BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Ambon, 5 April 2017 Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

LAPORAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TRIWULAN II TAHUN 2017 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 34i- TAHUN 2011 TENTANG

2.1 Rencana Strategis

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KOTA BANJAR TAHUN 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I P E N D A H U L U A N

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor 116/M.KT.01/2017, tanggal 7 Maret 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI TRIWULAN 3 1

Transkripsi:

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum... 2 1.3. Maksud dan Tujuan... 2 1.4. Ruang Lingkup... 3 1.5. Sistematika Penyajian Laporan... 3 BAB II EVALUASI PENYELENGGARAAN SPIP... 4 2.1. Struktur Organisasi, Visi, Misi dan Tujuan Strategis BPBL Ambon... 4 2.2. Tugas dan Fungsi... 6 2.3. Fokus Pelaksanaan SPIP Lingkup KKP... 7 2.4. Pembentukan Satgas SPIP Lingkup BPBL Ambon Tahun 2017... 8 BAB III TAHAPAN EVALUASI SPIP... 9 3.1. Pemahaman... 9 3.2. Pelaksanaan SPIP... 9 BAB IV PENUTUP... 16 4.1. Kesimpulan... 16 4.2. Saran... 16 LAMPIRAN... 17 ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelengaraan pemerintah harus sejalan dengan undang-undang. Berbagai bentuk organisasi pemerintahan harus diselenggarakan secara efektif, efisien, akuntabel dan transparan. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan suatu tindakan dalam pengawasan yang berasal dari control internal maupun eksternal, melalui berbagai produk hukum atau aturan yang telah ditetapkan. Upaya pemerintah dalam merumuskan metoda untuk perbaikan sistem pengendalian intern agar pelaksanaan kegiatan pemerintahan dapat dijalankan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel melalui pembangunan budaya pengendalian internal (internal control culture) dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dalam pasal 58 ayat (1) mengamanatkan bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja, trasparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, presiden selaku kepala pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan system pengendalian intern di lingkungan pemerintah secara menyeluruh, selanjutnya pada ayat (2) system pengendalian intern sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Pemerintah melalui Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan menyusun pengendalian intern pemerintah dengan penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Adapun Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang dimaksud dalam aturan ini adalah Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, pengamanan asset negara dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan. Ada keinginan kuat dari pemerintah untuk mewujudkan adanya tata kelola Good Governance dalam penyelenggaraan negara. Sejalan dengan hal tersebut, tata kelola pemerintahan yang tertib, efektif, efisien, akuntabel dan transparan, khususnya di ingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, akan dapat terwujud apabila seluruh pimpinan dan pegawai mempunyai komitmen yang kuat dalam menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas keseluruhan kegiatan pemerintahan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan sampai dengan pertanggungjawaban harus dilaksanakan secara tertib, terkendali, efektif dan efisien. 1

Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon selaku Unit Pelaksana Teknis di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan berupaya untuk melakukan penerapan pengendalian internal guna mencapai tujuan kegiatan pada setiap tahun anggaran dengan efisien, efektif, akuntabel dan transparan. Untuk itulah laporan penyelenggaraan SPIP lingkup BPBL Ambon dibuat secara berkala setiap triwulannya. 1.2. Dasar Hukum Dasar hukum atas penyelenggaraan SPIP lingkup Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Tahun 2017 adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; 8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015; 9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. 1.3. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan SPIP BPBL Ambon Triwulan III Tahun 2017 ini bertujuan sebagai bahan informasi atas kegiatan pengendalian internal pada BPBL Ambon periode triwulan III Tahun 2017 dan acuan untuk tindak lanjut dan rencana aksi di periode berikutnya. 2

1.4. Ruang Lingkup Ruang lingkup pelaporan SPIP ini adalah mencakup penyelenggaraan sistem pengendalian internal pelaksanaan kegiatan pemerintahan di lingkungan BPBL Ambon periode Juli September 2017 (triwulan III) Tahun 2017. 1.5. Sistematika Penyajian Laporan Sistematika penyajian laporan SPIP BPBL Ambon periode triwulan III tahun 2017 adalah sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Ruang Lingkup 1.5 Sistematika Penyajian Laporan BAB II. EVALUASI PENYELENGGARAAN SPIP 2.1 Struktur Organisasi, Visi Misi dan Tujuan Strategis BPBL Ambon 2.2 Tugas dan Fungsi 2.3 Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan BPBL Ambon 2.4 Fokus Pelaksanaan SPIP Lingkup KKP 2.5 Pembentukan Satgas SPIP Lingkup BPBL Ambon Tahun 2017 2.6 Kondisi Pelaksanaan SPIP Lingkup BPBL Ambon BAB III. TAHAPAN EVALUASI SPIP 3.1 Pemahaman 3.2 Pelaksanaan SPIP 3.2.1 Pengendalian Rutin 3.2.2 Pengendalian Berkala 3.2.3 Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Risiko 3.2.4 Hambatan, Rencana Pemecahan Masalah dan Tindak Lanjut BAB IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran LAMPIRAN FORM PENGENDALIAN RUTIN LAMPIRAN FORM PENGENDALIAN BERKALA LAMPIRAN FORM PENGENDALIAN MANAJEMEN RISIK 3

BAB II EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) 2.1. Struktur organisasi, visi, misi dan tujuan strategis BPBL Ambon 2.1.1. Struktur Organisasi Struktur organisasi BPBL Ambon mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau, dan Perikanan Budidaya Laut adalah sebagai berikut : Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si Kasubag Tata Usaha Lutfi Hardian Murtiono, S.Pi, M.Si Kepala Seksi Uji Terap Teknik dan Kerjasama Robianta Nurhadi, S.St.Pi Kepala Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis Ir. Doortje A. Horhoruw, M.Si KelompokJabatanFungsional Gambar 1. Struktur organisasi BPBL Ambon Tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi BPBL Ambon diuraikan sebagai berikut : 1. Subbagian Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan bahan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pelaporan keuangan, kegiatan teknis, anggaran, pengelolaan kepegawaian, tata laksana, barang milik negara, rumah tangga dan ketatausahaan. 4

2. Seksi Uji Terap Teknik dan Kerja Sama Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan uji terap teknik, standardisasi, sertifikasi, kerja sama teknis, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, serta publikasi perikanan budidaya laut. 3. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan layanan pengujian laboratorium, persyaratan kelayakan teknis, kesehatan ikan dan lingkungan, produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi, serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut. 4. Kelompok Jabatan Fungsional Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penerapan teknik dan pengujian perikanan budidaya laut, serta kegiatan lain sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional dan peraturan perundang-undangan. Kelompok jabatan fungsional di BPBL Ambon terdiri atas Perekayasa, Pengawas Perikanan, Pengendali Hama dan Penyakit Ikan, Teknisi Litkayasa, Pranata Humas, dan Statistisi. 2.1.2. Visi, misi dan tujuan strategis Sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon bertanggung jawab untuk membantu dalam penyelenggaraan pembangunan perikanan budidaya laut di lingkup wilayah kerjanya adapun visi dan misi yang ingin diwujudkan oleh BPBL Ambon dalam periode 2015 2019 adalah sebagai berikut : Visi BPBL Ambon tahun 2015 2019 yakni Mewujudkan Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon sebagai institusi pemberi pelayanan prima dalam pembangunan dan pengembangan system budidaya laut yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkeadilan. Sedangkan misi yang diemban oleh BPBL Ambon guna mewujudkan visi tersebut adalah : 1. Melaksanakan produksi perikanan budidaya laut dan pelayanan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan. 2. Terciptanya inovasi teknologi budidaya laut. 3. Meningkatnya peran serta masyarakat pembdidaya dalam pengembangan budidaya laut. Mengacu pada sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya 2015 2019 sebagai penjabaran visi dan misi pembangunan kelautan dan perikanan ditetapkan melalui tahapan 5

berdasarkan tujuan yang akan dicapai danarah kebijakan yang terbagi menjadi empat perspektif dalam bentuk peta sasaran strategis BPBL Ambon. Tabel 1. Sasaran strategis BPBL Ambon PERSPECTIVE SASARAN STRATEGIS STAKEHOLDER PERSPECTIVE Terwujudnya kesejahteraan masyarakat perikanan budidaya. COSTUMER PERSPECTIVE Terwujudnya pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan. INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan yang professional dan partisipatif. LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Terwujudnya aparatur sipil negara (ASN) BPBL Ambon yang kompeten, professional dan berkepribadian. Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses. Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel. 6

2.2. Tugas dan fungsi Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL Ambon) adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau, dan Perikanan Budidaya Laut, BPBL Ambon mempunyai tugas melaksanakan uji terap teknik dan kerja sama, produksi, pengujian laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan, serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut. Cakupan wilayah kerja BPBL Ambon meliputi Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua. Dalam melaksanakan tugasnya, BPBL Ambon menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyusunan rencana kegiatan teknis dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta laporan; b. Pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya laut; c. Pelaksanaan penyiapan bahan standardisasi perikanan budidaya laut; d. Pelaksanaan sertifikasi sistem perikanan budidaya laut; e. Pelaksanaan kerja sama teknis perikanan budidaya laut; f. Pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, dan publikasi perikanan budidaya laut; g. Pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan budidaya laut; h. Pelaksanaan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan budidaya laut; i. Pelaksanaan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi perikanan budidaya laut; j. Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya laut; dan k. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 2.3. Fokus pelaksanaan SPIP lingkup KKP Pengawasan terhadap penyelenggaraan SPIP lingkup KKP merupakan amanat dari (1). Peraturan Menteri KP Nomor 4 Tahun 2011 (Pasal4 huruf b); (1). Peraturan Menteri KP Nomor 20 Tahun 2011 (Pasal28Ayat1). Metode Pengawasan yang Dilaksanakan Itjen sesuai Peraturan Menteri KP Nomor 20 Tahun 2011(Pasal 28 Ayat 3 ), mencakup: 1) Audit; 2) Review; 3) Evaluasi; 7

4) Pemantauandan 5) KegiatanPengawasan Lainnya;Sosialisasi sertabimbingandankonsultasi. 2.4. Pembentukan satgas SPIP lingkup BPBL Ambon tahun 2017 Dalam rangka memenuhi amanat dalam Permen KP Nomor 10 Tahun 2016 untuk melaksanakan penyelenggaraan SPIP lingkup satuan kerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon dengan SK Kepala BPBL Ambon Nomor : 72/BPBLA/I/2017 tentang Pembentukan Tim Pelaksanaan Sistem Pengendalian Pemerintah (SPIP) Tahun Anggaran 2017, dengan susunan sebagai berikut : Ketua : Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si (Kepala BPBL Ambon) Sekretaris : Lutfi Hardian Murtiono, S.Pi, M.Si (Kasubag TU) Anggota : Ir. Doortje A Horhoruw, M.Si (Kasie PDT) Anggota : Robianta Nurhadi, S.St.Pi (Kasie UTTKS) Anggota : Suyatno, SE (Pengelola Keuangan) Anggota : Herlina Tahang, S.St.Pi (Staff UTTKS) Anggota : Wanda E Lumamuly, S.Kom (Staff UTTKS) Anggota : Dinar Roosdinar, S.Pi (Staff UTTKS) 8

BAB III TAHAPAN EVALUASI 3.1. Pemahaman Terdapat beberapa tahapan dalam penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Salah satu tahapan awal adalah pemahaman, yaitu tahap untuk membangun kembali kesadaran, menyamakan persepsi dan penyegaran mengenai SPIP. Hal ini bertujuan untuk menginternalisasi SPIP agar tetap menjadi bagian yang integral dan menyatu dalam kegiatan kepemerintahan, yaitu dengan melibatkan seluruh tingkatan pejabat dan pegawai di lingkungan BPBL Ambon. Kegiatan pembangunan kembali kesadaran, penyamaan persepsi dan penyegaran diantaranya melalui kegiatan Pembinaan dan Fokus Grup Diskusi (FGD). Pembinaan SPIP di BPBL Ambon belum dilakukan pada triwulan III Tahun 2017. Upaya pembinaan sebelumnya adalah dilakukan pada periode sebelumnya, yaitu bulan Oktober 2016 oleh Satgas SPI Unit Eselon I (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya). 3.2. Pelaksanaan SPIP 3.2.1. Pengendalian Rutin Kegiatan pengendalian rutin lingkup BPBL Ambon diselenggarakan dengan melibatkan pimpinan dan seluruh pegawai yang dilaksanakan setiap hari. Ruang lingkup pengendalian rutin antara lain mencakup aspek organisasi, aspek perencanaan, aspek pengelolaan keuangan (pelaksanaan anggaran, penerimaan negara bukan pajak, akuntansi dan pelaporan, serta kerugian negara), aspek kepegawaian dan aspek kinerja. A. Aspek Organisasi Tugas dan fungsi BPBL Ambon telah jelas diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau dan Perikanan Budidaya Laut. Sedangkan untuk penetapan tujuan telah tertuang dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja setiap tahunnya. Target yang disusun dalam IKU sudah menggambarkan target yang jelas, terukur serta realistis sehingga memungkinkan untuk dicapai dalam jangka waktu satu tahun anggaran. Tahun 2017 telah ditetapkan sebanyak 23 (dua puluh tiga) IKU yang terbagi dalam 4 (empat) perspektif dan 8 (delapan) sasaran strategis. Pengukuran kinerja dilakukan mengacu pada manual IKU yang telah ditetapkan dengan sasaran target setiap triwulanan sehingga progres capaian dapat dipantau. 9

Penetapan atas IKU Balai disosialisasikan kepada seluruh pegawai dan stakeholder sebagai bentuk akuntabilitas kinerja balai. Melalui hal ini diharapkan seluruh pegawai dapat mengambil peran untuk terlibat dalam pencapaian sasaran organisasi serta dilakukan pengawasan oleh masyarakat. Standar Operasional Prosedur (SOP) BPBL Ambon telah ditetapkan dan menjadi acuan dalam setiap pelaksanaan kegiatan. B. Perencanaan Penyusunan atas perencanaan kinerja dan kebutuhan anggaran disusun berdasarkan program-program prioritas yang ditetapkan oleh unit eselon diatasnya, dalam hal ini Ditjen Perikanan Budidaya. Perencanaan yang dibuata mengikuti alur dari penyusunan Rencana Strategis yang secara berkala dilakukan reviu untuk menyesuaikan kondisi dan kebijakan yang ada. Selanjutnya disusun setelah penyusun Rencana Kerja Anggaran dan disusun Rencana Kerja Tahunan, maka ditetapkanlah Perjanjian Kinerja sebagai target untuk pencapaian kinerja pada tahun berjalan. C. Pelaksanaan Anggaran Realisasi Belanja instansi pada Tahun Anggaran 2017 adalah sebesar Rp 17.625.514.000,- Pada pertengahan tahun anggaran terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp. 2.733.600.000,- sehingga pagu anggaran BPBL Ambon menjadi Rp. 14.891.914.000,-. dan pada bulan Agustus 2017 BPBL Ambon mendapatkan anggaran perubahan APBN-P yang tertuang dalam DIPA Nomor 032.04.2.566720/2017 tanggal 15 Agustus 2017 senilai Rp. 11,35 Milyar yang diperuntukan untuk program pengelolaan perbenihan ikan sehingga jumlah anggaran yang dikelola saat ini senilai Rp. 26.241.914.000,- Tabel 2. Realisasi Anggaran BPBL Ambon Nama Kegiatan Pengelolaan Sistem Keskanling Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan Pengelolaan kawasan dan kesehatan Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan Peningkatan Dukungan Pagu Target per September (Rp) Realisasi September (Rp) Persentase Capaian September (%) Realisasi s/d September (Rp) Persentase s/d September (%) 286.900.000 33.625.000 0 0 256.611.400 89.44 15.006.170.000 1.706.762.000 685.959.391 40.19 3,411,532,891 22.73 941.870.000 107,154,000 41,551,609 38.78 874,496,009 92.85 1,093.199.000 128,123,000 59,520,950 46.46 703,313,771 64.34 8,913,775,000 1,049,579,000 652,358,524 62.15 5,774,402,023 64.78 10

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 26,241,914,000 3,025,243,000 1,439,390,474 47.58 11,020,356,094 42.00 D. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Dalam penelitihukum.org (2013), definisipenerimaan Negara Bukan Pajak, yang selanjutnya disingkat PNBP, adalah semua penerimaan Pemerintah Pusat yang diterima dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian Pemerintah atas laba badan usaha milik negara (BUMN), penerimaan negara bukan pajak lainnya, serta pendapatan badan layanan umum (BLU). (Pasal 1 Angka 6 UU Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012), Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPBL Ambon mengacu atas Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2015, dimana telah ditetapkan jenis, ukuran dan tarif komoditas yang dihasilkan di BPBL Ambon. Penggunaan dan pelaporan atas PNBP telah mengikuti kaidah dalam UU Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 3 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyetoran PNBP oleh Bendahara Penerimaan. Penyelenggaraan PNBP di BPBL Ambon telah tertuang dalam SOP tersendiri dan penyetorannya menggunakan aplikasi Simponi. E. Akuntasi dan Pelaporan Pelaporan atas keuangan dan barang milik negara telah dilakukan secara berkala, dimana telah dilakukan Rekon setiap bulan dan setiap semester. Penginputan data pada aplikasi Simak- BMN dilakukan secara rutin. F. Kerugian Negara Tidak Terdapat indikasi kerugian negara berupa dalam rentang waktu kegiatan triwulan III yang diakibatkan oleh adanya kegiatan pengadaan barang dan jasa G. Kepegawaian Dalam rangka meningkatkan kedisipinan pegawai, telah ditetapkan kode etik pegawai lingkup BPBL Ambon. Ruang lingkup kode etik pegawai ini antara lain mengatur jam kerja, 11

pakaian kerja pegawai dan penjatuhan atas sanksi bagi pegawai yang melanggar ketentuan yang berlaku. H. Kinerja Guna mengukur kinerja suatu instansi telah ditetapkan IKU (Indikator Kinerja Utama) sehingga dapat terpantau secara jelas capaian kinerja setiap tahunnya. Pada tahun 2017, BPBL Ambon ditargetkan sebanyak 23 (dua puluh tiga) IKU yang terbagi dalam 4 (empat) perspektif. Pelaporan atas kinerja tersebut tergambar dalam Laporan Kinerja yang diterbitkan secara triwulanan. 3.2.2. Pengendalian Berkala Pengendalian berkala merupakan sarana penyampaian informasi aktual mengenai kondisi beberapa aktivitas / kegiatan di unit kerja sebagai bahan pengambilan keputusan guna kegiatan pengendalian. A. Pengendalian Kapasitas SDM Pengelola Keuangan Pengendalian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kapasitas SDM pengelola keuangan sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahui kesenjangan atau kelemahan dan selanjutnya diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas dan sifat dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. Susunan Pengelola Keuangan pada BPBL Ambon ditunjuk berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : 176 Tahun 2016 tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji Tagihan/Penandatanganan Surat Perintah Membayar (SPM) dan Pengangkatan Bendahara Pengeluaran dan/atau Bendahara Penerimaan Pada Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Secara keseluruhan, pemangku jabatan dalam pengelolaan keuangan telah memenuhi persyaratan, diantaranya sertifikat pengadaan barang / jasa dan sertifikat bendahara serta untuk KPA, PPK dan Pejabat Penguji SPM merupakan pejabat struktural. Hanya bendahara penerimaan yang masih belum memiliki sertifikat bendahara dan masih dirangkap oleh arsiparis / pengelola administrasi persuratan. B. Pengendalian Penyusunan Anggaran Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan jaminan dan kepastian bahwa komponen yang diusulkan, dari aspek keuangan telah sesuai dengan kaidah-kaidah keuangan yang 12

berlaku. Pimpinan unit kerja bertanggung jawab terhadap kebenaran usulan anggaran di lingkungan unit kerjanya dari kaidah-kaidah keuangan yang berlaku. Dalam usulan penganggaran tahun 2017 dilakukan dengan mengacu pada programprogram prioritas DJPB (money following priority program). Terdapat 17 (tujuh belas) komponen kegiatan yang tercantum dalam DIPA BPBL Ambon dan telah dilakukan upaya pengendalian secara internal balai, yaitu bagian keuangan dan unit keuangan eselon I. C. Pengendalian Pengadaan Barang dan Jasa Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang rencana dan pelaksanaan serta hambatan-hambatan proses pengadaan barang/jasa sehingga dapat diketahui proses pengadaan barang/jasa yang mempunyai permasalahan, yang untuk selanjutnya diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas dan sifat dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. Proses pengadaan, tanda tangan kontrak, dan pelaksanaan sudah mencapai 100% sementara PHO/serah terima mencapai 82,86%. Hingga triwulan III tahun 2017, telah dilaksanakan proses pengadaan pelelangan umum senilai Rp. 8.737.697.000 untuk pembangunan gedung pendederan sebanyak 1 paket dan telah dilakukan penandatanganan kontrak serta melaksanakan pekerjaannya. D. Pengendalian Barang Milik Negara Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang pengelolaan BMN yang mempunyai permasalahan sehingga dapat diketahui BMN yang mempunyai permasalahan. Terhadap permasalahan ini, selanjutnya diwajibkan untuk melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas dan sifatnya. Hingga periode triwulan III tahun 2017, kondisi BMN di BPBL Ambon tidak ditemui permasalahan dan telah dilakukan pencatatan dan inventarisasi dalam pembukuan BMN. E. Pengendalian Penyelesaian Kerugian Negara Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang penyelesaian kerugian negara dan indikasi kerugian negara untuk diketahui perkembangan proses penyelesaian kerugian negara maupun adanya indikasi kerugian negara dan hambatannya jika ada. Kegiatan pengendalian wajib dilakukan guna menyelesaikan permasalahan terkait adanya kerugian negara tersebut. Audit kinerja telah dilakukan oleh Inspektorat Jenderal KKP yang dilaksanakanpadatanggal 21 29 Maret 2017. Terdapat 4 (empat) rekomendasi atas hasil audit tersebut, yaitu : 13

1) Menginstruksikan seluruh penanggungjawab kegiatan untuk mengidentifikasi resiko dan melaksanakan kegiatan pengendalian; 2) Menginstruksikan penanggungjawab kegiatan perekayasaan supaya menetapkan target kegiatan secara spesifik dan terukur; 3) Melakukan koordinasi dengan dinas KP Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk bersama-sama melakukan pembinaan kepada penerima bantuan; 4) Menarik kembali kelebihan pembayaran senilai Rp. 4.736.170,- dari penyedia jasa untuk selanjutnya disetor ke Kas Negara. Terhadap adanya rekomendasi dari hasil audit kinerja tersebut, maka telah ditindaklanjuti oleh BPBL Ambon dengan surat nomor : 668/BPBLA/TU.140/VII/2017. F. Pengendalian Penyerapan Anggaran Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kondisi perkembangan pelaksanaan penyerapan anggaran, sehingga dapat diketahui perkembangannya, hambatan dan masalah pada proses pelaksanaan penyerapan anggaran dan dilakukan upaya pengendaliannya.hingga periode triwulan III tahun 2017, serapan anggaran BPBL Ambon adalah sebesar 45,28% dan capaian fisik adalah sebesar 46,79%. G. Pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko Risiko adalah kemungkinan kejadian dan pengaruh dari ketidakpastian (uncertainty) yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah. Manajemen risiko diartikan sebagai proses tata kelola pengendalian risiko yang terencana, proaktif, dan berkelanjutan meliputi penilaian risiko, kegiatan pengendalian, pemantauan dan pelaporan pengendalian risiko, termasuk berbagai strategi yang dijalankan untuk mengelola risiko dan mengurangi dampaknya sampai dengan tujuan tercapai. Pemilihan atas obyek aktivitas/kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan manajemen risiko didasarkan atas kriteria sebagai berikut : a. Yang mempunyai alokasi anggaran relatif besar sehingga jika terjadi kesalahan, kelemahan atau penyimpangan akan berakibat dan berdampak negatif secara material terhadap akuntabilitas keuangan dan kinerja; b. Kegiatan pengadaan barang/jasa yang kemungkinan mempunyai tingkat kegagalan tinggi dalam mencapai tujuan dan pemanfaatannya; c. Kegiatan yang tingkat kompleksitas yang relatif tinggi. 14

Berdasar atas kriteria-kriteria yang ditentukan di atas maka ditetapkan aktivitas dan kegiatan yang perlu dibuat manajemen risikonya adalah kegiatan yang terkait atau ditetapkan dalam IKU Balai dan kegiatan pengadaan barang/jasa. BPBL Ambon telah menentukan kegiatan / aktivitas yang dilakukan pendekatan menggunakan manajemen risiko sebagai berikut : 1. Produksi benih bermutu 2. Produksi calon induk unggul 3. Monitoring kawasan budidaya melalui kegiatan surveillance 4. Monitoring kawasan budidaya melalui kegiatan penanganan mutu lingkungan 5. Unit pembenihan yang siap disertifikasi 6. Unit budidaya yang siap disertifikasi 7. Bantuan benih ikan 8. Kegiatan kerekayasaan 9. Lokasi restoking 10. Pelayanan laboratorium 11. Pengadaan barang dan jasa 3.2.3. Hambatan, rencana pemecahan masalah dan tindak lanjut Penyelenggaraan SPIP di lingkungan BPBL Ambon, masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya, antara lain masih rendahnya koordinasi antar pelaksana kegiatan di divisi produksi dengan perencana kegiatan. Kurang disiplinnya pencatatan barang persediaan pada divisi divisi produksiyang berdampak pada terlambatnya pencatatan barang persediaan di SIMAK BMN. Upaya yang dapat dilakukan antara lain melakukan koordinasi berkala antara petugas pencatat SIMAK BMN dengan petugas pencatat barang persediaan di setiap divisi sehingga pencatatan dapat dikontrol dan memudahkan dalam input data persediaan setiap bulan, serta melakukan pengawasan langsung oleh setiap kepala seksi dan coordinator produksi terhadap jalannya proses kegiatan pencatatan barang kebutuhan yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan dan dilaporkan secara berkala. 15

BAB IV PENUTUP 4.1. KESIMPULAN Secara umum bahwa pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal di BPBL Ambon telah terlaksana dengan baik. Pelaksanaan atas pengendalian rutin dan berkala telah dilakukan pada semua komponen. Penyelenggaraan manajemen risiko dilakukan atas dasar kegiatan yang mengacu pada Indikator Kinerja Balai. 4.2. SARAN Perlunya peningkatan komunikasi antar bagian supaya upaya pengendalian secara internal berlangsung dengan baik dan efektif. 16