KARAKTERISTIK LAHAN MARGINAL DIKALIMANTAN TENGAH SERTA POTENSINYA UNTUK KELAPA SAWIT

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PUPUK DI LAHAN MARGINAL UNTUK KELAPA SAWIT. Research & Development of Fertilizer Division SARASWANTI GROUP

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tumbuhan hutan yang dibudidayakan. Tanaman ini memiliki respon yang

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Pengelolaan tanah dan air di lahan pasang surut

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

Pengelolaan Tanah dan Air di Lahan Pasang Surut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK PERTANIAN

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

BAB I. PENDAHULUAN A.

PEDOMAN PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK BUDIDAYA KELAPA SAWIT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

Lampiran 1. Deskripsi Profil

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

PENDAHULUAN Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Tanah marginal adalah tanah sub-optimum yang potensial untuk pertanian baik untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

I. PENDAHULUAN. tanahnya memiliki sifat dakhil (internal) yang tidak menguntungkan dengan

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan lahan gambut

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara

Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

Lampiran 1 Curah hujan (mm) di daerah pasang surut Delta Berbak Jambi

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Tanah Gambut

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

Pengelolaan Air di Areal Pasang Surut. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

PEMBAHASAN UMUM. Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

Agus Supriyo BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) KAL-SEL

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Tanah Gambut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (merah). Banyaknya vitamin A pada tanaman tomat adalah 2-3 kali. banyaknya vitamin A yang terkandung dalam buah semangka.

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. dikenali lagi dan kandungan mineralnya tinggi disebut tanah bergambut (Noor, 2001).

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan pangan semakin meningkat sejalan dengan pertambahan

KESUBURAN DAN PEMUPUKAN TANAH HUTAN Oleh : Dr.Ir.Haryono Kamis, 15 September 2005

Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan

Mengenal Jenis Tanah. Sebelum tanam kita kenali lebih dahulu tanah di halaman 1. Jenisnya, 2. Permukaannya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah

I. PENDAHULUAN. - Karet (Hevea Brasiliemis) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Perkebunan karet rakyat di Desa Penumanganbaru, Kabupaten Tulangbawang

Transkripsi:

KARAKTERISTIK LAHAN MARGINAL DIKALIMANTAN TENGAH SERTA POTENSINYA UNTUK KELAPA SAWIT Oleh: Salampak Dohong Nina Yulianti Yusuf Aguswan (Universitas Palangka Raya) SEMINAR SEHARI TEKNOLOGI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT PADA LAHAN MARGINAL 1 SAMPIT, 12 DESEMBER 2017

PENDAHULUAN Pembangunan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah dimulai pada tahun 1992. Hingga tahun 2015 luas areal kelapa sawit 3.424.937ha (Dirjen Perkebunan, 2016) TEKANAN TERHADAP LAHAN PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL

LAHAN MARGINAL DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI LAHAN YANG MEMILIKI MUTU RENDAH KARENA MEMILIKI BEBERAPA FAKTOR PEMBATAS JIKA DIGUNAKAN UNTUK SUATU KEPERLUAN TERTENTU. SEBENARNYA FAKTOR PEMBATAS TERSEBUT DAPAT DIATASI DENGAN MASUKAN, ATAU BIAYA YANG HARUS DIBELANJAKAN. TANPA MASUKAN YANG BERARTI BUDIDAYA PERTANIAN DI LAHAN MARGINAL TIDAK AKAN MEMBERIKAN KEUNTUNGAN

SUHARTA (2010) TANAH MARGINAL ADALAH TANAH SUB-OPTIMUM YANG POTENSIAL UNTUK PERTANIAN BAIK UNTUK TANAMAN KEBUN, HUTAN, ATAUPUN PANGAN. SECARA ALAMI KESUBURANAN TANAH MARGINAL INI TERGOLONG RENDAH YANG DITUNJUKKAN OLEH : TINGKAT KEASAMAN YANG TINGGI, KETERSEDIAAN HARA YANG RENDAH, KEJENUHAN, DAN BASA-BASA DAPAT DIPERTUKARKAN RENDAH

Lahan marginal dijumpai baik pada lahan basah maupun lahan kering. Lahan basah berupa lahan gambut, dan lahan sulfat masam lahan kering lahan pasir dan lahan liat putih

Kriteria Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit (Tanah mineral) NO KARAKTERISTIK LAHAN TANAH MINERAL INTENSITAS FAKTOR PEMBATAS SIMBOL Tanpa (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat(3) 1 Curah hujan, mm h 1750-3000 1750-1500 >3000 1500-1250 <1250 2 Bulan kering, bl k <1 1-2 2-3 >3 3 Ketinggian,m dpl l 0-200 200-300 300-400 >400 4 Bentuk wilayah, % w Datar-berombak, <8 Berombakbergelombang 8-15 Bergelombang -berbukit 15-30 Berbukitbergunung >30 5 Batuan di permukaan& dlm tnh, % vol ume b <3 3-15 15-40 >40 6 Kedalaman efektif, cm s >100 100-75 75-50 <50 7 Tekstur tanah t Lempung berdebu, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat Liat, liat berpasir, lempung berpasir, lempung Pasir berlempung, debu Liat berat, pasir 8 Kelas drainase d Baik, sedang Agak terhambat, agak cepat 9 Kemasaman tanah, ph a 5,0-6,0 4,0-5,0 6,0-6,5 Cepat, terhambar 3,5-4,0 6,5-7,0 Sangat cepat, sangat terhambat, tergenang <3,5 >7,0

Kriteria Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit (Tanah Gambut) N O KARAKTERISTIK LAHAN GAMBUT INTENSITAS FAKTOR PEMBATAS SIMBOL Tanpa (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat(3) 1 Curah hujan, mm h 1750-3000 1750-1500 >3000 1500-1250 <1250 2 Bulan kering, bl k <1 1-2 2-3 >3 3 Ketinggian,m dpl l 0-200 200-300 300-400 >400 4 Kandungan bahan kasar, %vol b <3 3-15 15-40 >40 5 Ketebalan gambut,cm s 0-60 60-150 150-300 >300 6 Tingkat pelapukan gambut t saprik Hemosaprik, saprohemik Hemik, fibrohemik, hemofibroh emik, terhambat fibrik 7 Kelas drainase d Baik, sedang Agak terhambat, agak cepat Cepat, terhambar Sangat cepat, sangat terhambat, tergenang 8 Kemasaman tanah, ph a 5,0-6,0 4,0-5,0 3,5-4,0 <3,5

TANAH MARGINAL UMUM DI KALIMANTAN TENGAH *Tanah pasir *Tanah Liat Putih (Padat) *Tanah Gambut *Tanah Sulfat Masam 8

Tanah Pasir Ciri khas tanah pasir : *ukuran butir fraksi tanah besar (>2 mm *butirannya tidak kompak atau tercerai-berai. *Dayanya menyimpan air rendah *Kesuburan tanah rendah 9

Kendala tanah pasir : 1.Rendahnya unsur hara tersedia pada lahan pasir 2.Rendahnya koloidal tanah 3. Tingginya pencucian unsur hara 4. Tingkat erodibilitas yang tinggi, kemampuan menyimpan air rendah) 5. Defisit ait (Evapotranspirasi tinggi, 6. Kandungan bahan organik rendah 7.Zona perakaran dibatasi oleh lapisan hardpan (spodik) 10

Koloidal tanah yang rendah Pasir, yang memiliki ukuran kasar, memiliki koloidal yang sangat rendah, sehingga kemampuan untuk mempertukarkan kation/anion yang sangatlah rendah pula. Dengan kondisi seperti ini, pencucian unsur hara akan sangat tinggi. Pupuk yang diberikan, sebagian besar akan hilang tercuci atau menguap sebelum diserap akar tanaman. 11

Solusi mengatasi tanah pasir: *Pemberian bahan organik (jangkos/pelepah) *Pemberian arang limbah pabrik (yang diperkaya) *Penggunaan pupuk majemuk slow/controlled release *Penambahan tanah mineral *Penempatan pupuk *Waktu pemupukan 12

Bahan organik : Janjang/pelepah (kompos) gambut Bahan organik juga berperan sebagai penyerap air, sehingga daya simpan air dari tanah pasir itu bisa meningkat. 13

Permasalahan defisit air pada tanah pasir: -pembuatan bak penampung berisi janjang kemudian ditutup tanah -Pemanfaatan arang limbah pabrik 14

Tanah Gambut Tanah gambut secara umum dalam ilmu tanah disebut tanah organosol atau histosol yaitu tanah yang memiliki lapisan bahan organik 15

Kabupaten/Kota Luas (Ha) dan Kematangan Gambut Grand Total % Organosol Hemik Organosol Fibrik Organosol Hemik Organosol Saprik Barito Selatan - - 161,279.2 69,091.5 230,370.7 9.7 Barito Timur - - 21,280.0 10,153.7 31,433.7 1.3 Barito Utara - - 5,923.3-5,923.3 0.3 Gunung Mas - - 2,825.4-2,825.4 0.1 Kapuas - - 377,434.9 43,688.9 421,123.8 17.8 Katingan - - 422,122.5-422,122.5 17.9 Kota Palangkaraya - - - 132,315.2 132,315.2 5.6 Kotawaringin Barat - - 23,250.5 20,110.2 43,360.8 1.8 Kotawaringin Timur - 18,251.9 120,453.0-138,704.8 5.9 - - - 0.0 Lamandau 95.5 95.5 Pulang Pisau - - - 589,298.4 589,298.4 24.9 Seruyan - - 291,040.7-291,040.7 12.3 Sukamara 50,816.1 - - 5,267.3 56,083.4 2.4 Grand Total 50,816.1 18,251.9 1,425,704.9 869,925.2 2,364,698.1 100.0 % 2.1 0.8 60.3 36.8 100.0

Call 08125875659 17

Kendala tanah gambut: drainase jelek kesuburan tanah rendah (kemasaman tinggi, KTK tinggi, KB rendah) tingkat kesuburan rendah kerapatan lindak (kerapatan isi) rendah porositas tinggi pencucian hara tinggi

Pengelolaan tanah gambut Pengelolaan air/drainase terkendali Pemupukan pupuk slow/controlled release Pemberian pembenah tanah (pemberian tanah mineral laterit dsb) efisiensi pemupukan Penempatan pupuk Waktu pemupukan

PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT Pengelolaan gambut untuk untuk pertanian tidak mudah karena mengandung persoalan yang rumit terkait karakteristik gambut baik fisik, kimia, biologi, dan hidrologi, serta aspek lingkungan (gambut pasang surut dan gambut pedalaman). Terkait dengan kondisi lingkungannya, maka pengelolaan air merupakan faktor kunci utama dalam pengelolaan gambut

Pengeringan yang berlebihan mengakibatkan terjadinya kekeringan yang tidak dapat balik, rentan terhadap kebakaran, subsiden dan emisi GRK Pembasahan yang berlebihan mengakibatkan terbentuknya asam-asam organik yang bersifat racun bagi tanaman

TATA AIR GAMBUT KEDALAMAN AIR TANAH GAMBUT TERGANTUNG KONDISI LINGKUNGAN KEDALAMAN AIR TANAH <40 CM MEMPUNYAI KORELASI POSITIF DENGAN TIDAK ADANYA KEJADIAN KEBAKARAN LAHAN GAMBUT Takahashi, Usop dan Limin, 2007 KEBAKARAN GAMBUT BUKAN KESALAHAN GAMBUT

Solusi mengatasi tanah gambut: *Pemberian bahan organik (jangkos/pelepah) *Pemberian arang limbah pabrik (yang diperkaya) *Penggunaan pupuk majemuk slow/controlled release *Penambahan tanah mineral *Penempatan pupuk *Waktu pemupukan 23

Tanah Liat Putih (padat) Tanah ini sangat padat dengan drainase yang sangat jelek (aerasi terhambat) Hara tersedia rendah

Pengelolaan tanah liat putih (padat) Pengelolaan air/drainase / pembuatan rorak Pemberian bahan organik Pemberian arang limbah pabrik (yg diperkaya) Pemberian air gambut Pemberian kapur Pemupukan

LAHAN SULFAT MASAM LAHAN YANG MEMILIKI HORIZON SULFIDIK ATAU SULFURIK PADA KEDALAMAN 120CM DARI PERMUKAAN TANAH MINERAL. PADA UMUMNYA LAHAN SULFAT MASAM TERBENTUK PADA LAHAN PASANG SURUT YANG MEMILIKI ENDAPAN MARIN.

WIDJAJA ADHI (1986) LAHAN SULFAT MASAM : LAHAN SULFAT MASAM DAN LAHAN POTENSIAL. LAHAN SULFAT MASAM AKTUAL ADALAH DENGAN LAPISAN SULFIDIK (PIRIT FeS 2 ) < 50 CM SULFAT MASAM POTENSIAL MERUPAKAN LAHAN SULFAT MASAM YANG MEMILIKI KEDALAMAN LAPISAN SULFIDIK (PIRIT FeS 2 > 50 CM.

2 FeS 2 + 7 O 2 + 2 H 2 O 2 Fe 2+ + 4 H 2 SO 4 Menurunkan ph, salinitas tinggi dan logam beracun alumuniun (Al), mangan (Mn). Kadar Al, Fe, Mn dan SO 4 sangat tinggi dan terjadi kekahatan unsur P. Asam sulfur (SO 4 ) + komponen logam besi (Fe) Menghambat kehidupan tanaman dan organisme outotroph bacteria (Thiobacillus ferroxidants), Thiobacillus oxidizes Fe 2+ to Fe 3+ Unsur Besi Fero (Fe2+) akan mengikat oksigen menjadi unsur besi Feri (Fe3+) yang merupakan endapan pada dasar air atau tanah dengan warna kuning sampai kuning kecoklatan (yellow boy). Kondisi air dan tanah yang asam tersebut akan sangat besar kemungkinannya untuk melarutkan beberapa mineral logam berat (Cu, Zn, Pb, Cd) yang mana logam berat tersebut sangat beracun bagi manusia, biota dan tumbuhan lainnya. Acid Sulphate Soil

Mengenal adanya pirit dalam tanah Pirit di dalam tanah dapat ditandai dengan: 1) Adanya rumput purun atau rumput bulu babi, menunjukkan ada pirit di dalam tanah yang telah mengalami kekeringan dan menimbulkan zat besi dan asam belerang. 2) Bongkah tanah berbecak kuning jerami ditanggul saluran atau jalan, menunjuk kan adanya pirit yang berubah warna menjadi kuning setelah terkena udara. 3) Adanya sisa-sisa kulit atau ranting kayu yang hitam seperti arang dalam tanah. Biasanya di sekitamya ada becak kuning jerami. 4) Tanah berbau busuk (seperti telur yang busuk), maka zat asam belerangnya banyak. Air di tanah tersebut harus dibuang dengan membuat saluran cacing dan diganti dengan air baru dari air hujan atau saluran.

Pyrite Oxidation...

Jerosite...

Kendala tanah sulfat masam: ph rendah atau kemasaman tinggi tingkat kesuburan rendah (kahat P) Kandungan Al dan Fe tinggi

Pengelolaan tanah Sulfat masam Pengelolaan air/drainase / pembuatan rorak Pemberian bahan organik Pencucian Pemberian arang limbah pabrik (yg diperkaya) Pemberian air gambut Pemberian kapur Pemupukan slow release terutama pupuk P

Pemanfaatan Pupuk Hayati Pupuk hayati memanfaatkan agen hayati atau mikroba untuk meningkatkan hara tanah Pupuk hayati bersifat alami dan ramah lingkungan

Pemanfaatan mikroba penambat Nitrogen, terutama mikroba yang hidup bebas seperti Azobacter sp. dll Pemanfaatan Mikoriza dan mikroba pelarut fospat lainnya Pemanfaatan mikroba perombak bahan organik, spt: Trichoderma sp, Pengembangan mikroba yang dapat memproduksi hormon pertumbuhan tanaman secara alami sehingga dapat meningkatkan daya serap unsur hara

*

Contoh kasus: Kenapa muka air perlu diatur