BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PROFIL KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Bab III Gambaran Umum Keuangan Daerah

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 3 - GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

NERACA SKPD DINPORA PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

LAPORAN KEUANGAN 2014

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

NERACA DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

local accountability pemerintah pusat terhadap pembangunan di daerah.

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Bab-3 Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan (money follow function). Analisis pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Pinrang dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah. Analisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan Kabupaten Pinrang terlebih dahulu harus disajikan jenis obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunan/struktur masing-masing APBD. Selanjutnya, analisis dilakukan terhadap penerimaan daerah yaitu pendapatan dari penerimaan pembiayaan daerah. Kapasitas keuangan daerah pada dasarnya ditempatkan sejauh mana daerah mampu mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan daerah. Berbagai objek penerimaan daerah akan dianalisis untuk memahami perilaku atau karakteristik penerimaan selama ini. Selanjutnya, dibuatlah analisis untuk mengidentifikasi proyeksi pendapatan daerah. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kapasitas pendapatan daerah dengan proyeksi 5 (lima) tahun kedepan, untuk penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah. Analisis dilakukan berdasarkan pada data dan informasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pendapatan daerah, antara lain: (1) Angka rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah masa lalu; (2) Asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/laju pertumbuhan ekonomi, inflasi dan lain-lain); (3) Kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah; (4) Kebijakan dibidang keuangan negara. Analisis dilakukan dengan kerangka pemikiran sebagaimana disajikan dalam gambar di bawah ini. RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 126

Gambar 3.1 Analisis Proyeksi Pendapatan Daerah Kebijakan di bidang Keuangan Negara Asumsi indikator makro ekonomi Angka rata-rata pertumbuhan setiap objek pendapatan daerah Tingkat Pertumbuhan Pendapatan daerah Kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi Sebagaimana gambar diatas, pendapatan daerah pada dasarnya ditunjang oleh 3 (tiga) faktor utama, yaitu Indikator Makro Ekonomi, Kebijakan Keuangan Negara dan Kebijakan Ekstensifikasi dan Intensifikasi. Hasil dari faktor pembangun ini adalah didapat Pertumbuhan Pendapatan Daerah. Untuk lebih mendapat gambaran, akan disajikan perkembangan kinerja keuangan dan kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu. 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kinerja Pendapatan Daerah Untuk dapat melihat kinerja Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Pinrang dapat dilihat perkembangan realisasi dan pertumbuhan pendapatan daerah dari tahun 2009 hingga tahun 2013 sebagai berikut : a. Pendapatan Daerah. Gambaran tentang pendapatan daerah yang disajikan mengimformasikan mengenai rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Pinrang tahun 2009-2013 sebagaiamana tertuang pada table 3.1 di bawah ini : RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 127

Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten PinrangTahun 2009 s/d Tahun 2013 No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Pertumbuhan (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 1 PENDAPATAN 486,076,784,922.22 595,225,594,396.29 715,931,630,526.94 739,081,285,021.44 856,676,702,062.59 15.47 1.1. Pendapatan Asli Daerah 26,722,938,346.22 21,008,952,488.40 26,639,115,860.44 29,604,658,585.49 52,047,346,773.39 23.09 1.1.1. Pajak daerah 4,584,425,584.00 3,997,867,294.00 5,178,637,722.00 6,940,219,468.00 9,469,550,419.00 21.80 1.1.2. Retribusi daerah 10,408,370,428.24 8,882,584,733.56 12,556,485,548.00 10,881,454,895.00 6,229,570,110.00 (7.35) 1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan 5,520,143,282.94 4,957,508,352.96 6,228,142,983.00 6,174,983,972.73 6,237,066,336.00 3.90 1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 6,209,999,051.04 3,170,992,107.88 2,675,849,607.44 5,608,000,249.76 30,111,159,908.39 120.49 1.2. Dana Perimbangan 421,922,037,092.00 446,104,372,309.00 503,084,710,483.00 578,559,528,699.00 666,820,196,615.00 12.19 1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak 26,050,522,092.00 32,347,073,309.00 31,659,045,483.00 31,482,989,699.00 29,421,645,615.00 3.73 1.2.2. Dana alokasi umum 346,659,515,000.00 365,266,099,000.00 419,945,865,000.00 502,508,309,000.00 574,244,531,000.00 13.57 1.2.3. Dana alokasi khusus 49,212,000,000.00 48,491,200,000.00 51,479,800,000.00 44,568,230,000.00 63,154,020,000.00 8.24 1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 37,431,809,484.00 128,112,269,598.89 186,207,804,183.50 130,917,097,736.95 137,809,158,674.20 65.79 1.3.1 Hibah 0.00 1,150,000,000.00 0.00 0.00 1,422,797,500.00 5.93 1.3.2 Dana darurat 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya ***) 14,031,572,484.00 18,917,779,450.89 20,945,530,133.50 24,816,975,226.95 28,355,200,574.20 19.57 1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus****) 12,937,857,000.00 93,625,401,948.00 146,431,683,520.00 85,508,242,000.00 89,517,237,000.00 160.78 1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya Sumber : Sumber DPPKAD Kabupaten Pinrang 2014 10,462,380,000.00 14,419,088,200.00 18,830,590,530.00 20,591,880,510.00 18,513,923,600.00 16.92 RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 128

Memperhatikan table 3.1 diperoleh gambaran bahwa realisasi pendapatan daerah cenderung meningkat dari tahun 2009 sebesar Rp. 486,07 milyar hingga mencapai Rp. 856,67 milyar pada tahun 2013 dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 15,47 %. Dari 4 (empat) Komponen pembentuk PAD dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 23,09 %, Peningkatan terbesar disumbang oleh komponen Lain-lain PAD yang sah dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 120,49 % dan yang terendah adalah komponen retribusi daerah dengan tingkat pertumbuhan minus yaitu sebesar (7,35 %) Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan pendapatan daerah adalah belum diketahuinya secara pasti besar potensi PAD, sehingga target yang ditetapkan tidak didasarkan atas asesmen potensi yang dimilki dan setelah berlakunya UU 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sehingga ada beberapa regulasi tentang pajak daerah dan retribusi daerah yang tidak berlaku lagi, sehingga perlu dilakukan penyesuaian perangkat regulasi, kelembagaan pendapatan daerah serta personil agar tidak berimplikasi pada penurunan penerimaan pemdapatan Daerah. Adapun penerimaan pendapatan daerah dari Dana Perimbangan relatif tanpa masalah yang berarti kecuali DAK yang memerlukan dana pendamping daerah minimal 10 % dari jumlah DAK, sehingga mengurangi porsi penggunaan DAU sesuai dengan kebutuhan daerah, dan mengenai lain-lain pendapatan daerah yang sah sangat fluktuatif karena penerimaan ini bukan bersumber dari potensi yang dimilki oleh daerah, melainkan sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah. b. Belanja Daerah Gambaran tentang realisasi Belanja daerah yang disajikan menginformasikan rata-rata perkembangan realisasi belanja daerah Kabupaten Pinrang tahun 2009-2013 sebagaimana tertuang dalam table 3.2 di bawah ini : RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 129

No. 1 BELANJA 2009 2010 2011 2012 2013 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1.1. Belanja Tidak Lngsung 274.420.814.085 337.109.337.591 376.746.077.890 427.973.740.090 497.638.775.297 16,12 1.1.1. Belanja Pegawai 253.019.749.549 308.740.027.053 351.669.826.550 401.820.670.511 447.095.358.134 15,36 1.1.2. Belanja Bunga 856.235.028 2.517.129.831 562.402.995 72.066.016 52.683.831 17,91 1.1.3. Belanja Subsidi 0 0 0 0 0 0 1.1.4. Belanja Hibah 2.889.332.000 3.472.250.000 2.754.960.800 4.771.877.000 29.504.025.218 147,75 1.1.5. Belanja Bantuan Sosial 2.524.344.000 2.994.505.700 4.004.626.900 449.900.000 354.500.000 14,4 1.1.6. 1.1.7. Uraian Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan Desa 0 0 0 455.000.000 0 0 13.732.153.508 17.540.876.307 15.278.209.445 19.105.797.563 18.552.741.114 9,25 1.1.8. Belanja Tidak Terduga 1.399.000.000 1.844.548.700 2.476.051.200 1.298.429.000 2.079.467.000 19,67 1.2. Belanja Langsung 260.783.244.254 234.482.195.528 316.850.245.351 284.383.052.717 316.422.461.245 6,52 1.2.1 Belanja Pegaweai 27.826.660.162 16.786.650.297 17.979.890.269 21.799.677.914 23.627.062.910-0,73 1.2.2 Belanja Barang dan Jasa 82.541.634.386 90.512.855.964 121.654.414.020 120.873.729.036 154.873.551.730 17,89 1.2.3 Belanja Modal 150.414.949.706 127.182.689.267 177.215.941.062 141.709.645.767 137.921.846.605 0,3 TOTAL BELANJA 535.204.058.339 571.591.533.119 693.596.323.241 712.356.792.807 814.061.236.542 16,12 Sumber : DPPKAD Kabupaten Pinrang 2014 Tabel.3.2. Rata-rata Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2009 s/d Tahun 2013 Rata-rata Pertumb uhan(%) RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 130

Memperhatikan tabel 3.2 diperoleh gambaran bahwa realisasi belanja tidak langsung mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun 2009 sebesar Rp. 274,42 milyar hingga mencapai Rp.497,63 milyar pada tahun 2013 dengan rata-rata peningkatan sebesar 16,12 %, sedangkan belanja langsung juga mengalami kenaikan dari Rp.260,78 milyar pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 316,42 milyar pada tahun 2013 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,52 %. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan belanja tidak terlepas dari proses perencanaan dan penganggaran APBD yang belum sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, meskipun penetapan APBD masih dapat ditetapkan tepat waktu. Disamping permasalahan tersebut masih ada beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian diantaranya adalah realisasi belanja yang belum sesuai dengan target anggaran kas, dan realisasi DAK yang masih terkadang terkendala dalam pelaksanaannya serta proses pengadaan barang dan jasa yang masih perlu pembenahan pada SKPD, demikian pula halnya proporsi realisasi belanja terhadap anggaran sebagaimana yang disajikan dalam tabel 3.3. di bawah ini : Tabel 3.3. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kabupaten Pinrang Tahun 2009 s/d Tahun 2013 No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 (%) (%) (%) (%) (%) A Belanja Tidak Langsung 51,27 58,98 54,32 60,08 61,13 1 Belanja Pegawai 47,28 54,01 50,7 56,41 54,92 2 Belanja Bunga 0,16 0,44 0,08 0,01 0,01 3 Belanja Subsidi 0 0 0 0 0 4 Belanja Hibah 0,54 0,61 0,4 0,67 3,62 5 Belanja Bantuan Sosial 0,47 0,52 0,58 0,06 0,04 6 Belanja Bagi Hasil 0 0 0 0,06 0 7 Belanja Bantuan Keuangan 2,57 3,07 2,2 2,68 2,28 8 Belanja Tidak Terduga 0,26 0,32 0,36 0,18 0,26 B Belanja Langsung 48,73 41,02 45,68 39,92 38,87 1 Belanja Pegawai 5,2 2,94 2,59 3,06 2,9 2 Belanja Barang dan Jasa 15,42 15,84 17,54 16,97 19,02 3 Belanja Modal 28,1 22,25 25,55 19,89 16,94 Sumber : DPPKAD Kabupaten Pinrang 2014 RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 131

Memperhatikan tabel 3.3. diperoleh gambaran bahwa realisasi belanja tidak langsung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun demikian pula proporsi terhadap anggaran terus meningkat dari 51,27 % pada tahun 2009 meningkat menjadi 61,13 % pada tahun 2013, sedangkan belanja langsung juga mengalami peningkatan namun proporsinya terhadap anggaran menurun dari 48,73% pada tahun 2009 turun menjadi 38,87 % pada tahun 2013. 3.1.2. Neraca Daerah Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan Pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas, dan rasio aktivitas serta kemampuan asset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah, selanjutnya mengenai gambaran neraca daerah Kabupaten Pinrang dalam kurung waktu tahun 2009-2013 disajikan pada table 3.4. berikut ini: RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 132

Tabel 3.4 NERACA DAERAH KABUPATEN PINRANG TAHUN 2009 S/D 2013 No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1 ASET - - - - - 2 ASET LANCAR - - - - - 3 Kas 7.025.886.933 16.469.410.624 13.127.554.526 30.148.589.768 66.240.638.797 4 Kas di Kas Daerah 6.629.547.906 15.445.834.475 13.047.728.638 30.038.426.729 65.448.711.423 5 Kas di Bendahara Pengeluaran 80.770.670 43.431.502 23.609.000 29.158.727 624.703.583 6 Kas di Bendahara Penerimaan 315.568.357 980.144.647 56.216.888 81.004.312 4.063.000 7 Investasi Jangka Pendek - - - - 163.160.791 8 Investasi Jangka Pendek - - - - - 9 Piutang 862.819.647 1.773.096.641 3.481.666.695 2.428.248.889-10 Piutang Pajak 480.004.271 1.140.042.267 1.658.401.866 1.750.840.206 4.131.709.332 11 Piutang Retribusi 65.190.302 - - - 850.194.026 12 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Negara - - - - - 13 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 116.538.800 421.538.800 426.538.800 - - 14 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat - - - - - 15 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya (B - - - - - 16 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran - - - - - 17 Bagian Lancar Tuntutan Pembendaharaan - - - - - 18 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi - - 79.001.756 38.216.314 198.406.936 19 Piutang Lainnya 201.086.274 211.515.574 1.317.724.273 1.614.957.716 4.077.675.032 20 Penyisihan Utang Tak Tertagih - - - (975.765.347) (994.566.662) 21 Persediaan 4.170.223.474 4.556.458.681 4.659.675.065 4.270.843.258 6.876.780.829 22 Persediaan 4.170.223.474 4.556.458.681 4.659.675.065 4.270.843.258 6.876.780.829 23 Jumlah Aset Lancar 12.058.930.054 22.798.965.946 21.268.896.286 36.847.681.915 77.249.128.958 24 INVESTASI JANGKA PANJANG 25 Investasi Non Permanen 4.856.230.260 4.458.750.367 3.536.183.110 576.650.178 363.332.403 26 Pinjaman Kepada Perusahaan Negara - - - - - 27 Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 300.000.000 - - - - 28 Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya - - - - - 29 Investasi Dalam surat Utang Negara - - - - - 30 Investasi Dalam Proyek Pembangunan - - - - - 31 Investasi Non Permanen Lainnya 4.556.230.260 4.458.750.367 3.536.183.110 3.536.183.110 3.536.183.110 32 Investasi Dana Bergulir - - - - - 33 Dana Bergulir Tidak Dapat/Diragukan Tertagih - - - (2.959.532.932) (3.172.850.707) 34 Investasi Permanen 22.667.219.056 23.167.219.056 19.500.000.001 19.500.000.002 19.500.000.002 35 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 22.667.219.056 23.167.219.056 19.500.000.001 19.500.000.002 19.500.000.002 36 Investasi Permanen Lainnya - - - - - 37 Jumlah Investasi Jangka Panjang 27.523.449.316 27.625.969.423 23.036.183.111 20.076.650.180 19.863.332.405 RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 133

38 ASET TETAP - - - - - 39 Tanah 165.696.369.455 166.565.859.955 170.269.770.741 172.829.582.911 173.142.422.211 40 Tanah 165.696.369.455 166.565.859.955 170.269.770.741 172.829.582.911 173.142.422.211 41 Peralatan dan Mesin 134.185.951.326 149.961.638.754 180.898.446.741 209.370.513.710 137.093.986.482 42 Alat-alat Berat 18.415.700.000 19.809.400.000 23.076.367.323 27.116.998.669 12.083.136.752 43 Alat-alat Angkutan 32.184.825.200 37.774.776.950 40.565.910.300 42.838.029.950 35.552.311.500 44 Alat Bengkel 827.685.000 1.118.325.000 863.683.000 798.406.000 361.619.500 45 Alat Pertanian dan Peternakan 1.317.793.500 1.822.538.500 1.414.467.000 1.499.517.000 556.824.000 46 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 61.274.025.925 66.588.366.605 75.169.094.470 92.437.487.138 52.915.879.914 47 Alat Studio dan Komunikasi 1.490.334.000 1.732.984.000 2.873.591.150 4.472.416.647 4.605.726.909 48 Alat Ukur 115.677.500 164.727.500 256.867.500 391.867.500 438.782.000 49 Alat-alat Kedokteran 9.135.359.801 9.581.356.001 14.489.699.594 14.602.189.594 9.488.802.297 50 Alat Laboratorium 9.363.050.400 11.300.264.198 22.009.716.404 25.042.551.212 21.085.403.610 51 Alat Keamanan 61.500.000 68.900.000 179.050.000 171.050.000 5.500.000 No Uraian 2.009 2.010 2.011 2.012 2.013 52 Gedung dan Bangunan 515.426.436.773 546.408.977.879 564.160.836.888 626.645.275.796 647.735.528.779 53 Bangunan Gedung 515.426.436.773 543.449.477.879 561.233.331.888 624.526.455.359 645.283.488.342 54 Bangunan Monumen 2.909.700.000 2.959.500.000 2.927.525.000 2.118.820.437 2.452.040.437 55 Jalan,Irigasi dan Jaringan 1.142.666.559.724 1.229.717.511.923 1.250.895.135.809 1.343.262.438.556 1.317.748.806.274 56 Jalan dan Jembatan 784.601.500.485 852.550.079.134 901.211.917.449 972.191.918.927 946.780.281.564 57 Banguna air (Irigasi) 356.611.036.334 375.161.184.889 340.485.046.888 360.627.307.707 360.089.029.471 58 Instalasi 1.196.299.900 1.748.524.900 1.277.626.000 1.769.515.200 601.774.000 59 Jaringan 257.723.000 257.723.000 7.920.545.472 8.673.696.722 10.277.721.240 60 Aset Tetap Lainnya 2.232.115.450 2.486.538.175 22.930.211.900 25.248.831.845 6.997.031.010 61 Buku dan Perpustakaan 994.600.450 1.142.023.175 21.746.956.150 23.556.802.340 6.218.108.467 62 Barang bercorak kesenian/kebudayaan 1.055.245.000 1.062.245.000 1.078.853.250 1.389.923.005 487.670.100 63 Hewan/ Ternak dan Tumbuhan 182.270.000 282.270.000 104.402.500 302.106.500 291.252.444 64 Konstruksi Dalam Pengerjaan - - 121.195.774.186 97.377.947.666 58.469.216.810 65 Konstruksi Dalam Pengerjaan - - 121.195.774.186 97.377.947.666 58.469.216.810 66 Akumulasi Penyusutan (341.130.517.009) (341.130.517.009) - - (508.566.218.138) 67 Akumulasi Penyusutan (341.130.517.009) (341.130.517.009) - - (508.566.218.138) 68 Jumlah Aset Tetap 1.619.076.915.719 1.754.010.009.677 2.310.350.176.265 2.474.734.590.484 1.832.620.773.429 69 DANA CADANGAN - - - - - 70 Dana Cadangan - - - - - 71 Dana Cadangan - - - - - 72 Jumlah Dana Cadangan RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 134

73 ASET LAINNYA - - - - - 74 Tagihan Penjualan Angsuran - - - - - 75 Tagihan Penjualan Angsuran - - - - - 76 Tuntutan Perbendaharaan - - - - - 77 Tuntutan Perbendaharaan - - - - - 78 Tuntutan Gaji Rugi - - - - - 79 Tuntutan Gaji Rugi - - - - - 80 Kemitraan dengan Pihak Ketiga - - - - - 81 Kemitraan dengan Pihak Ketiga - - - - - 82 Aset tak Berwujud 2.597.568.000,00 3.951.143.500,00 4.611.228.500,00 1.342.085.000,00 1.845.625.000,00 83 Aset tak Berwujud 2.597.568.000,00 3.951.143.500,00 4.611.228.500,00 1.342.085.000,00 1.845.625.000,00 84 Aset Lain-lain 14.880.700.716,59 10.025.190.037,09 221.408.136,32 84.717.317,00 8.158.635.814,38 85 Aset Lain-lain 14.880.700.716,59 10.025.190.037,09 221.408.136,32 84.717.317,00 8.158.635.814,38 86 Jumlah Aset Lainnya 17.478.268.716,59 13.976.333.537,09 4.832.636.636,32 1.426.802.317,00 10.004.260.814,38 87 JUMLAH ASET 1.676.137.563.804,99 1.818.411.278.582,63 - - - 88 REKENING KORAN - SKPD - - - - - 89 Rekening Koran - SKPD - - - - - 90 Rekening Koran - SKPD - - - - - 91 Jumlah Rekening Koran - SKPD - - - - - 92 JUMLAH ASET - - 2.359.487.892.298,02 2.533.085.724.895,62 1.939.737.495.605,65 93 KEWAJIBAN - - - - - 94 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK - - - - - 95 Utang Kepada Pihak Ketiga - 786.118.576,00 837.610.530,00 2.459.597.804,00 899.076.074,00 96 Utang Kepada Pihak Ketiga - 786.118.576,00 837.610.530,00 2.459.597.804,00 899.076.074,00 97 Utang Bunga 189.852.497,00 96.762.611,49 10.505.250,48 7.878.937,86 5.252.625,24 98 Utang Bunga 189.852.497,00 96.762.611,49 10.505.250,48 7.878.937,86 5.252.625,24 99 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 143.282.520,00 3.282.598.904,00 4.986.613.067,00 26.082.852,00 35.559.118,00 100 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 143.282.520,00 3.282.598.904,00 4.986.613.067,00 26.082.852,00 35.559.118,00 101 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 160.931.496,74 160.931.496,74 160.931.496,74 160.931.496,74 160.931.496,74 102 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 160.931.496,74 160.931.496,74 160.931.496,74 160.931.498,74 160.931.496,74 103 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - - - - - 104 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - - - - - 105 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 27.500.000.000,00 18.855.000.000,00 - - - 106 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 27.500.000.000,00 18.855.000.000,00 - - - 107 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - - - - - 108 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - - - - - 109 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Obligasi - - - - - 110 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Obligasi - - - - - 111 Bagian Lancar Utang Jangka Pendek Lainnya - - - - - 112 Bagian Lancar Utang Jangka Pendek Lainnya - - - - - 113 Utang Jangka Pendek Lainnya 3.778.960.530,00 8.997.919.850,00 8.310.804.080,00 6.939.488.905,00 6.459.025.165,00 114 Utang Jangka Pendek Lainnya 3.778.960.530,00 8.997.919.850,00 8.310.804.080,00 6.939.488.905,00 6.459.025.165,00 115 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 31.773.027.043,74 32.179.331.438,23 14.306.464.424,22 9.593.979.995,60 7.559.844.478,98 RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 135

116 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - - - - - 117 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 804.657.483,70 643.725.986,96 482.794.490,22 321.862.993,48 160.931.495,74 118 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 804.657.483,70 643.725.986,96 482.794.490,22 321.862.993,48 160.931.495,74 119 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - - - - - 120 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - - - - - 121 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - - - - - 122 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - - - - - 123 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - - - - - 124 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - - - - - 125 Utang Dalam Negeri - Obligasi - - - - - 126 Utang Dalam Negeri - Obligasi - - - - - 127 Utang Jangka Panjang Lainnya - - - - - 128 Utang Jangka Panjang Lainnya - - - - - 129 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 804.657.483,70 643.725.986,96 482.794.490,22 321.862.993,48 160.931.495,74 130 JUMLAH KEWAJIBAN 32.577.684.527,44 32.823.057.425,19 14.789.258.914,44 9.915.842.989,08 7.720.775.974,72 132 EKUITAS DANA - - - - - 133 EKUITAS DANA LANCAR - - - - - 134 SILPA 6.567.036.055,79 15.230.968.090,93 11.296.348.692,70 30.093.348.189,22 66.201.016.678,89 135 SILPA 6.567.036.055,79 15.230.968.090,93 11.296.348.692,70 30.093.348.189,22 66.201.016.678,89 136 Pendapatan Yang ditangguhkan 315.568.357,00 980.144.647,00 23.609.000,00 29.158.727,00 4.063.000,00 137 Pendapatan Yang ditangguhkan 315.568.357,00 980.144.647,00 23.609.000,00 29.158.727,00 4.063.000,00 138 Cadangan Piutang 862.819.647,00 1.773.096.641,00 3.481.666.695,00 2.428.248.888,65 4.131.709.331,65 139 Cadangan Piutang 862.819.647,00 1.773.096.641,00 3.481.666.695,00 2.428.248.888,65 4.131.709.331,65 140 Cadangan Persediaan 4.170.223.474,00 4.556.458.681,00 4.659.675.065,00 4.270.843.258,00 6.876.780.829,00 141 Cadangan Persediaan 4.170.223.474,00 4.556.458.681,00 4.659.675.065,00 4.270.843.258,00 6.876.780.829,00 142 Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek (31.629.744.523,74) (31.921.033.552,23) (12.498.867.591,22) (9.567.897.143,60) (7.524.285.360,98) 143 Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek (31.629.744.523,74) (31.921.033.552,23) (12.498.867.591,22) (9.567.897.143,60) (7.524.285.360,98) 144 Jumlah Ekuitas Dana Lancar (19.714.096.989,95) (9.380.365.492,30) 6.962.431.861,48 27.253.701.919,27 69.689.284.478,56 - - - - - 145 EKUITAS DANA INVESTASI - - - - - 146 Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang 27.523.449.315,61 27.625.969.422,61 23.036.183.111,00 20.076.650.179,75 19.863.332.404,75 147 Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang 27.523.449.315,61 27.625.969.422,61 23.036.183.111,00 20.076.650.179,79 19.863.332.404,75 148 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 1.619.076.915.719,00 1.754.010.009.677,00 2.310.350.176.265,00 1.969.191.659.250,00 1.832.620.773.428,98 149 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 1.619.076.915.719,00 1.754.010.009.677,00 2.310.350.176.265,00 1.969.191.659.250,00 1.832.620.773.428,98 150 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya 17.478.268.716,59 13.976.333.537,09 4.832.636.636,32 1.426.802.317,00 10.004.260.814,38 151 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya 17.478.268.716,59 13.976.333.537,09 4.832.636.636,32 1.426.802.317,00 10.004.260.814,38 152 Dana Yang harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang (804.657.483,70) (643.725.986,96) (482.794.490,22) (321.862.993,48) (160.931.496,74) 153 Dana Yang harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang (804.657.483,70) (643.725.986,96) (482.794.490,22) (321.862.993,48) (160.931.496,74) 154 Jumlah Ekultas Dana Investasi 1.663.273.976.267,50 1.794.968.586.649,74 2.337.736.201.522,10 1.990.373.248.753,27 1.862.327.435.151,37 155 EKUITAS DANA CADANGAN - - - - - 156 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - - - - - 157 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - - - - - 158 REKENING KORAN - PPKD - - - - - 159 Rekening Koran - PPKD - - - - - 160 Rekening Koran - PPKD - - - - - 161 Jumlah Ekultas Dana Cadangan - - - - - 162 JUMLAH EKUITAS DANA 1.643.559.879.277,55 1.785.588.221.157,44 2.344.698.633.383,58 2.017.626.950.672,54 1.932.016.719.629,93 163 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 1.676.137.563.804,99 1.818.411.278.582,63 2.359.487.892.298,02 2.027.542.793.661,62 1.939.737.495.604,65 Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 136

Memperhatikan tabel 3.4. bahwa dari aspek Kewajiban daerah terlihat bahwa kewajiban pemerintah daerah dari tahun ke tahun mengalami penurunan yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp. 32,57 milyar turun menjadi Rp. 7,72 Milyar, sedangkan equitas dana lancar memperlihatkan posisi sisa lebih perhitungan juga mengalami peningkatan dari tahun 2009 s/d tahun 2013, meskipun terjadi penurunan pada tahun 2011. Berdasarkan data neraca daerah Kabupaten Pinrang sebagaiamana yang diperlihatkan pada tabel 3.4. serta hasil perhitungan rasio keuangan daerah sebagaimana yang disajikan pada tabel 3.5. Analisa Rasio Keuangan daerah Kabupaten Pinrang tahun 2009-2013, menunjukkan bahwa Kemampuan keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Pinrang dalam kondisi sehat sebagaiamana yang ditujukkan oleh neraca serta rasio-rasio keuangan tahun 2009-2013 yang hasilnya menunjukkan kondisi positif. Tabel 3.5 Analisis Rasio Keuangan Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2009 s/d Tahun 2013 No. Uraian 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 1 2 3 4 5 1. Rasio lancar (Current ratio) 1,49 3,48 10,22 2. Rasio quick (quick ratio) 1,16 3,4 9,31 3. Rasio total hutang terhadap total 0,006268 0,004891 0,00398 asset 4. Rasio hutang terhadap modal 0,006308 0,004915 0,003996 5. Rata-rata umur piutang 1,34 1,46 1,4 6. Rata-rata umur persediaan dst Rasio... (lainnya) Sumber: DPPKAD Kabupaten Pinrang 2014 Rasio lancar (current ratio) adalah rasio keuangan yang menyajikan pengukuran kemampuan sumber daya dalam bentuk asset lancar untuk menyelesaikan setiap kewajiban jangka pendek pemerintah daerah yang telah jatuh tempo sampai dengan 12 bulan dari tanggal neraca (rasio yang tujuannnya melihat likuiditas yaitu kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek, semakin tinggi angka rasio tersebut semakin baik, (makin besar dari 1 %, maka rasio ini makin baik). Rasio cepat (quick ratio) adalah rasio keuangan yang menyajikan pengukuran kemampuan aset lancar dalam bentuk kas dan setara kas untuk menyelesaikan setiap kewajiban jangka pendek pemerintah daerah yang telah jatuh tempo sampai dengan 12 bulan dari tanggal neraca (rasio yang tujuannya melihat likuiditas yaitu kempuan memnuhi kewajiban jangka pendek, semakin tinggi angka tersebut semakin baik (makin besar dari 1 %, maka rasio ini makin baik). RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 137

Rasio lancar dan rasio cepat Kabupaten Pinrang tahun 2011-2013 (lebih besar dari 1%) menunjukkan bahwa semua kewajiban jangka pendek pemerintah Kabupaten Pinrang dalam periode tersebut dapat didanai dari asset lancar dalam periode yang sama, apabila kewajiban jangka pendek tersebut jatuh tempo. Rasio total hutang terhadap asset adalah rasio keuangan yag menyajikan bahwa setiap kewajiban pemerintah daerah mampu didanai dengan aset pemerintah daerah (rasio yang tujuannya melihat solvabilitas yaitu kemampuan Pemerintah daerah memenuhi atau melunasi kewajiban totalnya, semakin tinggi angka rasio total hutang terhadap total asset (aktiva) semakin beresiko/tidak baik (makin kecil dari 1 %, maka rasio ini makin baik). Rasio hutang terhadap modal adalah rasio yang menyajikan bahwa setiap kewajiban pemerintah daerah mampu didanai dengan ekuitas dana/modal pemerintah daerah (rasio yang tujuannya melihat solvebilitas yaitu kemampuan pemerintah daerah memenuhi kewajiban totalnya, semakin tinggi angka rasio hutang terhadap modal, semakin beresiko/tidak baik (makin kecil dari 1 %, maka rasio ini makin baik). Rasio total hutang terhadap total aset dan Rasio total hutang terhadap modal Kabupaten Pinrang tahun 2011-2013 (lebih kecil dari 1%) menunjukkan bahwa semua total kewajiban pemerintah Kabupaten Pinrang dalam periode tersebut dapat didanai dari ekuitas dana/modal dalam periode yang sama, apabila kewajiban tersebut jatuh tempo. Rata-rata umur piutang adalah pengukuran aktivitas keuangan yang menyajikan bahwa secara rata-rata piutang dapat ditagih dalam jangka waktu beberapa hari oleh pemerintah daerah. Rata-rata umur piutang Pemerintah Kabupaten Pinrang dari tahun 2011-2013 dari hasil perhitungan yang diperoleh sebesar 1,34% pada tahun 2011 dan 1,40 % pada tahun 2013 artinta bahwa piutang pemerintah Kabupaten Pinrang dapat terealisasi menjadi kas dalam waktu 2 (dua) hari. 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Keuangan daerah merupakan komponen yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan, sehingga analisis kondisi dan proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan kesejahteraan umum dan pembangunan daerah secara umum, oleh karena itu, upaya optimalisasi RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 138

sumber-sumber pendapatan daerah perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu dan sinergi antar SKPD/Unit kerja Pengelola pendapatan Daerah. Pemerintah Kabupaten Pinrang sejak tahun 2012 sampai tahun 2013 telah memperoleh penilaian atas hasil pemeriksaaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan predikat tertinggi yakni Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Keberhasilan memperoleh predikat WTP selama 2 tahun berturut turut menunjukkan keberhasilan Pemerintah Kabupaten Pinrang dalam pengelolaan keuangan daerah, hal ini sejalan dengan prioritas pertama RPJMN 2010-2014 yakni Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan. 3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran a. Kebijakan Pendapatan Daerah Kebijakan pendapatan daerah diarahkan untuk mencapai target pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan Daerah, serta lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, dalam rangka memaksimalkan kemampuan keuangan daerah tanpa mengenyampingkan fungsi pemerintah sebagai lembaga pelayanan publik. Kebijakan pendapatan daerah dituangkan dalam beberapa tindakan sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemampuan manajerial SKPD pengelola pajak dan retribusi daerah khususnya pajak dan retribusi yang diperkirakan potensinya belum terealisir secara optimal; 2. Meningkatkan efisiensi pengelolaan retribusi melalui perencanaan target, pengawasan, dan evaluasi yang konsisten; 3. Secara proaktif berupaya mendapatkan informasi kebijakan tentang pengalokasian dana/program/kegiatan dari APBN dan APBD Provinsi serta dari lembaga pemerintah non departemen, baik dalam rangka realisasi dana perimbangan maupun penyaluran dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan; 4. Mengembangkan strategi kreatif untuk meningkatkan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, diantaranya optimalisasi manajemen kas daerah tanpa mengganggu substansi proses pembangunan; dan 5. Mengupayakan peningkatan capaian penerimaan pendapatan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi untuk mendapatkan porsi bagi hasil dan insentif yang lebih besar. Untuk mewujudkan kebijakan pendapatan sebagaimana tersebut di atas, pengelolaan pendapatan daerah perlu dilakukan secara profesional serta adanya inovasi dan kreasi dari SKPD penghasil PAD, sehingga upaya penggalian dan RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 139

upaya untuk memaksimalkan pencapaian pendapatan daerah dapat dilakukan. Secara garis besar upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah adalah: 1. Optimalisasi penerimaan daerah, khususnya PAD berdasarkan potensi dan regulasi yang sudah ada, melalui manajemen operasional pemungutan, diantaranya dengan mencegah kebocoran penerimaan pendapatan daerah semaksimal mungkin dan memotivasi aparat pemungut untuk berupaya secara optimal memenuhi target yang ditetapkan; 2. Pengembangan koordinasi secara sinergis dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi untuk mendapatkan alokasi anggaran APBD dan APBD Provinsi baik berupa tambahan dana perimbangan, bagi hasil, dan bantuan keuangan maupun melalui dana tugas pembantuan dan dana dekonsentrasi; 3. Meningkatkan fungsi-fungsi manajemen penerimaan bagi SKPD penghasil dan instansi terkait serta koordinasi yang terpadu terhadap seluruh stakeholder; 4. Mengupayakan pengelolaan aset dan sumber daya yang dimiliki pemerintah daerah secara lebih profesional tanpa mengenyampingkan fungsi pemerintah daerah sebagai lembaga pelayan publik. b. Kebijakan Belanja Daerah Tabel 3.6. yang disajikan akan menampilkan perbandingan antara total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dengan total belanja lainnya ditambah dengan pengeluaran pembiayaan. Tabel 3.6. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Pinrang Tahun 2011 s/d Tahun 2013 No Uraian Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (Rp) Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp) Prosentase (a) (b) (a) / (b) x 100% 1 Tahun anggaran 2011 580.300.513.332,00 719.867.487.268,17 80,61 2 Tahun anggaran 2012 587.814.661.683,00 720.422.124.170,92 81,59 3 Tahun anggaran 2013 627.327.600.283,00 820.570.560.072,92 76,45 Berdasarkan perbandingan antara total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dengan total belanja lainnya ditambah dengan pengeluaran pembiayaan. pada table 3.6. diatas menunjukkan bahwa belanja pemenuhan kebutuhan aparatur mengalami penurunan dari 80,61 % pada tahun 2011 turun menjadi 76,45 %. Hal ini juga berarti bahwa pemerintah kabupaten Pinrang dari tahun ke tahun meningkatkan belanjanya untuk kepentingan anggaran pelayanan publik. RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 140

Tabel 3.7. yang disajikan akan menampilkan pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama dilakukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam satu tahun anggaran. Gambaran tentang realisasi pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Kabupaten Pinrang pada 3 (tiga) tahun terakhir, tertuang pada tabel berikut : RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 141

Tabel 3.7 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta prioritas utama Kabupaten Pinrang Rata-rata 2011 2012 2013 No Uraian Pertumbuhan (Rp) (Rp) (Rp) (%) 1 2 3 4 5 6 A Belanja Tidak Langsung 369,519,438,990.43 423,445,734,089.00 467,764,783,079.00 12,53 1 Belanja Gaji dan Tunjangan 351,669,826,550.00 401,820,670,511.00 447,095,358,134.00 12,36 2 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH Sumber : Dinas PPKAD Kab. Pinrang Tahun 2014 2,009,000,000.00 1,992,200,000.00 2,064,000,000.00 1,38 3 Belanja Bunga 562,402,995.43 72,066,015.00 52,683,831.00 (25,65) 4 Belanja bagi hasil 0.00 455,000,000.00 0.00 0.00 5 Belanja Bantuan Keuangan 15,278,209,445.00 19,105,797,563.00 18,552,741,114.00 11,08 B Belanja Langsung 18,705,172,929.00 16,245,029,489.00 18,986,272,067.00 16.87 1 Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis. 13,146,545,000.00 10,291,521,834.00 11,651,846,010.00 13.22 2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 110,000,000.00 177,500,000.00 183,000,000.00 3.10 3 Belanja Jasa Kantor ( khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya ) 5,448,627,929.00 5,776,007,655.00 7,151,426,057.00 14,91 4 Belanja sewa gedung kantor( yang telah ada kontrak jangka panjangnya) 0.00 0.00 0.00 0.00 5 Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya) 0.00 0.00 0.00 0.00 C Pembiayaan Pengeluaran 25,628,020,627.74 8,065,331,364.00 6,506,868,985.74 (19.32) 1 Pembentukan Dana Cadangan 0.00 0.00 0.00 0.00 2 Pembayaran pokok utang 25,628,020,627.74 8,065,331,364.00 6,506,868,985.74 (19.32) TOTAL (A+B+C) 413,852,632,547.17 447,756,094,942.00 493,257,924,131.74 9,18 RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 142

Kebijakan belanja daerah disusun untuk mencapai sasaran pembangunan daerah, melalui pelaksanaan fungsi-fungsi pelayanan pemerintah daerah yang terbagi ke dalam seperangkat urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan karakteristik, potensi, kebutuhan, dan permasalahan daerah yang dijabarkan ke dalam program dan kegiatan pada masing-masing SKPD. Belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Oleh karena itu dalam penyusunan APBD setiap tahun difokuskan kepada pencapaian hasil melalui program dan kegiatan (belanja langsung) tanpa mengabaikan porsi dari belanja tidak langsung. Oleh sebab itu untuk lebih terarahnya APBD Kabupaten Pinrang ditetapkan pokok-pokok kebijakan umum penganggaran sebagai berikut. 1) Alokasi terbesar belanja daerah digunakan untuk membiayai gaji dan tunjangan PNS merupakan kewajiban pemerintah daerah atas penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah kabupaten/kota; 2) Dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, pemerintah mengalokasikan dana untuk meningkatkan kesejahteraan PNS dan pegawai honorer di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pinrang dalam bentuk tunjangan daerah dan uang makan; 3) Sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah diwajibkan mengalokasikan dana pendidikan minimal 20 persen dari total anggaran belanja; 4) Pengalokasian dana untuk bantuan penunjang operasional organisasi sosial kemasyarakatan serta pemberian bantuan honorarium bagi guru mengaji/tpa/tpq, Pegawai Syarah dan sejenisnya, serta pemberian bantuan sosial kegiatan kemasyarakatan; 5) Pembiayaan program dan kegiatan SKPD adalah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran; 6) Alokasi dana dalam pelayanan kesehatan dasar masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Pinrang. Selanjutnya dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan dan estetika maka prioritas anggaran juga diberikan untuk program sanitasi dan kebersihan Kabupaten Pinrang; 7) Untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten Pinrang, dukungan anggaran melalui program dan kegiatan pembinaan serta fasilitasi dunia usaha dalam rangka peningkatan pelayanan dibidang perdagangan dan pariwisata yang boleh dikatakan merupakan dua unsur yang saling mempengaruhi; RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 143

8) Melanjutkan pembangunan infrastruktur pemerintahan dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan fungsi kabupaten; 9) Melanjutkan dan meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, penerangan jalan umum serta sarana dan prasarana sanitasi pemukiman penduduk; 10) Penyediaan sarana dan prasarana aparatur dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di masing-masing SKPD; 11) Alokasi dana dalam rangka mendukung penyelenggaraan pemerintahan di kelurahan dan desa; 12) Alokasi dana untuk pelaksanaan program dan kegiatan di setiap SKPD baik penunjang operasional rutin maupun dalam rangka peningkatan pelayanan bagi masyarakat baik dalam bentuk pembinaan maupun fasilitasi. 13) Mengupayakan secara bertahap memperbesar porsi alokasi belanja langsung dan mengurangi belanja tidak langsung dengan porsi perbandingan 50:50. c. Kebijakan Pembiayaan Daerah Analisis Pembiayaan daerah dimaksudkan untuk memberi gambaran atau informasi pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun anggaran sebelumnya terhadap surplus atau defisit belanja daerah. Gambaran ini menjadi bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan pemerintah daerah Kabupaten Pinrang periode 2014-2019 terutama terkait denga perhitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Untuk mengetahui besaran dari pendanaan pembangunan, maka kondisi realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah perlu dijelaskan tentang posisi surplus belanja dan/atau defisit belanja selama periode pemerintahan yang lalu. d. Surplus/Defisit Dengan memperhatikan pendapatan dan belanja daerah periode lalu, maka gambaran surplus/defisit dalam anggaran daerah dapat diketahui. Kondisi anggaran defisit/surplus tidak selalu sama dengan realisasi anggaran, realisasi anggaran defisit terjadi pada Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp. 49,12 milyar lebih, sedangkan posisi realisasi anggaran surplus terjadi pada Tahun Anggaran 2010, 2011, 2012 dan 2013. Posisi realisasi anggaran defisit Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp. 49,12 milyar lebih. RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 144

Tabel 3.8 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun 2009 s/d Tahun 2013 Kabupaten Pinrang No. Uraian 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp) Rata-rata Pertumbuhan (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 1 PENDAPATAN 486,076,784,922.22 595,225,594,396.29 715,931,630,526.94 739,081,285,021.44 856,676,702,062.59 15.47 1.1. PAD 26,722,938,346.22 21,008,952,488.40 26,639,115,860.44 29,604,658,585.49 52,047,346,773.39 23.09 1.2. Pendapatan Transfer 448,891,466,576.00 558,647,553,707.89 670,461,924,136.50 688,884,745,925.95 784,692,634,189.20 15.28 1.3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah 10,462,380,000.00 15,569,088,200.00 18,830,590,530.00 20,591,880,510.00 19,936,721,100.00 18.98 2 BELANJA 535,204,058,338.55 554,050,656,812.33 678,318,113,796.43 693,379,931,243.92 795,988,770,028.18 10.74 2.1. Belanja Operasi 383,390,108,632.55 425,023,418,845.33 498,626,121,534.43 550,371,856,476.92 655,987,456,423.18 14.44 2.2. Balanja Modal 150,414,949,706.00 127,182,689,267.00 177,215,941,062.00 141,709,645,767.00 137,921,846,605.00 0.30 2.3. Belanja Tidak Terduga 1,399,000,000.00 1,844,548,700.00 2,476,051,200.00 1,298,429,000.00 2,079,467,000.00 19.67 Surplus / Defisit (49,127,273,416.33) 41,174,937,583.96 37,613,516,730.51 45,701,353,777.52 60,687,932,034.41 15.22 Sumber : Dinas PPKAD Kab. Pinrang Tahun 2014 RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 145

Defisit anggaran ditutup dengan Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya, sedangkan Surplus anggaran Kabupaten Pinrang ditetapkan sebagai sumber pendapatan daerah pada tahun aggaran berikutnya. Dengan rasio antara defisit dengan nilai PDRB berlaku transaksi keuangan Kabupaten Pinrang pada masa pemerintahan sebelumnya masih cukup baik. Jika dihubungkan dengan ketentuan batas maksimal defisit yang ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri maupun Kementerian Keuangan yang memberi batasan maksimal defisit adalah 3 persen, maka defisit anggaran Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2009 sebesar 0,14 persen, masih tergolong baik. Pada Tabel 3.7 diatas nampak bahwa perbandingan antara Pendapatan Daerah dengan Belanja Daerah menghasilkan data surplus/defisit. Data defisit atau surplus pada tahun anggaran ditambahkan dengan pengeluaran pembiayaan, sehingga pada akhirnya diperoleh defisit atau surplus secara riil. Tahun Anggaran 2009 APBD Kabupaten Pinrang menghasilkan data defisit, sedangkan Tahun Anggaran 2010, 2011, 2012dan 2013 APBD Kabupaten Pinrang menghasilkan data surplus. Posisi surplus dikarenakan realisasi pendapatan daerah lebih besar dibandingkan belanja daerah, sedangkan posisi defisit dikarenakan realisasi pendapatan daerah lebih kecil dibandingkan belanja daerah. e. Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Dalam APBD Kabupaten Pinrang sebagaimana disajikan pada tabel 3.8. di bawah ini: NO Uraian Tabel 3.9 Penutupan Defist Riil Anggaran Kabupaten Pinrang 2011 2012 2013 (Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 1. Realisasi Pendapatan Daerah 715,931,630,526.94 739,081,285,021.44 856,676,702,062.59 Dikurangi realisasi: 2. Belanja Daerah 693,596,323,241.43 712,356,792,806.92 814,061,236,542.18 3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 26,271,164,027.74 8,065,331,364.00 6,509,323,530.74 A Defisit riil (3,935,856,742.23) 18,659,160,850.52 36,106,141,989.67 Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan: 4. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya 15,230,968,090.93 11,375,325,981.70 30,093,348,189.22 5. Pencairan Dana Cadangan 0.00 0.00 0.00 6. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan 0.00 0.00 0.00 7. Penerimaan Pinjaman Daerah 0.00 0.00 0.00 8. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 55,239,000.00 58,861,357.00 1,526,500.00 RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 146

9. Penerimaan Piutang Daerah 0.00 0.00 0.00 B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah 15,286,207,090.93 11,434,187,338.70 30,094,874,689.22 A-B Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan (19,222,063,833.16) 7,224,973,511.82 6,011,267,300.45 Sumber : Dinas PPKAD Tahun 2014 Tabel 3.9. memperlihatkan defisit riil anggaran Kabupaten Pinrang periode Tahun 2011-2013. nampak bahwa posisi defisit anggaran terjadi pada APBD Tahun Anggaran 2011, yang masih dibawah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri yaitu maksimal 3 persen. Sisa lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan adalah dana yang dapat dipergunakan untuk penganggaran tahun berikutnya. Dari tabel 3.8 dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan berfluktuasi dari tahun 2011 sebesar 15 milyar lebih turun menjadi Rp. 11 milyar lebih pada tahun 2012 dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2013 sebesar Rp. 30 milyar lebih. Dengan mencermati tabel tersebut di atas, komponen terbesar dalam menutup defisit masih mengutamakan penerimaan dari SILPA dibandingkan dengan penerimaan pembiayaan lainnya. Untuk masa pemerintahan lima tahun kedepan, kebijakan penutup defisit diupayakan secara bertahap pada sumber-sumber penerimaan pembiayaan lainnya, artinya pemerintah Kabupaten Pinrang perlu terus meningkatkan upaya untuk mencari sumber-sumber penerimaan pembiayaan lainnya. SiLPA yang terjadi pada periode pemerintahan sebelumnya diakibatkan oleh faktor-faktor antara lain : (i) sisa penghematan belanja atau efisiensi anggaran belanja; (ii) sisa anggaran karena kegiatan yang tertunda yang dilanjutkan pada tahun anggaran berikutnya; (iii) yang karena pelampauan penerimaan pendapatan asli daerah. No. Tabel 3.10. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Pinrang Uraian Proporsi dari total defisit riil 2011 2012 2013 (%) (%) (%) 1 2 3 4 5 1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya 15,230,968,090.93 11,296,348,692.70 30,093,348,189.22 2. Pencairan Dana Cadangan 0.00 0.00 0.00 3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan 0.00 0.00 0.00 4. Penerimaan Pinjaman Daerah 0.00 0.00 0.00 5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 55,239,000.00 58,861,357.00 1,526,500.00 6. Penerimaan Piutang Daerah 0.00 0.00 0.00 7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan (19,222,063,833.16) 7,224,973,511.82 6,011,267,300.45 Sumber : Dinas PPKAD Tahun 2014 RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 147

Dari tabel 3.10. nampak item-item penutup defisit riil anggaran Kabupaten Pinrang tahun Anggaran 2011-2013, yang hanya terdiri dari dua komponen yaitu SiLPA dan komponen penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah. Komponen SiLPA menempati posisi terbesar dalam menutup defisit riil yaitu menutup defisit pada Tahun 2011 sebesar 57,97 persen, dan pada tahun 2012 naik sebesar 141,04 dan selanjutnya mengalami kenaikan lagi pada tahun 2013 lagi sebesar 462,31 persen. Tabel 3.11 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Pinrang No. Uraian 2011 2012 2013 Ratarata pertumb uhan *) Rp % dari SiLPA Rp % dari SiLPA Rp % dari SiLPA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Jumlah SiLPA 11,296,348,692.70 100.00 30,093,348,189.22 100.00 66,201,016,678.89 100.00 70.28 2. 3. 4. 5. 6. Pelampauan penerimaan PAD Pelampauan penerimaan dana perimbangan Pelampauan penerimaan lainlain pendapatan daerah yang sah Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan (13,708,526,613.56) (121.35 ) (10,586,924,463.56) (35.18) (614,989,295.61) (0.93) (58.48) (8,965,765,311.53) (79.37) 6,590,469,204.95 21.90 (9,286,715,519.80) (14.03) (207.21) 3,330,590,530.00 29.48 100,000,000.00 0.33 (1,708,121,500.00) (2.58) (962.56) 30,953,869,842.57 274.02 33,262,517,670.78 110.53 72,139,166,531.82 108.97 62,17 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 7. Kegiatan lanjutan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Sumber : Dinas PPKAD Kab. Pinrang Tahun 2014 Tabel 3.11 memperlihatkan SiLPA yang terjadi selama periode tahun 2011-2013 disebabkan oleh beberapa faktor antara lain (i) pelampauan penerimaan PAD dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar (58,48) persen pertahun; (ii) pelampauan penerimaan dana perimbangan dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar (207,21) persen pertahun; (iii) pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah dengan rata-rata penurunan pertumbuhannya sebesar (962,56) persen pertahun; (iv) sisa penghematan belanja atau akibat lainnya dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 62,17 persen pertahun; (v) pelampauan kewajiban kepada pihak ketiga; dan (vi) kegiatan lanjutan. Faktor penyumbang terbesar dalam posisi SiLPA selama periode tahun 2011-2013 adalah sisa penghematan belanja atau akibat lainnya dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 62,17 persen pertahun, dan data terbesar adalah pada RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 Bab III Hal. 148