Cemaran Escherichia Coli pada Daging Broiler dalam Showcase di Pasarpasar

dokumen-dokumen yang mirip
Cemaran Coliform pada Daging Ayam Pedaging yang Dijual di Swalayan di Denpasar

Lama Penyimpanan Daging Broiler terhadap Jumlah Cemaran Coliform pada Showcase Pasar-Pasar Swalayan di Denpasar

Angka Lempeng Total Bakteri pada Broiler Asal Swalayan di Denpasar dan Kabupaten Badung

Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Telur Ayam Lokal terhadap Jumlah Coliform

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

KETAHANAN SUSU KUDA SUMBAWA YANG DISIMPAN PADA SUHU RUANG DITINJAU DARI TOTAL ASAM, UJI DIDIH DAN UJI WARNA SKRIPSI. Oleh : Noer Syaiful Hakim

Kualitas Telur Ayam Konsumsi yang Dibersihkan dan Tanpa Dibersihkan Selama Penyimpanan Suhu Kamar

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

II. METODELOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

Pengaruh Lama Penyimpanan dalam Lemari Es terhadap PH, Daya Ikat Air, dan Susut Masak Karkas Broiler yang Dikemas Plastik Polyethylen

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

Perbedaan Cara Penyebaran Suspensi terhadap Jumlah Bakteri pada Media Eosin Methylene Blue Agar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Mikroorganisme

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

ASPEK MIKROBIOLOGIS DAGING AYAM BEKU YANG DILALULINTASKAN MELALUI PELABUHAN PENYEBERANGAN MERAK MELANI WAHYU ADININGSIH

Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol

RIWAYAT HIDUP Perbandingan Jumlah Bakteri Coliform Pada Feses Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan Dan Tipe Pemeliharaannya

KUALITAS AIR PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA MANGESTA KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI COLIFORM DAN ESCHERICHIA COLI

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

Aspek Mikrobiologi Dendeng Asap Dengan Daging yang Berbeda pada Pengasapan Tempurung Kelapa

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

Peneliti Ir. Endang Soesetyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Sumber protein tersebut dapat berasal dari daging sapi,

I MADE ADITYA SASTRAWAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

Oleh : Wowon Juanda, Eulis Tanti Marlina, Yuli Astuti Hidayati ABSTRAK

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

I. PERTUMBUHAN MIKROBA

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

BAB I PENGANTAR. alami Salmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan

Daya Simpan dan Variasi Bumbu Daging Se i Babi Produksi Kota Denpasar pada Suhu Ruang

STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI)

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Ketahanan Susu Segar pada Penyimpanan Suhu Ruang Ditinjau dari Uji Tingkat Keasaman, Didih, dan Waktu Reduktase

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Kualitas Telur Ayam Ras Yang Dilapisi Bubur Kulit Manggis yang Disimpan pada Suhu 4 0 C

Perbandingan Bakteri Coliform pada Feses Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan dan Tipe Pemeliharannya

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.2. :91-98 ISSN : Agustus 2011

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

KONTAMINASI BAKTERI Escherichia coli PADA DAGING SE I SAPI YANG DIPASARKAN DI KOTA KUPANG

PRODUKSI BIOMASSA PROBIOTIK KHAMIR DALAM MEDIA EKSTRAK UBI JALAR DALAM SKALA FERMENTOR 18L

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN HASIL MONITORING DAN SURVEILANS CEMARAN MIKROBA DAN RESIDU OBAT HEWAN PADA PRODUK PANGAN ASAL HEWAN DI INDONESIA

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

CEMARAN MIKROBA PADA MAKANAN OLAHAN ASAL TERNAK

Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Mikrobiologi. 1.1 Pengujian E. coli dengan Metode TPC (BAM, 2002)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Aktivitas Air, Total Bakteri Dan Drip Loss

Densitas = Jumlah koloni/cawan x 60m/30m x Luas cawan

Ketahanan Daging Rendang Tanpa Pemasakan Ulang Selama Penyimpanan Suhu Ruang Berdasarkan Uji Reduktase dan Organoleptik

Mutu Susu Kambing Peranakan Etawa yang Disimpan pada Suhu Ruang

JIMVET. 01(4): (2017) ISSN :

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN BENZALKONIUM KLORIDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SUSU SAPI. Saeful Hidayat, Rival Ferdiansyah, Akhmad Depi Juniarto

PERTUMBUHAN JASAD RENIK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SIFAT FISIK DAGING DADA AYAM BROILER PADA BERBAGAI LAMA POSTMORTEM DI SUHU RUANG SKRIPSI

Mutu karkas dan daging ayam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Telur Ayam Kampung terhadap Jumlah Escherichia Coli

ABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE

Analisis Kandungan Mikroba Pada Permen Soba Alga Laut Kappaphycus Alvarezii Selama Penyimpanan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

Pertumbuhan Mikroorganisme

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

Transkripsi:

Cemaran Escherichia Coli pada Daging Broiler dalam Showcase di Pasarpasar Swalayan Denpasar Septian Naria Rusmaniarno 1, I Gusti Ketut Suarjana 1, Mas Djoko Rudyanto 2 1. Laboratorium Mikrobiologi Veteriner 2. Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana Jl.P.B.Sudirman Denpasar Bali Tlp. (0361) 223791 Email: septian_naria@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan selama tiga jam dan enam jam di dalam suhu showcase (0-8 ) terhadap jumlah Escherichia coli pada daging broiler. Penelitian ini menggunakan sampel daging broiler yang disimpan dalam lemari pajang (showcase) dengan suhu 0-8 di salah satu pasar swalayan di daerah Panjer dikota Denpasar.Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK).Pengamatan dilakukan tiga kali dalam sehari dengan interval waktu tiga jam setiap kali pengambilan sampel. Ulangan dilakukan sebanyak enam kali dengan interval waktu tiga hari sekali. Media yang digunakan untuk menanam Escherichia coli adalah Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Metode yang digunakan adalah metode sebar. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam dan hasil uji LSD atau BNT (Beda NyataTerkecil) menunjukkan bahwa jumlah Escherichia coli sangat nyata (P<0.01) atau nyata (P<0.05) mengalami peningkatan selama proses penyimpanan. Berdasarkan analisis regresi diperoleh persamaan garis Y = 10 (3.219 + 0.031L) dengan koefisien regresi (R): 0.650. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata cemaran Escherichia coli pada daging broiler yang disimpan dalam lemari pajang (showcase) dengan suhu 0-8 selama nol jam, tiga jam, dan enam jam jauh melebihi standar yang sudah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) 01-7388-2009 tahun 2009. Escherichia coli pada permukaan daging broiler yang disimpan dalam lemari pajang (showcase) mengalami peningkatan. Kata kunci: daging broiler, suhu showcase, Escherichia coli ABSTRACT This research aimed to determine the effect of storage time for 0 hours, 3 hours and 6 hours at the showcase (0-8 ) to the number of Escherichia coli in broiler meat. This research used a sample of broiler meat stored in a showcase with a temperature of 0-8 in one of the swalayan market in Panjer, Denpasar. The research design used a randomized block design (RBD). Observations were carried out tre times a day at intervals of tre hours each time of sampling. Replications carried six times with intervals of 3 days. The medium for growth at Escherichia coli is Eosin Methylene Blue Agar (EMBA), by using spread method. Based on the analysis of variance and LSD test results (Least Significant Difference) indicated that the number of Escherichia coli highly significant (P<0.01) or significant (P<0.05) increased during the storage process. This research indicated that the number of Escherichia coli in broiler meat stored in a showcase with a temperature of 0-8 higher than benchmarks published by the National Standardization Agency (NSA) 01-7388-2009. Key Words: broiler meat, showcase, Escherichia coli PENDAHULUAN Daging broiler yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) adalah daging yang diharapkan oleh semua konsumen, karena dari berbagai aspek daging broiler yang ASUH terjamin jika 53

dikonsumsi oleh masyarakat (Ershalat, 2012). Daging broiler yang aman dikonsumsi oleh masyarakat harus terbebas dari kontaminasi bakteri, terutama Escherichia coli. Escherichia coli sering digunakan sebagai indikator tingkat sanitasi daging broiler karena habitat awalnya terdapat pada usus manusia dan hewan (Buckle, dkk., 1989). Daging broiler yang tercemar bakteri Escherichia coli melebihi ambang batas yang sudah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) 01-7388-2009 tahun 2009 akan menyebabkan gangguan kesehatan berupa diare bila dikonsumsi manusia (May, 1974). Dampak Escherichia coli dalam bahan pangan tidak sekedar penyakit diare tapi juga dapat menyebabkan beberapa penyakit diantaranya infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis (Hardani, 2003). Sodik (2006) berpendapat bahwa di zaman sekarang ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat swalayan menjadikan pasar swalayan sebagai tempat membeli bahan-bahan pangan asal ternak (daging broiler) untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Alasan yang cukup logis bahwa manajemen penanganan atau perlakuan terhadap produk daging broiler di pasar swalayan terlihat lebih higienis. Daging broiler yang dijual di pasar swalayan diletakkan ditempat yang mempunyai suhu khusus (showcase). Zibio (2010) mengemukakan bahwa suhu showcase (tempat penyimpanan daging broiler) di pasar swalayan sangat menentukan pertumbuhan bakteri pada permukaan produk daging broiler. Penulis sudah melakukan survei jika suhu showcase di salah satu pasar swalayan di daerah Panjer kota Denpasar adalah 0-8. Merchant dan Parker (1996) menjelaskan bahwa Escherchia coli merupakan bakteri yang termasuk dalam golongan mesofilik. Bakteri mesofilik dapat tumbuh pada suhu 10-45, dan suhu optimumnya 37. Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk bakteri golongan mesofilik, semakin rendah suhu penyimpanan daging (suhu showcase) maka aktivitas bakteri pada permukaan daging broiler itu sendiri akan semakin berkurang atau bisa saja berhenti. Daging broiler yang aman dikonsumsi oleh masyarakat harus terbebas dari kontaminasi bakteri, terutama bakteri Escherichia coli (Fardiaz dan Jenie, 1981). Menurut Schlegel dan Schmidt (1994) pada suhu showcase 0-8, jumlah cemaran Escherichia coli pada permukaan daging broiler akan terhambat laju pertumbuhannya karena Escherichia coli tidak berada pada suhu hidup bakteri golongan mesofilik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa suhu rendah melebihi suhu minimum akan menyebabkan denaturasi protein dan enzim. Hal ini akan menyebabkan terhentinya metabolisme, bahkan pada nilai suhu yang melebihi suhu minimum menyebabkan pertumbuhan bakteri terhambat atau bahkan akan mengalami kematian. Selanjutnya, Waluyo (2004) mengemukakan bahwa Escherichia coli 54

yang berada pada suhu tinggi (suhu 57 ) akan mengalami kematian setelah 20-30 menit. Nilai suhu yang melebihi suhu maksimum menyebabkan pertumbuhan bakteri terhambat atau bahkan akan mengalami kematian (Schlegel dan Schmidt 1994). Hal tersebut memunculkan hipotesis Jumlah cemaran Escherichia coli pada daging broiler yang disimpan dalam showcase dengan suhu 0-8 akan stabil atau tidak mengalami peningkatan.mengingat bahwadaging broiler merupakan salah satu bahan pangan asal hewan ternak yang memegang peranan cukup penting dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat terutama kandungan proteinnya yang cukup tinggi maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Lama Penyimpanan dalam Suhu Showcase terhadap Jumlah CemaranEscherichia coli pada Daging Broiler yang Beredar di Pasar swalayan di kota Denpasar yang betujuan mengetahui kualitas daging broiler yang dikonsumsi masyarakat kota denpasar. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Pengamatan dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu pada pukul 10.00 WITA (setelah 0 jam di dalam suhu showcase / sebagai kontrol) dan 13.00 WITA (setelah tiga jam di dalam suhu showcase) dan 16.00 WITA (setelah enam jam di dalam suhu showcase) dengan interval waktu tiga jam setiap kali pengambilan sampel. Ulangan dilakukan sebanyak enam kali dengan interval waktu tiga hari sekali. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini antara lain: variabel bebasnya yaitu lama penyimpanan dalam suhu showcase; variabel terikat yaitu jumlah bakteri Escherichia coli; serta variabel kontrolnya yaitu pasar swalayan, bagian daging broiler, dan cara penghitungan bakteri, transportasi. Sampel daging broiler dibeli sebanyak 1 ekor tetapi cara pengambilan sampel dilakukan tiga kali (pada jam ke-0, jam ke-3, jam ke-6 masing-masing 1/3 bagian dari daging broiler utuh satu ekor). Setiap kali pengambilan, sampel dimasukkan ke dalam termos yang berisi es batu dan selanjutnya dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana untuk dikultur pada media isolasi. Pengamatan dilakukan tiga kali dalam sehari dengan interval waktu tiga jam setiap kali pengambilan sampel. Pemupukan bakteri Escherichia coli dalam penelitian ini dilakukan pada media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) dengan metode sebar (Fardiaz,1983). Pengenceran yang dipakai untuk pemupukan Escherichia coli yaitu pengenceran 10-2. Berikut ini merupakan langkah-langkah pemupukan bakteri Escherichia coli pada media isolasi, antara lain: dua cawan petri berisi media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) 55

yang sudah steril dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah itu pengenceran 10-2 diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang sudah berisi Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). kemudian disebar ratakan menggunakan pipa gelas bengkok steril. Selanjutnya cawan petri yang sudah berisi inokulum didiamkan dahulu pada suhu kamar, kira-kira sepuluh menit agar inokulum terserap oleh EMBA. Cawan petri tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam inkubator bersuhu 37 dalam posisi terbalik selama semalam. Pemupukan Escherichia coli pada media Eosin Methylene Blue (EMBA) dilakukan secara duplo. Media yang telah diinkubasikan di dalam inkubator selama semalam di keluarkan dan dihitung jumlah koloni Escherichia coli. Perhitungan jumlah Escherichia coli dilakukan dengan cara menghitung koloni yang mempunyai diameter 0,5-3,0 mm dan berwarna hijau metalik dengan jumlah koloni antara 30 300 cfu/gram (Buckle, dkk.1985). Selanjutnya jumlah koloni Escherichia coli yang dihitung adalah rataan dari dua cawan petri pada EMBA. Menurut Fardiaz (1983), rumus untuk menghitung jumlah bakteri adalah sebagai berikut: Jumlah koloni x 1 cfu/gram Faktor pengencer x volume inokulum HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rataan Jumlah Escherichia coli Tabel 1 Hasil Rataan (Log) Jumlah Escherichia coli pada Daging Broiler Setelah 0 jam, tiga jam, enam jam Disimpan di Dalam Suhu Showcase Lama Penyimpanan Rataan Rataan (Log) 0 Jam 1700 3.215 3 Jam 2100 3.320 6 Jam 2500 3.398 Rata - rata 2100 3.311 Keterangan: Hasil data jumlah Escherichia coli dalam satuan cfu/gram. Dari data yang tercantum pada Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah cemaran Escherichia coli (cfu/gram) pada daging broiler setelah 0 jam, tiga jam, enam jam disimpan dalam suhu showcase 0-8 terjadi peningkatan jumlah Escherichia coli dari waktu ke waktu. 56

Jumlah cemaran awal (jam ke-0) yang jauh melebihi standar yang sudah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) 01-7388-2009 tahun 2009 bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: faktor di RPU (Rumah Pemotongan Unggas), faktor (Good Distribution Practice) pendistribusian daging broiler ke pasar swalayan dan faktor perlakuan dari pihak pasar swalayan itu sendiri (Gaffiana 2008). Untuk faktor perlakuan dari pihak pasar swalayan itu sendiri, seperti pada penanganan awal di pasar swalayan sebelum daging broiler dikemas, daging broiler dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air kran. Menurut pihak pasar swalayan, pencucian terhadap daging broiler sebelum dilakukan proses pengemasan merupakan salah satu usaha untuk mengurangi cemaran bakteri atau residu yang mencemari permukaan daging pada saat proses pendistribusian daging dari Rumah Pemotongan Unggas sampai di pasar swalayan. Namun, Gaffiana (2008) mengemukakan bahwa salah satu sumber kontaminasi Escherichia coli adalah air.peningkatan jumlah Escherichia coli ini bisa disebabkan karena manejemen atau perlakuan terhadap daging broiler yang ada di pasar swalayan. Posisi daging broiler yang berada tidak jauh dari jerohan juga bisa menambah cemaran Escherichia coli pada daging. Perlu diingat bahwa habitat Escherichia coli adalah di dalam usus manusia atau usus hewan (Schlegel dan Schmidt 1994). Di samping itu, suhu showcase di pasar swalayan yang kadang berubah-ubah antara 0-8 dalam waktu tertentu sangat mempengaruhi laju perkembang biakan Escherichia coli. Zibio (2010) mengemukakan bahwa suhu showcase (suhu tempat penyimpanan daging broiler) merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pertumbuhan bakteri. Peningkatan jumlah Escherichia coli terjadi karena Escherichia coli mengalami perkembang biakan atau mengalami pembelahan biner (Waluyo, 2004). Waktu yang dibutuhkan Escherichia coli utntuk melakukan pembelahan biner adalah ± 20-30 menit. Selanjutnya Waluyo (2004) menjelaskan bahwa pembelahan biner Escherichia coli mengalami beberapa fase, antara lain: fase adaptasi atau lag, fase logaritmik atau eksponensial, fase statis atau pertumbuhan lambat, dan fase penurunan/kematian. Peningkatan jumlah Escherichia coli dikarenakan Escherichia coli berada pada fase logaritmik atau eksponensial. Fase logaritmik atau eksponensial merupakan fase dimana sel membelah dengan laju yang konstan, massa menjadi dua kali lipat dengan laju yang sama, aktifitas metabolisme yang konstan, serta keadaan pertumbuhan yang seimbang, sehingga kurvanya dalam bentuk eksponensial (bisa dilihat pada grafik analisis regresi). Akan tetapi Schlegel dan Schmidt (1994) berpendapat bahwa dengan perlakuan daging broiler yang disimpan di dalam showcase dengan suhu 0-8, jumlah cemaran Escherichia coli pada daging broiler akan sedikit terhambat laju pertumbuhannya karena Escherichia coli tidak berada pada suhu hidup bakteri golongan 57

mesofilik (10-45 ). Sedangkan Umam (2008) menyatakan bahwa pemberian suhu rendah (suhu showcase 0-8 ) merupakan langkah yang penting dalam memperlambat laju pertumbuhan Escherichia coli, tetapi tidak bisa digunakan untuk membunuh langsung bakteri tersebut. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, simpulan yang dapat diambil yaitu Jumlah cemaran Escherichia coli pada daging broiler mengalami peningkatan setelah tiga jam dan enam jam di dalam showcase dengan suhu 0-8. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan antara lain: Suhu showcase harus konstan (<5 ), gunakanlah air yang hygienis seperti menambahkan klorin dalam air untuk pencucian daging broiler sebelum disimpan di dalam showcase, alat-alat yang digunakan dalam penanganan daging broiler harus hygienis. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. 2009. Standar Nasional Indonesia (SNI) N0: 7388-2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroorganisme dan Batas Maksimum Residu dalam Bahan Makanan Asal Hewan. BSN. Jakarta. Buckle KA, RA Edwards, GH Fleet, M Wootton. 1985. Ilmu Pangan. H. Purnomo dan Adiono (Penerjemah). Jakarta.: UI Press.. Buckle KA, GR Davey, MJ Eyles, AD Hocking, KG Newton, EJ Suttar. 1989. Foodborn Microorganisms of Public Health Significance. AIFST (NSW Branch) Food Microbiology Group. Australia. Ershalat TN. 2012. Daging Sebagai Protein Hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal. http://ershalat-tahta-n.blog.ugm.ac.id/2012/01/20/daging-sebagai-protein-hewaniyang-aman-sehat-utuh-dan-halal/. (Diakses tanggal 19 April 2012) Fardiaz S, BSL Jenie. 1981. Masalah Keamanan Pangan dalam Hubungannya dengan Mikrobiologi Veteriner. Kumpulan Makalah Kongres Nasional Mikrobiologi ke III. Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia. Fardiaz, S. 1983. Mikrobiologi Pangan. Ilmu dan Teknologi Pangan, Fak. Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Gaffiana, T. 2008. Proses Produksi Rumah Potong Ayam. Rumah Potong Unggas (RPU) PT. Primatama Karya Persada. 58

Hardani, R. 2003. Mewaspadai Penanganan Telur Ayam. ISTECCS. Japan. May, KN. 1974. Changes in Microbial Numbers During Final Washing and Chilling of CommerciallySlaughteredBroilers. Poultry Sci. Merchant IA, LA Parker. 1996. Veterinary Bacteriology and Virology. 6 th ed. Iowa State University Press, Ames Iowa. Schlegel HG, K Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sodik, W. 2006. TPC untuk mengetahui Tingkat Cemaran Bakteri Pada Karkas Ayam yang Dijual di Beberapa Pasar Swalayan di Surabaya (Skripsi). Surabaya: Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga Waluyo, Lud. Drs. M.Kes. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : Universitas Muhammadiyah Press. Zibio. 2010. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Mikroba. http://www.zaibio.wordpress.com. (Diakses tanggal 30 Januari 2011) 59