II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru.

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media.

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN TEKNIK THIK- TALK-WRITE (TTW) Oleh: Usep Kuswari. Teknik TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Padahal metode ceramah memiliki banyak kekurangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006:145),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A

BAB II KAJIAN TEORITIK. NCTM (2000) menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan kegiatan belajar sejak dilahirkan. Syah (2006: 92) mengatakan bahwa

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

TINJAUAN PUSTAKA. siswanya dan dalam perencanaannya berupa suatu metode pembelajaran, agar tercapailah

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pengertian strategi Think Talk Write

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sains dan teknologi merupakan salah satu alasan tentang

BAB II KAJIAN TEORETIS. (2006:10) mengemukakan, Belajar matematika merupakan suatu perubahan. praktis bersikap positif, bertindak aktif dan kreatif.

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa bekerja sama dan

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Komunikasi Matematis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Representasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan komunikasi siswa dapat mendiskusikan pendapat-pendapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika dalam kurikulum pendidikan nasional selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

BAB II KAJIAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communicare yang

BAB I PENDAHULUAN. rasional yang harus dibina sejak pendidikan dasar. (Hasratuddin, 2010 : 19).

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA (mendengar, berbicara, membaca, menulis) MELALUI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. gagasan untuk pemecahan masalah juga sangat penting terhadap proses. Menurut Wahid Umar (2012) menelaah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Depdiknas (2006) mengungkapkan bahwa dalam pendidikan, siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. KAJIAN PUSTAKA. Manusia dalam hidupnya tidak pernah lepas dari belajar, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Primayu Megalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penting: (1) sebagai kekuatan awal bagi siswa dalam merumuskan konsep, (2)

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA (Bandung: Tarsito, 2006),

BAB I PENDAHULUAN. menurut National Council of Teachers of Mathematics tahun 1989 (dalam Yuliani,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara nasional, pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. tentang objek tertentu tetapi juga menuntut cara berpikir untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Dasar 2.1 Pembelajaran Think Talk Write Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru. Untuk mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran, maka perlu adanya strategi pembelajaran yang dipandang dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar. Strategi dirancang untuk mewakili realitas sesungguhnya, walaupun strategi itu sendiri bukanlah realitas dari dunia sebenarnya. Strategi pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial (Suprijono, 2011: 46). Sejalan dengan pendapat di atas, strategi pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Fungsi strategi pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran (Trianto, 2010: 51). Strategi mengajar merupakan suatu kerangka konseptual yang berisi prosedur sistematik dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang befungsi sebagai pedoman bagi guru dalam proes belajar mengajar ( Sagala, 2010: 176). Salah satu tujuan pembelajaran yang

11 hendak dicapai pada pembelajaran matematika yaitu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa adalah strategi pembelajaran Think Talk Write. Pembelajaran yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin ( Ansari, 2005:36) ini diharapkan mampu membangun pemikiran, merefleksikan, dan mengorganisasikan ide-ide serta menguji ide tersebut sebelum siswa diminta untuk menulis. Berdasarkan hasil penelitian Melly (2010) bahwa pembelajaran matematika berbasis strategi Think Talk Write menunjukkan ada peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa. Menurut Deporter (1992:179) bahwa Think Talk Write adalah pembelajaran dimana siswa diberikan kesempatan untuk memulai belajar dengan memahami permasalahan terlebih dahulu kemudian teribat secara aktif dalam diskusi kelompok dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri hasil belajar yang diperolehnya. Strategi pembelajaran Think Talk Write melibatkan 3 tahap penting yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika, yaitu: 1. Think (Berpikir) Dalam tahap ini, siswa membaca materi ataupun soal-soal matematika pada lembar kerja siswa yang diberikan guru. Setelah membaca, siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan kecil tentang hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui mengenai materi atau soal yang diberikan. Proses berpikir ( think) akan terlihat saat siswa membaca masalah

12 kemudian menuliskan apa yang diketahui dan tidak diketahui serta berusaha memikirkan penyelesaian masalah tersebut. 2. Talk (berbicara atau berdiskusi) Tahap talk memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan tentang hasil penyelidikan pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami untuk menyajikan ide kepada temannya, membangun teori bersama, berbagi strategi solusi, dan membuat definisi. Yamin dan Ansari (2008: 86) mengungkapkan Talk penting dalam matematika, karena proses talking sebagai cara utama untuk berkomunikasi dalam matematika guna meningkatkan pemahaman matematis, membentuk ide, serta membantu guru mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam belajar matematika. Sesuai dengan penjelasan di atas, berbicara atau berdiskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdiskusi dapat memacu siswa untuk berkomunikasi dan mengonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan dengan temannya sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika. 3. Write (menulis) Pada tahap ini siswa menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja yang disediakan. Tulisan ini dapat berupa landasan konsep yang digunakan, keterkaitan dengan materi sebelumnya, strategi penyelesaian, dan solusi yang diperoleh. Slavin (2008: 255) mengemukakan bahwa dengan meminta siswa menuliskan apa yang telah dipelajari, mereka akan lebih mudah untuk memahami dan mengingatnya. Selain itu melalui kegiatan menulis dalam pembelajaran matematika siswa diharapkan

13 dapat memahami bahwa matematika merupakan bahasa atau alat untuk mengungkapkan ide. Pada tahap ini siswa dapat belajar melakukan komunikasi matematika secara tertulis. Siswa diminta menuliskan kesimpulan dari hasil diskusi mengenai permasalahan yang diberikan. Setelah berdiskusi, siswa akan memperoleh ide baru untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan sehingga apa yang dituliskan siswa pada tahap ini kemungkinan berbeda dengan yang ditulis siswa pada catatan individu (pada tahap think). Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi think talk wrie menurut Helmaheri (2004: 21-22) adalah sebagai berikut : 1. Pendahuluan Pada tahap ini guru menginformasikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya guru memberikan motivasi agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa. 2. Kegiatan Inti Pembelajaran Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa yang memuat masalah. Siswa membaca soal LKS, memahami masalah secara individual, menuangkan ide-idenya mengenai kemungkinan jawaban dan atau langkah penyelesaian atas permasalahan yang diberikan ( think). Kemudian siswa berinteraksi dan berkolaborasi degan teman satu kelompok mendiskusikan langkah penyelesaiannya agar diperoleh kesepakatan-kesepakatan kelompok (talk). Selanjutnya siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematika yang

14 diperolehnya setelah diskusi kemudian menuliskan semua jawaban atas permasalahan yang diberikan secara lengkap, jelas dan mudah dibaca (write). 3. Penutup Guru bersama siswa membuat refleksi dan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Berdasarkan uraian di atas maka didapatkan bahwa strategi pembelajaran Think Talk Write merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan 3 tahapan, yaitu: (a) Think (berfikir), pembelajaran dimulai dengan keterlibatan siswa dalam berfikir melalui bahan bacaan, kemudian membuat catatan kecil tentang hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui mengenai materi atau soal yang diberikan. (b) Talk (berbicara), siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang hasil dari pemikirannya pada tahap think. (c) Write (menulis) pada tahap ini siswa menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja yang telah disediakan. Peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan strategi pembelajaran Think Talk Write ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Silver dan Smith dalam Yamin dan Ansari (2008: 90), yaitu mengajukan pertanyaan dan tugas yang melibatkan siswa aktif berpikir, menyimak ide yang dikemukakan siswa baik secara lisan maupun tulisan, mempertimbangkan apa yang digali siswa dalam diskusi, serta menilai, dan mendorong siswa untuk berpartisipasi. Berikut ini adalah desain strategi pembelajaran Think Talk Write yang dimodifikasi dari Yamin dan Ansari (2008:89)

15 GURU Belajar matematika melalui strategi Think Talk Write Dampak Masalah THINK Siswa membaca LKS dan membuat catatan secara individu TALK Siswa berdiskusi secara kelompok untuk membahas isi catatan WRITE Secara individu siswa mengonstruksi pengetahuan dari hasil diskusi Siswa mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajaran Gambar 2.1. Desain Strategi Pembelajaran Think Talk Write 2.2 Kemampuan Komunikasi matematis Menurut Artmanda W. dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia dan Kamus bahasa Indonesia online secara terminology, komunikasi berarti pengiriman dan penerimaan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Di dalam berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain.

16 Lindquist (NCTM, 1989: 2) berpendapat bahwa: If we agree mathematics as a language and its is the best in community, so it can be conclude that communication is the esencial of teaching, learning and matheematics access. jika kita sepakat matematika merupakan suatu bahasa dan bahasa tersebut sebagai bahasa terbaik dalam komunitasnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat penting sebagai akses dari pengajaran dan pembelajaran matematika.s Hal ini sejalan dengan pendapat Huinker dan Laughlin (Hulukati, 2005 : 5) menyebutkan bahwa salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para siswa untuk mengembangkan dan mengintegrasikan keterampilan berkomunikasi melalui lisan maupun tulisan serta mempresentasikan apa yang telah dipelajari. Dengan komunikasi, baik lisan maupun tulisan dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika dan dapat memecahkan masalah dengan baik. Sesuai dengan hasil penelitian zakiyatul (2007:62) yang menyimpulkan bahwa melalui belajar dalam kelompok kecil denagn strategi think talk write di SMA Negeri 2 kudus tahun pelajaran 2006/2007 mengalami peningkatan hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa. Aktivitas belajar siswa dalam kelompok kecil dengan strategi think talk write adalah baik. Siswa dan guru menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran. Peran dan fungsi matematika dalam kehidupan sehari-hari seperti tertuang pada tujuan umum matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yaitu: Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan, bertindak atas

dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien, (Depdikbud, 1995:1) 17 Menurut ILOs-The Intended Learning Outcomes (dalam Armiati, 2009), komunikasi matematika adalah suatu keterampilan penting dalam matematika yaitu kemampuan mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren kepada teman, guru dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan. Wardhani (2008: 9) menyatakan bahwa komunikasi matematis meliputi: (a) Komunikasi ide-ide, gagasan pada operasi atau pembuktian matematika banyak melibatkan kata-kata, lambang matematis, dan bilangan; (b) Menyajikan persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang berupa diagram, persamaan matematika, grafik, ataupun tabel; (c) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Ansari (2003: 32) menelaah kemampuan komunikasi matematika dari dua aspek yaitu komunikasi lisan ( talking) dan komunikasi tulisan ( writing). Komunikasi lisan diungkapkan melalui intensitas keterlibatan siswa dalam kelompok kecil. Komunikasi tulisan dilihat dari kemampuan siswa menggunakan kosa kata, notasi, dan struktur matematika untuk mengungkapkan ide serta memahaminya dalam memecahkan masalah. Kemampuan ini diungkapkan melalui representasi matematika yang meliputi: (a) pemunculan model konseptual seperti gambar, diagram, tabel, dan grafik; dan (b) mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika; (c) pemberian alasan rasional terhadap suatu pernyataan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi matematis merupakan kemampuan untuk menyampaikan ide-ide matematika kepada teman, guru dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan. Komunikasi ini terjadi ketika siswa

18 mendapat informasi dari guru yang kemudian siswa memikirkan ide-ide mereka, menulis kemudian berbicara dan mendengarkan siswa lain sehingga terjadi pertukaran informasi matematika. Informasi tersebut berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa. Dalam penelitian ini, komunikasi yang diukur oleh peneliti adalah komunikasi matematis tertulis. Alasan peneliti mengambil komunikasi matematis tertulis karena peneliti dapat mengukur kemampuan siswa sesuai indikator yang ada, hemat dari segi waktu karena penilaian dapat dilakukan secara bersamaan, sedangkan pada komunikasi matematis lisan agak sulit dilakukan peniliti karena keterbatasan waktu untuk melakukan penilaian terhadap masing-masing siswa. Oleh karena itu, indikator kemampuan komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. kemampuan menyatakan, mengekspresikan, dan melukiskan ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar atau model matematika lain. b. kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, atau model matematika. c. kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide. d. kemampuan menyusun argumen secara tertulis dalam menyelesaikan suatu masalah matematis 2.3 Pembelajaran Konvensional Djamarah (200 8:77) metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak

dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru 19 dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Menurut Sukandi (2003: 8), mendefenisikan bahwa pendekatan konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep - konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai pentransfer ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai penerima ilmu. Sementara itu, Ruseffendi (2006: 350) menyatakan bahwa umumnya pembelajaran konvensional memiliki kekhasan tertentu, misalnya mengutamakan hafalan daripada pengertian, menekankan pada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses dan pengajaran berpusat pada guru. Pengajaran model ini dipandang efektif atau mempunyai keunggulan, terutama: berbagai informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain, menyampaikan informasi dengan cepat, membangkitkan minat akan informasi, mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan, serta mudah digunakan dalam proses belajar mengajar. Namun, pembelajaran konvensional memiliki kelemahan, diantaranya tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan, sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari, para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu, penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas, serta daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal.

20 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran dengan cara ceramah yang digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran yang ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep - konsep bukan kompetensi. B. Kerangka Pikir Kemampuan untuk menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan meningkat dalam pembelajaran matematika. Dengan komunikasi siswa mampu untuk menginterpretasi dan mengekspresikan pemahamannya tentang konsep dan proses matematika yang mereka pelajari serta dapat memecahkan masalah dengan baik. Komunikasi matematis bukan hanya sekedar menyatakan ide melalui tulisan tetapi lebih luas lagi yaitu kemampuan siswa dalam hal menggambarkan, bekerja sama (sharing), menulis, dan akhirnya melaporkan apa yang telah dipelajari. Strategi pembelajaran Think Talk Write merupakan salah satu strategi yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan cara melibatkan siswa secara aktif. Hal ini karena pembelajaran matematika melalui strategi Think Talk Write diawali dengan bagaimana siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah/soal matematika yang diberikan oleh guru kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui diskusi kelompok yang akhirnya dapat menuliskan kembali hasil pemikirannya tersebut. Tiga tahapan yang dilalui siswa, yaitu think (berpikir), talk (berdiskusi), dan write (menulis atau

21 mengkonstruksi hasil diskusi) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Aktivitas berpikir pada tahap think dapat dilihat dari proses siswa membaca suatu teks matematika. Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (pendekatan penyelesaian), membuat catatan apa yang telah di - baca, baik itu berupa apa yang diketahuinya, maupun langkah-langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri. Dengan membaca, siswa tidak hanya sekedar menarik informasi dari teks tetapi juga menggunakan pengetahuan, minat, dan perasaannya untuk mengembangkan konsep. Hal ini akan mendorong kemampuan komunikasi matematika, khususnya kemampuan menggunakan kemampuan membaca, dan menelaah untuk menginterpretasi dan mengevaluasi ide matematika. Dengan adanya tahap ini maka siswa akan lebih siap dalam berdiskusi karena telah memiliki bahan untuk didiskusikan bersama teman sekelompoknya. Selanjutnya pada tahap talk, siswa menyampaikan ide yang diperolehnya pada tahap think kepada teman sekelompok. Pada tahap ini, siswa berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Pemahaman dibangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas masalah yang diberikan. Selain itu, pada tahap ini siswa memungkinkan untuk terampil berbicara. Tahap ini juga mendorong tercapainya indikator kemampuan komunikasi matematis siswa. Guru mendorong siswa agar berpartisipasi aktif dalam menyampaikan pendapat sehingga tidak ada siswa yang hanya berperan sebagai penonton diskusi.

22 Tahapan terakhir yaitu tahap write. Melalui tahap ini, guru dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat mengkomunikasikan ide matematikanya melalui tulisan dalam pembelajaran matematika yang dilakukan. Hal ini juga akan meningkatkan kemampuan komunikasi matematika khususnya kemampua membaca, menulis, dan menelaah untuk menginterpretasi dan mengevaluasi ide matematika. Seorang pembaca dikatakan memahami teks secara bermakna apabila ia dapat mengemukakan ide dalam teks tersebut secara benar dalam bahasanya sendiri. Oleh karena itu, untuk memeriksa apakah peserta didik telah memiliki kemampuan membaca teks matematika secara bermakna, maka dapat dilihat melalui kemampuan peserta didik menyampaikan secara lisan atau menuliskan kembali ide matematika dengan bahasanya sendiri. Tahapan-tahapan di atas jarang dijumpai pada pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran konvensional peran guru lebih dominan saat menyampaikan materi sehingga siswa jarang diberi kesempatan untuk mengemukakan ide-idenya sendiri. Selain itu juga, peran guru yang terlalu dominan juga mempersempit kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain sehingga tidak terjadi kerjasama antar siswa. Akibatnya, pemahaman siswa hanya sebatas yang mereka ketahui saja tanpa ada pemahaman baru yang dibangun melalui proses komunikasi dengan siswa lain. Kondisi seperti ini mengakibatkan kemampuan mereka dalam mengkomunikasikan persoalan matematika menjadi rendah. C. Anggapan Dasar Penelitian ini bertolak pada anggapan dasar sebagai berikut.

23 1. Semua siswa kelas VIII semester genap SMPN 1 Bangunrejo tahun pelajaran 2013-2014 memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa selain strategi pembelajaran dianggap memberikan pengaruh yang sama. D. Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran Think Talk Write lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional.