BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

INTEGRASI REKOMENDASI KLHS DALAM RAPERDA RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PERSPEKTIF KRONO SPASIAL PENGEMBANGAN PANTAI UTARA JABODETABEKPUNJUR

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:

BAB IV PERUMUSAN ALTERNATIF PENYEMPURNAAN KRP

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS UNTUK EKOSISTEM TERPADU RIMBA ASISTEN DEPUTI KAJIAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

PERSPEKTIF HUKUM. Dr. IMA MAYASARI, S.H., M.H

KERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PENATAAN RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR. oleh: Sekretaris Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP) Jabodetabek

KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI PERAIRAN LAUT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAHAN INFORMASI RENCANA TATA RUANG SEBAGAI MATRA SPASIAL PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG

ZâuxÜÇâÜ ]tãt UtÜtà GUBERNUR JAWA BARAT,

Pengembangan Pantura Jakar ta

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sistematika Rancangan Peraturan Presiden tentang RencanaTata Ruang Pulau/Kepulauan dan RencanaTata Ruang Kawasan Strategis Nasional

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Click to edit Master title style

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR. TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyerasikan dan mensinergikan

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA TEGAL

PENATAAN KAWASAN PANTAI UTARA JAKARTA

Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

Pengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Review Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1995 Tentang : Reklamasi Pantai Utara Jakarta

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN CILACAP BABI KETENTUAN UMUM.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETENTUAN PERATURAN ZONASI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb

GUBERNUR PROVIN,SI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2485 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

Peraturan Perundangan. Pasal 33 ayat 3 UUD Pasal 4 UU 41/1999 Tentang Kehutanan. Pasal 8 Keppres 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan pada Masing-masing Tingkatan

CUPLIKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

SISTEM PENATAAN RUANG KAWASAN REKLAMASI PANTAI UTARA DKI JAKARTA

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)

KAJIAN KONSEP RESILIENT CITY DI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Research Development Roadmap Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional Universitas Gadjah Mada

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1995 TENTANG REKLAMASI PANTAI KAPUKNAGA, TANGERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumatera

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 02/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG DI DALAM BUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PRT/M/2015 TENTANG RENCANA DAN RENCANA TEKNIS TATA PENGATURAN AIR

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kawasan Pantai Utara Jakarta ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi DKI Jakarta. Areal sepanjang pantai sekitar 32 km tersebut merupakan pintu gerbang dari arah laut, dengan berbagai aktivitas masyarakat dan pembangunan yang sangat beragam, termasuk beberapa obyek vital yang berlokasi di kawasan tersebut. Mengacu pada Pasal 10 ayat (1) UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mengatur bahwa setiap provinsi berwenang untuk menetapkan Kawasan Strategis Provinsi, maka Perda Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta 2030 menetapkan kawasan Pantai Utara (Pantura) Jakarta sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP). Hal ini sejalan dengan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 26 Ayat 4) yang mengatur penetapan dan pelaksanaan kebijakan dalam bidang tata ruang, sumber daya alam dan lingkungan hidup, pengendalian penduduk dan permukiman, transportasi, industri, perdagangan dan pariwisata sebagai bagian dari kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Keppres No. 17 Tahun 1994 kawasan Pantura Jakarta pada awalnya dikategorikan sebagai Kawasan Andalan, yakni kawasan yang mempunyai nilai strategis dipandang dari sudut pandang ekonomi dan perkembangan kota. Upaya untuk mewujudkan fungsi Kawasan Pantura Jakarta sebagai Kawasan Andalan dapat dilakukan melalui reklamasi Pantura sekaligus menata ruang daratan pantai yang ada secara terarah dan terpadu. Kriteria tersebut merupakan nomenklatur ditetapkannya Keppres No. 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantura Jakarta. Peraturan ini secara spesifik dibedakan dengan peraturan untuk substansi yang sama di Kawasan Andalan lainnya di wilayah Pantura, yaitu reklamasi yang berada di wilayah Tangerang ditetapkan melalui Keppres No. 73 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Kapuk Naga, Tangerang, Keppres No. 114 Tahun 1999 tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur, dan Keppres No. 1 Tahun 1997 tentang Koordinasi Pengembangan Kawasan Jonggol sebagai Kota Mandiri. Menindaklanjuti kebijakan Pemerintah Pusat tentang pengembangan dan penataan di Kawasan Andalan Pantura Jakarta serta Keppres No. 52 Tahun 1995, maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerbitkan Perda Provinsi DKI Jakarta No. 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Kawasan Pantura Jakarta. Pasal 28 dan 29 dalam Perda tersebut mengatur pembentukan Badan Pelaksana Reklamasi (BPR) Pantura Jakarta yang diberikan tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan reklamasi, mengelola tanah hasil reklamasi, dan mengkoordinasikan penataan kembali kawasan daratan Pantura Jakarta. BPR Bab 1-1

Pantura Jakarta kemudian dibentuk pada tahun 1997dan melaksanakan tugas sekitar 12 tahun. Sesuai dengan PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pada tahun 2009 kelembagaan BPR Pantura Jakarta dihapuskan. Saat ini, tugas BPR Pantura Jakarta dilaksanakan oleh Asisten Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagai caretaker. Dalam perkembangannya,pemerintah Pusat menerbitkan Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur). Lingkup wilayah kawasan Jabodetabekpunjur merujuk pada PP No. 26 Tahun 2008 yang menetapkan kawasan Jabodetabekpunjur sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN), yang oleh karenanya diperlukan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang secara terpadu. Penetapan ini terkait dengan arahan Kawasan Strategis Nasional sebagai kawasan ekoregion. Dengan diterbitkannya UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, dan Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur, maka Keppres No. 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta, khususnya yang terkait dengan penataan ruang dinyatakan tidak berlaku lagi. Hal ini memberi pengaruh terhadap peraturan di tingkat daerah, khususnya yang terkait dengan penataan kawasan Pantura Jakarta, yaitu Perda Provinsi DKI Jakarta No. 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Kawasan Pantura Jakarta. Pada dasarnya Perpres No. 54 Tahun 2008 memuat tentang pembangunan Kawasan Pantura melalui kegiatan reklamasi yang terintegrasi dengan kegiatan revitalisasi melalui penataan kawasan pada kawasan daratan yang berbatasan. Dalam Keppres No. 52 Tahun 1995 diatur bahwa kegiatan reklamasi dapat dilakukan melalui perpanjangan kawasan daratan. Sedangkan Perpres No. 54 Tahun 2008 mengatur bahwa reklamasi harus dilakukan dalam bentuk pulau yang dipisahkan oleh kanal lateral berjarak ± 200-300 meter dengan kawasan daratan, tergantung pada ketentuan zonasi masing-masing. Oleh karenanya, dalam pelaksanaannya dilakukan perencanaan kembali penataan ruang kawasan Pantura Jakarta yang mencakup pulau reklamasi dan revitalisasi daratan sebagaimana amanat Pasal 10 ayat (1) UU No. 26 Tahun 2007. Diatur bahwa Kawasan Strategis Provinsi perlu ditetapkan melalui suatu peraturan daerah dan oleh karenanya Kawasan Pantura Jakarta sebagai salah satu Kawasan Strategis Provinsi sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Jakarta 2030 membutuhkan landasan hukum dalam bentuk Perda Provinsi DKI Jakarta terkait rencana tata ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta sebagai revisi Perda Provinsi DKI Jakarta No. 8 Tahun 1995 yang dinyatakan tidak berlaku. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta selain diharapkan akan menjadi pedoman bagi pranata pengaturan operasional, juga bertujuan mewujudkan Kawasan Pantura Jakarta tumbuh sebagai green city yang memadukan eco city dan waterfront city yang bersifat mandiri menuju resilience city sebagai solusi yang Bab 1-2

diharapkan mampu mengakomodasi berbagai kepentingan, antara lain lingkungan hidup, ekonomi dan sosial serta keamanan bagi para pemangku kepentingan yang terlibat di kawasan Pantura Jakarta. Berbeda dengan perencanaan tata ruang di daratan dimana lahan sebagai wadah pembangunan telah terwujud, perencanaan tata ruang di Kawasan Strategis Pantura Jakarta diawali oleh kegiatan pengembangan lahan baru melalui reklamasi. Dukungan dalam rangka penyiapan lahan baru tersebut diselenggarakan melalui penerbitan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 121 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Jakarta serta Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 146 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Membangun dan Pelayanan Perizinan Prasarana Reklamasi Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta. Kebutuhan penetapan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 121 Tahun 2012 pada dasarnya untuk mendukung terwujudnya Kawasan Strategis Pantura Jakarta secara menyeluruh sebagaimana diamanatkan oleh Perda Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW Jakarta 2030. Kawasan Strategis Pantura Jakarta juga mencakup wilayah kecamatan terdekat di daratan DKI Jakarta yang direncanakan secara terpadu bersama kawasan hasil reklamasi, dimana reklamasi diharapkan memberikan manfaat bagi penataan kembali kawasan di daratan Pantura DKI Jakarta. Sesuai dengan kepentingan pengendalian pembangunan di kawasan daratan Pantura DKI Jakarta melalui perangkat operasional yang berlaku, maka pengaturan tata ruang daratan Pantura Jakarta menjadi bagian dari Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi (RDTR dan PZ) yang ditetapkan melalui Perda Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2014. Dalam RDTR dan PZ tersebut telah diintegrasikan kepentingan penataan kembali di daratan Pantura DKI Jakarta. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 121 Tahun 2012 menjadi pedoman bagi penetapan batasan ruang reklamasi, bentuk dan luasan pulau hasil reklamasi, kanal lateral yang memisahkan rencana pulau dengan daratan pantai Utara Jakarta, kanal vertikal yang memisahkan antar pulau dan fungsinya, garis besar pemanfaatan ruang pulau, intensitas pemanfaatan ruang, dan kegiatan pemanfaatan ruang. Sebagaimana diamanatkan oleh Perda Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012, maka pengembangan lahan melalui reklamasi wajib direncanakan secara cermat, diantaranya mencakup rencana teknik reklamasi, rencana penyediaan prasarana dan sarana, rencana pengambilan material reklamasi, rencana penyediaan air bersih, dan rencana pengendalian banjir. Untuk itu, diterbitkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 146 Tahun 2014 yang memberikan pedoman secara teknis bagi perancangan kerekayasaan, perencanaan pelaksanaan konstruksi prasarana reklamasi, serta menjadi landasan hukum bagi penerbitan perijinan pembangunan prasarana reklamasi. Kerangka pengendalian teknis ini mengatur ketentuan teknis pembangunan tanggul, pengurugan material, dan pembangunan jembatan yang secara rinci akan diuraikan pada bab selanjutnya. Rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta wajib dilengkapi dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagaimana ditetapkan oleh UU No. 32 Bab 1-3

Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS. Rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta diperkirakan akan memberikan dampak terhadap kondisi lingkungan hidup yang bersifat strategisdi wilayah DKI Jakarta. Alternatif dan penanganan dampak negatif terhadap kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi hal yang perlu diintegrasikan dalam setiap perencanaan pembangunan berlandaskan prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Melalui upaya tersebut, kerusakan dan penurunan kualitas sumber daya alam dan lingkungan dapat dikendalikan sejak dini. Pencegahan kerusakan dan penurunan kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi lebih efektif apabila dipertimbangkan sejak proses formulasi Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP), termasuk penyusunan rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta dan Perdanya. Berdasarkan hal tersebut, maka proses penyusunan rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta didukung oleh Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sesuai amanat Pasal 15 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2009) dan PP No. 46 Tahun 2016. Oleh karena rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta pada hakekatnya merupakan kesatuan dengan perencanaan dan perancangan teknis pembangunan lahan melalui kegiatan reklamasi, maka isu strategis lingkungan hidup yang menjadi unsur utama KLHS akan mencakup pranata pengaturan lainnya yang relevan dengan pembangunan lahan baru Kawasan Strategis Pantura Jakarta. 1.2. TUJUAN Tujuan utama KLHS rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta adalah menyiapkan rekomendasi bagi penyempurnaan rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta melalui pengintegrasian prinsip pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam pemanfaatan ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta. 1.3. SASARAN Sasaran penyelenggaraan KLHS Rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta adalah : a. Teridentifikasinya isu lingkungan hidup yang bersifat prioritas dan strategis, termasuk yang dijaring melalui saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat melalui forum konsultasi publik dan media penghimpunan masukan lainnya, b. Tersusunnya rambu-rambu bagi proses perencanaan penataan ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta yang lebih baik; c. Terjaminnya pengintegrasian prinsip ketergantungan, keberlanjutan lingkungan hidup, dan keadilan dalam penataan ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta ke dalam kebijakan, rencana, dan program pembangunan yang ditetapkan melalui rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta, Bab 1-4

1.4. HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil yang diharapkan dari kegiatan penyelenggaraan KLHS bagi rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta adalah tersusunnya dokumen KLHS rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta yang memuat isu strategis lingkungan hidup yang perlu dipertimbangkan, pengaruh perencanan tata ruang terhadap isu strategis lingkungan hidup, alternatif perencanaan tata ruang, serta rekomendasi bagi penyempurnaan rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta. 1.5. LANDASAN HUKUM Penyelenggaraan KLHS rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta dimaksudkan untuk mengintegrasikan perspektif lingkungan hidup strategis dan pembangunan keberlanjutan ke dalam rumusan kebijakan, rencana, dan program yang terkandung dalam RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta. Di dalam UU No. 32 Tahun 2009 ditetapkan batasan tentang lingkungan hidup, yakni kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Di dalam UU No. 26 Tahun 2007 ditetapkan batasan tentang ruang, yakni wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk hidup lain melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya. Batasan-batasan tersebut memberikan makna bahwa perspektif lingkungan hidup sebagai kesatuan ruang merupakan tempat (place) kelangsungan peri kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Atas pemahaman tersebut, maka paradigma pemaduselarasan prinsip penataan ruang dengan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menjadi landasan utama dalam perancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta. Dalam Pasal 3 UU No. 26 Tahun 2007 diatur bahwa penyelenggaraan penataan ruang, termasuk didalamnya penataan terhadap Kawasan Strategis Provinsi, bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional melalui : a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Sejalan dengan Pasal 15 huruf c UU No. 32 Tahun 2009, bahwa untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program, Bab 1-5

maka diwajibkan untuk diperkuat melalui penyelenggaraan KLHS. Dalam Pasal 14 UU tersebut juga diatur bahwa KLHS merupakan salah satu instrumen untuk pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Dalam arti, KLHS dapat bermanfaat untuk mewujudkan tujuan penataan ruang sebagaimana diatur dalam huruf c tersebut. UU No. 32 Tahun 2009 mengatur kewajiban Pemerintah maupun pemerintah daerah untuk melaksanakan KLHS dalam penyusunan maupun evaluasi : a. rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan b. kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup. Berdasarkan ketentuan tersebut, rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta sebagai rencana rinci tata ruang wajib dilengkapi oleh KLHS. KLHS rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah terintegrasi dalam perancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Pantura. KLHS rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta diselenggarakan berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No. 46 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. 1.6. METODOLOGI PENYUSUNAN Sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009 dan PP No. 46 Tahun 2016, KLHS merupakan rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS dapat dilaksanakan baik pada saat penyusunan KRP maupun pada saat evaluasi atau peninjauan kembali KRP. KLHS rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta diselenggarakan dalam tahapan akhir penyusunan rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta. Proses penyusunan rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta telah berlangsung sejak tahun 2012. Rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta merupakan rencana rinci untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan dalam Perda Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW Jakarta 2030, sehingga wajib diperkuat melalui penyelenggaraan KLHS. Dengan diterbitkannya PP No. 46 Tahun 2016, maka diselenggarakan KLHS yang terintegrasi dalam proses penyempurnaan perencanaan tata ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta. Pengintegrasian tersebut ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta tentang RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta. Bab 1-6

Mekanisme dan tahapan penyelenggaraan KLHS sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009 dan PP No. 46 Tahun 2016 mencakup : 1. Pengkajian pengaruh rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta terhadap kondisi lingkungan hidup melalui tahapan : a) Identifikasi dan merumuskan isu pembangunan berkelanjutan yang menghasilkan isu-isu strategis lingkungan hidup di kawasan Pantura DKI Jakarta dan yang lebih luas. b) Identifikasi muatan rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta yang berpotensi menimbulkan pengaruh terhadap kondisi lingkungan hidup yang bersifat strategis. Identifikasi dilakukan melalui kajian relevansi muatan rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta terhadap isu strategis lingkungan hidup; dan c) Analisis sifat dan besaran pengaruh terhadap keberlanjutan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta. 2. Perumusan alternatif penyempurnaan rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta; 3. Penyusunan rekomendasi penyempurnaan rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam melaksanakan identifikasi dan perumusan isu strategis pembangunan berkelanjutan, PP No. 46 Tahun 2016 mengamanatkan dilakukannya pelibatan masyarakat untuk menghimpun saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat dan pemangku kepentingan. Untuk menghimpun saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat telah dilaksanakan konsultasi publik serta melalui media komunikasi lainnya. Pada awal diselenggarakannya KLHS pada bulan Juni 2016 telah dilaksanakan konsultasi publik pertama dan pada bulan Maret 2016 dilaksanakan konsultasi publik kedua. Masukan yang terhimpun dalam forum konsultasi publik maupun melalui media komunikasi lainnya diintegrasikan dalam dokumen KLHS rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta ini. Secara skematik, tahapan pelaksanaan KLHS rancangan Perda RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta adalah sebagai berikut : Bab 1-7

Kondisi dan Karakteristik Lingkungan Hidup dan Kerentanannya Rancangan RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta Isu Strategis Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Muatan RTR KSP Jakarta yang Potensial Mempengaruhi LH Strategis Kajian Pengaruh RTR KSP Jakarta Terhadap Isu Strategis LH dan Pembangunan Berkelanjutan Perumusan Alternatif Penyempurnaan RTR KSP Jakarta Rekomendasi Penyempurnaan RTR KSP Jakarta Gambar 1.1 Tahap Penyelenggaraan KLHS Rancangan Perda RTR KSP Jakarta Bab 1-8