III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. MATERI DAN WAKTU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP),

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman tebu Kecamatan Natar, Kabupaten

PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Lampung, dari bulan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dimulai pada bulan Agustus 2014 sampai April 2015. Lokasi penelitian ini berada pada ketinggian 135 mdpl dan mempunyai jenis tanah latosol dan sebagian podsolik merah kuning (PMK), serta iklim di sekitar Kebum Percobaan Natar terrmasuk tipe B menurut Schmidt dan Ferguson (1951). Dengan curah hujan rata-rata 1.786 mm/tahun (Departemen Pertanian, 2009). 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sorgum dengan tiga varietas (Numbu, Keller, dan Wray), pupuk Urea, SP36, dan KCL, Furadan, dan stek ubikayu Varietas Kasetsart. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bajak garu, bajak rotari, alat tugal, cangkul, sabit, bambu, meteran, oven, timbangan digital, jangka sorong, tali raffia, kertas koran, karung, dan alat tulis.

29 3.3 Metode Penelitian Perlakuan dalam penelitian ini disusun secara faktorial (3x4) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah tingkat kerapatan tanaman (P) pertanaman sorgum yang terdiri atas pola tanam sistem tumpangsari, tingkat kerapatan tanaman terdiri atas empat taraf, yaitu: satu tanaman per lubang (p1), dua tanaman per lubang (p2), tiga tanaman per lubang (p3), dan empat tanaman per lubang (p4). Faktor kedua adalah varietas sorgum (G) yang terdiri atas tiga taraf, yaitu: Varietas Numbu (g1), Varietas Keller (g2), Varietas Wray (g3). Dengan demikian diperoleh 12 kombinasi perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Tabel 1. Susunan perlakuan dalam penelitian. Perlakuan g1p1 g1p2 g1p3 g1p4 g2p1 g2p2 g2p3 g2p4 g3p1 g3p2 g3p3 g3p4 Keterangan Varietas Numbu + satu tanaman/ lubang tanam Varietas Numbu + dua tanaman/ lubang tanam Varietas Numbu + tiga tanaman/ lubang tanam Varietas Numbu + empat tanaman/ lubang tanam Varietas Keller + satu tanaman/ lubang tanam Varietas Keller + dua tanaman/ lubang tanam Varietas Keller + tiga tanaman/ lubang tanam Varietas Keller + empat tanaman/ lubang tanam Varietas Wray + satu tanaman/ lubang tanam Varietas Wray + dua tanaman/ lubang tanam Varietas Wray + tiga tanaman/ lubang tanam Varietas Wray + empat tanaman/ lubang tanam

30 Petak percobaan pada penelitian ini adalah 4 m x 5 m dan sorgum ditanam dengan jarak tanam 80 cm x 20 cm, sehingga tiap petak terdiri atas 120 lubang tanam sorgum, sedangkan ubikayu ditanam dengan jarak 80 cm x 60 cm, sehingga tiap petak terdiri atas 36 lubang tanam ubikayu. Tanaman sampel dipilih secara acak. Setiap petak dipilih 3 tanaman sampel untuk pengamatan biomassa dan 5 sampel untuk tanaman ubikayu. Pengamatan ini dilakukan pada saat tanaman sorgum mulai berbunga atau berumur 9 mst dan pada saat panen yaitu berumur 15 mst serta pada saat umur 8 bst untuk tanaman ubikayu. Data produksi biomassa dan hasil ubikayu dianalisis dengan sidik ragam. Homogenitas ragam antarperlakuan diuji dengan uji Barlet dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Selanjutnya, perbedaan nilai tengah perlakuan ditentukan dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Persiapan Lahan dan Pembuatan Petak Pengolahan lahan dilakukan dengan pembajakan sebanyak dua kali dan bajak rotari sebanyak satu kali kemudian diratakan. Tanah yang sudah diolah kemudian dibentuk petakan-petakan sebanyak 36 petak dengan ukuran per petak yaitu 4m x 5m. 3.4.2 Penanaman dan Penentuan Jarak Tanam Pada sistem pola tanam tumpangsari sorgum dan ubikayu, jarak tanam yang digunakan adalah 80 cm x 20 cm untuk tanaman sorgum, sedangkan untuk tanaman ubikayu digunakan jarak tanam 80 cm x 60 cm. Penanaman benih

31 sorgum dilakukan dengan cara ditugal kemudian benih dimasukkan pada lubang tersebut sebanyak 5-10 benih per lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah. Sedangkan penanaman ubikayu dilakukan dengan menancapkan stek yang berukuran 25 cm sedalam sepertiga panjang batang ke dalam tanah dengan arah mata tunas menghadap keatas. 3.4.3 Penjarangan Penjarangan dilakukan terhadap tunas-tunas baru yang sudah tumbuh pada pertanaman sorgum sesuai dengan jumlah perlakuan per lubang tanam dan dipilih tanaman yang mampu tumbuh dan berkembang dengan baik. Penjarangan dilakukan pada saat umur 2 minggu setelah tanam (mst) sebelum dilakukan pemupukan. 3.4.4 Pemupukan Pemberian pupuk dilakukan pada saat tanaman sorgum berumur 2 mst. Pupuk yang digunakan untuk tanaman sorgum adalah Urea, SP-36, dan KCl dengan dosis 200 kg/ha, 100 kg/ha, dan 100 kg/ha. Sedangkan untuk tanaman ubikayu yaitu 120 kg/ha, 30 kg/ha, dan 50 kg/ha. Pemberian pupuk Urea untuk tanaman sorgum dilakukan sebanyak dua kali yang selanjutnya pada umur 6 minggu setelah tanam. Pemupukan tanaman sorgum dilakukan dengan cara membuat larikan panjang dengan jarak 7-10 cm dari lubang tanam sedalam ± 5 cm kemudian ditutup dengan tanah. Sedangkan Pemupukan tanaman ubikayu dilakukan dengan cara membuat lubang atau ditugal disekitar tanaman dengan jarak 7-10 cm pada saat berumur 3 bulan setelah tanam yang diberikan secara sekaligus..

32 3.4.5 Pemeliharaan Pemeliharaan pada penelitian ini meliputi penyiraman, pengendalian tumbuhan liar atau gulma, pengendalian hama dan penyakit, dan pembuatan parit. a. Penyiraman Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali dalam satu minggu dengan menggunakan mesin air. b. Pengendalian gulma Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan koret dan cangkul, namun apabila terdapat gulma yang sulit untuk dikendalikan maka digunakan herbisida dalam pengendaliannya. c. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada saat tingkat serangan hama maupun penyakit mencapai pada batas ambang ekonomi yaitu dengan cara penyemprotan insektisida atau fungisida. d. Pembuatan parit Pembuatan parit dilakukan agar tidak terdapat genangan air pada petak percobaan disaat hujan dan penyiraman. 3.5 Variabel Pengamatan Sorgum Pengamatan dilakukan pada beberapa sampel tanaman sorgum yang telah diacak sebelumnya, komponen pengamatan tanaman sorgum tersebut meliputi: 1. Panjang batang Panjang batang diukur dari pangkal batang sampai dengan ujung tanaman paling atas sebelum malai dengan menggunakan alat yaitu berupa meteran.

33 Pengukuran panjang batang dilakukan pada saat tanaman mulai berbunga dan saat panen, panjang batang diukur dalam satuan cm. 2. Diameter batang Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong, dalam pengukurannya tanaman sorgum dipisah menjadi beberapa bagian yaitu batang bagian pangkal, tengah, dan ujung. Diameter batang tanaman sorgum diukur dalam cm. 3. Bobot basah tanaman Bobot Basah tanaman atau biomassa diperoleh dari menimbang bobot basah dari setiap sampel yang telah ditentukan. Pada fase vegetatif, biomassa yang akan ditimbang adalah bobot tanaman secara keseluruhan. Sedangkan pada fase generatif dan pada saat panen, biomassa yang ditimbang adalah bobot tanaman secara keseluruhan yang meliputi akar, batang, daun, dan malai. Bobot Basah tanaman dinyatakan dalam satuan g/tanaman dan satuan kg/petak 4. Bobot kering tanaman Untuk mendapatkan bobot kering tanaman maka biomassa yang telah ditimbang sebelumnya dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven selama 3 hari dengan suhu 80 0 C per sampel. Kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan digital dengan satuan g/tanaman dan dalam satuan kg/petak, dengan ukuran petak 20 m 2.

34 Selain melakukan pengamatan pada produksi biomassa, pengamatan pada pertumbuhan dan hasil juga perlu dilakukan sebagai data korelasi yang meliputi : 1. Jumlah daun Jumlah daun dihitung pada saat fase pertumbuhan tanaman yaitu pada saat tanaman berumur 8 mst dengan menghitung semua daun dari mulai yang paling bawah sampai yang paling atas dalam satuan helai. 2. Tinggi tanaman Tinggi tanaman didapat dari mengukur tanaman sorgum dari pangkal batang sampai pada bagian yang tertinggi dari tanaman tersebut. Pengamatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 8 mst dengan menggunakan meteran dalam satuan cm. 3. Tingkat kehijauan daun Tingkat kehijauan daun diukur dengan menggunakan alat yaitu Klorofil Meter (SPAD) dilakukan pada saat umur 8 mst. 4. Panjang malai Panjang malai dihitung pada saat tanaman panen atau pada saat tanaman berumur 15 mst dengan cara mengukur menggunakan meteran dari pangkal malai sampai pucuk dalam satuan cm. 5. Jumlah biji per malai Jumlah Biji Per Malai didapat dari menghitung biji yang terdapat pada malai yang dilakukan pada saat panen atau umur 15 mst.

35 3.6 Variabel Pengamatan Ubikayu Pengamatan dilakukan pada beberapa sampel tanaman ubikayu pada umur 8 bst yang telah diacak sebelumnya, komponen pengamatan tanaman ubikayu tersebut meliputi: 1. Jumlah daun Jumlah daun dihitung pada saat tanaman berumur 8 bst dengan menghitung semua daun dari mulai yang paling bawah sampai paling atas atau yang sudah mulai keluar tangkai daun. Perhitungan jumlah daun dihitung berdasarkan per tangkai daun. 2. Diameter kanopi ubikayu Pengamatan diameter kanopi ubikayu dilakukan dengan cara mengukur lebar kanopi dari yang paling ujung sebelah kanan sampai sebelah kiri dengan menggunakan meteran, diukur pada satuan m. 3. Panjang tangkai daun kanopi Untuk pengamatan panjang tangkai daun kanopi, dipilih pada bagian tengah daun yang tumbuh kemudian diukur panjang tangkai pada sisi sebelah kanan dan kiri menggunakan meteran dengan satuan cm. 4. Panjang batang ubikayu Pengamatan panjang ubikayu dilakukan dengan mengukur panjang batang dari pangkal sampai ujung menggunakan meteran dengan satuan cm. 5. Diameter batang ubikayu Pengukuran diameter batang dilakukan dengan mengukur diameter batang pada bagian tengah batang dengan menggunakan jangka sorong dalam satuan cm.

36 6. Panjang umbi ubikayu Pengukuran panjang umbi ubikayu dilakukan dengan mengukur semua panjang umbi yang ada kemudian dirata-rata, pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan meteran dalam satuan cm. 7. Diameter umbi ubikayu Diameter umbi ubikayu dihitung dengan mengukur diameter umbi dengan menggunakan jangka sorong pada bagian tengah umbi dalam satuan cm. 8. Diameter penyebaran umbi ubikayu Diamater penyebaran umbi dihitung dengan mengukur penyebaran dari yang paling kanan hingga kiri dengan menggunakan meteran dalam satuan cm. 9. Jumlah akar ubikayu Perhitungan jumlah akar dilakukan dengan menghitung akar yang tidak menjadi umbi. 10. Bobot umbi ubikayu Bobot umbi ubikayu dihitung dengan memisahkan umbi dari batang, kemudian umbi yang telah diamati pada variabel sebelumnya langsung ditimbang dengan menggunakan timbangan dalam satuan gram.

37 Ulangan I 0,5 m G1P1 G2P1 G1P3 G3P3 G2P2 G2P4 G1P4 G1P2 G3P1 G3P2 G2P3 G3P4 Ulangan II G1P1 G3P2 G3P4 G3P3 G1P2 G3P1 G1P3 G2P4 G2P1 G1P4 G2P2 G2P3 JALAN Ulangan III G2P4 G3P3 G1P4 G3P2 G3P1 G1P3 G2P3 G2P1 G1P1 G3P4 G2P2 G1P2 U Gambar 1. Tata Letak Percobaan B T S 37

38 4 m 5 m Gambar 2. Tata letak tanaman sorgum pada petak percobaan Keterangan : X : Tanaman Ubikayu dengan jarak tanam 60 cm x 80 cm 0 : Tanaman Sorgum dengan jarak tanam 20 cm x 80 cm