ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK BINAAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN KELOMPO

dokumen-dokumen yang mirip
Denah Lokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa KANTOR PU TEMPAT TEMU BESUK KANTIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini narapidana tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini

BAB IVGAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kalianda

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB I PENDAHULUAN. dengan norma di suatu lingkungan masyarakat (Santoso, 2003). Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin maju masyarakat,

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Anak pidana oleh Petugas Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan ingin memperoleh sesuatu yang ingin diwujudkan dengan melakukan usaha

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama sel T CD-4

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

Institute for Criminal Justice Reform

BAB III PENUTUP. Dari hasil penelitian yang dilakukan, serta berdasarkan hasil pembahasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

JURNAL PEMENUHAN HAK NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WIROGUNAN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN MASA PIDANA (REMISI)

Menuju Desa Siaga Sehat Jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ASPEK SPIRITUAL NARAPIDANA NARKOBA YANG MENJALANI MASA TAHANAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. mencegah kesakitan dan mencegah terjangkitnya penyakit terutama penyakit yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun 2013 terjadi kenaikan jumlah kasus terinfeksi kuman TB sebesar 0,6 % pada tahun

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. para pemimpin penjara. Gagasan dan konsepsi tentang Pemasyarakatan ini

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Profil Lembaga Pemasyarakatan Wanitan Kelas IIA Way Hui

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,

Tugas Makalah PENGARUH BIMBINGAN METODE DISKUSI TERHADAP PERUBAHAN HARGA DIRI NARAPIDANA DI LAPAS KELAS II B KOTA MOJOKERTO

PERSPEKTIF DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PIDANA ALTERNATIF

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA TENTANG PENULARAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TANRUTEDONG KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR TERPIDANA KASUS ASUSILA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MEDAENG SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

EKSISTENSI KEBERADAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA DI INDONESIA. Oleh: Laras Astuti

BAB 1 PENDAHULUAN. Problema dan solusi..., Djoni Praptomo, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hukum diciptakan oleh manusia mempunyai tujuan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

P, 2015 PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA BANDUNG DALAM UPAYA MEREHABILITASI NARAPIDANA MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. hanya terbatas pada kuantitas dari bentuk kejahatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem pemasyarakatan yang merupakan proses pembinaan yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PENUTUP. kesimpulan bahwa realisasi hak-hak narapidana untuk mendapatkan upah atau

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan narapidana untuk dapat membina, merawat, dan memanusiakan

BAB I PENDAHULUAN. Merebaknya kasus kejahatan dari tahun ke tahun memang bervariasi,

gatal-gatal (Yulianus, 2005). Walaupun tidak sampai membahayakan jiwa, penyakit skabies perlu mendapatkan perhatian karena tingkat penularannya yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization(WHO) tahun2012 mendeskripsikandepresi

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

2015, No. -2- untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor

BAB I. A. Latar belakang. Hal ini dikarenakan angka kematian akibat TB masih tinggi, dimana angka

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

BAB II PENGERTIAN ANAK PIDANA DAN HAK-HAKNYA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

menegakan tata tertib dalam masyarakat. Tujuan pemidanaan juga adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom

ESTIMASI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

OLEH A A ISTRI YULAN PERMATASARI ( ) KADEK ENA SSPS ( ) WAYLON EDGAR LOPEZ ( )

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi kebijakan..., Atiek Meikhurniawati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BAB V PEMBAHASAN. 1. Analisis Konteks dalam Program Skrining IMS dengan VCT di LP

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. sebagai salah satu kegiatan penelitian Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

BAB 1 PENDAHULUAN. baik pada usia produktif maupun usia lanjut (Junaidi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan. mencapai status gizi yang optimal (Kemenkes, 2013).

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Maksudnya adalah bahwa pembimbing kemasyarakatan yang ada di BAPAS. kerjaannya untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut.

Institute for Criminal Justice Reform

Transkripsi:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK BINAAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN KELOMPO

ANGGOTA KELOMPOK Anneke Widi P 131311133016 Lisa Choirotus 131311133028 A ida Fitriyah 131311133050 Gabriela Kando R 131311133077 M. Daud Al Abror 131311133080 Dewi Fathur R 131311133110 Wahyu Novitasari 131311133143 Alfina Maghfiroh 131311133137

DEFINISI KELOMPOK BINAAN Kelompok binaan adalah kelompok atau anggota masyarakat yang berada dalam kelompok sasaran yang secara sengaja mengelompokkan atau dikelompokkan yang menjadi sasaran bimbingan secara kontinyu dan terencana.

CIRI CIRI KELOMPOK BINAAN Memiliki program pembinaan yang terarah dan sistematis Terstruktur, yaitu mempunyai organisasi, walaupun organisasinya sangat sederhana, tetapi kelompok ini memiliki sekurang-kurangnya ketua atau koordinator. Kegiatan bersifat kontinyu. Memiliki jangka waktu yang relatif lama.

DEFINISI LEMBAGA PERMASYARAKATAN Pengertian Lembaga Pemasyarakatan dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1995 adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan terhadap Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan sebagai unit pelaksanaan teknis dibidang pembinaan narapidana berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM.

KEADAAN UMUM LEMBAGA PERMASYARAKATAN Gambaran keadaan di lembaga pemasyarakatan di Indonesia sama dengan tata kehidupan di penjara yang amat ketat. Semua kegiatan di lapas diatur berdasarkan jadwal tertentu seperti kegiatan pembinaan, jam besuk, waktu istirahat, waktu olahraga, waktu tidur dan bangun, makan dan sebagainya

JENIS LEMBAGA PERMASYARAKATAN Menurut usia : Lembaga Pemasyarakatan untuk anak Lembaga Pemasyarakatan khusus pemuda Lembaga Pemasyarakatan untuk dewasa Menurut jenis kelamin Lembaga Pemasyarakatan khusus wanita Lembaga Pemasyarakatan khusus lakilaki Menurut kapasitasnya : Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Lembaga Pemasyarakatan Kelas III

Klasifikasi Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Penghuni Lembaga Pemasyarakatan bisa narapidana (napi) atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bisa juga yang statusnya masih tahanan, maksudnya orang tersebut masih berada dalam proses peradilan dan belum ditentukan bersalah atau tidak oleh hakim.

Penghuni suatu lembaga pemasyarakatan atau orang-orang tahanan itu terdiri dari : 1. Mereka yang menjalankan pidana penjara dan pidana kurungan; 2. Orang-orang yang dikenakan penahanan sementara; 3. Orang-orang yang disandera. 4. Lain-lain orang yang tidak menjalankan pidana penjara atau pidana kurungan, akan tetapi secara sah telah dimasukkan ke dalam lembaga pemasyarakatan.

Permasalahan dalam Kelompok Binaan di Lembaga Permasyarakatan Kesehatan mental Menurut data dari Bureau of justice, 1999 kira-kira 285.000 tahanan dilembaga pemasyarakatan mengalami gangguan jiwa. Penyakit jiwa yang sering dijumpai adalah skozofrenia, bipolar affective disorder dan personality disorder Kesehatan fisik Perawatan kesehatan yang paling penting adalah penyakit kronis dan penyakit menular seperti HIV, Hepatitis dan Tuberculosis.

Proses Pembinaan Narapidana dalam Sistem Pemasyarakatan Tahap pertama. Setiap narapidana yang ditempatkan di dalam lembaga pemasyarakatan itu dilakukan penelitian untuk mengetahui segala hal tentang diri narapidana Tahap kedua. Jika proses pembinaan terhadap seseorang narapidana itu telah berlangsung selama sepertiga dari masa pidananya yang sebenarnya, dan menurut pendapat dari Dewan Pembina Pemasyarakatan telah dicapai cukup kemajuan, antara lain ia menunjukkan keinsafan, perbaikan, disiplin dan patuh pada peraturan-peraturan tata tertib

Tahap ketiga. Jika proses pembinaan terhadap seseorang narapidana itu telah berlangsung selama setengah dari masa pidananya yang sebenarnya, dan menurut pendapat dari Dewan Pembina Pemasyarakatan telah dicapai cukup kemajuan baik secara fisik maupun secara mental dan dari segi keterampilan Tahap keempat. Jika proses pembinaan terhadap seseorang narapidana itu telah berlangsung selama dua per tiga dari masa pidananya yang sebenarnya atau sekurang-kurangnya sembilan bulan, kepada narapidana tersebut dapat diberikan lepas bersyarat.

ASUHAH KEPERAWATAN PADA WARGA BINAAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN

Contoh kasus Sebuah lembaga pemasyarakatan X berdiri tahun 1997. Lembaga pemasyarakatan ini khusus untuk warga binaan laki-laki dengan jumlah 454 orang dengan rentang usia 21-63 tahun. Kegiatan setiap harinya dimulai dari pukul 05.00, kegiatan yang menjadi rutinitas yaitu kegiatan keagamaan (seperti sholat berjamaah), olahraga, pembinaan kepribadian, keterampilan, pemberian motivasi, dan pemeriksaan kesehatan. Untuk pemeriksaan kesehatan dilaksanakan sekali seminggu. Keadaan di lapas cukup kondusif, dan kegiatan yang dilaksanakan di lapas pun berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Namun beberapa bulan terakhir ini terjadi masalah terkait kesehatan dari beberapa warga binaan yang tergolong serius, yakni Hepatitis B dan TBC. Hal ini terjadi semenjak diberlakukannya ruangan khusus untuk merokok. Para warga binaan kemudian dengan leluasa memanfaatkan fasilitas ini untuk merokok berjamaah. Selain itu, terkadang diantara warga binaan yang merokok tersebut bergonta-ganti dalam menghisap sebatang rokok. Hal ini menyebabkan virus ataupun bakteri dengan mudah berpindah dari satu orang ke orang yang lainnya melalui air liur yang tertempel pada batang rokok. Apalagi diantara warga binaan tersebut ada yang telah menderita hepatitis B. Parahnya kondisi kesehatan para warga binaan mengalami kemerosotan sejak sebulan terakhir ini. Ditambah lagi, personal hygine dari tiap warga binaan kurang diperhatikan oleh masing-masing orang, karena fasilitas seperti toilet dan kamar mandi terbatas oleh karena jumlah warga binaan yang melebihi kapasitas lapas. Karena keterbatasan fasilitas ini juga, menyebabkan banyak warga binaan yang mengalami gatal-gatal akibat penggunaan kamar mandi bersama secara tidak bersih.

Pengkajian 1. Pengkajian Sosial Umur: 21-63 tahun Jenis kelamin: Laki-laki Jumlah warga binaan: 454 orang 2. Pengkajian Epidemiologi Penyakit menular: gatal-gatal, hepatitis B, TBC 3. Perilaku dan lingkungan Diet: Petugas memberikan makan kepada warga binaan sebanyak 3x sehari Merokok: banyak tahanan yang merokok, hampir sekitar 80% dari warga binaan seluruhnya Penyalahgunaan narkoba: belum terdeteksi untuk 2 bulan terakhir Sistem layanan kesehatan Kurang efektif, karena semakin banyak warga binaan yang akan diperiksa, namun tenaga kesehatan terbatas dan padatnya jadwal kegiatan dari pemberi layanan kesehatan

Analisa Data Para warga binaan tidak nyaman dengan kondisi Lapas yang sempit, bau dan kotor. Sehingga banyak sekali yang memiliki penyakit sehingga warga binaan yang lain juga tertular, kebanyakan penyakit menularnya yaitu gatal-gatal karena kurangnya kebutuhan air bersih dan ruangan yang sempit. Warga binaan menjadi kurang terkontrol perilaku hidup sehatnya yaitu suka merokok secara bersama-sama semenjak disediakannya fasilitas berupa ruang khusus merokok di dalam lapas. Antara warga binaan saling bertukar menghisap sebatang rokok, sehingga penyakit dari satu warga binaan dengan mudah menular kepada warga binaan lainnya. Prioritas Masalah Domain 00215 Deficient community health Domain 00188 Risk-prone health behavior Diagnosa Keperawatan Komunitas Resiko peningkatan kasus TBC dan Hepatitis B serta penyakit menular lainnya (gatal-gatal) pada warga binaan laki-laki di Lapas X berhubungan dengan perilaku hidup tidak sehat (merokok) dan penyediaan fasilitas di lapas yang kurang memadai dan kurang efektif.

Jenis Kegiatan Tujuan Strategi Aktivitas Penanggun 1.Pemberian Vaksin Hepatitis B kepada para warga binaan baru 2. Health Education berupa penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok dengan fokus pada masalah penularan penyakit TBC dan Hepatitis B beserta penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam kondisi apapun 3. Pemeriksaan kesehatan secara rutin Kegiatan ini bertujuan untuk menekan angka penularan hepatitis B dari warga binaan lama terhadap yang baru warga binaan Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi warga binaan tentang penyakit-penyakit menular, dan perilaku dan aktivitas apa saja yang dapat menularkan penyakit tersebut. Selain itu, menekan penularan dari penyakit TBC dan Hepatitis B Pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu tenaga kesehatan maupun dari Bekerja sama dengan kepala dinas setempat dan juga kepala dan staf dari Lapas X dalam penyelenggar aan kegiatan ini Melalui kepala dan staf Lapas X, mulai mengundang para binaan hadir pemeberian warga untuk dalam vaksin hepatitis B ini lewat pengumuman dari tiap kepala ruang g Jawab Anneke Widi Lisa Choirotus dan Tim dari Dinkes Tim Kesehatan Waktu dan Tempat 5 Oktober 2015 Pukul 08.00 WIB Di Ruang Pertemuan Lapas X 5 Oktober 2015 Pukul 10.00 WIB Di Ruang Pertemuan Lapas X Tiap minggu di adakan pemeriksaan kesehatan secara rutin

3. Melakukan pemeriksaan Status kesehatan dari tiap IMPLEMENTASI NO KEGIATAN HASIL 1. Memberikan Vaksin 100% para warga binaan Hepatitis B kepada para yang baru hadir untuk warga binaan baru berpartisipasi dalam 2. Memberikan Health Education berupa penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok dengan fokus pada masalah penularan penyakit TBC dan Hepatitis B beserta penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam kondisi apapun pemberian vaksin hepatitis B ini Para peserta warga binaan aktif bertanya selama sesi pelayanan dan penyuluhan

EVALUAS I Evaluasi dari proses keperawatan yang diberikan kepada komunitas: 1. Kesehatan warga binaan dapat dimanajemen dengan baik 2. Jumlah penderita penyakit menular (TBC, Hepatitis B dan gatal-gatal) di Lapas X menurun 3. Warga mulai sadar dan tanggap akan pentingnya kesehatan serta dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

DAFTAR PUSTAKA Abdul Hakim G. Nusantara, Hukum Acara Pidana, Jakarta: Sarwoko, 198 Dwidja Priyatno, 2006, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Bandung, Refika Aditamma. Efendi, Ferry dan Makhfudi.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Effendi, Nasrul. 1997. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat E/2. Jakarta: EGC Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika https:// coursewareobjects.elsevier.com/objects/elr/ackley/ndh10e/careplancon structor/careplan_016.php

THANK YOU