BAB V PENUTUP. Berdasarkan pada deskripsi dan analisis data dari hasil penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Persepsi Tokoh Politik terhadap Model Pemilukada Gubernur

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. Namun karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan,

I. PENDAHULUAN. Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada. terbaik dalam perkembangan organisasi negara modern.

LAPORAN KINERJA ESELON III TAHUN 2016 BIDANG POLITIK DAN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA MALANG BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

KERJA SAMA DESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 57 TAHUN 2011 TENTANG

DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

Jakarta, 12 Juli 2007

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang tidak berpenghasilan tetapi justru mengeluarkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA MELALUI PEMBANGUNAN BKM

2011, No Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan An

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KERJA SAMA DESA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. tujuannya. Artinya seorang pemimpin organisasi memegang peranan yang

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BURU SELATAN DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

BAB V PENUTUP. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. TAHAPAN UU No 5 Tahun 1974 UU No 22 Tahun 1999 UU No 32 Tahun 2004 Tahapan Pencalonan

I. UMUM. Dalam...

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI BERAU

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Budiardjo dalam Dewi (2014: 1) menyatakan bahwa :

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BURU SELATAN DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Ibukota Negara dan Ibukota Propinsi. Sebagai Ibukota Propinsi Jakarta

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Inovasi Daerah adalah semua bentuk pembaharuan da

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. otonom (locale rechtgemeenschappen) yang pembentukannya ditetapkan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemilihan kepala daerah sebelumnya yang dipilih oleh anggota Dewan

Lampiran pertanyaan. Panwaslu Bantul. berapa jumlah yang sudah ditindaklanjuti?

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

UNDANG-UNDANG TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. No 23 Tahun 2014 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

I. PENDAHULUAN. suatu keputusan politik, pemerintahan atau kenegaraan. sebagai proses atau upaya penciptaan dari (1) lembaga -lembaga yang

Memilih Calon Anggota DPR RI yang Cermat (Cerdas dan Bermanfaat) (16/U)

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN RESES II 2017

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah (pemilukada) sebagai sebuah

BAB IV ANALISIS FIKIH SIYASAH TERHADAP PELAKSANAAN PERGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW) ANGGOTA DPRD FKB PEMKOT MOJOKERTO PERIODE

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

Struktur kelembagaan politik, ekonomi dan sosial suatu masyarakat dapat menciptakan atau melanggengkan demokrasi, tetapi dapat pula mengancam dan mele

APA ITU DAERAH OTONOM?

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA MENTERI DALAM NEGERI,

BAB I PENDAHULUAN. pusat atau disebut pemerintah dan sistem pemerintahan daerah. Dalam praktik

I. PENDAHULUAN. hakekatnya ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

mekanisme pemerintahan negara dijalankan oleh presiden sebagai pemegang kekuasaan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kesatuan dengan sistem Pemerintahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO DI PROVINSI SULAWESI UTARA

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PARTAI POLITIK DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN. PG Tetap PDIP PPP PD PAN PKB PKS BPD PBR PDS

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada deskripsi dan analisis data dari hasil penelitian maka pokok bahasan terakhir dari penulisan ini adalah kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan totalitas dari berbagai hal yang berkenaan dengan Model Pemilukada Gubernur. 1. Persepsi tokoh politik terhadap model Pemilukada Gubernur dipilih langsung oleh rakyat dapat diambil kesimpulan bahwa dengan Pemilukada Gubernur dipilih langsung oleh rakyat, dapat memberikan pendidikan politik kepada rakyat dan yang terlibih penting adalah rakyat dapat menyalurkan aspirasinya guna menentukan sendiri siapa yang menjadi pemimpinnya. Meskipun ada kekurangan di dalam pelaksanaan Pemilukada Gubernur dipilih secara langsung oleh rakyat, merupakan suatu hal yang bisa diterima dikarenakan Pemilukada Gubernur yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat. Adapun masalah biaya yang terbilang sangat besar di dalam pelaksanaan Pemilukada Gubernur dipilih secara langsung oleh rakyat itu merupakan suatu kewajaran, karena yang namanya pesta demokrasi pasti akan menelan dana yang sangat besar 96

97 melihat banyaknya jumlah pemilih yang berpartisipasi aktif di dalam Pemilikada Gubernur dipilih secara langsung oleh rakyat. 2. Persepsi tokoh politik terhadap model Pemilukada Gubernur dipilih oleh DPRD memang tidak melanggar demokrasi yang ditegakan bangsa Indonesia namun terkesan adanya pengebirian demokrasi meskipun para anggota DPRD merupakan wakil dari rakyat itu sendiri. Namun di dalam pelaksanaannya terkadang para wakil rakyat itu sendiri kurang memperhatikan aspirasi rakyat dan hanya segelintir orang yang terlibat dalam proses pemilihan. Dilihat dari segi biaya memang lebih sedikit menelan dana apabila dibandingkan dengan Pemilukada Gubernur dipilih secara langsung oleh rakyat 3. Persepsi tokoh politik terhadap model Pemilukada Gubernur ditunjuk oleh Presiden merupakan suatu pemilihan yang sangat menarik, apabila dilihat dari segi biaya, waktu, dan lokasi lebih unggul dibandingkan dengan model Pemilukada Gubernur yang lainnya. Yang ditakutkan di dalam Pemilukada Gubernur ditunjuk oleh Presiden adalah Presiden hanya menunjuk orang-orang yang terdekat sehingga akan menimbulkan konflik. Selain dari itu nantinya Gubernur yang terpilih ditakutkan tidak diterima oleh rakyat karena merasa tidak mewakili apsirasi rakyat. Tetapi keuntungan dari Pemilukada Gubernur ditunjuk langsung oleh Presiden adalah memudahkan koordinasi antara Gubernur yang ditunjuk dengan pemerintah pusat karena Presiden menunjuk orang-

98 orag yang dianggap memiliki kapabilitas yang mencukupi dan ada rasa tanggung jawab yang lebih sendiri dari gubernur itu sendiri karena telah diberi mandate oleh Presiden. 4. Di dalam setiap model Pemilukada Gubernur memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Pertama, model Pemilukada Gubernur dipilih secara langsung oleh rakyat memiliki kelemahan, antara lain: memerlukan dana yang sangat besar, memerlukan sarana dan prasarana yang banyak, dan karena lokasi yang luas diperlukan pengawasan yang ekstra guna meminimalisir terjadinya konflik. Sedangkan keunggulan dari Pemilukada Gubernur dipilih secara langsung oleh rakyat, antara lain: memberikan pendidikan politik kepada rakyat, rakyat merasa puas dikarenakan dapat menyalurkan aspirasinya serta mereka terlibat didalam menentukan siapa yang menjadi pemimpinnya, dan pemimpin yang terpilih lebih loyal kepada rakyat. Kedua, model Pemilikada Gubernur dipilih oleh DPRD, kelemahan: kurang mewakili aspirasi rakyat, hanya golongan tertentu yang terlibat di dalam pemilihan, dan ditakutkan pemimpin yang terpilih nantinya kurang loyal kepada rakyat. Keunggulan: dana yang dikeluarkan lebih sedikit, waktu dan tempat yang diperlukan lebih sedikit. Ketiga, model Pemilukada Gubernur ditunjuk oleh Presiden memiliki kelemahan: Gubernur yang ditunjuk kurang mewakili aspirasi rakyat dan rawan konflik. Keunggulannya: dana yang dikeluarkan sangat sedikit, memudahkan koordinasi dengan

99 pusat, dan Gubernur yang ditunjuk memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada Presiden. 5. Model Pemilukada Gubernur yang ideal diterapkan di Indonesia adalah Pemilukada langsung oleh rakyat karena akan menumbuhkan demokrasi di tingkat lokal dan orientasi pembangunan akan lebih terpicu pada rakyat dan dapat lebih memungkinkan terhindar dari oligarki kekuasaan partai. Esensi demokrasi merupakan partisipasi publik dalam mengambil keputusan. Pemilukada juga berdampak positif sebab akan meningkatkan kualitas keterwakilan karena masyarakat bisa menentukan pemimpin pilihannya. B. Saran 1. Model Pemilukada Gubernur dipilih langsung oleh rakyat sebaiknya terus dipertahankan oleh oemerintah karena model inilah yang ideal diterapkan di Indonesia. Karena, dengan model inilah masyarakat bisa menyalurkan aspirasinya di dalam menentukan pemimpinnya. Selain itu pemerintah Provinsi harus lebih diberi kewenangan yang pasti oleh pemerintah pusat dalam era otonomi daerah sehingga tidak ada keambiguan perihal kewenangan Gubernur. 2. Pemilukada Gubernur dipilih oleh DPRD perlu dikaji kembali untuk salah satu alternatif pengganti sistem Pemilukada langsung. Selanjutnya kalau bisa setiap anggota DPRD sebelum melakukan pemilihan Gubernur, mereka turun dulu ke masyarakat dan

100 menanyakan bagaimana aspirasi masyarakat itu sendiri. Karena tugas dari anggota DPRD adalah wakil rakyat, perantara antara pemerintah dengan rakyat. 3. Model Pemilukada Gubernur ditunjuk oleh Presiden, pemerintah harus memfokuskan pada bagaimana mekanisme pemilihannya. Jangan sampai merugikan salah satu pihak dan menimbulkan konflik, harus mengambil jalan tengah yang terbaik bagi rakyat. 4. Untuk mengatasi kelemahan di dalam setiap model itu sendiri, perlu adanya tim khusus yang memiliki kapabilitas memadai yang nantinya akan mengevaluasi kelemahan dari model tersebut.