Suspensi. ALUMiNII HYDROXYDUM COLLOIDALE. Aluminium Hidroksida Koloidal. Alukol

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana praformulasi injeksi Difenhidramin HCl? Bagaimana formulasi injeksi Difenhidramin HCl?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

Obat-obat Gastritis ANTASIDA

FARMAKOPE INDONESIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa selama terapi bismuth subsalisilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna hitam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

MATA KULIAH PROFESI INTERAKSI OBAT PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. SYARAT-SYARAT PEMBAWA/PELARUT HARUS INERT SECARA FARMAKOLOGI DAPAT DITERIMA DAN DISERAP DENGAN BAIK OLEH TUBUH TIDAK TOKSIS DALAM JUMLAH YANG DISUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril. Injeksi Atropin Sulfas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri). Sedangkan ibuprofen berkhasiat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai

PEMBAGIAN SEDIAAN CAIR PER ORAL : ORAL : TOPIKAL : PARENTERAL : KHUSUS :

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masih terdapat dalam produk ruahan (Siregar,2010).

Batasan Partikel partikulat Kelebihan pengisian

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

1. Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan.

SEDIAAN OBAT MATA PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Anis Marfu ah, Assisten Dosen Stikes Muhammadiyah Klaten 2

ISONIAZID Nama resmi : Isoniazidum Sinonim : Isoniazid, isonicotinic acid hydrazide; isonicotinoylhydrazin, isonicotinylhydrazine RM / BM : C 6 H 7

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II. SEDIAAN INJEKSI RINGER LAKTAT R~en~L. Di susun oleh: : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.

BAB 3: UJI SEDIAAN OBAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata. Karbonat dan zat lain yang cocok.

HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA DENGAN PROSES ABSORPSI, DISTRIBUSI DAN EKSKRESI OBAT

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG KIMIA

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

BAB 1 PENDAHULUAN. supaya dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini. (Ferri) dan ion Fe 2+ (Ferro) dengan jumlah yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat diperoleh suatu produk farmasi yang baik.

mudah ditelan serta praktis dalam hal transportasi dan penyimpanan (Voigt, 1995). Ibuprofen merupakan obat analgetik antipiretik dan anti inflamasi

KATA PENGANTAR. Ilham Niawan

PEMBAHASAN. I. Definisi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II KLOROKUIN FOSFAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA DENGAN PROSES ABSORPSI, DISTRIBUSI DAN EKSKRESI OBAT

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan pengisi (Ditjen POM, 1995). Tablet dapat dibuat dengan berbagai ukuran,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OBAT GASTROINTESTINAL

Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga

Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

Oleh: Dhadhang Wahyu Kurniawan 4/16/2013 1

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG DRINGO (Acorus calamus L.) TERHADAP TUKAK USUS TIKUS YANG DIINDUKSI OLEH INDOMETASIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

TABLET EFFERVESCENT TABLET EFFERVESCENT. I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. derivat asam propionat yang mempunyai aktivitas analgetik. Mekanisme. ibuprofen adalah menghambat isoenzim siklooksigenase-1 dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan kristal merupakan persoalan. dalam sediaan suspensi parenteral terutama dalam melewati

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih dengan atau zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga kosmetika menjadi stabil (Wasitaatmadja,1997).

II. LANDASAN TEORI II.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

Suppositoria Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt

LAPORAN KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT (Acetosal) Jumat, 12 Febuari 2016

OBAT-OBATAN DI MASYARAKAT

UJI KUALITAS MINYAK ZAITUN (OLEUM OLIVARUM) MERK X DAN Y BERDASARKAN BILANGAN ASAM YANG BEREDAR DI KECAMATAN KASIHAN, BANTUL, DIY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sifat Fisikokimia Sifat fisikokimia menurut Ditjen POM (1995) adalah sebagai berikut :

Effervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

Pemeriksaan Mutu Jamu Obat Mencret yang Beredar di Apotik Kota Padang

SOLUTIO (Larutan) : Sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih dalam pelarut air suling k.ecuali dinyatakan lain.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

Transkripsi:

Suspensi Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok perlahan-lahan endapa harus segera terdispersi kembali. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah di kocok dan di tuang. Suspensi obat suntik harus mudah disuntikan dan tidak boleh menyumbat jarum suntik. Suspensi obat mata harus steril, zat yang terdispersi harus sangat halus. Jika disimpan dalam wadah dosis ganda, harus mengandung bakterisida. Penyimpanan untuk sediaan suspensi harus dalam wadah yang tertutup baik dan ditempat sejuk. Penandaan pada etiket harus juga tertera Kocok Dahulu. A. PREFORMULASI ALUMINII HYDROXYDUM COLLOIDALE Monografi ALUMiNII HYDROXYDUM COLLOIDALE Aluminium Hidroksida Koloidal Alukol Aluminium Hidroksida koloidal mengandung tidak kurang dari 47.0 % Al 2 O 3. (BM = 78 ) Pemeriaan Kelarutan : Serbuk halus, mengandung sedikit gumpalan, putih, tidak berbau, dan tidak berasa. : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida berlebihan. Keasamaan/kebasaan : ph suspensi 4.0 % b/v dalam air bebas karbondioksida P tidak lebih dari 10.0 Penyimpanan 25 o : Dalam wadah tertutup baik, pada suhu tidak lebih dari

Khasiat dan Pengunaan : Digunakan sebagai antasida. Tinjauan Farmakologi Farmakodinamik Aluminium Hidroksida merupakan golongan antasid non-sistemik. Antasida adalah basa lemah yang digunakan untuk mengikat secara kimiawi dan menetralkan asam lambung. Efeknya adalah peningkatan ph, yang mengakibatkan berkurangnya kerja proteolitis dari pepsin (optimal pada ph 2). Diatas ph 4, aktivitas pepsin menjadi minimal. Zat koloidal ini sebagian terdiri dari aluminium hidroksida dan sebagian lagi sebagai aluminium hidroksida terikat pada molekul air. Zat ini berkhasiat adstringens, yakni menciutkan selaput lendir berdasarkan sifat ion-aluminium yang membentuk komlpleks dengan antara lain protein. Juga dapat menutupi tukak lambung dengan suatu lapisan pelindung. Indikasi : mengobati ulkus peptikum, nefrolitiasis fosfat, dan sebagai adsorben pada keracunan. KI : Hipofosfatemia Efek samping : Konstipasi (efek samping yang utama), mual dan muntah, gangguan absorbsi fosfat dapat terjadi sehingga menimbulkan sindrom deplesi fosfat disertai osteomalasia, mengurangi absorbsi bermacam-macam vitamin dan tetrasiklin. Interaksi Obat : Mekanisme Penghambat ACE : Antasid mengurangi absorbsi dari fosinopril Analgetik : ekskresi asetosal dipertinggi dalam urine basa, antasid mengurangi absorbsi diflusinal.

Antiaritmia : ekskresi kinidin diturunkan dalam urine basa (kadang dapat menurunkan kadar plasma) Antibakteri : antasid mengurangi absorbsi azitromisin, sefpodoksin, siprofloksasin, isoniazid, nitrofurantoin, norfloksasin, ofloksasin, rifampisin, dan sebagia besar tetrasiklin. Antiepileptik : antasid menurunkan absorbsi gabapentin, dan fenitoin. Antijamur : Antasid menurunkan absorbsi itrakonazol dan ketokonazol. Antimalaria : Antasid mengurangi absorbsi klorokuin dan hidroksiklorokuin. Antipsikotik : Antasid menurunkan absorbsi. Besi : magnesium trisilikat mengurangi absorbsi besi oral. Mekanisme : Menetralkan asam klorida lambung atau mengikatnya. Farmakokinetik Reaksi yang terjadi didalam lambung ialah sebagai berikut : Al(OH) 3 + 3HCl ALCl3 + 3H 2 O Daya menetralkan asam lambungnya lambat, tetapi masa kerja nya lebih panjang. Al(OH) 3 bukan sediaan Al lainnya bereaksi dengan pospat membentuk aluminium fosfat yang sukar diabsorbsi di usus kecil sehingga ekskresi fosfat melalui urine berkurang sedangakan melalui tinja bertambah. Ion aluminium dapat bertambah dengan protein sehingga bersifat adstringens. Antasid ini mengadsorbsi pepsin dan menginaktivasinya. B. FORMULA STANDAR Tidak ditemukan formula Alukol sebagai sediaan suspensi. Alukol ditemukan dalam bentuk formula sediaan padat/tablet ( Formularium Nasional ). Karena Alukol mengandung 47 % AL 2 O 3 maka formula yang digunakan adalah :

Tiap 5 ml suspensi megandung : AL 2 O 3 Pappermint Oil Sodium benzoat : 3.5-4.4 % w/w : 0-0.15 % v/v : 0.5 % w/w Saccharin Sodium : 9.5 (martindale 26 th edition, hal : 125 ) C. BENTUK SEDIAAN YANG BEREDAR Kaplet : 200 mg, Tablet 200 mg, 250 mg, 300 mg, 325 mg, 400 mg. Tablet Kunyah : 250 mg, 300 mg, 400 mg, 500 mg. Suspensi : 200 mg/5 ml, 250 mg/5 ml, 300 mg/5 ml, 325 mg/5 ml, 400 mg/5 ml. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Anonim. 1978. Formularuim Nasional edisi II. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Hoan, Tan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting edisi VI. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo ISFI. 2008. Iso Farmkoterapi. Jakarta : PT.ISFI Wade, Aunley. 1979. Martindale 26 th edition. London : The Pharmaceutical Press