dokumen-dokumen yang mirip
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

ABSTRAK PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PRIMER DAN SEKUNDER BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN SEROLOGIS DI RUMAH SAKIT BALIMED DENPASAR

GAMBARAN SEROLOGIS IgG-IgM PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DI RSUP SANGLAH PERIODE JULI-AGUSTUS 2014 ABSTRAK

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

ABSTRAK. GAMBARAN IgM, IgG, DAN NS-1 SEBAGAI PENANDA SEROLOGIS DIAGNOSIS INFEKSI VIRUS DENGUE DI RS IMMANUEL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban

PERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap. tanda-tanda syok pada penderita demam berdarah dengue (DBD)

BAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, ditularkan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL JANUARI DESEMBER 2011

Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue (DBD), Pemeriksaan Serologi, Infeksi Primer, Infeksi Sekunder

ISSN: E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 1,JANUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Waktu survival (survival time) merupakan salah satu penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

B A B PENDAHULUAN. terutama di daerah tropik dan subtropik. Insiden infeksi VD yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengue merupakan penyakit mosquito-borne yang dapat. menyerang berbagai kelompok usia dan dapat berakibat fatal

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. DBD (Nurjanah, 2013). DBD banyak ditemukan didaerah tropis dan subtropis karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengue adalah penyakit infeksi virus pada manusia yang ditransmisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional karena upaya memajukan bangsa tidak akan efektif apabila tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian demam berdarah dengue (DBD) di dunia semakin meningkat setiap tahunnya. Data di seluruh dunia

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang berada pada periode triple

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

ABSTRAK HUBUNGAN JUMLAH HEMATOKRIT DAN TROMBOSIT DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT SANGLAH TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Ni Putu Eka Rosiana Dewi 1, A.A. Wiradewi Lestari 2, Wayan Sutirtayasa 2

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas 2013

ABSTRAK. PEMERIKSAAN IgM DAN IgG DENGUE RAPID TEST DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

PERBEDAAN PENURUNAN TROMBOSIT PADA DEMAM BERDARAH DENGUE DERAJAT I DAN II DI RS BHAYANGKARA TRIJATA

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 35

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

DAFTAR ISI Halaman COVER... i SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN... v ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemorrhagic fever

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue adalah salah satu penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang ada diseluruh daerah tropis dan subtropis. 1 Prevalensi global dengue telah tumbuh secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir ini. 2 Epidemiologi global Demam Berdarah (DF) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) cepat berubah. Dengue adalah penyakit virus yang menyebar paling cepat nyamuk Aedes Aegypty diseluruh dunia. Dalam 50 tahun terakhir, insiden telah meningkat 30 kali lipat dengan peningkatan ekspansi geografis ke negara-negara baru dan didekade ini dari kota ke pedesaan. Diperkirakan 50 juta infeksi dengue terjadi setiap tahun dan sekitar 2,5 miliyar orang hidup dinegeri yang berendemik DBD. 3 Pada tahun 2014 jumlah kasus pada penderita Demam Berdarah dengue yang telah dilaporkan sebanyak 100.347 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 907 orang (IR/Angka kesakitan =39,8 per 100.000 penduduk dan CFR/Angka kematian =0,9%). Dibandingkan tahun 2013 penyakit Demam Berdarah Dengue dengan kasus sebanyak 112.511 serta IR 45,85 telah terjadi penurunan kasus DBD pada tahun 2014. Target Renstra Kementrian Kesehatan untuk angka kesakitan kasus DBD pada tahun 2014 sebesar 51 per 100.000 penduduk, dengan demikian Indonesia telah mencapai target Renstra 2014. Pada tahun 2014 ada sebanyak 26 provinsi (76,5%) yang telah mencapai target Renstra 2014. Provinsi dengan angka kesakitan DBD tertinggi pada tahun 2014 yaitu Bali sebesar 204,22, Kalimantan Timur sebesar 135,46, dan Kalimantan Utara sebesar 128,51 per 100.000 penduduk. 4 Selama tahun 2014 terdapat 7 kabupaten/kota di 5 provinsi yang telah melaporkan terjadinya KLB kasusdbd yaitu Kabupaten Dumai (Provinsi Riau), Kabupaten Belitung dan Kabupaten Bangka Barat (Provinsi Bangka Belitung), Kabupaten Karimun (Provinsi Kepulauan Riau), Kabupaten Sintang

dan Kabupaten Ketapang (Provinsi Kalimantan Barat) serta Kabupaten Mrowan (Provinsi Sulawesi Tengah). Kematian akibat DBD dikategorikan tinggi jika CFR > 2%. Dengan demikian pada tahun 2014 yang memiliki CFR tertinggi yaitu Provinsi Bengkulu, Kep.Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Gorontalo dan Maluku. Pada provinsi tersebut masih perlu upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kesehatan rumah sakit dan puskesmas (dokter, perawatdan lain-lain) termasuk peningkatan sarana-sarana penunjang diagnosa dan penatalaksanan bagi penderita disarana-sarana pelayanan kesehatan. Sedangkan menurut jumlah kematian, jumlah pada kematian tertinggi terjadi di Jawa Barat sebanyak 178 kematian, dikuti oleh Jawa Tengah (159 kematian) dan Jawa Timur (107 kematian). Berbeda dengan jumlah/angka kesakitan yang telah mengalami penurunan, jumlah kabupaten/kota terjangkit DBD tahun 2014 justru telah mengalami peningkatan, dari 412 (82,9%), pada tahun 2013 menjadi 433 kabupaten/kota (84,74%) pada tahun 2014. 4 Semarang merupakan salah satu wilayah dengan insidensi kasus DBD tinggi di Provinsi Jawa Tengah. Data Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebutkan bahwa pada tahun 2014 jumlah kasus DBD sejumlah 1.628 kasus atau turun 31,13% dari 2,364 kasus pada tahun 2013. Sedangkan IR DBD tahun 2013 yang semula 134,09 turun menjadi 92,43% atau turun 41,47%, pada tahun 2014. Jumlah kematian pada tahun 2014 27 kasus tetap sama dari tahun 2013 yang berjumlah 27 kasus. Pada tahun 2013 jumlah kasus DBD sejumlah 2.364 turun menjadi 1,628 kasus pada tahun 2014 atau turun 31,13%. IR DBD tahun 2013 yang semula 134,09 turun menjadi 92,43 atau turun 41,47%. Jumlah penderita DBD yang meninggal tahun 2014 tetap sama dengan pada tahun 2013 yaitu sejumlah 27 kematian. CFR DBD daripada tahun 2013 sebesar 1,14% naik menjadi 1,66%, pada tahun 2012 atau naik 0,54%. Sejak tahun 1994 sampai dengan 2014 jumlah kasus dan kematian tertinggi pada tahun 2010 yaitu 5.556 kasus dan 47 meninggal. IR tertinggi juga pada Tahun 2010 yaitu 368,7 per 100.000 dan CFR tertinggi pada Tahun 2006 yaitu 2,28%. Sedangkan target angka kesakitan DBD tahun 2014 adalah di bawah 220 per

100.000 penduduk dan CFRnya di bawah 1,6%. Incidence Rate (IR) DBD Kota Semarang dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2014 selalu jauh lebih tinggi dari IR DBD Jawa Tengah dan IR DBD Nasional. Tahun 2014 IR DBD Kota Semarang 3 kali lebih tinggi dari IR DBD Jawa Tengah. Target Nasional Pencapaian incidence rate DBD adalah 51 per 100 ribu penduduk. 5 Pemeriksaan hematologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya.khusunya jumlah dan morfologi sel sel darah, serta sumsum tulang.darah adalah jaringan yang berbeda dengan organ lain, karena terbentuk cairan.jumlah darah dalam tubuh adalah 6 8% berat tubuh total sebanyak 45 60% darah terdiri dari sel sel darah yang terdiri dari hematokrit, hemoglobin, trombosit, dan leukosit,fungsi utama darah adalah memelihara suhu tubuh dan keseimbangan cairan dalam tubuh. 6 Pemeriksaan imunoglobulin adalah substansi pertama yang diidentifikasi sebagai molekul dalam serum yang mampu menetralkan sejumlah mikroorganisme penyebab infeksi. Pada penelitian ini akan dilakukan dua pemeriksaan diantaranya IgM dan IgG. IgM adalah kelas imunoglobulin yang pertama dibentuk atas rangsangan antigen, tetapi respon IgM umumnya pendek yaitu hanya beberapa hari untuk kemudian turun.sedangkan IgG adalah komponen utama imunoglobulin serum dengan berat molekul 160.000 dalton.kadarnya dalam serum sekitar 13 mg/ml, merupakan 75% dari semua imunoglobulin. IgG ditemukan dalam berbagai cairan seperti darah, CSS dan urin. 7 Diagnosis Demam Berdarah dengue primer dan sekunder penting dalam memantau penyebaran epidemi dan mengidentifikasi risiko penyakit. Mendeteksi antibodi imunoglobulin IgM dan IgG adalah teknik utama untuk diagnosis laboratorium dengue. 8 IgM dan IgG ELISA secara luas dapat digunakan sebagai tes diagnosis untuk mengkonfirmasi infeksi virus dengue. Tingkat positif anti-dengue IgM dan IgG terdeteksi pada saat diperiksa infeksi virus primer dan infeksi virus dengue sekunder. 9 Immunoglobulin M (IgM) dan Immunoglobulin G (IgG) adalah pentingnya untuk membedakan infeksi primer dan sekunder karena setiap dalam periode muncul penanda yang berbeda. IgM

lebih spesifik, muncul hanya setelah 3-5 hari penyakit pada infeksi primer dan bertahan selama 8 bulan, infeksi sekunder tidak selalu positif. IgG muncul pada infeksi primer pada tingkat tinggi di hari ke 14 dan bertahan hidup, infeksi sekunder naik dalam waktu 1-2 hari terinfeksi. 10 Di Indonesia, sebuah penelitian di Denpasar dengan subyek anak-anak menunjukkan bahwa pada infeksi sekunder (IgG positif atau IgG dan IgM positif) cenderung jumlah trombositnya lebih rendah dari nfeksi (IgM positif). Sedangkan pada fase konvalesen, penderita yang mengalami infeksi sekunder cenderung jumlah trombositnya lebih cepat meningkat dari infeksi primer. 11 B. Rumusan Masalah Bagaimana distribusi dan frekuensi penderita Demam Dengue hasil pemeriksaan Imunoglobulin. C. Tujuan Peneitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penderita Demam Dengue berdasarkan hasil pemeriksaan imunoglobulin. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendeskripsikan umur, jenis kelamin, tempat tinggal,pada penderita Demam Dengue di RS Roemani Muhammadiyah Semarang. b. Untuk mendeskipsikan IgM. c. Untuk mendeskripsikan IgG. d. Untuk mendeskripsikan kadar Hb. e. Untuk mendeskripsikan kadar Ht. f. Untuk mendeskripsikankadar Trombosit. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Membuka wawasan bagi masyarakat pada umumnya tentang pentingnya menjaga kesehatan terutama dilingkungan yang kotor maupun bersih dan melakukan 3M secara rutin untuk memantau adanya jentik disekitar lingkungan.

2. Manfaat teoritis dan Metodelogis a. Dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan limu dan pengalaman bagi peneliti sehingga dapat di aplikasikan dalam bidang pendidikan kesehatan khususnya yang berkaitan dengan kejadian Penderita Demam Berdarah Denguedan imunoglobulin. b. Menjadi bahan pertimbangan dan dapat dikembangkan bagi peneliti selanjutnya terhadap permasalahan yang sama.

E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Datfar Publikasi yang menjadi rujukan Peneliti (th) Judul Penelitian Metode Penelitian Ni Nyoman Pola Serologi IgM Penelitian ini Lidya dan IgG pada merupakan Trisnadewi, I infeksi Demam penelitian Nyoman Berdarah Dengue cross sectional Wande (DBD) Di Rumah dengan metode (2016) 12 Sakit Umum deskriptif. Pusat Sanglah, Denpasar, Bali Bulan Agustus sampai September 2014 Hasil Penelitian Dari 36 sampel didapatkan jumlah laki-laki 17 (47%) dan perempuan 19 (53%). Menurut kelompok umur pasien remaja (12-25 tahun) memiliki jumlah tertinggi yaitu 13 orang (36%). Dari pemeriksaan serologi didapatkan IgM positif 3 orang (8%), IgG positif 14 orang (39%). Serta IgM dan IgG positif 19 orang (53%). Pasien yang menderita infeksi primer berjumlah 3 orang (8%) dan infeksi sekunder berjumlah 33 orang (92%). Cucunawangsi h, Nata PratamaHardjo Lugito and Andree Kurniawan. (2015) 1 Dieter Teichmann, Klaus Gobels, Matthias Niedrig, Martin P. Grobusch (2004) 2 Djatnika Setiabudi, dkk (2013) 13 Immunoglobulin G (IgG) to IgM ratio in secondary adult dengue infection using samples from early days of symptoms onset. Dengue virus infection in travellers returning to Berlin, Germany: clinical, laboratory, and diagnostic aspects. Perbedaan Kadar Platelet Activating Factor Plasma antara Penderita Demam Berdarah Dengue dan Demam Dengue prospective cohort study. According to NS1, IgG and IgM results, 36 patients were classified as secondary infection, 12 were primary infection. Retrospectiv The majority of patients (77,5%) contracted the diease in South Central and South East Asia. Observasional dengan rancangan potong lintang Selama kurun waktu penelitian didapat 26 penderita dengue, terdiri atas 14 kasus demam dengue dan 12 demam berdarah dengue. Kadar platelet activating factor plasma pada fase kritis penderita demam berdarah dengue [541,45 (239,30 2.449,00)] pg/ml lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan penderita demam dengue [289,55 (149,50 961,50)] pg/ml; p=0,007.