BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

METODE. Materi. Alat. Rancangan

KADAR SERAT KASAR DAN KECERNAAN SECARA In Vitro JERAMI KEDELAI YANG DITANAM DENGAN PERLAKUAN PENYIRAMAN AIR LAUT DAN INOKULASI BAKTERI Rhizobium

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi dan Kandungan Nutrien Fodder Jagung

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

METODE. Materi. Rancangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan

III. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di

MATERI DAN METODE. Materi

KECERNAAN DAN FERMENTABILITAS TANAMAN OROK-OROK SECARA IN VITRO SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN JAGUNG MANIS SKRIPSI

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di

III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari Bulan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2016

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015.

II. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April -

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April Oktober 2013.

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

13 BAB III MATERI DAN METODE Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman di rumah kaca (green house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember 2014. Penanaman kedelai dilaksanakan di green house dan penelitian secara laboratoris dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Pakan, Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 4 ember ukuran 30 liter, 32 polybag ukuran 25 cm x 35 cm, plastik, EC (Electrical Conductivity) meter, ph meter, polybag, oven, timbangan analitis, pisau, pinset, gunting, pipet, kertas saring bebas abu, corong buchner, tabung reaksi, tanur, gelas ukur, labu elenmeyer, cawan porselen, inkubator, dan eksikator. Bahan yang digunakan adalah benih kedelai pada saat untuk penanam kedelai, air laut yang diambil dari Pantai Marina Semarang sebagai penyiraman, tanah 11 kg per polybag, mulsa eceng gondok, pupuk N,P,K, jerami kedelai yang telah dipanen sebagai bahan analisis untuk uji serat kasar dan in vitro, larutan McDougall, cairan rumen dari RPH Penggaron sebagai bahan analisis kecernaan bahan kering dan bahan organik secara in vitro, akuades, larutan pepsin HCl, larutan H 2 SO 4, larutan NaOH dan aseton.

14 3.2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 4x2 dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah level pemberian air laut meliputi : L0 = tanpa air laut (air tawar) L1= air laut EC 1 mmhos/cm L2 = air laut EC 1,5 mmhos/cm L3 = air laut EC 2 mmhos/cm Faktor kedua adalah dosis mulsa eceng gondok meliputi : M1= tanpa mulsa M2 = mulsa eceng gondok dosis 4 ton/ha (Lampiran 1) Hasil pengacakan perlakuan pada masing-masing tanaman kedelai dapat dilihat pada Ilustrasi 2. U L1M1U2 L2M2U4 L2M1U1 L2M1U3 L0M1U2 L0M1U1 L1M1U4 L3M1U2 L3M2U1 L1M1U3 L3M1U4 L2M2U2 L0M1U4 L2M1U2 L0M2U3 L3M1U3 L1M2U3 L3M2U3 L2M2U1 L0M1U3 L0M2U2 L1M2U2 L3M1U1 L0M2U4 L2M1U4 L0M2U1 L2M2U3 L3M2U2 L3M2U4 L1M2U4 L1M1U1 L1M2U1 Ilustrasi 2. Tata Letak Pot Penelitian

15 L0M1 L0M2 : Perlakuan tanpa penyiraman air laut dan tanpa pemberian mulsa eceng gondok. : Perlakuan tanpa penyiraman air laut dan dengan pemberian 4 ton/ha mulsa eceng gondok. L1M1 : Perlakuan dengan penyiraman air laut 1 mmhos/cm dan tanpa pemberian mulsa eceng gondok. L1M2 : Perlakuan dengan penyiraman air laut 1 mmhos/cm dan dengan pemberian 4 ton/ha mulsa eceng gondok. L2M1 : Perlakuan dengan penyiraman air laut 1,5 mmhos/cm dan tanpa pemberian mulsa eceng gondok. L2M2 : Perlakuan dengan penyiraman air laut 1,5 mmhos/cm dan dengan pemberian 4 ton/ha mulsa eceng gondok. L3M1 : Perlakuan dengan penyiraman air laut 2 mmhos/cm dan tanpa pemberian mulsa eceng gondok. L3M2 : Perlakuan dengan penyiraman air laut 2 mmhos/cm dan dengan pemberian 4 ton/ha mulsa eceng gondok 3.3. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian meliputi tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penanaman kedelai, dan tahap analisis jerami kedelai di laboratorium. Penelitian dilaksanakan dengan model penelitan di green house dan laboratorium. 3.3.1. Tahap persiapan penelitian Tahapan persiapan sebanyak 32 polybag diisi tanah sampai siap ditanami. Benih kedelai yang baik dipilih dan disiapkan. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk N, P, K masing-masing dengan dosis 100 kg N/ha, 150 kg P 2 O 5 /ha, dan 100 kg K 2 O/ha. Air laut yang digunakan untuk penyiraman dengan dosis

16 pengenceran sesuai dengan perlakuan. Mulsa eceng gondok dikeringkan dan diberikan dalam masing-masing polybag. Eceng gondok yang digunakan diambil dari daerah Banyumanik, Semarang dipotong-potong sekitar 1-2 cm. Eceng gondok yang digunakan sesuai dengan dosis perlakuan yang diberikan. 3.3.2. Tahap pelaksanaan penelitian Tahap pelaksanaan dilakukan dengan kegiatan pemberian mulsa eceng gondok pada polybag sesuai perlakuan, penanaman kedelai dilakukan dengan memberikan 7 benih per polybag yang nantinya disisakan 3 tanaman per polybag. Pemberian pupuk N, P, K. Pupuk N diberikan 3 kali pada tanaman kedelai yaitu 1/3 dosis pada saat awal tanam, 1/3 dosis saat tanaman kedelai mulai berbunga umur 5 minggu dan 1/3 dosis pada saat tanaman kedelai mulai tumbuh buah umur 7 minggu. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan air tawar dan dengan air laut yang telah diencerkan sesuai perlakuan 1, 1,5 dan 2 mmhos/cm sebanyak 500 ml/pot (Lampiran 12). Setelah panen jerami di potong dan di jemur 2-3 hari, kemudian digiling sampai halus dan dianalisis. 3.3.3. Tahap analisis jerami kedelai Tahap analisis dilakukan dengan analisis serat kasar, KcBK dan KcBO secara in vitro dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Parameter yang diamati adalah kadar serat kasar, KcBK dan KcBO jerami kedelai.

17 Analisis serat kasar dilakukan dengan sampel ditimbang seberat 1 gram dan sampel yang telah ditimbang dimasukkan 50 ml H 2 SO 4 0,3 N dan dimasak hingga mendidih selama 30 menit, setelah itu dimasukkan NaOH 1,5 N sebanyak 25 ml kemudian dimasak kembali hingga mendidih selama 30 menit. Cairan tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring yang telah dipasang dalam corong Buchner. Kertas saring terlebih dahulu telah dikeringkan dalam oven pada suhu 110 o C selama 1 jam dan didinginkan dalam eksikator selama 15 menit kemudian ditimbang kertas saring tersebut. Penyaringan dilakukan dalam labu penghisap. Kemudian dicuci berturut-turut dengan, 50 ml air panas, 50 ml H 2 SO 4 0,3 N, 50 ml air panas dan 25 ml aseton. Kertas saring dan isinya dimasukkan dalam crusibel porselin dan dipijarkan dalam tanur listrik pada suhu 600 o C selama 4 jam. Setelah itu, didinginkan dalam ekksikator selama 15 menit dan ditimbang. Kadar serat kasar dihitung dengan rumus : SK = BS CP KS (BS + CP setelah oven) (BS + CP setelah oven) KS setelah oven Berat Sampel (g) : Berat Sampel : Crusibel Porselin : Kertas Saring x 100 % Analisis kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO) secara in vitro metode Tilley dan Terry (Reksohadiprodjo, 1994). Metode pencernaan tersebut terbagi dalam 2 tahap yaitu tahap fermentasi dan tahap pencernaan proteolitik. Tahap pertama yaitu fermentasi mikrobia sampel ditimbang sebanyak 0,55 g untuk setiap tabung fermentor lalu ditambahkan 10 ml

18 cairan rumen dan 40 ml larutan McDougall. Blangko dibuat dengan cara yang sama tapi tanpa penambahan sampel. Tabung fermentor ditutup rapat dan sebelumnya dialiri gas CO 2 agar tetap pada suasana anaerob. Tabung fermentor diinkubasi dalam waterbath bersuhu 39 o C selama 48 jam dan setiap 6 jam dilakukan penggojokan. Tabung diangkat setelah inkubasi selesai dan dimasukkan dalam air dingin agar proses fermentasi berhenti, selanjutnya dilakukan sentrifuse selama 8-10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Endapan sampel dipisahkan dari cairan lalu dilanjutkan dengan pencernaan proteolitik. Tahap kedua adalah pencernaan proteolitik yaitu dengan penambahan 50 ml larutan pepsin HCl, kemudian diinkubasi lagi selama 48 jam dengan suhu 39 o C dan dilakukan penggojokan setiap 6 jam. Setelah inkubasi selesai, residu disaring dengan kertas saring Whatman no. 41 dengan bantuan pompa vacum. Residu dikeringkan dalam oven bersuhu 120 o C selama 12 jam, lalu didiamkan dalam eksikator selama 15 menit, lalu ditimbang untuk mengetahui bobot BK. Kecernaan bahan kering dihitung dengan rumus : KcBK = BK sampel (g) (BK residu (g) - BK blanko (g))x 100 % BK sampel (g) KcBk : Kecernaan Bahan Kering BK : Bahan Kering Penentuan KcBO dilakukan dengan sampel kedalam tanur pada suhu 600 o C selama 4 jam, kemudian dihitung bobot BO. Bobot BO dihitung dari selisih berat setelah oven dan berat setelah tanur. Kecernaan bahan organik dihitung dengan rumus :

19 KcBO = BK sampel (g) (BK residu (g) BK blanko (g)) x 100 % BK sampel (g) KcBO : Kecernaan Bahan Organik BO : Bahan Organik BK dan BO untuk blanko diperoleh melalui proses fermentasi mikrobia dan enzimatis menggunakan tabung fermentasi yang tidak diisi dengan sampel, tetapi hanya berisi cairan rumen dan larutan McDougall. 3.4. Analisis Data berikut : Model matematika yang menjelaskan hasil pengamatan adalah sebagai Yijk = µ + αi + βj + (αβ) ij + ε ijk i = (1,2,3,4) ; j = (1,2) ; k = (1,2,3,4) Yijk : Hasil pengamatan pada petak percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij µ : Nilai tengah umum αi : Pengaruh aditif dari penyiraman air laut ke-i βj : Pengaruh penambahan mulsa Eceng gondok ke-j (αβ)ij : Pengaruh interaksi antara penambahan mulsa Eceng gondok ke-i dan penyiraman air laut ke-j ε ijk : Pengaruh galat percobaan pada petak percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij Parameter yang diamati meliputi kadar serat kasar dan kecernaan bahan kering dan bahan organik jerami kedelai secara in vitro. Data dianalisis ragam dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji beda wilayah berganda duncan (Steel dan Torrie, 1995).

20 3.5. Hipotesis Hipotesis statistik yang di uji secara statistik sebagai berikut : a. H0 : (αβ)ij = 0 (yang berarti tidak ada pengaruh interaksi antara penyiraman air laut dengan mulsa eceng gondok terhadap hasil kualitas jerami kedelai) H1 : minimal ada satu (αβ)ij 0, ada pengaruh interaksi antara penyiraman air laut dengan mulsa eceng gondok terhadap hasil kualitas jerami kedelai) b. H0 : αi = 0 (yang berarti tidak ada pengaruh taraf penyiraman air laut terhadap hasil kualitas jerami kedelai) H1 : minimal ada satu αi 0, minimal ada satu perlakuan taraf penyiraman air laut yang mempengaruhi hasil kualitas jerami kedelai c. H0 : βj = 0 (yang berarti tidak ada pengaruh mulsa eceng gondok terhadap hasil kualitas jerami kedelai) H1 : minimal ada satu βj 0, minimal ada satu pemberian mulsa eceng gondok yang mempengaruhi hasil kualitas jerami kedelai Kriteria pengujiannya yaitu apabila : F hitung < F tabel, maka H0 diterima F hitung > F tabel, H0 ditolak, H1 diterima