BAB II TINJAUAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN 6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan. kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan. membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan. Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Cuci Tangan yang Baik dan Benar Pokok Bahasan : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar : keluarga dan klien

LAMPIRAN 1 : DELVA ADRE MEI PUSPITASARI NIM : PLAN OF ACTION (SEPTEMBER 2016 JULI 2017) Februar Oktober. No. Kegiatan Penelitian Septem

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak menyebarkan kotoran dan tidak menularkan penyakit,langkahlangkah

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan kesehatan

7 Langkah Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO

PERMOHONAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Kepada Yth: Bapak/Ibu / Saudara(i) Responden di SDN Sungai Bahadangan Kecamatan Banjang Kabupaten HSU.

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB 2. Tinjauan Teori. yang menyebabkan infeksi didapat dari orang lain (pasien, tenaga

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB II TINJAUAN TEORI

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Masa Anak Usia Sekolah Dasar. atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun (Yusuf, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KELOMPOK BERMAIN ARROHMAN. Alamat: Bacak, Monggol, Saptosari, Gunungkidul

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam. diantaranya perawat, dokter dan tim kesehatan lain yang satu dengan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KEGIATAN DEMONSTRASI CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR DI SDN 16 DAN SDN 19

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

Pelaksanaan Kegiatan UKS No. Dokumen No. Revisi : Tanggal Terbit Halaman :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Sehat dalam keperawatan anak adalah keadaan kesejahteraan yang optimal

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Robert Kwick (1974), menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

Cara Mencuci Tangan yang Benar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, sikap, dan tindakan, sedangkan sikap merupakan reaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi anak sekolah menurut World Health Organization (WHO) yaitu

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Keselamatan Pasien (Patient Safety)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA

Studi tentang Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas 4 dan 5 Dalam Pencegahan Flu Burung SDN Cisalak 1 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok tahun 2009

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI A. Perilaku Mencuci Tangan Perilaku adalah respon atau reaksi individu terhadap stimulasi yang berasal dari luar atau dari dalam dirinya ( Ali, 2010). Pengertian perilaku menurut Skiner dalam (Notoatmodjo, 2007). perilaku kesehatan secara umum adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Perilaku mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan. Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi (Proverawati, A dan Rahmawati, E (2012). 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman pengertia ternyata perilaku yang didsari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2003 dalam Wawan dan Dewi, 2011).

b. Tingkat pengetahuan Pengetahuan dalam aspek kognitif menurut (Notoatmodjo, 2003 dalam Wawan dan Dewi, 2011), dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu: 1) Tahu (know) Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, dari seluruh bahan yang telah dipelajar. Termasuk kedalam tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang bersifat spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kasta kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yang artinya hanya sekedar tahu. 2) Memahami (Comprehension) Memahami ini diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi ke kondisi sebenarnya. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan terhadap obyek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Aplikation) Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau hukumhukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dengan menggunakan rumus statistik dalam perhitunganperhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsipprinsip siklus pemecahan masalah dari kasus kesehatan yang diberikan.

4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulsi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteri-kriteria yang sudah ada. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Wawan dan Dewi (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Berikut uraian dengan masing-masing faktor tersebut 1) Faktor Internal a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah citacita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang pada pola hidup terutama dalam motivasi dan mudah menerima informasi.

b) Pekerjaan Pekerjaan adalah aktivitas yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. c) Umur Usia adalah umur individu yang terhintung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. 2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat dipengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. d. Cara memperoleh pengetahuan Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoadmojo, 2003 dalam Wawan dan Dewi, 2011) adalah sebagai berikut: 1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan a) Cara coba salah Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan itu tidak berhasil maka di coba. b) Cara kekuasaan Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpinpimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu. 2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metologi ilmiah. e. Cara menilai pengetahuan Menurut Arikunto (2006) Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu: 1) Baik : hasil presentase 76% - 100% 2) Cukup : hasil presentase 56% - 75% 3) Kurang : hasil presentase < 56% 2. Sikap Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologis sosial yang membahas unsur sikap sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap kaitannya dengan efek perannya dalam pembentukan karakter dan sistem hubungan antar kelompok serta pilihan-pilihan yang ditentukan berdasarkan lingkungan dan pengaruhnya terhadap perubahan (Wawan dan Dewi, 2011). a. Sifat Sikap Sifat sikap menurut Wawan dan Dewi (2011) yaitu 1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. 2) Sikap negatif terdapat tercenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.

b. Indikator untuk sikap kesehatan menurut Notoatmodjo (2012) adalah 1. Sikap terhadap sakit dan penyakit Adalah bagaimana atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit, dan sebagainya. 2. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat. Dengan perkataan lain pendapat atau penilaian terhadap makanan, minuman, olahraga, relaksasi (istirahat) atau istirahat cukup, dan sebagainya bagi kesehatan. 3. Sikap terhadap kesehatan lingkungan Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Misalnya pendapat atau penilaian terhadap air bersih, pembangunan limbah, polusi dan sebagainya. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Wawan dan Dewi (2011) adalah 1) Pengalaman pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. 2) Pengaruh orang lain dianggap penting Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang, dianggap penting.

3) Pengaruh kebudayaan Tanpa disadari kebudayaan telah menamakan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. 4) Media masa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya. 5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap. 6) Faktor emosional Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pertanyaan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluiran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. d. Cara menilai sikap 1) Bila normal maka kategori mendukung, skor nilai mean (nilai rata-rata) dan tidak mendukung, skor < nilai mean. 3) Bila tidak normal maka kategori mendukung, skor nilai median dan tidak mendukung, skor < nilai median. 3. Praktik a. Tingkatan dalam praktik merupakan tindakan nyata dari adanya suatu respon (Notoatmodjo, 2012). 1) Respon terpimpin Merupakan suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan urutan yang benar.

2) Mekanisme Seseorang yang dapat melakukan tindakan secara benar urutannya, makan akan menjadi kebiasaan baginya untuk melakukan tindakan yang sama. 3) Adopsi Suatu tindakan yang sudah berkembang atau termodifikasi dengan baik disebut adopsi. b. Indikator praktik kesehatan menurut Notoatmodjo (2012) adalah 1) Tindakan (praktik) sehubungan dengan penyakit a) Pencegahan penyakit, mengimunisasikan anaknya, melakukan pengurasan bak mandi seminggu sekali. b) Penyembuhan penyakit, misalnya: minum obat sesuai petunjuk dokter, melakukan anjurananjuran dokter. 2) Tindakan (praktik) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga secara teratur, dan sebagainya. 3) Tindakan (praktik) kesehatan lingkungan Mencuci tangan, menggunakan air bersih untuk mandi, membuang sampah pada tempatnya, dan sebagainya. c. Cara menilai praktik Kategori penilaian praktik menurut Arikunto (2006) : 1) Baik : presentase 76% - 100% 2) Cukup : presentase 56% - 75% 3) Kurang : presentase <56%

B. Praktik mencuci tangan 1. Pengertian mencuci tangan Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari kotoran, mulai dari ujung jari hingga siku dan lengan atas dengan cara tertentu sesuai kebutuhan (Kusyati, dkk, 2012). 2. Tujuan mencuci tangan Menurut Kusyati,dkk, (2012), tujuan mencuci tangan adalah a. Mengurangi mikroorganisme pada tangan dan mencegah kontaminasi. b. Mencegah atau mengurangi peristiwa infeksi. c. Memelihara tekstur dan integritas kulit tangan dengan tepat. 3. Manfaat mencuci tangan Manfaat mencuci tangan menurut Perry & Potter (2006) yaitu a. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan b. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman c. Mencegah penularan penyakit d. Mengurangi penyebab penyebaran infeksi e. Mengurangi perpindahan mikroorganisme dari spesimen feses ke tangan. 4. Menurut Siswanto, H (2010), teknik mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir, sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah: a. Membasuh tangan dengan air bersih, jika ada memakai air yang mengalir b. Menuangkan sabun secukupnya pada telapak tangan c. Meratakan sabun pada kedua telapak tangan d. Menggosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dngan tangan kanan dan sebaliknya (sambil basuh dengan air bersih dan mengalir) e. Menggosok kedua telapak dan sela-sela jari

f. Jari-jari sisi dalam dari keduanya saling mengunci g. Menggosok ibu jari kiri berputar dan genggaman tangan dan lakukan sebaliknya h. Gosokkan memutar ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya i. Keringkan dengan handuk sekali pakai sampai benar-benar kering j. Gunakan handuk tersebut untuk menutup kran k. Dan kini tangan sudah aman 5. Tahap-tahapmencuci tangan menurut Kusyati, dkk, (2012) yaitu a. Basahi kedua telapak tangan anda dengan air mengalir dan tuang sabun ke telapak tangan. Selanjutnya, gosok kedua telapak tangan ke arah depan dan belakang. b. Gosok punggung tangan anda dan masukkan jari anda di sela jari secara bergantian.

c. Masukkan jari kanan anda ke sela jari kiri untuk membersihkan sela jari. d. Gosok ujung jari dengan mengatupkan jari tangan kanan dan menggosokkannya ke telapak tangan kiri. Lakukan prosedur yang sama pada tangan yang kiri. e. Gosok dan putar ibu jari secara bergantian.

f. Gosokkan ujung kuku tangan kanan ke telapak tangan kiri. Lakukan secara bergantian. 6. Dampak mencuci tangan Dampak yang terjadi pada anak jika tidak dibiasakan untuk mencuci tangan maka akan mempermudah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh, hal ini akan mengakibatkan anak mudah terkena penyakit seperti diare, cacingan, infeksi tangan dan mulut maupun ISPA (Chuluq, dkk, 2013). 7. Moment mencuci tangan Waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu saat-saat sebagai berikut: 1) Sebelum makan, 2) Sebelum menyiapkan makanan, 3) Setelah buang air besar, 4) Setelah buang air kecil, 5) Setelah memegang unggas atau hewan, 6) Setiap kali tangan kita kotor. (Depkes, 2001). 8. Cara menilai praktik mencuci tangan Kategori penilaian praktik menurut Arikunto (2006) : a. Baik : presentase 76% - 100% b. Cukup : presentase 56% - 75% c. Kurang : presentase <56% C. Penyuluhan kesehatan 1. Pengertian Penyuluhan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan tidak dapat diberikan

kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Herawani, 2001 dalam Kurniawan, D. E., 2012). Penyuluhan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai pendidik.berdasarkan perannya sebagai pendidik, perawat mengalihkan pengetahuan dan ketrampilan selama pembelajaran yang berfokus pada pasien.untuk mendapatkan gambaran pola pikir, sikap dan ketrampilan yang spesifik tersebut diperlukan proses interaksi perawat pasien dalam menggali perasaan, kepercayaan dan filosofi pasien secara individual. Dengan demikian, perawat mendapatkan masalah-masalah pasien dan hal-hal yang perlu diberikan dalam penyuluhan kesehatan. Kemudian bersama pasien, perawat melakukan kerjasama demi memecahkan masalah melalui proses negosiasi tentang penyuluhan kesehatan yang diinginkan pasien. Hubungan proses pembelajaran yang terjadi bersifat dinamis dan interaktif (Herwani, 2001 dalam Kurniawan, D. E., 2012). 2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan Menurut (Machfoed, 2005 dalam Kurniawan, D. E., 2012), penyuluhan kesehatan merupakan proses perubahan, yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses belajar. Perubahan tersebut mencakup antara lain pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui proses penyuluhan kesehatan. Hasil yang diharapkan melalui proses penyuluhan kesehatan pada hakikatnya dapat berupa emosi, pengetahuan, pikiran keinginan, tindakan nyata dari individu, kelompok dan masyarakat.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyuluhan Kesehatan Menurut Notoatmodjo (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan kesehatan antara lain : a. Perdamaian Perdamaian, termasuk di dalamnya keamanan ditempatkan pada urutan pertama, karena perdamaian merupakan prakondisi yang diperlukan oleh semua sektor termasuk kesehatan. b. Perumahan Sebagian besar hidup manusia, lebih-lebih pada usia dini dihabiskan di dalam keluarga atau lebih jelasnya lagi ditempat tinggal atau rumah masing-masing anggota keluarga yang bersangkutan. Di tempat tinggal atau rumah tangga inilah sebenarnya kesehatan kita bentuk atau tentukan. c. Pendidikan Bertujuan untuk memerangi kebodohan, dapat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berusaha atau bekerja, sehingga dapat meningkatkan pendapatan (ekonomi). Selanjutnya akan dapat meningkatkan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya. d. Makanan Makanan dan gizi meruapakan asupan utama untuk kesehatan. e. Ekosistem yang stabil f. Sumber daya yang berkesinambungan g. Keadilan sosial Terjadi kesenjangan sosial di suatu masyarakat akan jelas mengganggu kesehatan masyarakat. h. Pemerataan Pemerataan adalah adanya kesempatan yang sama untuk memperoleh akses pelayanan dari pihak-pihak yang berwajib.

4. Metode Penyuluhan Kesehatan Menurut Notoatmodjo (2003), metode pembelajaran dalam penyuluhan kesehatan pada dasarnya merupakan pendekatan yang digunakan dalam proses penyuluhan untuk menyampaikan pesan kepada sasaran penyuluhan kesehatan yaitu : Metode ceramah dan metode demonstrasi Metode pembelajaran dalam penyuluhan kesehatan dapat berupa : a. Metode ceramah : Ceramah yaitu pidato yang di sampaikan oleh seseorang pembicara di depan sekelompok pengunjung. Ceramah pada hakekatnya adalah proses transfer informaasi dari pengajar kepada sasaran belajar. b. Metode demonstrasi : Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan suatu prosedur atau tugas, dan cara penggunaan alat dan cara berinteraksi. Demonstrasi dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan media seperti video atau film.

D. Kerangka Teori Faktor internal Pengetahuan Sikap Praktik Faktor internal: 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur Faktor eksternal: 1. Lingkungan 2. Sosial budaya 1. Pengalaman pribadi 2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting 3. Pengaruh kebudayaan 4. Media massa 5. Lembaga pendidika dan agama 6. Faktor emosional Tidak nyata karena adanya suatu respon dari responden Perilaku mencuci tangan Lingkungan sekitar Penyuluhan kesehatan Faktor eksternal Skema 2.1 : Kerangka teori Sumber : Wawan dan Dewi (2011

E. Kerangka Konsep Pre-Test Post-Test Pengetahuan Pengetahuan Sikap Praktik Intervensi ( penyuluhan) Sikap Praktik Variabel perancu: 1. Pendidikan 2. Pengalaman pribadi 3. Budaya 4. Media informasi Skema 2.2 : kerangka konsep F. Variabel Penelitian Variable adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan dan variabel dependennya adalah pengetahuan, sikap, dan praktik mencuci tangan. G. Hipotesis Rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Ada perbedaan penyuluhan kesehatan tentang mencuci tangan terhadap pengetahuan mencuci tangan pada anak usia sekolah. 2. Ada perbedaan penyuluhan kesehatan tentang mencucin tangan terhadap sikap mencuci tangan pada anak usia sekolah. 3. Ada perbedaan penyuluhan kesehatan tentang mencuci tangan terhadap praktik mencuci tangan pada anak usia sekolah. 4. Ada perbedaan pengetahuan antara kelompok intervensi dan kelompok kotrol pada anak SD dikelas 4 dan 5 di SDN Meteseh. 5. Ada perbedaan sikap antara kelompok intervensi dan kelompok kotrol pada anak SD dikelas 4 dan 5 di SDN Meteseh.

6. Ada perbedaan praktik antara kelompok intervensi dan kelompok kotrol pada anak SD dikelas 4 dan 5 di SDN Meteseh.