAAN KETENTUAN PASAL 19 UNDANG-UNDANG NO 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT [LN 1999/33, TLN 3817]

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

HUKUM PERSAINGAN USAHA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Persaingan Usaha Pendekatan Ekonomi

PERSAINGAN USAHA dan JASA KONSTRUKSI

Ethics in Market Competition. Mery Citra.S,SE.,MSi Business Ethics #7

MAKALAH. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum. Dosen Pengampu : Ahmad Munir, SH., MH. Disusun oleh : Kelompok VII

PEDOMAN PELAKSANAAN PASAL 20 (JUAL RUGI) UU NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

POSISI DOMINAN. Ditha Wiradiputra. Bahan Mengajar Mata Kuliah Hukum Persaingan Usaha Fakultas Hukum Universitas indonesia 2008

DRAFT Pedoman Pasal 25 Tentang Larangan Penyalahgunaan Posisi Dominan

Definisi Pasar Monopoli

Bab 10 PASAR MONOPOLI

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

HUKUM MONOPOLI & PERSAINGAN USAHA

PEDOMAN PELAKSANAAN PASAL 20 TENTANG JUAL RUGI (PREDATORY PRICING)

STUDI KELAYAKAN (Feasibility Study) Pengadaan Gudang Barang Pemerintah Kota Tarakan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Kinerja Pasar Komoditas Pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang

UU 5/1999, LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

BAB IV PERSAINGAN USAHA DI INDONESIA: TINJAUAN EKONOMI DAN HUKUM

PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Komisi Pengawas Persaingan Usaha. 1. Status dan Keanggotaan Komisi Pengawas Persaingan Usaha

DRAFT Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Pasal 19 Undang-Undang No 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

I. PENDAHULUAN. dimana manusia cenderung untuk saling mengungguli dalam banyak hal. Dari banyaknya

TINJAUAN PENGECUALIAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1999 BAGI USAHA KECIL DAN KOPERASI. Hasan Jauhari )

Pengantar Ekonomi Mikro

PENERAPAN PENDEKATAN RULES OF REASON DALAM MENENTUKAN KEGIATAN PREDATORY PRICING YANG DAPAT MENGAKIBATKAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

BAB 3 PERJANJIAN WARALABA DITINJAU DARI PERATURAN DIBIDANG ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT (STUDI PERJANJIAN WARALABA DI PT.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

- dalam kemampuan keuangan - akses pada pasokan dan pasar - kemampuan menyesuaikan pasokan atau permintaan barang/jasa tertentu [psl 1 (4)]

Pengecualian Dalam UU No.5/1999. Pasal 50 & Pasal 51

PEDOMAN PELAKSANAAN PASAL 17 (MONOPOLI) UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

LAPORAN AKHIR KERJASAMA. Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan Dan Pengembangan Masyarakat Universitas Airlangga (LP4M UA)

TINJAUAN PUSTAKA. Persaingan dalam dunia bisnis merupakan salah satu bentuk perbuatan yang dapat

I. PENDAHULUAN. kemajuan pembangunan ekonomi. Kemajuan pembangunan ekonomi dibuktikan

Adapun...

RELEVANT INFORMATION AND DECISION MAKING: MARKETING DECISION

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATRIKS HARMONISASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Tinjauan yuridis..., M.Salman Al-Faris, FHUI, 2009 Universitas Indonesia

ETIKA DAN HUKUM KEWIRAUSAHAAN oleh: Prof. DR. H. Yudha Bhakti A., SH., MH.

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN MONOPOLI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Persaingan Sempurna Persaingan Monopolistik Oligopoli Monopoli

November 1, 2012 DIE-FEUI. Kuliah ke-8: Monopoli dan Monopsoni. Rus an Nasrudin. Outline. Kekuatan Pasar. Sumber Konsekuensi dari Monopoli Monopoli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang - Undang No 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan. Menurut. hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

PERJANJIAN YANG DILARANG

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS LAINNYA

PELANGGARAN ASAS HUKUM PERSAINGAN USAHA (DEMOKRASI EKONOMI) OLEH RETAIL MODERN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENGATURAN LARANGAN PERSEKONGKOLAN TENDER DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

BAB III KARTEL DAN PERMASALAHANNYA

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Pelindo II (Persero) yang mana PT Pelindo II (Persero) sendiri merupakan

Modul I : Pengantar UU NO. 5/1999 TENTANG LARANGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global

Monopolistic competition is a market in which many firms produce similar goods or services but each maintains some

BAB IV KETENTUAN PENGECUALIAN PASAL 50 HURUF a UU NOMOR 5 TAHUN 1999 DALAM KAITANNYA DENGAN MONOPOLI ATAS ESSENTIAL FACILITY

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

LARANGAN PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 4 TAHUN tentang K A R T E L

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencari keuntungan, Namun untuk mencegah terjadinya persaingan. tidak sehat dalam dunia penerbangan.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tinjauan Mengenai Anti Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak. a. Pengertian Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

DAFTAR ISI. Halaman Sampul... Lembar Pengesahan... Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Intisari... Abstract... BAB I PENDAHULUAN...

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

BAB 2 TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERSAINGAN USAHA. Dalam Black`s Law Dictionary, monopoli diartikan sebagai,

DAFTAR ISI BAB I LATAR BELAKANG 1 TUJUAN PENYUSUNAN PEDOMAN TENTANG INTEGRASI VERTIKAL Tujuan Pembuatan Penjelasan Cakupan Penjelasan 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II PERJANJIAN YANG DILAKUKAN OLEH PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK BERDASARKAN PASAL 4 UNDANG-

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT. 2.1 Pengertian Persaingan Usaha dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Dasar Hukum Persaingan Usaha. unggul dari orang lain dengan tujuan yang sama (Kamus Besar Bahasa Indonesia.

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

Kebijakan Pemerintah dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak kemajuan yang didorong oleh kebijakan pembangunan di

Hukum Persaingan Usaha melindungi persaingan dan proses persaingan yang sehat,

Partisipasi dan Kepentingan Pelaku Usaha dalam Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1999 Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum

Struktur Pasar Pemasaran (TIN 4206)

Transkripsi:

Perbuatan atau Kegiatan yang Dilarang Pasal 17 24

Defenisi Praktek Monopoli: pemusatan kekuatan ekonomi (penguasaan yang nyata atas suatu pasar yang relevan) sehingga dapat menentukan harga barang dan atau jasa oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan : dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas suatu barang dan atau jasa sehingga menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum Defenisi Persaingan Usaha Tidak Sehat persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan produksi pemasaran barang/jasa dilakukan dengan cara tidak jujur, melawan hukum atau menghambat persaingan

Vertical Restraint Hubungan antara pelaku dengan pelaku usaha yang merupakan suatu jaringan proses produksi upstream atau downstream production Dapat terjadi dalam satu perusahaan Dapat terjadi antara produser dengan distributor atau dealer

Horizontal Restraint Hubungan antara pelaku dengan pelaku pesaingnya yang sejajar Terjadi dalam suatu industri yang sama Umumnya paling sering bersifat anti persaingan

Form of Restraint Non price restraint (hambatan dalam bentuk bukan harga) Price restraint (harga) Ancillary restraint

V E THE CHAIN OF PRODUCTION Supplier Supplier Supplier R T Manufacturer Manufacturer Manufacturer Wholesaler Wholesaler Wholesaler I C Distributor Distributor Distributor A L Retailer Retailer Retailer H O R I Z O N T A L

Consumer Demand Elasticity of Demand Substitutes Seasonality Rate of Growth Location Lumpiness of orders Method of purchase Government Policy Regulation Antitrust Barrier to entry Taxes Investment incentives Employment incentives Macroeconomics policies Legal tactics Production Raw materials Technology Unionization Product durability Scale economies Scope economies Conduct Advertising Research and development Pricing behavior Plant investment Product choice Collusion Merger and contracts Structure Number of buyers and sellers Barriers to entry of new firms Product differentiation Vertical integration Diversification Performance Production efficiency Allocation efficiency Equity Product quality Technical progress Profits

Kegiatan yang Dilarang Monopoli (Pasal 17) Monopsoni (Pasal 18) Penguasaan Pasar (Pasal 19, 20, 21) Persekongkolan (Pasal 22, 23,24)

Pasal 17 Monopoli (1) Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (2) pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila: Barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya: atau Mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk kedalam persaingan usaha barang dan atau jasa yang sama atau Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50 % pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu

Pasal 17 - Monopoli Unsur-unsurnya: Upaya memonopoli Barang substitusi Hambatan masuk pasar (barrier to entry) Penguasaan pangsa pasar > 50 % Yang dapat mengakibatkan: Terjadinya praktek monopoli Persaingan usaha yang tidak sehat

Monopolist: Membatasi Output Menaikkan harga Social Cost of Monopoly (Richard Posner) Pengukuran Monopoli (Lerner Index)

Natural Monopoly - (Monopoly Alamiah) Monopoli alamiah oleh negara dengan alasan lebih efisien bila hanya ada 1 pelaku Pasal 33 UUD 45. Didapat dengan jalan innocently acquired seperti skill, paten dll

Pasal 18 Monopsoni (1) Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (2) pelaku usaha patut diduga atau dianggap menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila satu pelaku usaha menguasai lebih dari 50 % pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu

Monopsoni Unsur-unsurnya: Menguasai pasokan Menguasai > 50 % Atau menjadi pembeli tunggal atas produksi dan/atau pemasaran barang/jasa Dalam pasar bersangkutan Yang dapat mengakibatkan: Terjadinya praktek monopoli Persaingan usaha yang tidak sehat

Kasus BBPC - Cengkeh

Pasal 19 Penguasaan Pangsa Pasar Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa: (a) Menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan atau (b) Menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha (c) dengan pelaku usaha pesaingnya itu atau Membatasi peredaran dan atau penjualan atau penjualan barang dan atau jasa pada pasar bersangkutan (d) Melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu

Penguasaan pasar; Unsur-unsurnya: Menolak dan/atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama Pada pasar bersangkutan; atau Menghalangi konsumen/pelanggan pelaku usaha pesaing (agar) tidak melakukan berhubungan usaha dengan saingannya itu; atau Membatasi peredaran/penjualan barang/jasa pada pasar bersangkutan; atau Mendiskriminasi pelaku usaha tertentu Yang dapat mengakibatkan: Terjadinya praktek monopoli Persaingan usaha yang tidak sehat

Dalam menganalisa unsur penguasaan pasar maka harus diperhatikan bahwa: - pelaku mempunyai kekuatan pasar yang signifikan sehingga dapat melakukan diskrimininasi - bedakan antara persaingan antar merek (inter brand) dan persaingan sesama merek (intra brand), misalnya sesama distributor - Lihat beberapa putusan KPPU yang menggunakan Pasal 19 apa yang dimaksud dengan tindakan diskriminasi? - Pasal 19 menggunakan istilah: pelaku usaha, pelaku usaha pesaing, pelaku usaha lain untuk menggambarkan hubungan usaha diantara mereka

Pasal 20: Menjual rugi predatory pricing Pelaku usaha dilarang melakukan pemasokan barang dan atau jasa dengan cara melakukan jual rugi atau menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya dipasar bersangkutan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat

Unsur-unsurnya: Melakukan jual rugi Menetapkan harga yg sangat rendah Dengan maksud menyingkirkan atau Mematikan usaha Pesaing pada Pasar bersangkutan Yang dapat mengakibatkan: Terjadinya praktek monopoli Persaingan usaha yang tidak sehat

Penetapan harga di bawah biaya marginal Penetapan harga di bawah biaya marginal (predatory pricing), adalah penetapan harga yang disatu sisi akan menguntungkan konsumen dalam jangka pendek, tetapi dipihak lain akan sangat merugikan pesaing (produsen lain). Predatory pricing sebenarnya adalah merupakan hasil dari perang harga tidak sehat antara pelaku usaha dalam rangka merebut pasar. Strategi yang tidak sehat ini pada umumnya beralasan bahwa harga yang ditawarkan adalah merupakan hasil kinerja peningkatan efisiensi perusahaan. Oleh karena itu tidak akan segera terdeteksi sampai pesaing dapat mengukur dengan tepat berapa harga terendah yang sesungguhnya dapat ditawarkan pada konsumen (dimana harga = biaya marginal). Strategi ini akan menyebabkan produsen menyerap pangsa pasar yang lebih besar, yang dikarenakan berpindahnya konsumen pada penawaran harga yang lebih rendah. Sementara produsen pesaing akan kehilangan pangsa pasarnya. Pada jangka yang lebih panjang, produsen pelaku predatory pricing akan dapat bertindak sebagai monopoli.

Dalam menganalisis pelanggaran harus dilihat: - kemampuan pelaku yang biasanya memiliki posisi dominan baru mampu melakukan tindakan ini - efek utama adalah melakukan tindakan monopoli bila berhasil mengusir atau mematikan pesaingnya. - recoupment theory - waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali - sering sudah menarik pesaing potensial (new entry) untuk masuk kepasar sebelum berhasil mendapatkan keuntungan atau menutup kerugian

Dalam menganalisis pelanggaran harus dilihat: - apa yang dimaksud dengan harga yang sangat rendah? - bagaimana menghitung biaya produksi atau marginal cost dari suatu produk? - bagaimana bila produk dijual karena memang efisien dan harganya sangat murah, lihat contoh barang barang dari China. - jarang ada mau melakukan strategi ini kecuali memiliki posisi dominan yang sangat kuat

Pasal 21 Pelaku usaha dilarang melakukan kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan biaya lainnya yang menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat

Kecurangan Dalam Penetapan Biaya Produksi Transfer pricing : dalam hal integrasi vertikal, set harga rendah untuk perusahaan dibawahnya, contoh: pada vertikal rugi tetapi pada horizontal untung dan bukan predatory pricing (loss sementara atau subsidi dari income lain) Under invoice pricing: menetapkan harga rendah, tetapi tidak terbukti predatory pricing jadi tidak terkena undang undang Curang Penetapan biaya produksi Biaya lainnya Bagian komponen harga barang Yang dapat mengakibatkan: Terjadinya praktek monopoli Persaingan usaha yang tidak sehat

Pasal 22- Persekongkolan Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat bid rigging atau collusive tendering

Unsur-unsurnya: Pelaku Usaha---Pihak lain Bersekongkol - kolaborasi Mengatur/menentukan pemenang tender Sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan Sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat

KPPU mengeluarkan Pedoman Pasal 22 Tentang Larangan Persekongkolan Dalam Tender - lihat pedoman Apa yang menarik? KPPU menggunakan pendekatan bahwa persekongkolan horizontal diperkenalkan karena terbukti bahwa di Indonesia, persekongkolan tender dimulai dari pemberi pekerjaan (bohir) dan bukan dilakukan hanya oleh pelaku usaha saja Kemungkinan dengan cara: - arisan tender - menentukan pemenang - - mundur - menentukan harga terendah - membagi wilayah atau tertinggi dan pekerjaan dll

National Society of Professional Engineers Vs. United States Peraturan yang dibentuk oleh NSPE bahwa tender dilarang karena dapat membahayakan kepentingan umum. Untuk mendapatkan rule of reason, maka harus menunjukkan bahwa bukan kompetisi yang dirugikan tetapi pertimbangan apakah memang pada industri tertentu harus diberikan pengecualian.

Pasal 23 Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat

Unsur-unsur: Pelaku Usaha---Pihak lain Bersekongkol - kolaborasi Mendapatkan informasi kegiatan pesaing Kategori rahasia - (paten) Sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat

Pasal 24 Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk menghambat produksi dan atau pemasaran barang atau jasa Pelaku usaha pesaingnya dengan maksud agar barang dan atau jasa yang ditawarkan atau dipasok dipasar bersangkutan menjadi berkurang baik dari jumlah, kualitas maupun ketepatan waktu yang dipersyaratkan

Indirect Boycott menghambat 1 pelaku dengan mengintimidasi pelaku lain Pelaku Usaha---Pihak lain Bersekongkol - kolaborasi Menghambat produksi, pemasaran barang/jasa pesaingnya Maksud mengurangi jumlah, kuantitas, ketepatan waktu Sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat