BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian saat itu mengalami keterpurukan. Kemunculan sektor Usaha

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DAN LOKASI USAHA TERHADAP PENDAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pergerakan perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi dalam

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

Statistik KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Isu-Isu Strategis

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

Statistik KATA PENGANTAR

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

PAPARAN MENTERI KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA. Pada KONGRES KOPERASI KE-3 TANGGAL 12 JULI 2017

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro memiliki

I. PENDAHULUAN. makmur yang merata materil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. besar mengalami kebangkrutan dan memberikan beban berat bagi negara

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1998, Indonesia mengalami krisis yang menyebabkan kondisi perekonomian saat itu mengalami keterpurukan. Kemunculan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) membawa pengaruh positif pada perekonomian. Respon tersebut ditunjukan dengan keberhasilannya yang diperoleh serta dapat bertahan. Hal ini dibuktikan, dalam tempo dua tahun (setelah terjadi krisis ekonomi) ekonomi nasional telah tumbuh 4,8%. Pertumbuhan ekonomi diikuti dengan pertumbuhan jumlah UMKM yang muncul sebanyak 4,94% dalam kurun waktu yang sama. 1 Di Indonesia, sumber penghidupan bergantung pada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan sektor usaha kecil terkonsentrasikan pada bidang perdagangan, olahan pangan, tekstil dan garmen, kayu dan produk kayu, serta produksi mineral non-logam. 2 Usaha mikro dan usaha kecil merupakan usaha informal yang mulai dimunculkan dengan melihat peluang yang ada disekitar. Tentunya usaha tersebut merupakan usaha produktif yang tentunya menghasilnya pendapatan untuk para usahawan yang mendirikan usaha tersebut. Perkembangan (UKM) di Indonesia mencapai 99,99% dengan jumlah lebih 50 juta unit usaha. Keadaan ini tidak berubah sejak tahun 2008 hingga 1 Adri Said dan Ika Widjaja, 2007.Akses Keuangan UMKM. Jakarta: GTZ-RED Jakarta, hal 4 2 Wawan Dhewanto, dkk. 2015. Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil & Mikro.Bandung: Alfabeta, hal 33

2 2012. 3 Perkembangan tersebut tentunya membuat kondisi perekonomian menjadi meningkat. Mengingat kontribusinya yang signifikan dalam hal lapangan pekerjaan, sumber Product Domestic Bruto (PDB), penghasil devisa melalui ekspor, dan penanaman modal (investasi). Selain itu, UMKM berperan dalam menggerakan perekonomian daerah, mendorong pemanfaatan sumber daya lokal, pemerataan serta pengentasan kemiskinan, dan dapat sebagai pemasok bahan baku yang dibutuhkan oleh industri besar. 4 Tabel 1.1 Perkembangan UMKM Indonesia tahun 2009-2012 No Indikator Satuan 2009 2010 2011 2012 1. Jumlah UMKM Unit 52764603 53823732 55206444 56534592 2. Pertumbuhan Persen 2.64 2.01 2.57 2.41 jumlah UMKM 3. Jumlah tenaga Orang 96211332 99401775 101722458 107657509 kerja UMKM 4. Pertumbuhan Persen 2.33 3.32 2.33 5.83 jumlah tenaga kerja UMKM 5. Sumbangan PDB UMKM (harga konstan) Rp. Milyar 1212599.30 1282571.80 1369326.00 1504928.2 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, data perkembangan UMKM tahun 1987-2014 UMKM lebih efisien dibandingkan dengan usaha besar dalam memenuhi permintaan pasar yang semakin beragam segmentasinya dan semakin spesifik. 5 Namun pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia mengalami fluktuatif (lihat tabel 1.1) karena UMKM merupakan usaha sektor informal dan mudah 3 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam Badan Standardisasi Nasional, 2013. 4 Badan Standardisasi Nasional, 2013.Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2008, Penerapan pada Usaha Kecil (UMK). Jakarta: BSN 5 Tambunan, 2002.Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat

3 dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan ekternal seperti kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi. Pertumbuhan fluktuatif yang terjadi dari tahun 2009-2012 tidak menyurutkan dalam hal peningkatan dalam menyerap tenaga kerja, pertumbuhan UMKM dari tahun 2011 ke 2012 mengalami penuruan namun kenaikan yang signifikan dalam peningkatan tenaga kerja yaitu sebesar 2,5%. Seiring penyerapan tenaga kerja, UMKM menyumbang 3,14% pada PDB tahun yang sama. Melihat potensi dan perkembangan dari UMKM, dalam hal ini pemerintah telah menjadikan pertumbuhan dan pengembangan sebagai fokus utama dalam pembangunan di Indonesia. Tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Pajang Nasional (RPJMN) 2000-2015 telah merancang strategi pembangunan UMKM. Secara tegas dinyatakan bahwa pemberdayaan Koperasi dan UMKM merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan bangsa yang berdaya-saing serta menciptakan pembangunan yang adil dan merata. 6 Kemunculan UMKM memberikan porsi tersendiri untuk kegiatan perekonomian di Indonesia. UMKM merupakan upaya strategis dalam menumbuhkan perekonomian daerah, karena UMKM merupakan usaha mandiri masyarakat dengan melihat potensi yang ada di daerah. 7 Potensi tersebut dimanfaatkan sehingga menjadi usaha yang mampu menggerkan perekonomian daerah. Salah satu daerah yang 6 Wahyudi Kumorotomo, 2008. Perubahan Paradigma Peran Pemerintah dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM, melalui http://kumoro.staff.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/2008/09/perubahan-paradigma-peran-pemerintah-dlm-pemberdayaankoperasi-umkm.pdf yang diakses pada tanggal 9 Maret 2015 pukul 19:24 7 Adri Said dan Ika Widjaja, 2007.Akses Keuangan UMKM. Jakarta: GTZ-RED Jakarta, hal 4

4 mengembangkan usaha mandiri masyarakat adalah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Upaya Pemerintah Daerah dalam menyiapkan dan mengembangkan sektor UMKM menjadi lebih baik dan mampu menjadi sektor utama sehingga mampu meningkatkan perekonomian Kabupaten Kulon Progo. Sektor ekonomi yang bergerak di UMKM Kulon Progo yaitu pertanian, perternakan, kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri olahan, bangunan, perdagangan (pasar dan diluar pasar), hotel dan restoran, pedaki, pengangkut dan komunikasi, dan jasa-jasa. Sektor industri pengolahan mendominasi UMKM di Kulon Progo. Industri pengolahan yang berkembang di Kulon Progo antara lain pengolahan pangan, sandang dan kulit, kimia dan bahan bangunan, logam dan jasa, serta kerajinan. Industri pengolahan pangan paling pesat perkembangnya, banyak kreasi makanan yang dikembangkan masyarakat Kulon Progo sehingga menghasilkan berbagai produk olahan makanan yang dapat menjadi makanan khas dari Kulon Progo. Olahan makanan mudah dikembangkan karena dekat dengan kehidupan serta menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

5 Grafik 1.1 Perkembangan UMKM Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2015 36000 34000 32000 30000 28000 26000 33391 33743 33784 31906 29909 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kulon Progo, diolah Jumlah UMKM Kabupaten Kulon Progo dari tahun ke tahun mengalami peningkatan (lihat grafik 1.1). Peningkatan tersebut merupakan respon positif masyarakat terhadap perubahan yang akan dihadapi Kabupaten Kulon Progo. Pasalnya, beberapa wilayah di Kabupaten Kulon Progo akan dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu, akan terjadi pembangunan megaproyek seperti bandara, dermaga, pasir besi, jalan tol maupun fasilitas pendukung lainnya yang segera terrealiasasi. Menghadapi pembangunan dan perubahan yang akan terjadi di Kabupaten Kulon Progo, peluang tersebut mampu dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM. Peran UMKM diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan yang bisa mengelola potensi lokal sehingga menjadi kekuatan ekonomi riil, dan pada akhirnya dapat meningkatkan

6 kesejahteraan masyarakat Kulon Progo. 8 Oleh karena itu, pelaku UMKM harus perpartisipasi dalam pembangunan perekonomian daerah. Perkembangan UMKM memberikan dampak pada peningkatan perekonomian. Namun, terdapat tantangan dan kendala yang bersifat eksternal dan internal dalam hal produksi, pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi, permodalan, dan iklim yang kurang mendukung. 9 Kendala tersebut tentunya dihadapi oleh UMKM Kulon, menurut hasil Laporan Tahunan Dinas Koperasi dan UMKM Tahun 2014 permasalahan yang dihadapi antara lain kemampuan dan akses UMKM pada sumber-sumber informasi, kurangnya kemampuan UMKM untuk meningkatkan akses dan pasar, kurangnya kemampuan dan akses UMKM dalam penguasaan dan pemanfaatan teknologi, kurangnya kemampuan UMKM dalam mengembangkan manajemen, kurangnya kemampuan UMKM dalam menjalin kemitraan dan mengembangkan jaringan usaha, dan kurangnya entrepreneur mentality pada masyarakat sehingga mudah putus asa. Kenyataan dilapangan menunjukan keterbatasan modal yang dimiliki para pelaku UMKM Kulon Progo. Keterbasatan modal yang dimiliki menjadi penghambat dalam pengembangan ditambah dengan sedikitnya informasi yang diketahui oleh para pelaku UMKM dalam mengakses modal. Keterbatasan UMKM Kulon Progo dalam mengakses sumber-sumber informasi membuat 8 Ivan Aditya, 2015. Potensi Kulonprogo jadi Sorotan. Diakses melalui http://krjogja.com/read/257223/potensi-kulonprogo-jadi-sorotan.kr pada tanggal 19 Mei 2015 pukul 17:18 9 Wawan Dhewanto, dkk. 2015. Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil & Mikro.Bandung: Alfabeta, hal 34

7 UMKM tidak dapat berkembang. Tidak terlalu banyak informasi yang diketahui para pelaku dalam mengakses kredit sehingga pelaku enggan untuk melakukan pinjaman. Seringkali jumlah kredit yang dibutuhkan cenderung lebih besar daripada jumlah pinjaman yang terealisasi dan disetujui oleh perbankan. 10 Program sertifikasi tanah terhadap akses permodalan bagi usaha mikro dan kecil Kulon Progo belum signifikan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Istikomah (2013) Program Sertifikasi Tanah tahun 2008 yang telah dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo belum memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan akses permodalan bagi usaha mikro dan kecil Kulon Progo. Selain tujuan utama Program Sertifikasi Tanah yaitu memberikan kepastian hukum hak atas tanah bagi pelaku usaha mikro dan kecil namun sertifikat tersebut dapat digunakan untuk dapat mengakses permodalan. Harapannya dari program sertifikasi tersebut dapat meningkatkan jumlah pinjaman yang ditawarkan lembaga keuangan. Namun hal tersebut tidak banyak diketahui pelaku usaha mikro dan kecil sehingga jumlah pinjaman yang diperoleh masih rendah. Informasi merupakan hal penting untuk mengetahui perkembangan sehingga dapat menunjang kegiatan pelaku UMKM dalam mengelola usahanya. Permasalahan permodalan merupakan permasalahan yang selalu dihadapi para pelaku ketika akan melaksanakan usaha. Secara umum, hambatan utama terkait modal adalah moda lyang dimiliki para pelaku tidak mencukup, keterbatasan info yang diketahui serta akses terhadap kredit usaha sulit. 11 Hal 10 Ridwan, 2010 dalam Istikomah, 2013. 11 Suharko dan Dhian Shinta Pradevi dalam Suharko dan Agustinus Subarsono, 2015.

8 tersebut juga dialami oleh pelaku UMKM Kulon Progo. Keterbatasan modal yang dimiliki para pelaku dikarekan modal pribadi yang dimiliki tidak mencukupi. Oleh karena itu, sulit untuk mengembangkan usaha ketika modal yang dimiliki terbatas. Grafik 1.2 Tingkat Pengelolaan Administrasi dan Keuangan UMKM Kabupaten KulonProgo 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 57% 54% 43% 46% Tingkat Pengelolaan Administrasi Tingkat Pengelolaan Keuangan Baik Kurang Baik Sumber: Siswanto (2011), diolah Tingkat Pengelolaan Administrasi UMKM Kulon Progo menunjukan kurang baik sebesar 57% (lihat grafik 1.2). UMKM dikelola sederhana sehingga tidak memuat tentang administrasi umum persuratan (logo, nama, alamat), pengarsipan dokumentasi, serta izin usaha, NPWP dan izin gangguan tidak dimiliki. Hal tersebut penting ditata agar UMKM dapat memperbaiki internalnya tidak sekedar mengejar produksi. Namun admistrasinya juga harus diperhatiakan. Pengelolaan keuangan UMKM Kulon Progo juga menunjukan kurang baik sebesar 54% (lihat grafik 1.2). Pengelolaan keuangan tersebut berkaitan dengan penyusunan anggaran dan belanja setiap awal periode, pencatatan setiap transaksi, bukti transaksi untuk setiap kegiatan, menyusun catatan keuangan (berupa jurnal,

9 buku besar, buku pembantu), menyusun laporan keuangan seperti neraca laporan laba/rugi, laporan perubahan modal dan arus kas. Hal tersebut akan membantu para pelaku UMKM dalam mengelola keuangannya sehingga dapat membuat rencana dengan pendapatan yang dimiliki. Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UMKM Kulon Progo adalah kemampuan pelaku dalam menggunakan teknologi. Pada umumnya, UMKM menggunakan peralatan yang sederhana sehingga untuk untuk menciptakan peralatan yang lebih canggih supaya proses produksi lebih efektif dan efisien belum mampu. Misalnya, selama ini pembuatan tempe di Kulon Progo menggunakan peralatan tradisional dan tentunya tidak menjamin kualitas produk tempenya 12 dan rasa yang diciptakan tidak sama. Untuk itu, para pengrajin tempe di Kulon Progo harus mencipatkan teknologi yang dapat menjaga kualitas dan kuantitas produk tempe dari Kulon Progo. Perkembangan zaman juga menuntut para pelaku UMKM untuk bisa mengikutinya seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sekarang baru dimulai. Tidak banyak pelaku UMKM Kulon Progo yang mengetahui MEA hal tersebut karena pemerintah Kulon Progo tidak secara khusus memperkenalkan dan menyiapkan para pelaku untuk siap menghadapi MEA. Dinas Koperasi dan UMKM Kulon Progo hanya melakukan pengenalan MEA disela-sela waktu 12, 2016. Bupati Resmikan Rumah Tempe Higienis di Giripeni dan Bendungan yang diakses melalui http://koperasi.kulonprogokab.go.id/article-298-bupati-resmikan-rumah-tempe-higienisdi-giripeni-dan-bendungan.html pada tanggal 27 Januari 2016 pukul 20:41

10 mengadakan acara seperti pelatihan. 13 Pelaku UMKM Kulon Progo hanya sekedar tahu saja tidak lebih dan yang tidak mengikuti pelatihan semakin tidak tahu. Kemajuan teknologi informasi membuat tuntutan semakin tinggi. Salah satunya dengan penggunaan internet yang menjadi kebutuhan manusia. Penggunaan internet sebagai sarana untuk memasarkan produk, jangkauan pasar online yang luas dalam mengembangkan usahanya. Namun, hal tersebut belum banyak pelaku UMKM Kulon Progo dalam memasarkan produknya dengan menggunakan internet. 14 Pemasaran menggunakan internet dapat memperluas jangkauan produk terhadap konsumen sehingga dapat meningkatkan omzet produk tersebut. Lakunya sebuah produk juga dilihat dari pengemasan produk tersebut, namun hal tersebut masih menjadi kendala UMKM Kulon Progo dalam hal pengemasan. Ketidaktahuan pelaku UMKM dalam hal mengemas produknya dengan baik hal tersebut dikarenakan kurangnya referensi yang dimiliki serta pengalamannya. 15 Hal tersebut akan berpengaruh pada pemasaran produk UMKM. Pertama yang dilhat konsumen adalah kemasannya sehingga laku atau tidaknya sebuah produk salah satu aspek yang mempengaruhi adalah kemasananya. 13 Agustinus Subarsono dan Nisa Agistiani R dalam Suharko dan Agustinus Subarsono, 2015.Hal 90 14, 2015.BPMPT Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Pemasaran Online Pelaku UMKM yang diakses melalui http://bpmpt.kulonprogokab.go.id/article-142-bpmpt-fasilitasi-peningkatankapasitas-pemasaran-online-pelaku-umkm.html pada tanggal 27 September 2015 pukul 20:41 15 Aris Wasita, 2015. Kadin: Kemasan Jadi Kendala Pemasaran Produk UMKM yang diakses melalui http://www.antarajateng.com/detail/kadin-kemasan-jadi-kendala-pemasaran-produkumkm.html pada tanggal 6 September 2015 pukul 14:10

11 Membentuk jiwa kewirausahaan yang sering kali dilupakan.semangat dalam mengembangkan usahanya merupakan hal penting. Namun tidak sedikit UMKM yang tidak mampu bertahan dikarena pelakunya yang kurang memiliki jiwa kewirausahaan. Ketidakmampuannya dalam menghadapi pasar dan menangkap peluang yang ada justru membuatnya menjadi sebuah ancaman. Seperti halnya para pelaku UMKM yang berada di wilayah proyek pembangunan bandara baru di Kulon Progo harus diberikan motivasi untuk berwirausaha, tidak menyerah dengan keadaan namun harus bangkit untuk menggerakan ekonomi kerakyatan. Peran pemerintah dalam mengarahkan, melindungi, membimbing, serta menumbuhkan suasana dan iklim yang menunjang pertumbuhan dunia usaha sertanya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM Kulon Progo. Hal tersebut dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kulon Progo beserta Satuan Kerja Pegawai Daerah (SKPD) dalam memberdayakan dan mengembangkan UMKM Kulon Progo. Peran pemerintah kemudian dituangkan kedalam strategi yang ditentukan untuk menyelesaikan permasalahan UMKM serta menjaga iklim usaha supaya UMKM dapat berkembang. Dari situ kemudian, pemerintah Kabupaten Kulon Progo memiliki sejumlah strategi untuk mengembangan UMKM Kulon Progo. Dengan berkembangnya UMKM Kulon Progo maka akan terjadi peningkatan pada omzet yang diperoleh sehingga kesejahteraan masyarakat Kulon Progo meningkat.

12 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Strategi Pemerintah Daerah dalam Pengembangan UMKM Kabupaten Kulon Progo? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Strategi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam Mengembangkan UMKM. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki harapan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi pihak pemerintah atau instansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak-pihak terkait dengan melihat yang dilakukan instansi atau pemerintah sehingga dapat dijadikan sebagai referensi maupun sebagai evaluasi untuk diperbaiki 2. Bagi pihak peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran serta pengaplikasian ilmu pengetahuan. Serta menambah pengalaman dan wawasan dalam melakukan penelitian. 3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai contoh atau dijadikan referensi terutama dalam mengembangkan UMKM daerah.