BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
4. Ganja mempengaruhi sistem tubuh manusia melalui ikatan THC dengan reseptor cannabinoid. (Cho CM., dkk, 2005)

ANALISA VOLUME, ph DAN KADAR ION KALSIUM SALIVA YANG DISTIMULASI PADA PECANDU GANJA DI PUSAT REHABILITASI INSYAF MEDAN TAHUN 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui mulut, dan pada kalangan usia lanjut. 2 Dry mouth berhubungan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Apabila individu tidak mampu menyaring informasi yang datang dari luar maka

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor yang terdiri dari: parotis, submandibularis, sublingualis, dan

Gambar 1. Kelenjar saliva 19

I.PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. bersoda dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan berkarbonasi

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

PENGARUH KONSUMSI COKELAT DAN KEJU TERHADAP KONSENTRASI KALSIUM

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. Mariyuana (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan alami sebagai bahan obat,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kualitas hidup seseorang (Navazesh dan Kumar, 2008; Amerongen, 1991).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi atau yang biasanya dikenal masyarakat sebagai gigi berlubang,

BAB I PENDAHULUAN. Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan. hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.

PENGARUH VISKOSITAS SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peran penting dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut (Harty and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan tembakau merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bir merupakan minuman beralkohol dengan tingkat konsumsi nomor 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

Modul ke: Kecanduan Obat. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI.

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan insulin, baik total ataupun sebagian. DM menunjuk pada. kumpulan gejala yang muncul pada seseorang yang dikarenakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kerusakan pada gigi merupakan salah satu penyakit kronik yang umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian tentang perbedaan status karies pada anak Sekolah Dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

Lampiran I LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN. minuman yang sehat bagi tubuh untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. 1

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 mahasiswa FKG UI semester VII tahun 2008 diperoleh hasil sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Erosi gigi adalah luruhnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres merupakan respon fisiologis, psikologis dan perilaku yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Zat Adiktif dan Psikotropika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian analitik observasi dengan desain cross sectional.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. saliva yaitu dengan ph (potensial of hydrogen). Derajat keasaman ph dan

BAB I PENDAHULUAN. menyerang jaringan keras gigi seperti , dentin dan sementum, ditandai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, usia, ras, ataupun status ekonomi (Bagramian R.A., 2009). Karies

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempengaruhi derajat keasaman saliva. Saliva memiliki peran penting dalam

INTOXICATION JOURNAL RESUME The Effect of Chronic Alcohol Intoxication and Smoking on The Output of Salivary Immunoglobulin A

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai. Menurut Dr. WD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 90% yaitu kelenjar parotis memproduksi sekresi cairan serosa, kelenjar

HAL-HAL YANG BERPENGARUH PADA KOMPOSISI SEKRESI SALIVA. Departemen Biologi Oral FKG USU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut dengan asupan nutrisi (Iacopino, 2008). Diet yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih bervariasi. Peristiwa ini dapat dilihat dengan konsumsi pada makanan dan

Deskripsi KOMPOSISI EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L) DAN PENGGUNAANNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

KARAKTERISTIK GIGI YANG TERPAPAR ASAM SUNTI (Averrhoa bilimbi L)

PENGARUH TABLET HISAP VITAMIN C TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans (Penelitian Eksperimental Laboratoris) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. karies gigi (Anitasari dan Endang, 2005). Karies gigi disebabkan oleh faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. anatomis, fisiologis maupun fungsional, bahkan tidak jarang pula menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ganja adalah tanaman Cannabis sativa yang diolah dengan cara mengeringkan dan mengompres bagian tangkai, daun, biji dan bunganya yang mengandung banyak resin. 1 Ganja juga dikenal dengan nama lain yaitu cannabis, herb, mariyuana, weed, ataupun grass. 2 Ganja termasuk salah satu narkotika golongan I yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek ketergantungan. 3 Ganja telah menjadi narkotika yang paling banyak diproduksi, diperdagangkan dan dikonsumsi di seluruh dunia selama beberapa dekade terakhir. Produksi ganja di dunia mencapai 13.300 hingga 66.100 ton per tahun. Indonesia merupakan produsen ganja kedua terbesar di dunia setelah India dengan luas lahan ganja sekitar 422 hektar. Ganja dikonsumsi oleh 75% pecandu narkotika di dunia dengan jumlah pecandu sekitar 119 hingga 224 juta orang. 4 Di Indonesia, jumlah pecandu ganja pada tahun 2007 mencapai 9000 orang atau setara dengan 25% dari total pecandu narkotika dan menurut Badan Narkotika Nasional untuk kawasan Sumatera Utara, penyalahgunaan ganja mencapai 846 kasus pada tahun 2011. 5-6 PSPP Insyaf Medan merupakan pusat rehabilitasi sosial khusus laki-laki dan memiliki program masa rehabilitasi selama sembilan bulan. Menurut Badan Kesehatan Dunia, dengan mengonsumsi ganja secara teratur maka seseorang akan mengalami ketergantungan dan disebut sebagai pecandu, sehingga dapat dikatakan bahwa mantan pecandu ganja merupakan orang yang sudah tidak mengonsumsi ganja secara teratur dan tidak menunjukkan tanda-tanda ketergantungan. 1 Ganja dapat dikonsumsi dengan berbagai cara. Dengan cara dihirup atau dihisap baik dengan dilinting kemudian dihisap seperti rokok, melalui pipa biasa, ataupun melalui pipa air yang biasa disebut dengan bong dan dengan cara dimakan ataupun diminum. 1,2,7,8 Namun, cara menghisap atau menghirup ganja merupakan cara yang

2 paling populer dan paling sering digunakan karena lebih praktis serta dapat menimbulkan efek lebih cepat. 7 Di dalam ganja terdapat 400 substansi aktif atau semi aktif, diantaranya adalah lebih dari 60 substansi bahan kimia aktif yang disebut dengan cannabinoid. Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) merupakan salah satu cannabinoid yang paling penting dan memiliki sifat psikoaktif. Tanaman Cannabis sativa pada umumnya mengandung 150 mg THC. 8-10 Kandungan THC juga bervariasi sesuai dengan cara pengolahannya, di dalam ganja terdapat sekitar 4 8 % THC dari total cannabinoid. 1 Efek THC dalam tubuh bergantung pada dosis yang diterima seseorang, dosis penggunaan THC yaitu 5 25 mg. 9 Ganja yang disalahgunakan dan dikonsumsi lebih dari dosisnya akan menimbulkan masalah kesehatan dan mempengaruhi struktur dan fungsi otak, sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, serta sistem reproduksi. 2,7,8,9,11 Ganja mempengaruhi sistem tubuh manusia melalui ikatan THC dengan reseptor cannabinoid (CB). 7 Reseptor cannabinoid memiliki konsentrasi yang tinggi pada otak sehingga efek akut dari mengonsumsi ganja adalah terjadinya perubahan emosional seseorang seperti halusinasi, euforia dan relaksasi. 10,11-13 Bahkan setelah berhenti mengonsumsi ganja, para mantan pecandu ganja masih mengalami defisit fungsi fisiologis dan psikologis yang keparahannya bergantung pada usia ketika mengonsumsi ganja, lamanya mengonsumsi ganja, dan jumlah ganja yang digunakan. 14 Pada pecandu ganja sering terjadi masalah-masalah penyakit gigi dan mulut seperti penyakit periodontal, karies, candidiasis serta perubahan pada epitel rongga mulut. 7,11,13 Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurang adekuatnya saliva pada pecandu ganja. Saliva merupakan cairan yang disekresikan oleh kelenjar saliva yang menjaga kelembaban rongga mulut. Saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor yang tersebar di mukosa mulut. Volume saliva yang adekuat dapat berfungsi seperti sebagai proteksi, lubrikasi mukosa, dan antimikroba. Ion kalsium merupakan buffer yang paling efisien dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan berguna dalam proses remineralisasi, mencegah larutnya enamel gigi dan membantu dalam mineralisasi plak. Kondisi saliva yang tidak baik dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut. 15-19 Sekresi saliva diatur oleh sistem saraf otonom, yaitu sistem saraf parasimpatis dan sistem saraf simpatis. 20 Aktivasi dari

3 sistem saraf tersebut dapat terjadi melalui dua mekanisme, baik melalui aktivasi langsung pada reseptor kelenjar saliva maupun aktivasi melalui mekanisme otak. 21 Perubahan pada sekresi saliva dapat disebabkan oleh paparan radiasi, konsumsi obatobatan terlarang dan merokok tembakau atau ganja. 22 Reseptor cannabinoid juga ditemukan pada kelenjar saliva submandibula mamalia, yaitu pada sistem saluran kelenjar saliva (ductal system) dan pada sel asini. Aktivasi langsung reseptor cannabinoid pada kelenjar saliva submandibula saat mengonsumsi ganja dapat menginhibisi sekresi saliva pecandu ganja. Penelitian in vivo pada tikus yang dilakukan oleh Prestifilipo., dkk. (2006) ditemukan bahwa THC menurunkan aliran saliva dari kelenjar submandibula. 21 Selain melalui aktivasi langsung, THC yang terakumulasi di sel saraf dapat menginhibisi kerja sistem saraf parasimpatis sehingga mengurangi sekresi saliva. 11,23 Dalam penelitian Katterbach, dkk. (2009) 84% dari pecandu ganja mengalami mulut kering dan 91% merasa haus setelah mengonsumsi ganja. 24 Selain itu, merokok ganja dapat mereduksi oksigen rongga mulut, meningkatkan koloni bakteri anaerob dan meningkatkan keasaman rongga mulut. 25 Pada saat menghisap ganja, asap pembakaran ganja yang terdiri dari karbondioksida juga dapat menurunkan ph saliva dengan cara berikatan dengan kandungan air pada saliva, mengeluarkan ion hidrogen dan membentuk asam. 26 Hidroksiapatit gigi yang berkontak dengan saliva yang bersifat asam dapat menyebabkan lepasnya ion kalsium dari dalam gigi dan larut ke dalam saliva sehingga ion kalsium dalam saliva akan meningkat saat mengonsumsi ganja. 27,28 Penelitian in vivo Kopach O., dkk. (2011) juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan konsentrasi kalsium dalam saliva tikus secara signifikan setelah 20 menit pemberian agonis THC dan bertahan selama 30 menit. 29 Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan konsumsi ganja dengan volume, ph dan kadar ion kalsium dalam saliva terstimulasi pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014.

4 berikut: 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai 1. Apakah ada hubungan antara konsumsi ganja dengan penurunan volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014? 2. Apakah rerata volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja? 3. Apakah ada hubungan antara konsumsi ganja dengan penurunan ph saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014? 4. Apakah rerata ph saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja? 5. Apakah ada hubungan antara konsumsi ganja dengan penurunan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014? 6. Apakah rerata kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan konsumsi ganja dengan volume, ph dan kadar ion kalsium dalam saliva terstimulasi mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui pengaruh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja terhadap rerata volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja.

5 2. Untuk mengetahui pengaruh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja terhadap rerata ph saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja. 3. Untuk mengetahui pengaruh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja terhadap rerata kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja. 1.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis pada penelitian ini adalah: 1. Ada hubungan antara konsumsi ganja dengan penurunan volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014. 2. Rerata volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja. 3. Ada hubungan antara konsumsi ganja dengan nilai penurunan ph saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014. 4. Rerata ph saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja. 5. Ada hubungan antara konsumsi ganja dengan penurunan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014. 6. Rerata kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui hubungan konsumsi ganja dengan volume saliva, nilai ph saliva dan kadar ion kalsium pada saliva mantan pecandu ganja.

6 1.5.2 Manfaat Praktis Memberikan informasi tambahan bagi pengelola kesehatan gigi dan mulut dalam merencanakan program penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut terhadap pecandu ganja dan mantan pecandu ganja.