Kerangka Acuan Desiminasi Hasil Analisa Pendokumentasian Data Kasus Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
IKATAN PEREMPUAN POSITIF INDONESIA - IPPI Jaringan Nasional Perempuan yang hidup dengan HIV dan AIDS

31 MARET 2 APRIL 2015 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

FEMINISASI HIV IPPI

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia tahun , BPS, BAPPENAS, UNFPA, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dampaknya terus berkembang (The Henry J. Kaiser Family Foundation, 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan April Kabar Menara Topas 9

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. (HIV-AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. belum ditemukan, yang dapat mengakibatkan kerugian tidak hanya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

Perlindungan Sosial yang Sensitif

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

DAFTAR ISI Deskripsi dan uraian umum Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

MELINDUNGI SECARA UTUH : Layanan Sinergitas. Gama Triono

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah remaja usia tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang

Pertemuan Evaluasi Program GWL. Untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi pengembangan program

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

Situasi HIV & AIDS di Indonesia

Kebijakan Program PMTS Paripurna KPA Nasional Dibawakan pada Lecture Series: Overview PMTS Kampus Atmajaya Jakarta, 7 November 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang akan disampaikan (Azrul & Azwar, 1983). Sedangkan Glanz, dkk.,

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

Dr Siti Nadia M Epid Kasubdit P2 AIDS dan PMS Kementerian Kesehatan RI. Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

MENDEKATKAN AKSES PEREMPUAN MISKIN KORBAN KEKERASAN TERHADAP LAYANAN. Komnas Perempuan & Forum Pengada Layanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. masalah dunia karena melanda di seluruh negara di dunia (Widoyono, 2005).

komisi penanggulangan aids nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Homoseksual pertama kali ditemukan pada abad ke 19 oleh seorang psikolog

BAB V PENUTUP. ini. pemberdayaan digunakan sebagai alternatif pembangunan yang bersifat

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Maret Kabar Menara Topas 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pelaku transeksual atau disebut waria (Wanita-Pria) belum

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN CAPACITY BUILDING IBU RUMAH TANGGA DENGAN ODHA DAN PEDILA

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Memperkuat Peran Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan Tes HIV pada Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Persoalan dan strategi penting

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

WITHOUT VIOLENCE: RELASI SEHAT VERSUS KEKERASAN DALAM PCARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI KUALITATIF DAN PENDOKUMENTASIAN;

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Transkripsi:

Kerangka Acuan Desiminasi Hasil Analisa Pendokumentasian Data Kasus Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia. Latar Belakang Perkembangan HIV-AIDS di Indonesia Triwulan III tahun 2012. Kasus AIDS, dari Juli sampai dengan September 2012 jumlah kasus baru AIDS yang dilaporkan sebanyak 1.317 kasus. Persentase kasus AIDS tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun (40,7%), diikuti kelompok umum 20-29 tahun (29,0%) dan kelompok umur 40-49 tahun (17,3%). Rasio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Jumlah kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta (648), Jawa Tengah (140), Bali (1012), Jawa Barat (80) dan Kepulauan Riau (78). Persentase faktor risiko AIDS tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (81,9%), penggunaan jarum suntik tidak steril pada Penasun (7,2%), dari ibu (positif HIV) ke anak (4,6%), dan LSL (2,8%). Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat ada peningkatan kekerasan terhadap perempuan di ranah komunitas atau publik pada 2012, yaitu sebesar 4,35 persen atau menjadi 4.293 kasus. Jenis dan bentuk kekerasan yang paling banyak terjadi ialah kekerasan seksual (2.521 kasus) Semakin dipahami pula bahwa persoalan penyebaran HIV dan AIDS di berbagai belahan dunia tidak dapat ditanggulangi melalui upaya-upaya medis semata. Persoalan ini tidak terlepas dari berbagai macam kepentingan sehingga untuk mengurainya diperlukan cara pandang terhadap persoalan yang luas mencakup, ekonomi, politik, sosial, serta budaya. Keterkaitan antara kekerasan terhadap perempuan dan penularan HIV merupakan sebuah pangkal dari satu ujung jawaban atas persoalan yang perlu terus-menerus dikaji dan menjalani siklus aksi-refleksi. Kuatnya patriarkisme dalam kehidupan bernegara senantiasa melahirkan kebijakankebijakan yang tidak sensitif perempuan, lalai akan perlindungan terhadap kaum yang dilemahkan dalam dunia lelaki, bahkan potensial untuk terjadinya kekerasan verbal dan non verbal. Semakin banyaknya perempuan yang dilaporkan tertular HIV dari pasangannya bahkan kepada bayi-bayi yang dikandungnya dalam lima tahun terakhir, merupakan fenomena yang tidak bisa dinafikkan saling kait-mengkait dengan perlakuan kekerasan terhadap perempuan. Sejak kasus pertama di Indonesia dilaporkan lebih dari dua puluh tahun lalu hingga saat ini, penelitian soal HIV dan AIDS telah banyak dilakukan kebanyakan mengenai aspek medis dari persoalan ini. Sementara, kajian-kajian gender maupun feminis yang

berkaitan dengan HIV di Indonesia tidak banyak ditemukan. Padahal dalam kaitannya dengan isu kesehatan HIV hanyalah salah satu dari sekian banyak masalah kesehatan yang wajib ditangani negara - konsep gender menjadi penting karena selama ini perempuan banyak dirugikan, terpinggirkan dalam memperoleh akses, partisipasi, kendali dan manfaat ke sarana pelayanan kesehatan. Ketidaksetaraan dalam akses pelayanan ini di banyak tempat mempengaruhi jumlah kasus yang dilaporkan pada perempuan dibanding pada laki-laki, temuan kasus pada perempuan lebih rendah. Dalam persoalan HIV, setidaknya terdapat empat hal yang menyebabkan hal tersebut 1 : 1. Perempuan seringkali tidak tahu status HIV pasangannya dan tentunya tidak tahu kalau dirinya telah terinfeksi pula; 2. Sekalipun telah mengetahui dirinya mengidap HIV, perempuan seringkali takut memberitahukan keluarganya atas stigma dan diskriminasi yang mungkin akan diterima dari keluarganya sendiri; 3. Dalam pelayanan kesehatan, perempuan cenderung tidak ditanya tentang perilaku risiko tinggi dirinya maupun pasangannya sehingga kebanyakan kasus HIV ditemukan saat sudah stadium akhir terlambat didiagnosis di stadium awal; 4. Program promosi dan pelayanan kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan AIDS kerap menjadikan perempuan sebagai obyek intervensi. Hal ini disebabkan masih kurangnya pemahaman gender petugas kesehatan dan belum tersosialisasikannya strategi penanggulangan AIDS yang sensitif gender. Menyikapi tantangan yang dihadapi oleh perempuan pada umumnya dan perempuan terinfeksi HIV, maka Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) sendiri menyikapinya dengan pendekatan pemberdayaan perempuan terinfeksi maupun perempuan pada umumnya melalui rangkaian program mengenai pemahaman kesehatan reproduksi dan seksual pada perempuan, gender, hak reproduksi dan seksual beserta kaitannya dengan perlindungan hukum dalam konteks HAM. Kegiatan ini diawali dengan pembuatan modul yang kemudian diikuti dengan serangkaian kegiatan pelatihan di 8 propinsi di Indonesia. Dari hasil keseluruhan pelatihan ditemukan banyaknya kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan dengan HIV dan terdampak, hal ini menjadi temuan yang sangat penting untuk segera ditindak lanjuti. Hampir 90% dari total peserta pernah mengalami kekerasan dari pasangannya dan bahkan masih ada yang berada dalam lingkaran kekerasan dan belum mampu keluar dari lingkaran tersebut dengan berbagai alasan yaitu; takut status semakin terbuka jika melaporkan kasus yang dialami, sering mendapat ancaman yang sangat mengerikan jika berani melaporkan kasusnya, tidak

tahu harus kemana untuk mencari bantuan dan masih banyak alasan lainnya. Jenis kekerasan yang dialami terdiri dari kekerasan fisik, psikisi, ekonomi dan seksual. Dalam hal kekerasan seksual, selain kekerasan dalam bentuk pemaksaan terhadap fungsi organ reproduksi perempuan juga menjadi sangat rentan terhadap penularan HIV dan AIDS. IPPI telah melakukan pendokumentasian data kasus kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa barat, Sumatera Utara, D.I Yogyakarta, Jawa timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Dengan metode diskusi group/kelompok terkait pemahaman perempuan terhadap kekerasan serta wawancara mendalam, dan diakhiri dengan lokakarya sehari dengan pemangku kepentingan di daerah tersebut dengan tema : Integrasi Program Layanan Kekerasan Terhadap Perempuan dengan HIV dan AIDS, karena selama ini tidak pernah ada yang tahu harus melapor kemana jika mengalami kekerasan (terutama kekerasan seksual) dari pasangannya. Mengingat situasi yang ada, dilakukannya pendokumentasian data kasus kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS ini menjadi sangat penting guna menyusun solusi yang mampu memecahkan permasalahan yang ada. Penelitian ini mampu menyediakan umpan balik yang penting dalam memperbaiki sistem yang ingin dibangun terintegrasinya layanan kesehatan dan layanan kekerasan terhadap perempuan dengan HIV yang sensitif akan kemiskinan serta budaya yang ada di Indonesia. Pendokumentasian data kasus kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS ini bertujuan untuk mengetahui dengan pasti mengenai Perspektif Perempuan dengan HIV terhadap kekerasan, Tipikal Perempuan yang mendapatkan kekerasan dan hal-hal yang melatar belakangi kekerasan ini terjadi dari aspek budaya, social, ekonomi, politik dan tanggapan lingkungan serta jenis-jenis kekerasan lain yang pernah dialami. Dan perluasan dampak yang terjadi pada individu, anak dan lingkungan. Juga bagaimana perempuan dengan HIV dapat melakukan upaya litigasi dan non litigasi, bagaimana lingkungan atau masyarakat sekitar melihat terjadinya kekerasan, tingkat akses serta efek positif dan negatif dari kebijakan, terutama perlindungan hukum. Selain itu adanya rekomendasi serta meningkatkan kerjasama, kemitraan, komitmen dari pemangku kepentingan. Tujuan dan hasil yang diharapkan dari pertemuan ini adalah; 1. Untuk membuka pandangan dan pemahaman pemangku kebijakan agar dapat mengintegrasikan layanan kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS.

2. Untuk mendapatkan data kasus kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS sebagai bahan advokasi agar dapat terintegrasikannya layanan kesehatan dan layanan kekerasan terhadap perempuan dengan HIV yang komprehensif. 3. Sebagai bahan pembelajaran bahwa saat ini HIV dan AIDS tidak hanya sebagai isu kesehatan saja tetapi sudah menjadi isu global dan dapat menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan program layanan kekerasan khususnya pada perempuan yang terintegrasi dan komprehensif. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Tempat : Aula Gedung D kampus UNIKA Atma Jaya Hari, Tanggal : Selasa, 17 Desember 2013 Waktu : 12.00 17.00 WI Agenda Waktu Materi Narasumber Keterangan 12.00 13.00 Registrasi Makan siang Panitia 13.00 13.30 Pemutaran film dokumenter pengambilan Sari Dewi Aznur IPPI data 13.30-14.00 Pemaparan hasil studi, kesimpulan, dan Baby Rivona IPPI rekomendasi Nasution 14.00 14.30 Hegemoni Maskulinitas Syaldi Sahude Aliansi Laki-laki Baru 14.30 15.00 Tanggapan pakar terhadap kasus kekerasan yang dialami oleh perempuan dengan HIV Dr. Nani Nurrachman Fak. Psikologi Atma Jaya 15.00 15.30 Integrasi program penanggulangan HIV Afra Suci HIVOS dengan anti kekerasan terhadap perempuan dalam konteks hak kesehatan seksual dan reproduksi Ramadhan 15.30 16.30 Diskusi tanya jawab Syafirah Hardani Moderator KPAN 16.30 16.45 Coffee break 16.45 17.00 Penutupan Panitia